Pertemuan Tim

... Naga tiba lebih awal untuk memenuhi permintaan Ringgo yang ingin bertemu di dekat air terjun Mata Pito, lalu berendam di kolam air panas yang tidak jauh dari air terjun sambil menunggu kedatangan yang lain. Ringgo pergi menuju air terjun Mata Pito ditemani oleh Maya dan Tora. Sedangkan Nara dan Nana mengambil beberapa barang terlebih dahulu dari kantor Nara sebelum pergi menuju air terjun Mata Pito....

“Tampaknya aku baru pertama kali lihat kamu?” tanya Nara ramah melihat resepsionis yang sedang bertugas.

“Perkenalkan nama saya Jessi, saya mahasiswa yang sedang magang mba Nara.” jawab Jessi sambil tersenyum ramah.

“Hoo begitu, saya ada perlu dari jam 10 sampai jam 1 siang nanti. Kalau ada yang mencari saya tolong kasih tahu, saya baru bisa bertemu jam 1 siang nanti ya!” pinta Nara sambil tersenyum ramah.

“Baik mba Nara, hati - hati di jalan.” jawab Jessi ramah.

... Nara dan Nana pergi menuju air terjun Wai Meran melalui jalur yang berbeda dengan Ringgo, sehingga mereka bisa menikmati keindahan alam yang berada di sekitar air terjun Wai Meran seperti aliran sungai yang berasal dari air terjun serta beberapa kolam mata air panas. Mereka berjalan tanpa menyadari sosok Naga yang sedang berendam, namun roh penjaga Nana merasakan hal yang sebaliknya begitupun dengan Naga....

“Apa kalian juga akan bertemu dengan kakek Ringgo?” tanya Naga sambil melihat ke arah Nana dan Nara yang membuat mereka berdua terkejut.

“Mas Naga?” tanya Nana mengkonfirmasi.

“Iya mas Naga kakakku diminta bertemu dengan pak Ringgo di air terjun Wai Meran. Aku ikut karena aku ingin membantu kakakku dan pak Ringgo.” lanjut Nana.

“Begitu rupanya.” jawab Naga yang langsung berdiri dan tampak tubuh Naga yang penuh luka bekas pertarungan yang dia lalui termasuk kaki kirinya yang tidak ada.

... Tiba - tiba udara dibawah kaki kiri Naga membeku dan membentuk kaki kiri Naga yang telah putus dan membekukan sedikit area sekitar dibawahnya. Nara dan Nana terkejut melihat hal tersebut hingga tidak bisa berkata - kata, terlebih melihat tubuh Naga yang penuh luka. Naga langsung pergi meninggalkan Nara dan Nana untuk membersihkan dirinya dan segera berpakaian, sedangkan Nara dan Nana kembali melanjutkan perjalannya menuju air terjun Mata Pito....

“Selamat datang Nara.” sapa Ringgo sambil tersenyum ketika Nara masuk ke dalam sebuah kabin di dekat air terjun Mata Pito.

“Senang bertemu bapak kembali, pak Ringgo.” jawab Nara sambil tersenyum ramah.

“Ini adiku Nana, dia ingin ikut karena dia mungkin bisa membantu kita.” tambah Nara memperkenalkan Nana.

“Ya, saya sudah mendengarnya dari Tora.” jawab Ringgo setuju.

“Tinggal satu orang lagi, dia akan datang tepat di waktu yang sudah ditetapkan. Jadi silahkan duduk Nara, Nana.” lanjut Ringgo sambil mempersilahkan Nara dan Nana.

“Apa maksud pak Ringgo satu orang lagi itu mas Naga?” tanya Nana mengkonfirmasi.

“Ya, kamu kenal sama Naga?” tanya Ringgo penasaran.

“Iya pak, sewaktu aku sedang pengabdian masyarakat di desa Sukamanah. Tadi aku lihat kak Naga sedang berendam di kolam air panas mungkin sekarang dia sedang menuju kesini pak.” jawab Nana ramah.

“Hoo begitu, jadi kamu juga melihat luka pertempuran milik Naga dan melihat kutukan kedinginan neraka abadi yang dimiliki Naga.” kata Ringgo santai.

“Kutukan kedinginan neraka abadi?” tanya Nana kebingungan.

“Kaki kiri milik Naga.” jawab Ringgo tersenyum melihat Nana yang kebingungan.

“Kamu gak apa - apa Maya?” tanya Tora cemas ketika Maya tiba - tiba tertunduk menahan rasa sakit hingga dia kesulitan bergerak.

“Tidak perlu khawatir Tora, ini tandanya Naga sudah tiba.” kata Ringgo santai dan tidak lama kemudian Naga masuk ke dalam kabin.

“Kamu benar - benar datang dengan penuh persiapan ya Naga.” sapa Ringgo yang tersenyum melihat ke arah Naga.

“Aku tidak bisa menolak permintaanmu untuk datang kemari, tapi bukan berarti aku juga akan datang dengan damai terlebih kamu membawa seseorang yang memiliki kemampuan kutukan, 3 orang sipil dan 1 roh penjaga.” jawab Naga dingin sambil menatap Ringgo dengan tajam.

“Ya aku mengerti dan aku juga tidak bisa menyalahkanmu yang masih tidak bisa percaya kepada manusia, tapi bisakah kamu hentikan tekanan kutukan milikmu? Dia bisa mati jika terlalu lama merasakan tekanan kutukan milikmu dan aku jamin dia tidak akan berbuat sesuatu kepadamu!” pinta Ringgo sambil tersenyum yang membuat Naga berhenti mengeluarkan aura tekanan kutukan yang pekat.

“Ah .. Ah ... Ah.” kata Maya yang sudah kembali normal dan langsung duduk di kursinya semula, namun tangannya masih sedikit gemetar.

“Inilah kenapa aku melarangmu bertemu dengan Naga, kamu akan langsung dibunuh olehnya tanpa bisa berkata apapun.” kata Ringgo ramah sambil melihat ke arah Maya.

“Nana kamu juga sudah merasa lebih baik kan?” tanya Ringgo yang seketika membuat Nana terkejut.

“Apa yang terjadi dek?” tanya Nara cemas ketika mendengar hal tersebut karena dia tidak menyadarinya.

“Tadi aku merasa ada sesuatu yang menekan pundaku kak, tapi aku baik - baik aja kok.” jawab Nana sambil tersenyum menatap Nara.

“Rupanya kamu belum menceritakan tentang roh penjaga milikmu kepada kakakmu sendiri ya.” kata Naga datar.

“Roh penjaga? Apa maksudnya Dek?” tanya Nara penasaran.

“Aku juga baru tahu tentang hal ini ketika mas Naga jelasin tentang roh penjaga miliku. Jadi sederhananya ada sosok roh penjaga yang bersemayam di tubuh aku kak dan dia akan keluar ketika ada sosok roh terkutuk yang membahayakan aku untuk melindungi aku kak.” jawab Nana lugas.

“Kamu ingin mengajakku bekerja sama dengan seseorang yang tidak percaya tentang hal semacam roh penjaga?” tanya Naga sambil melihat ke arah Ringgo.

“Bagaimana Nara?” tanya Ringgo yang langsung melihat ke arah Nara.

“Sejujurnya sampai sebelum aku berangkat kesini aku hanya percaya bahwa mahkluk astral itu ada, tapi makhluk astral yang hidup berdampingan dan beririsan dengan manusia aku tidak mempercayainya. Sampai akhirnya pembicaraan tadi membuat aku sadar sepertinya mahkluk astral yang berdampingan dengan manusia itu benar adanya.” jawab Nara mantap sambil melihat ke arah Naga.

“Apakah itu sudah cukup menjawab Naga?” tanya Ringgo yang tersenyum sambil melihat ke arah Naga.

“Berhenti basa basi dan langsung pada inti pembicaraan kita.” jawab Naga dingin yang menatap Ringgo dengan tajam.

“Tentu, kita disini berkumpul karena ancaman pembunuhan oleh mayat hidup kepada beberapa direktur Ocean Pharmatical. Maya dan Tora telah melakukan penyelidikan tentang hal ini, silahkan Tora sampaikan hasil pembicaraanmu dengan Hiro!” pinta Ringgo ramah.

“Baik pak, Hiro adalah seorang pelaku dari insiden Ocean Blue yang mana insiden tersebut menewaskan orang yang dia kirim untuk project tersebut berserta para peneliti yang berasal dari Ocean Pharmatical. Namun karena para peneliti dari Ocean Pharmatical telah tewas sehingga tidak bisa dibuktikan keterlibatan Ocean Pharmatical dalam kasus tersebut, sehingga Hiro harus menanggung hukumannya sendirian dan kasus tersebut ditutup dengan hukuman perdagangan manusia dan penyelundupan. Menariknya Hiro mengirimkan 10 orang dari masing - masing kelompok untuk project tersebut dan total ada 10 kelompok yang dikirimkan.” jelas Tora sambil melihat kepada semuanya secara bergantian.

“Menarik, dia mempersiapkan pasukan untuk membalaskan dendamnya. Dia benar - benar bersiap untuk berperang.” komen Naga dingin.

“Ya kurang lebih seperti itu, selain itu Hiro juga bercerita bahwa sebelum project ini diketahui telah membunuh semua orang yang terlibat sekitar 1 bulan setelah pengiriman kelompok terakhir ada seorang pria paruh baya menghampirinya. Dia mencari putrinya yang bekerja di sekitar lingkungan Hiro dan menunjukan bukti transfer pemberian uang oleh putrinya yang berada di sekitar area tersebut. Hiro yang berpikir bahwa putri dari pria tersebut mungkin merupakan seseorang yang dia kirim untuk project Ocean Blue meminta pria tersebut untuk menghubungi Julian Hiro tidak tahu siapa putrinya dan siapa pria paruh baya tersebut, tapi Hiro ingat bahwa pria tersebut datang dengan pakaian seperti orang beragama yang hendak beribadah.” lanjut Tora sambil melihat kepada semuanya secara bergantian.

“Bagaimana Naga apakah kamu mau menerima tawaranku untuk bekerja sama dalam kasus ini?” tanya Ringgo sambil melihat ke arah Naga yang mulai marah setelah mendengar detail penyelidikan yang dilakukan oleh Tora.

“Kamu tahu aku tidak bekerja sama secara gratis.” jawab Naga sambil menahan amarahnya.

“Tentu, aku akan mengijinkanmu memberikan hukuman kepada dalang dibalik semua ini.” jawab Ringgo sambil tersenyum melihat ke arah Naga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!