... Tepat jam 7 malam Tora, Maya, Hilda, Nara dan Nana sudah berada di ruang kerja Nara. Tidak lama kemudian masuklah Naga yang diminta Ringgo untuk ikut serta pada pertemuan malam itu sebagai bentuk memenuhi janjinya. Naga masuk ke ruang kerja Nara dengan tenang dan langsung menghampiri mereka berlima tanpa banyak bicara....
“Silahkan duduk Naga.” kata Nara mempersilahkan sambil tersenyum ramah.
“Terima kasih.” jawab Naga.
“Pak Ringgo sudah memberitahu ...” belum selesai Tora bicara Naga langsung memotongnya dengan tegas.
“Langsung ke intinya saja.” kata Naga fokus.
“Mba Adler dan Bu Adinda saat ini sedang pergi ke tempat yang berbeda seperti yang kita ketahui kepergian mereka mungkin untuk bersembunyi sampai pemberitaan kasus ini mereda. Hanya asisten pribadi dari bu Adinda yang saat ini sedang mengawasi Ocean Pharmatical yang tahu kemana mereka berdua pergi.” jelas Hilda sambil melihat ke semua yang ada di ruangan tersebut satu persatu.
“Apa kamu tahu Namanya?” tanya Naga dingin.
“Nama asisten pribadi bu Adinda adalah Fitri.” jawab Hilda sambil melihat ke arah Naga.
“Nama lengkapnya?” tanya Naga kembali.
“Fitri Naila.” jawab Hilda penuh percaya diri.
“Jiwa iblis - kutukan tulisan.” kata Naga sambil mengambil sebuah buku lengkap dengan penanya dari sosok di samping kiri kepalanya yang membuat Hilda terkejut karena baru pertama kali melihatnya meskipun mereka teman semasa kuliah.
“Sekarang kita harus mencari cara bagaimana membuat asisten bu Adinda ini mau memberitahu alamat mereka berdua!” usul Tora penuh semangat.
“Tidak perlu, dia akan kemari untuk memberitahukan keberadaan Adler dan Adinda.” jawab Naga dingin yang langsung menutup buku tersebut lalu buku tersebut menghilang beserta penanya.
“Apa yang kamu lakukan hingga bisa berkata seperti itu?” tanya Maya penasaran.
“Aku memintanya datang.” jawab Naga dingin.
“Dengan menuliskan dibuku tadi Ga?” tanya Nara memastikan.
“Ya.” jawab Naga yang langsung menyandarkan tubuhnya ke sofa tempat dia duduk.
“Bagaimana dia akan terbunuh mas Naga?” tanya Nana yang membuat semua orang yang mendengarnya terkejut.
“Apa maksudnya Na?” tanya Nara memastikan.
“Saat mas Naga mengambil buku dan pena tadi, mas Naga berkata kutukan tulisan yang artinya apapun yang mas Naga tuliskan di buku tersebut bukan hanya membuat mas Naga bisa meminta sesuatu hal melainkan ada sesuatu juga yang akan terjadi kepada seseorang yang nama lengkapnya dituliskan di buku tersebut.” jawab Nana penuh percaya diri sambil menatap Naga.
“Pengamatan yang luar biasa, ah aku hampir lupa kamu adalah satu - satunya manusia yang tidak memiliki energi kutukan yang pernah melihat wujud kutukan Yuri. Aku membuat dirinya tewas karena kecelakaan tunggal setelah dia memberikan informasi alamat Adler dan Adinda.” jawab Naga sambil menatap Nana.
“Tok ... tok ... tok.” suara ketukan pintu.
“Mba Nara ada perempuan bernama Fitri Naila ingin bertemu katanya sudah membuat janji dengan mba Nara.” kata salah satu resepsionis yang sedang bertugas.
“Hoo iya mba tolong persilahkan masuk ya.” jawab Nara sambil tersenyum ramah sekaligus terkejut mendengar nama tersebut, begitupun Maya, Tora, Nana, dan Hilda.
“Selamat malam saya Fitri Naila, mba Adler sedang pergi ke Korea Selatan sedangkan nyonya sedang beristirahat di salah satu vila keluarga yang berada di Kepulauan Seribu. Ini alamat lengkapnya sudah saya tuliskan!” kata Fitri dengan tatapan kosong sambil memberikan secarik kerta yang berisi alamat lengkap Adler dan Adinda kepada Naga.
“Saya mohon izin pamit, selamat malam.” pamit Fitri dengan tatapan kosong yang langsung pergi.
... Tidak lama setelah Fitri Naila pergi Naga langsung berdiri dan berjalan pergi tanpa berbicara sepatah katapun....
“Naga kamu akan langsung pergi ke tempat mereka?” tanya Nara ramah yang langsung berdiri dan menghentikan langkah Naga.
“Iya, tak ada alasan untukku mengulur waktu.” jawab Naga tanpa melihat ke arah Nara.
“Aku mengerti, hati - hati Naga.” kata Nara ramah yang membuat Naga kembali berjalan pergi.
“Hoo iya Naga setelah semua ini selesai ayo kita kumpul lagi seperti ini, kita bisa makan bersama.” ajak Nara sambil tersenyum ramah yang menghentikan langkah Naga kembali.
“Kamu tidak ingin orang sepertiku duduk satu meja dengamu Nara.” jawab Naga sambil menengok ke arah Nara.
“Tidak masalah Naga, aku percaya kamu tidak akan menyakiti satupun dari kami ataupun orang lain tanpa sebab.” jawab Nara sambil tersenyum manil menatap Naga.
“Aku bukan orang baik dan jangan berpikir aku adalah orang baik.” jawab Naga yang langsung berjalan pergi.
... Tidak lama setelah Naga pergi, Tora dan Hilda juga pamit pulang ke rumah mereka masing - masing. Setelah selesai membereskan ruang kerjanya yang dibantu oleh adiknya, Nara dan Nana juga langsung pulang ke rumah mereka....
“Maksud kak Nara dengan makan bersama itu makan berdua atau sama yang lain?” tanya Nana sambil tersenyum menggoda Nara setibanya mereka di dalam rumah.
“Makan bareng kamu sama yang lain Nana.” jawab Nara sambil tersenyum gemas.
“Hoo gitu, kenapa kakak tiba - tiba ngajak mas Naga untuk makan bareng?” tanya Nana penasaran yang membuat meeka memutuskan untuk duduk sejenak di ruang keluarga.
“Menurut kakak Naga orangnya baik, karakter yang dia tampilkan di depan orang lain dan keinginan dia untuk menarik diri dari kehidupan sosial sepertinya bukan karena karakter Naga pribadi melainkan dia tidak mau melukai orang lain dengan kekuatannya sendiri. Jadi kakak rasa perlu adanya seseorang yang mengulurkan tangan kepada Naga dan bilang sama Naga bahwa Naga tidak akan melukai orang lain. Dia juga bisa kembali hidup bersosialisasi selayaknya manusia pada umumnya dan kakak merasa kakak mau membantu Naga untuk hal itu.” jawab Nara sambil tersenyum.
“Hoo gitu, bukan karena kakak suka sama mas Naga?” tanya Nana sambil tersenyum menggoda menatap Nara.
“Haa? Kenapa kamu bisa mikir ke arah sana?” tanya Nara sambil tertawa kecil untuk menutupi salah tingkahnya.
“Karena ini pertama kalinya aku melihat kakak seperti ini.” jawab Nana sambil tersenyum bahagia.
“Terlihat kayak gimana?” tanya Nara penasaran.
“Terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.” jawab Nana sambil tersenyum bahagia dan langsung pergi ke kamarnya.
...
... Naga langsung pergi menuju tempat persembunyian nyonya Adinda terlebih dahulu. Saat dalam perjalanan Naga terpikirkan perkataan Nara sebelum dia pergi dari ruang kerja Nara. Kalimat yang sudah lama tidak dia dengar mulai mengikis dinding kekhawatiran beserta dindin kesepian dan membangun dinding kepercayaan diri. Namun saat Naga melihat pulau yang hendak dia tuju, Naga kembali fokus dan langsung berlari masuk ke halaman depan vila tempat nyonya Adinda bersembunyi secara terang - terangan....
“Siapa kamu?” bentak salah satu pengawal dari Ocean Pharmatical.
“Aku? Aku hanyalah seorang manusia terkutuk.” jawab Naga dingin dengan tatapan tajam penuh nafsu membunuh.
“Jiwa iblis - kutukan voodoo.” lanjut Naga sambil menarik sebuah palu kayu kecil beserta pasak dari sosok yang muncul di sebelah kiri kepala Naga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments