Balas Dendam

“Apa maksudnya Na dengan balas dendam?” tanya Tora kebingungan.

“Mayat hidup itu dibangkitkan sama seseorang untuk membalaskan dendamnya kak.” jawab Nana lugas.

“Gak mungkin lah Na ada orang yang bisa bangkitin orang yang udah mati, apalagi untuk balas dendam.” sanggah Nara lemah lembut.

“Tapi faktanya begitu kak karena hukum kita gak bisa menghukum orang yang udah mati makanya pelaku memanfaatkan hal itu.” jawab Nana bersikukuh.

“Tunggu, maksud kamu ada pelaku yang membangkitkan sesosok mayat untuk membalaskan dendamnya? Apakah ini teori kamu atau kamu denger dari seseorang Na?” tanya Tora penasaran.

“Aku denger dari seseorang kak. Waktu aku pengabdian masyarakat di desa Sukamanah ada seorang penduduk yang mengerti tentang kutukan dia yang menjelaskan tentang semua ini dan menyelamatkan aku bersama teman - temanku ketika 2 sosok mayat hidup menyerang kami.” jawab Nana dengan suara semakin perlahan karena baru pertama kalinya menceritakan hal ini di depan Nara.

“Apa? Kamu diserang sama sosok mayat hidup itu? Kamu gak kenapa - kenapa? Kenapa baru bilang sekarang?” tanya Nara cemas sambil memeriksa keadaan adiknya.

“Maaf kak, karena aku baik - baik aja dan gak pingin buat kakak cemas makanya aku gak cerita tentang hal ini.” jawab Nana merasa bersalah.

“Kamu tahu siapa nama orang itu Na?” tanya Tora penasaran.

“Tau kak, namanya mas Naga penduduk desa Sukamanah pada tahu semua kok kak.” jawab Nana mantap.

“Sepertinya aku perlu menemuinya, mungkin dia bisa memberikan informasi yang lebih detail terkait hal ini. Makasih ya Nara, Nana.” kata Tora sambil melihat mereka berdua secara gantian.

“Hoo iya, aku minum ya.” kata Tora sambil tersenyum lalu meneguk minuman yang dibawakan oleh Nana.

“Silahkan kak.” jawab Nana ramah.

“Hoo iya, aku permisi dulu ya.” pamit Tora yang mengambil beberapa camilan lalu pergi untuk menuju kediaman Naga.

“Hati - hati Tora.” jawab Nara.

“Hati - hati kak.” tambah Nana.

... Tora langsung pergi dengan mobilnya menuju desa Sukamanah. Setibanya di desa Sukamanh Tora langsung ditunjukan kediaman Naga oleh penduduk setempat ketika dia bertanya dan langsung menancap gas pergi ke kediaman Naga....

“Permisi mas Naga.” sapa Tora yang melihat Naga baru pulang.

“Saya Tora dari kejaksaan.” kata Tora memperkenalkan diri sambil menunjukan kartu identitas yang dia pakai.

“Ada perlu apa anda kemari?” tanya Naga dingin.

“Saya ingin bertanya tentang kutukam mayat hidup, berdasarkan informasi yang saya dapat mas Naga memahami tentang hal ini.” jawab Tora ramah.

“Kamu dari kejaksaan kan?” tanya Naga mengkonfirmasi.

“Betul mas.” jawab Tora ramah.

“Seharusnya kamu tidak perlu jauh - jauh datang kemari untuk bertanya hal itu, kamu bisa bertanya kepada kakek Ringgo di sana.” jawab Naga datar.

“Kakek Ringgo? Maksudnya pak Ringgo sang ‘palu besi’ mas Naga?” tanya Tora mengkonfirmasi.

“Ya.” jawab Naga singkat.

“Sepertinya pak Ringgo sedang sibuk dengan kasus lain, jadi saya yang bertugas untuk kasus ini mas.” jelas Tora ramah.

“Tidak, kasus seperti ini akan selalu jadi prioritas kakek Ringgo apapun yang terjadi entah itu mengambil alih dari kamu atau mengajakmu bergabung bersama timnya. Saranku jika kamu memang mau menyelesaikan kasus ini, segeralah bertemu dengan dia dan minta agar kamu masuk ke dalam timnya. Dia akan menjelaskan semua hal yang perlu kamu tahu tentang kasus ini, termasuk rencana untuk menyelesaikannya.” jawab Naga dingin.

“Baik mas Naga, terima kasih atas waktunya.” kata Tora ramah yang tidak dipedulikan oleh Naga hingga Naga masuk ke dalam rumahnya.

“Saya pamit mas Naga.” tambah Tora yang melihat Naga sudah masuk ke dalam rumahnya lalu dia kembali menuju mobilnya untuk segera pulang.

... Selama akhir pekan Tora terus memikirkan saran dari Naga sekaligus ragu akan saran tersebut, namun Tora tetap menyiapkan seluruh berkas tentang kasus pembunuhan oleh mayat hidup ini untuk bertemu dengan pak Ringgo di hari seninnya. Ketika sudah tiba di kantor, Tora langsung membawa berkas yang telah disiapkan menuju ruang kerja pak Ringgo....

“Tok ... tok ... tok.” suara ketukan pintu.

“Silahkan masuk.” jawab pak Ringgo.

“Permisi pak, saya Tora saya ingin bergabung dengan tim penyelidikan bapak terkait kasus pembunuhan oleh mayat hidup.” kata Tora penuh hormat.

“Bukankah kasus itu sedang kamu tangani?” tanya Ringgo mengkonfirmasi.

“Saya mendapat informasi bahwa kasus ini cepat atau lambat akan bapak yang tangani.” jawab Tora penuh hormat.

“Siapa yang memberitahumu?” tanya Ringgo penasaran.

“Seorang pria bernama Naga.” jawab Tora sedikit ragu.

“Wah ternyata kamu sampai bertemu dengan Naga ya, bagaimana keadaannya?” tanya Ringgo sambil tersenyum tipis.

“Tampaknya dia sehat pak.” jawab Tora yang membuat Ringgo tersenyum.

“Hoo begitu, aku akan mengurus permintaanmu dan mungkin mulai hari ini kamu bisa bergabung bersama timku untuk menyelesaikan kasus ini.” kakta Ringgo mengijinkan sambil tersenyum melihat ke arah Tora.

“Terima kasih atas kesempatannya pak.” jawab Tora sambil tersenyum senang.

“Pak Ringgo, Pak Ringgo.” panggil Maya sambil berlari panik.

“Ada apa Maya?” tanya Ringgo tenang.

“Ini pak.” jawab Maya sambil memberikan handphonennya yang sudah siap memutar video rekaman dan langsung mengklik play saat pak Ringgo sudah siap melihatnya.

“Saya adalah orang yang bertanggung jawab atas kasus pembunuhan oleh mayat hidup dan saya akan melakukannya lagi sampai 3 orang ini mati. 2 hari dari sekarang direktur Rio dari Ocean Pharmatical akan saya bunuh, lalu 2 hari kemudian direktur Sudirman dari perusahaan yang sama akan saya bunuh, dan terakhir 2 hari kemudian direktur Adnan sekaligus pemilik Ocean Pharmatical akan saya bunuh. Tentu hal ini bisa tidak saya lakukan asalkan direktur Yanto meminta maaf secara terbuka di siaran langsung dan mengungkapkan seluruh kebusukan Ocean Pharmatical di hadapan publik.” kata sesosok mayat hidup yang tidak lama kemudian terduduk dan lapuk selayaknya tanah kering yang terkikis.

“Dendam pelaku tampaknya sangat besar terhadap Ocean Pharmatical sampai dia tidak peduli berapa banyak nyawa yang terancam agar tujuannya tercapai. Maya segera cari properti atas nama Ocean Pharmatical baik yang masih aktif ataupun yang sudah terbengkalai. Tora temui Hiro di penjara Duri Timur dan tanyakan tentang kasus Ocean Blue.” pinta Ringgo tegas.

“Kasus Ocean Blue? Bukankah kasus itu sudah selesai dan pelakunya sudah ditangkap pak?” tanya Tora mengkonfirmasi.

“Ya kasus itu telah ditutup dengan tuntutan pelaku melakukan pengiriman orang secara ilegal dan tidak manusiawi, tapi dibalik itu semua pelaku mengirimkan orang ke sebuah pulau untuk dijadikan kelinci percobaan oleh Ocean Pharmatical. Tampaknya keluarga atau kerabat dari salah satu korban adalah pelaku dari penggunaan kutukan mayat hidup ini.” jawab Ringgo yang membuat Tora terkejut.

“Terkadang sebuah citra positif dibangun dengan cara menutupi citra negatif sekalipun dengan cara membunuh. Kita fokuskan dulu untuk menghentikan pelaku kutukan mayat hidup ini, baru kita tindak lanjuti kebusukan Ocean Pharmatical.” tambah Ringgo menyadarkan Tora dari keterkejutannya.

“Baik pak.” jawab Tora dan Maya kompak.

“Naga mari bertemu di air terjun Mata Pito! Bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang sama lebih baik daripada kamu bekerja sendirian dan mencegah hal terburuk terjadi lebih baik daripada rasa penyesalan akibat rasa kehilangan.” kata Ringgo yang sedang menelpon Naga ketika Maya dan Tora sudah pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!