... Naga berlari menerjang 5 pengawal nyonya Adinda yang berada di halaman depan vila sambil memukul mereka masing - masing dengan satu pukulan. Pukulan Naga tidak memberikan dampak yang serius sehingga para pengawal langsung bersiap untuk menyerang Naga balik. Namun tiba - tiba muncul seorang pengawal dari dalam vila sambil mengarahkan pistol tepat ke arah kepala Naga....
“Jangan bergerak!” perintah sang pengawal dengan pistol yang siap menembak.
“Apakah kamu akan menembaku jika aku bergerak?” tanya Naga dingin sambil melihat ke arah sang pengawal yang menodongkan pistol dengan tatapan tajam.
“Tentu, apakah kamu ingin mencobanya?” tanya si pengawal balik penuh percaya diri.
“mmmmmmmmmmm aku bergerak.” kata Naga sambil merentangkan tangan kanannya perlahan hingga sejajar dengan bahunya.
“mmmmmmmmmmm aku bergerak lagi.” lanjut Naga sambil merentangkan tangan kirinya perlahan hingga sejajar dengan bahunya.
“Kamu benar - benar ingin mati rupanya.” kata si pengawal yang langsung menembak Naga tepat di kepalanya.
“Duar!” suara tembakan yang terdengar hingga nyonya Adinda bersama Arkan dari dalam vila dan membuat mereka tenang karena berpikir penyusup yang datang telah berhasil dibunuh oleh salah satu pengawal mereka.
... Beberapa saat kemudian salah satu dari 5 pengawal yang Naga pukul dengan palu sebelumnya tiba - tiba tewas dengan luka tembakan di kepalanya. Naga langsung berdiri tegak dan menatap si pengawal yang memegang pistol dengan tatapan tajam lalu berjalan menghampirinya....
“Bagaimana mungkin?” kata si pengawal yang memegang pistol tidak percaya lalu kembali menembak ke arah jantung milik Naga.
“Duar!” suara tembakan kembali yang terdengar oleh nyonya Adinda bersama Arkan namun kali ini suara tersebut membuat mereka panik karena berpikir mungkin si penyusup yang mengincar mereka belum berhasil dibunuh.
...? Beberapa saat kemudian salah satu dari 4 pengawal yang tersisa akibat pukulan palu Naga tiba - tiba tewas dengan luka tembak di dadanya. Naga berlari dengan cepat mengarahkan pasak di tangan kirinya ke pelipis kiri si pengawal yang memegang pistol. Kemudian Naga memukul pasak tersebut dengan palu yang ada ditangan kanannya hingga menusuk kepala si pengawal dan membuatnya tewas di tempat....
“Ada apa dengan ekspresi kalian?” tanya Naga kepada pengawal yang tersisa dengan tatapan tajam penuh nafsu membunuh ketika melihat para pengawal ketakutan.
“Aku tidak ada urusan dengan kalian, jika kalian ingin pergi, pergilah!” lanjut Naga dingin dengan cipratan darah si pengawal yang memegang pistol di wajahnya.
“Tapi ada yang harus kalian ketahui sebelumnya, jika tubuhku ini terkena serangan atau terluka karena hal apapun selama 24 jam kedepan maka salah satu dari kalian yang akan menerimanya hingga kalian bertiga mati.” tambah Naga dingin yang membuat pengawal tersisa semakin ketakutan.
... Tidak ada satupun pengawal yang tersisa mencoba menyerang Naga ataupun kabur dari tempat tersebut karena mereka semua takut mati. Mengetahui hal tersebut Naga langsung berjalan masuk ke dalam vila dengan santai dimana nyonya Adinda dan Arkan sedang bersembunyi di kamar tamu berharap Naga akan mencari mereka di kamar utama dan memanfaatkan hal tersebut untuk melarikan diri....
“Aku tidak akan mengulang perkataanku, jika anda ingin tetap hidup keluarlah sekarang! Jika tidak aku akan membakar anda hidup - hidup di dalam vila ini!” pinta Naga dingin dengan tatapan penuh nafsu membunuh di ruang utama vila.
“Aku mohon jangan sakiti putraku!” pinta Adinda sambil memohon di depan Naga sambil membungkuk melindungi Arkan.
“Mas Naga!” kata Arkan terkejut ketakutan melihat sosok Naga dihadapannya.
“Sungguh ironi, kamu memintaku untuk tidak melukai putramu sedangkan kamu melukai banyak keluarga diluar sana karena ketamakanmu.” jawab Naga sambil menatap Adinda dengan penuh nafsu membunuh.
“Aku tidak ada urusan dengan putramu, lagipula dia sudah menerima kutukan mimpi buruk jiwa manusia akibat ulahnya. Apa kamu mau yang lebih buruk dari itu Arkan?” lanjut Naga sambil melihat ke arah Arkan dengan tatapan tajam.
“Tidak mas Naga.” jawab Arkan gemetar ketakutan.
“Kalau begitu menyingkirlah dari sana!” pinta Naga dingin.
“Jiwa iblis - kutukan wabah.” kata Naga yang berjalan mendekati Adinda sambil menempelkan tangan kananya kepada sosok di samping kiri kepalanya dan membuat kedua tangannya dibungkus oleh zirah penuh energi kutukan.
“Bagiku kematian adalah hukuman teringan yang bisa kamu dapatkan. Kamu harus menderita di sisa hidupmu hingga ajal datang menjemputmu.” kata Naga sambil memegang tangan kanan Adinda.
“Aaarrrggghhh!” teriak Adinda kesakitan yang membuat Naga melepaskan pegangannya.
Lengan bawah tangan kanan Adinda tiba - tiba menghitam seperti hangus terbakar dengan kulit melepuh dan bernanah. Arkan hanya terdiam ketakutan melihat ibunya menjerit kesakitan dan tidak berani melakukan apapun.
“Kamu masih bisa menggunakan tangan kananmu hanya saja setiap kamu menggerakan tangan kananmu, tersentuh ataupun menyentuh kamu akan merasakan rasa sakit yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jika kamu ataupun keluargamu membelanjakan uang milikmu untuk keperluan selain makanan maka kamu juga akan merasakan rasa sakit yang teramat sangat hingga kamu ingin mati pada saat itu juga untuk menghilangkan rasa sakitnya. Namun ketika kamu mencoba untuk bunuh diri, tangan itu akan menggagalkan usahamu dan memberikan rasa sakit yang sama seperti sebelumnya.” jelas Naga sambil menatap Adinda dengan dingin lalu menatap Arkan yang sedang ketakutan sambil menangis.
“Tolong, tolong maafkan aku. Ini sakit sekali!” jawab Adinda memelas sambil menangis menahan rasa sakit.
“Permintaan maafmu tidak ada gunanya sekalipun kamu ucapkan saat putusan sidang. Jika kamu tidak mau menerima hukuman dari putusan pengadilan maka aku akan melanjutkan balas dendam si pelaku kepadamu. Kamu akan dan harus menerima hal itu, jadi saranku nikmatilah penderitaan dari hasil ketamakanmu.” jawab Naga yang langsung berjalan pergi.
“Tunggu! Tunggu!” kata Adinda sambil menggunakan tangan kanannya untuk berdiri.
“Aaarrrggghhh!” teriak kesakitan Adinda yang membuat dia langsung rebahan sambil menangis dan terus menjerit kesakitan.
“Aku tidak menyarankanmu untuk menguji cobanya, tapi tampaknya kamu memang ingin mengetahui sebesar apa rasa sakit yang akan kamu alami ya.” kata Naga dingin sambil menoleh ke arah Adinda yang menangis kesakitan lalu kembali berjalan keluar.
... Setelah memberikan kutukan wabah kepada Adinda, Naga langsung pulang dan berkemas untuk kepergiannya ke Korea Selatan esok harinya. Dari alamat yang diberikan Fitri Naila, tidak sulit untuk Naga menemukan keberadaan Adler di Korea Selatan....
“Apakah anda menikmati liburannya, nona Adler?” tanya Naga dingin dengan tatapan penuh nafsu membunuh yang membuat Adler terkejut dan langsung melihat ke arah Naga sambil gemetar ketakutan.
“Siapa kamu? Apa mau kamu?” tanya Adler ketakutan.
“Aku? Aku hanyalah manusia terkutuk dan kamu? Kamu harus menerima hukumanmu!” jawab Naga dingin sambil menatap Adler dengan penuh nafsu membunuh.
“Hukuman? Hukuman apa yang kamu bicarakan?” tanya Adler ketakutan yang berpura - pura tidak tahu.
“Kamu tahu hukuman apa yang harus kamu terima Adler.” jawab Naga sambil menodongkan pistol ke arah dada Adler yang membuat Adler semakin ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments