Masa Lalu

... Setibanya Naga di salah satu gedung terbengkalai bekas penelitian Ocean Pharmatical, Naga langsung merasakan energi kutukan yang begitu banyak dan tiba - tiba muncul 10 mayat hidup di hadapan Naga yang menatap Naga dengan tajam. Naga menyadarai meskipun energi dalam gedung tersebut terasa banyak, namun tidak ada sumber energi kutukan itu sendiri yang artinya sang pelaku berada di gedung satunya. Meskipun demikian sang pelaku bisa mengetahui apa yang terjadi di gedung tersebut melalui mata para mayat hidup yang dia kontrol....

“Tampaknya kamu mempersiapkan semua ini dengan cermat hingga menyiapkan banyak mayat hidup dengan energi kutukan untuk mengelabui sosok sepertiku yang berusaha menghentikanmu.” kata Naga sambil melihat ke arah mayat hidup.

“Aku mengakui kemampuan strategimu terutama segel kutukan mayat hidup yang kau buat di tempat yang berbeda pada masing - masing mayat hidup, tapi perlu kamu tahu hal itu tidak berpengaruh untukku. Jiwa iblis - kutukan iblis pengikut!” lanjut Naga sambil menarik sebuah tongkat dari sosok wajah iblis di samping kiri kepalanya dengan hiasan tengkorak pada ujung tongkat tersebut.

... Dengan santainya Naga mengayunkan tongkat yang dia pegang dari arah kanan ke arah kiri. Tiba - tiba 10 mayat hidup yang berada di depannya langsung terbelah menjadi tiga bagian dan membuat sang pelaku terkejut mengetahui hal tersebut....

“Kamu memiliki energi kutukan yang cukup besar untuk mengkontrol mayat hidup dalam jumlah banyak, tapi kamu tidak bisa menyadari seranganku barusan? Itu benar - benar mengecewakan, akan aku tunjukan energi kutukanku agar ini menjadi lebih menyenakan.” kata sambil tersenyum dan tiba - tiba terlihat sosok 2 iblis yang berada di belakang Naga sambil memegang pedang besar di tangan mereka masing - masing.

“Iblis pengikut menggunakan pedang yang penuh dengan energi kutukan sehingga dapat menghancurkan kutukanmu dengan mudah. Mereka mengikuti semua gerakanku selama aku memegang tongkat ini. Jadi mari kita akhiri ini dengan cepat.” kata Naga yang langsung mengayunkan tongkatnya dan membuat 2 sosok iblis dibelakang mengikutinya.

... Hanya dalam hitungan detik Naga berhasil membunuh semua mayat hidup yang berada di gedung tersebut. Serangan Naga bukan hanya membunuh para mayat hidup, melainkan juga menyisakan bekas sayatan pedang pada bagian luar dan dalam gedung tersebut....

...

... Setelah berbicara dengan Adnan, Sudirman langsung kembali ke kantor dengan penuh penyesalan dan kekecawaan. Sudirman termenung sejenak memikirkan perbuatannya selama ini dan langsung menelepon Hilda....

“Selamat malam pak Sudirman, ada yang bisa saya bantu?” tanya Hilda ramah.

“Malam Hilda, maaf saya menganggu waktunya. Besok jam 10 pagi saya sudah membuat janji dengan mba Nara tolong kamu gantikan saya untuk bertemu mba Nara di kantornya. Berikan semua berkas tentang Ocean Blue kepada mba Nara dan pastikan jangan sampai hal ini diketahui oleh orang - orang dari Ocean Pharmatical!” pinta Sudirman ramah.

“Baik pak akan saya laksanakan.” jawab Hilda ramah.

“Terima kasih Hilda.” balas Sudirman.

“Sama - sama pak.” jawab Hilda ramah dan Sudirman langsung menutup teleponnya.

... Tidak lama setelah menutup teleponnya Sudirman langsung meminum racun yang telah dia siapkan untuk bunuh diri. Pagi harinya direktur Sudirman sudah ditemukan tewas bunuh diri dan membuat aktivitas di gedung Ocean Pharmatical terhenti sejenak akibat hal ini. Hilda yang melihat hal tersebut paham akan kondisi dan aba - aba yang dimaksud oleh pak Sudirman sebelumnya. Setelah melihat jenazah direktur Sudirman yang dibawa pergi ambulance Hilda langsung kembali ke mejanya untuk menyiapkan berkas Ocean Blue dan langsung pergi menuju tempat kerja Nara....

“Jika ingin mati, maka matilah dalam diam.” bisik kesal Adler melihat jenazah Sudirman yang dibawa pergi oleh ambulance.

... Naga sudah tiba di tempat Nara bekerja sesuai dengan alamat yang diberikan Ringgo ketika dia meminta Naga untuk mendengarkan informasi yang akan diberikan direktur Sudirman. Saat Naga sedang berjalan menuju ruang kerja Nara, Naga merasakan energi kutukan yang belum lama pergi. Namun ketika Naga hendak mencarinya tiba - tiba sosok perempuan yang baru saja keluar dari ruangan Nara berteriak dan berlari ke arahnya....

“Dasar pembunuh!” teriak Sasha yang langsung menampar Naga sambil menangis yang membuat Nara dan Nana yang melihatnya terkejut..

“Sha tenang Sha!” pinta Deril kakak dari Sasha yang langsung berlari memeluk berusaha menenangkan Sasha.

“Aku tidak akan menyangkalnya dan menyalahkan orang lain lebih mudah bukan? Namun kamu tidak bisa terus membohongi dirimu sendiri karena hati kecilmu tahu bahwa semua ini terjadi karena kesombonganmu yang membuatku berkomitmen kepadamu. Itu yang jadi alasan kamu kesini bukan?” kata Naga sambil menatap Sasha tajam yang membuat Sasha terduduk lemas sambil menangis.

“Tolong berhenti Naga!” pinta Deril sambil memeluk Sasha.

“Jika kamu ingin aku berhenti seharusnya kamu memastikan adikmu terlebih dahulu untuk berhenti. Lagipula aku tidak berniat untuk mengobrol dengan kalian sekalipun itu hanya sebuah sapaan, tapi adikmu yang memulai terlebih dahulu baik dulu ataupun sekarang.” jawab Naga sambil melihat ke arah Deril dengan tatapan tajam.

“Bisakah kamu berhenti Naga?” tanya Deril kesal sambil mencengkram kerah baju Naga.

... Naga tidak tinggal diam, dengan cepat Naga menangkis tangan Deril hingga terlepas dari kerah baju Naga. Naga langsung memegang leher Deril dan menghantamkan tubuh Deril di dinding sebelah kanan lalu Naga menghajar dinding tersebut tepat disamping kanan wajah Deril yang membuat dinding gedung tersebut mengalami keretakan yang cukup besar. Tidak lama setelah itu Naga melepaskan pegangannya kepada leher Deril dengan tatapan tajam penuh nafsu membunuh....

“Aku bisa saja membunuh kalian berdua, tapi kematian adalah hukuman paling ringan yang bisa kalian dapatkan. Merasakan penderitaan dari sebuah ucapan ‘jangan hubungi aku lagi’ yang membuatku berkomitmen lebih layak untuk kalian dapatkan. Jadi jagalah mulutmu dan nikmati buah hasil dari kesombonganmu!” kata Naga sambil menatap Sasha dan Deril silih bergantian dengan tatapan tajam.

... Naga langsung berjalan masuk ke dalam ruang kerja Nara diikuti oleh Nana yang baru saja tiba beserta Nara. Deril langsung membopong Sasha berjalan pulang yang masih menangis tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Di dalam ruang kerja Nara, Naga langsung duduk di kursi yang tersedia dan mengambil sebuah pena beserta secarik kertas yang ada di atas meja....

“Tolong tuliskan nomor rekeningmu dan kontakmu yang bisa kuhubungi! Aku sedang tidak membawa uang cash untuk mengganti kerusakan yang telah kubuat.” pinta Naga sambil memberikan sebuah pena dan secarik kertas kepada Nara yang baru duduk dihadapannya bersamaan dengan Nana.

“Tidak perlu Naga.” jawab Nara sambil tersenyum ramah.

“Bisakah kamu hanya menuliskan apa yang kuminta tanpa menjawab sedikitpun? Atau aku harus membunuh semua orang yang ada disini kecuali kalian berdua agar kamu mau menerima uang ganti rugi dariku?” tanya Naga dengan tatapan tajam yang membuat Nara langsung menuliskan apa yang diminta Naga.

“Selamat pagi!” sapa Tora yang baru masuk ke dalam ruang kerja Nara bersama Hilda.

“Cih.” kata Naga yang menyadari kehadiran Hilda.

“Sepertinya baru terjadi sesuatu?” tanya Tora penasaran dengan wajah kikuk penuh harap sambil melihat Nara, Nana, dan Naga secara bergantian.

“Lama tidak berjumpa Naga!” sapa Hilda ketika Naga bangkit dari duduknya.

“Apapun yang akan kalian bicarakan, aku tidak akan ikut. Aku sudah muak bertemu dengan banyak orang pagi ini.” kata Naga sinis yang membelakangi mereka semua dan langsung pergi dari ruang kerja Nara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!