... Saat ditengah kesibukan para mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat di desa Sukamanah mereka masih menyempatkan diri untuk menikmati keindahan alam yang ada dan kebudayaan yang berada di desa. Beberapa penduduk desa mengajak semua mahasiswa ke tempat - tempat yang memiliki keindahan alam dan ke tempat - tempat yang menjadi area sakral bagi penduduk desa sebagai pengetahuan. Bahkan tidak jarang dari mereka yang berkunjung kembali ke tempat - tempat tersebut termasuk area - area sakral tanpa di dampingi oleh penduduk desa....
“Tempat dengan pemandangan seindah ini kenapa penduduk desa sakralkan ya? Padahal kalau enggak di sakralkan kita bisa menikmatinya dengan bebas.” protes Sinta yang menyesalkan sambil menikmati keindahan alam yang ada di salah satu puncak bukit dekat desa Sukamanah dengan penuh senyuman.
“Walaupun area sakral kita tetep bisa datang kesini untuk menikmati keindahan alam dengan bebas Sin.” jawab Arkan sambil berjalan melihat - lihat area sekitar.
“Arkan hati - hati sasajen yang ada ketendang!” kata Diki memperingatkan.
“Ya elah, gak usah khawatir kali Dik gua juga jalan sambil lihat - lihat.” protes Arkan sambil terus berjalan mendekati bunga yang ada di area tersebut.
... Ketika teman - teman yang lain sibuk menikmati keindahan alam yang terbentang luas, Arkan sibuk melihat - lihat bunga yang ada. Arkan berniat memetik bunga untuk diberikan kepada Alvi wanita yang dia sukai. Dia melihat - lihat sekitar terlebih dahulu memastikan keadaan aman lalu tanpa ragu dan pikir panjang Arkan langsung memetiknya dan membawanya untuk diberikan kepada Alvi....
“Alvi ini bunga untuk kamu!” kata Arkan yang langsung menghampiri Alvi sambil menunjukan setangkai bunga.
“Kamu dapat dari mana bunganya Kan?” tanya Alvi terkejut.
“Aku petik dari sana.” jawab Arkan tanpa rasa bersalah sambil menunjuk tanaman bunga yang ada di area tersebut.
“Ini area sakral Arkan, kamu gak boleh asal petik bunga gitu aja.” kata Alvi mengingatkan kesal.
“Iya maaf Alvi, tapi ini juga jadi bukti cinta aku sama kamu. Meskipun area sakral aku akan menembusnya demi kamu Alvi.” jawab Arkan tanpa merasa bersalah sambil tersenyum menatap Alvi.
“Gak lucu tau Arkan.” kata Alvi kesal yang langsung pergi meninggalkan Arkan.
“Iya maaf, aku kembaliin Vi.” jawab Arkan kecewa.
... Tanpa rasa bersalah dan menyesal Arkan langsung membuang bunga tersebut begitu saja. Kejadian tersebut sempat membuat mereka panik dan geleng - geleng tidak percaya akan tingkah laku Arkan yang kekanak - kanakan. Mereka kembali melihat - lihat sekitar area sakral hingga membawa mereka ke tempat tumpukan batuan untuk upacara adat kepada roh penjaga gunung....
“Temen - temen lihat deh tumpukan batu ini cantik loh!” kata Yawar yang melihat tumpukan batu di area sakral dan membuat semua teman - temannya menghampirinya.
“Wah cantiknya susunan batunya.” puji Alvi yang melihat tumpukan batu yang ada di area sakral tersebut sambil tersenyum bahagia.
“Lihat di atas tumpukan batu ini ada batu berwarna yang cantik juga.” tambah Sinta sambil tersenyum kagum memandangi keindahan batu berwarna.
“Iya bener, boleh kita foto gak sih? Sebagai dokumentasi gitu?” tanya Alvi sambil mengeluarkan handphonennya.
“Sepertinya boleh, toh kita juga gak sampai mengambil atau memindahkannya juga kan dan tujuannya juga untuk dokumentasi kegiatan kita.” jawab Yawar percaya diri.
“Ok deh, aku mau ambil beberapa foto.” kata Alvi yang langsung mengambil beberapa foto keindahan tumpukan batu di area sakral.
“Eh kita balik ke desa yuk! Udah mau malam juga ini.” ajak Diki sambil melihat langit yang mulai gelap.
“Ayo ayo!” jawab yang lain kompak.
... Ketika mereka hendak kembali ke desa Arkan secara sembunyi - sembunyi mengambil salah satu batu berwarna tersebut dan menyembunyikannya di tas kecil yang dia bawa. Saat mereka sedang berjalan menuruni bukit Naga melihat mereka dari kejauhan dan merasakan aura alam berada di sekitar tubuh Arkan yang menandakan Arkan membawa sesuatu yang seharusnya tidak dia bawa. Hal ini membuat Naga memutuskan untuk ikut menghadiri undangan Nana dan Rasya beberapa waktu lalu....
“Selamat datang mas Naga.” sapa Nana sambil tersenyum yang menghampiri Naga ketika Naga memenuhi undangan dari Nana.
“Naga, senang kamu bisa ikut dalam acara ini, silahkan duduk.” sapa kepala desa sambil tersenyum menyapa Naga.
“Terima kasih Nana, pak Kades.” jawab Naga yang langsung duduk diantara penduduk desa Sukamanah.
... Meskipun para penduduk merasa canggung akan kehadiran Naga acara perpisahan pengabdian masyarakat dan pengenalan solar panel kali ini berjalan lancar. Roh penjaga yang bersemayam pada diri Nana selalu mengawasi Naga sejak Naga datang dengan penuh kewaspadaan. Sedangkan Naga menunggu momen untuk berbicara dengan Arkan terkait batu berwarna dari bukit mata angin....
“Apa kamu mengambil sesuatu yang tidak seharunya kamu ambil?” tanya Naga tiba - tiba yang menghampiri Arkan.
“Maksudnya apa ya mas?” tanya Arkan pura - pura tidak tahu.
“Aku melihatmu dan teman - temanmu pulang dari bukit mata angin, sepertinya kamu membawa sesuatu?” lanjut Naga menguji kejujuran Arkan.
“Hoo iya kami tadi ke area sakral di bukit mata angin untuk menikmati keindahan alamnya. Saya gak bawa sesuatu kok mas, saya cuman ambil beberapa foto saja sama teman - teman saya.” jawab Arkan berbohong sambil menunjukan foto - foto yang berada di handphonenya.
“Sedikit saran, selalu ada konsekuensi dan tanggung jawab dari setiap yang kita lakukan. Aku tidak peduli dengan kebohonganmu, tapi pastikan kamu tidak menyesal dikemudian hari.” kata Naga yang langsung balik badan pergi.
“Terima kasih atas jamuannya Nana, pak Kades.” pamit Naga sambil mengangguk dan langsung pulang ke rumahnya.
“Iya mas Naga, makasih juga udah datang di acara perpisahan kami.” jawab Nana sambil tersenyum ramah.
“Hati - hati Naga.” tambah pak kepala desa sambil tersenyum lalu membalik badan dan langsung melihat ke arah Arkan tanpa bicara sepatah katapun karena pak kepala desa lebih percaya atas apa yang dikatakan oleh Naga.
“Arkan kamu ngambil sesuatu dari area sakral?” tanya Alvi kesal.
“Engga kok Vi, bunga yang aku petik aja aku kembalikan ke deket pohonnya lagi.” jawab Arkan berbohong.
“Udah gak usah dipermasalahkan, paling Naga lagi kambuh makanya dia tiba - tiba datang nyamperin kamu sambil nuduh yang aneh - aneh.” kata pak sekertaris desa.
“Sudah - sudah, karena acaranya juga sudah selesai sebaiknya kita semua istirahat. Kalian juga langsung istirahat besok kalian berangkat pagi kan.” kata pak kepala desa mengakhiri rangakaian acara malam perpisahan.
... Semua penduduk desa yang hadir dan para mahasiswa langsung bubar pulang ke tempat mereka masing - masing untuk beristirahat. Arkan yang terkejut ketika Naga bertanya padanya tadi langsung memeriksa batu curiannya dan menyimpannya di tempat yang dia rasa lebih aman. Raja roh gunung yang mengetahui hal tersebut meminta salah satu roh gunung untuk datang ke desa Sukamanah mencari batu berwarna tersebut. Roh gunung yang ditugaskan oleh raja roh gunung dengan cepat mendatangi kediaman para mahasiswa menginap selama di desa Sukamanah....
“Jangan ganggu putriku!” kata roh penjaga Nana setelah menendang roh gunung yang menampakan wujud monsternya untuk mencari batu berwarna di tempat menginap para mahasiswa.
“Dia mengambil sesuatu milik kami!” jawab sang roh gunung tegas sedikit gemetar karena dia tahu roh penjaga Nana memiliki kekuatan di atas dirinya.
“Tidak, putriku tidak mengambil apapun dari kalian aku mengawasinya setiap saat.” jawab roh penjaga Nana tegas.
“Kalau begitu pasti salah satu dari temannya karena aku bisa merasakan hawa keberadaan batu berwarna milik kami disini.” kata sang roh gunung.
... Akibat roh penjaga Nana yang berbicara dengan salah satu roh gunung, Nana merasa mendengar sesuatu dan seketika membuatnya terbangun. Namun ketika Nana melihat sekitar tidak ada seorangpun yang sedang berbicara dan dia berpikir bahwa dia sedang bermimpi. Nana kemudian meneguk sedikit air mineral, lalu kembali tidur....
“Aku tidak peduli jika salah satu teman anakku mengambil sesuatu dari kalian, tapi aku bisa pastikan anaku tidak terlibat dalam hal itu. Jadi carilah di tempat lain dan jangan ganggu anaku.” pinta sang roh penjaga Nana tegas yang membuat roh penjaga gunung pulang kembali ke bukit mata angin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments