18

Pukul 7 malam. Sebuah mobil spot mewah terparkir di depan plaza. Seorang lelaki tampan dengan perawakan tinggi turun dari sana dan berjalan tenang menuju pos penjagaan.

Lelaki itu di ketahui bernama, Jonathan. Seorang pengusaha yang memiliki jaringan terlarang di belakangnya. Kegemarannya berpetualang cinta, mencari baby sugar hanya sekedar di jadikan mainan dan hiburan untuk menghangatkan hatinya yang dingin.

"Papa.." Alexa menyerbu Nathan dengan pelukan dan sikap sok manis.

Bisa di pastikan jika seseorang yang di panggil Papa bukanlah Ayah dari Alexa. Dia hanya seseorang yang mau membiayai hidup Alexa yang di pungut dari panti asuhan.

"Apa yang terjadi. Kenapa kamu bisa sampai terlibat masalah." Tanya Nathan dengan suara beratnya. Tangannya mengusap lembut puncak kepala Alexa dengan tatapan tajam ke para scurity.

"Ini semua gara-gara Tiara! Dia yang menuduhku mencuri." Nathan mengangguk pelan seraya mengecup puncak kepala Alexa sesekali.

"Maaf Tuan bukan begitu kejadiannya. Nona ini menuduh seorang gadis namun ternyata dia sendiri yang mencuri." Bibir Nathan tersenyum, dia memahami betapa busuknya hati Alexa sejak hidupnya bergelimang harta.

"Berapa biaya yang harus saya keluarkan?"

"Tidak perlu Tuan. Nona sudah membeli barang yang di curi tadi. Saya menyuruh anda datang agar dia merasa jera." Jawab scurity menjelaskan. Dia menganggap jika Nathan merupakan Ayah dari Alexa.

Setelah mendengarkan penjelasan, Nathan mengiring Alexa masuk ke dalam mobil mewahnya yang langsung melaju meninggalkan area plaza.

"Aku merasa di permalukan Papa." Ujar Alexa dengan nada bicara di buat-buat. Kedua tangannya menggenggam erat lengan Nathan dan sesekali mengecupi pundaknya.

"Siapa namanya?"

"Tiara. Dia selalu menganggu ku di kampus!" Lihat saja Tiara. Aku bukanlah gadis sembarangan! Aku memiliki Papa Nathan yang bisa menyingkirkan mu dengan mudah dari kampus itu!!

"Seorang gadis?"

"Iya Pa."

"Apa yang kamu inginkan?"

"Keluarkan dia dari kampus!"

"Itu masalah gampang Baby. Besok Papa sendiri yang akan datang ke sana untuk mengurus semuanya." Apa dia menganggu pemuda yang kamu sukai? Aku kecewa padamu Lexa. Walaupun aku tidak sanggup meninggalkanmu begitu saja. Kamu terlalu cantik untuk di campakkan.

Alexa tidak tahu jika sebenarnya Nathan mengetahui bagaimana kelakuannya di kampus. Dia sengaja diam karena selama ini belum mendapatkan seorang pengganti yang cocok.

"Terimakasih Pa." Jawab Alexa dengan nada manja. Hahahaha!! Rasakan kau Tiara!!!

"Papa tadi langsung pulang ketika ada telepon soal dirimu. Papa sampai rela meninggalkan meeting penting di luar kota. Em sekarang. Apa yang bisa kamu beri sebagai imbalan pengorbanan Papa." Alexa mengangkat tubuhnya lalu duduk di pangkuan Nathan sehingga membuat laju mobil langsung terhenti.

"Papa suka kan." Tanya Alexa mengusap lembut dada bidang Nathan yang tegap.

"Kamu tahu Papa suka sesuatu yang baru." Nathan membiarkan Alexa memanjakan tubuhnya dengan sentuhan tangannya yang lentik.

"Upahku?" Tangan Nathan membuka laci dan memberikan sebuah amplop. Alexa cepat-cepat membuka amplop yang di dalamnya terdapat ATM berserta nomer pin-nya.

"Sesuai janji. 1 milyar satu kali permainan." Alexa tertawa kecil. Hal ini yang membuat dirinya tidak dapat terlepas dari Nathan.

Lelaki itu menyokong kebutuhannya dengan sangat baik. Walaupun untuk hal mencintai. Alexa menganggap jika Nathan terlalu membosankan dengan kesibukannya. Hal itu memicu Alexa mencari perhatian lain bahkan berniat meninggalkan Nathan jika sudah menemukan tambatan hati yang sesuai.

Pemikiran itu berbanding terbalik dengan Nathan yang sebenarnya ingin menjadikan Alexa Istri. Tapi para ajudannya memberikan beberapa bukti bagaimana binal nya sikap Alexa jika di luar rumah.

Alexa memacari semua pemuda tampan dan populer sehingga Nathan mengurungkan niatnya untuk serius dalam berhubungan.

Aku pastikan tidak akan ada lelaki yang mau dengan gadis bertubuh rusak seperti dirimu Lexa. Kau gadis yang tidak tahu terimakasih! Aku akan merusak tubuhmu dan meninggalkan dirimu begitu saja suatu hari nanti.

🌹🌹🌹

Tiara duduk berjajar dengan Elena seraya menyaksikan film. Keduanya kerapkali melakukannya untuk mengisi waktu luang.

Hampir semua film sudah Tiara tonton. Dia bahkan selalu memesan buku novel baru jika memang ada.

"Tadi ke mana saja Non."

"Jalan-jalan di toko besar Bik. Toko itu punya alat yang bisa membawa kita naik ke lantai 2." Elena tersenyum mendengar cerita Tiara dengan mimik wajah bahagia.

"Terus Non beli apa tadi?"

"Hanya beli baju untuk temanku."

"Nah kok Non tidak beli."

"Aku takut Daddy marah."

"Iya juga." Kasihan sekali dia. Hidupnya hanya untuk bersekolah tanpa tahu dunia luar. Dia anak yang sangat baik dan penurut jika sudah menyangkut peraturan. " Kapan-kapan, ajak temanmu main ke sini. Kita nonton film bertiga. Asal, teman perempuan." Tiara menoleh cepat dengan senyum merekah.

"Memangnya boleh Bik?"

"Bibik yakin boleh. Tapi izin dulu sama Tuan Alex."

"Nanti aku akan membicarakan ini dengan Daddy." Jawab Tiara bersemangat." Sebenarnya aku ingin membeli baju yang sesuai dengan seleraku. Tapi Daddy selalu tidak memperbolehkannya." Elena menatap tubuh Tiara yang terlihat putih bercahaya. Itu alasan kenapa Alex mewajibkannya memakai baju panjang.

Dia lima kali lebih cantik dari Noa. Aku bahkan tidak mengerti. Sebenarnya Tiara seorang Vampir atau bukan? Tapi.. Cucu ku sangatlah cantik. Aku juga tidak ingin terjadi sesuatu dengannya sehingga aku membenarkan keputusan Alex untuk menutupi tubuhnya walaupun seharusnya tidak untuk wajah.

"Banyak lelaki jahat Non. Bibik juga takut nanti Non di lecehkan." Elena meraih jemari Tiara dan memperlihatkan perbedaan warna kulit." Lihat. Astaga.. Non seperti bukan manusia." Puji Elena tersenyum.

"Nyatanya aku manusia. Em Bibik terlihat masih sangat muda. Kenapa aku harus menganggap Bibik Nenek? Bukan Mama?"

"Walaupun masih muda, umur Bibik sudah tua Non."

"Berapa sih Bik."

"Tebak berapa?"

"Kalau aku lihat dari keriput nya. Umur Bibik masih sekitar 30 tahun." Elena terkekeh sebab umurnya sudah mencapai 6000 tahun.

"50 tahun Non. Itu kenapa Bibik pantas di sebut Nenek."

"Bibik berbohong. Mana mungkin 50 tahun semuda ini."

"Memang kenyataannya 50 tahun."

"Terus Daddy? Berapa umurnya?"

"Yang pasti aku masih pantas menjadi Suami mu." Sahut Alex yang ternyata sudah berdiri di ambang pintu ruang tengah.

Elena bergegas berdiri, untuk memberikan waktu Alex berbincang dengan Tiara.

"Apa Daddy tidur di rumah malam ini?" Tanya Tiara memiringkan tubuhnya seraya mengangkat kedua kakinya menghadap ke Alex yang sudah duduk di sampingnya.

"Daddy hanya pulang sebentar karena kebetulan ada urusan di dekat sini." Terdengar dengusan nafas berat berhembus dari rongga hidung Tiara." Kecewa? Maafkan Daddy sayang." Alex menggeser tubuhnya dan hendak menyentuh rambut panjang Tiara.

"Tidak!" Tiara menggeser tubuhnya menjauh." Untuk apa pulang jika hanya sebentar." Celetuk Tiara ketus.

"Daddy rindu. Apalagi?"

"Ingat pembicaraan kita soal waktu?"

"Daddy ingat. Tapi perkerjaan Daddy bagaimana. Bukankah Daddy sudah memberikan kelonggaran waktu? Daddy ingin tahu. Apa saja yang kamu lakukan hari ini." Tujuan Alex pulang tidak lain ingin memeriksa keadaan Tiara.

Daddy benar? Aku sudah di berikan kelonggaran waktu tapi kenapa aku malah bersikap seperti ini. Aku hanya ingin di temani walaupun hanya satu hari..

"Aku membelikan baju untuk temanku." Selayaknya anak kecil. Sangat mudah merajuk Tiara yang memang haus akan perhatian." Bolehkan aku membeli baju untukku sendiri?" Alex menarik nafas panjang, menatap Tiara dengan senyuman simpul.

"Baju mu sudah banyak."

"Modelnya kuno. Daddy ketinggalan zaman." Sontak Alex terkekeh sebab dia sadar sudah hidup ribuan tahun lamanya.

"Daddy memang sudah tua."

"Pemikiran Daddy yang tua. Daddy masih terlihat muda." Tanpa rasa sungkan Tiara mendekat lalu menyadarkan kepalanya. Kedua tangannya melingkar erat pada lengan kekar Alex.

"Oke baik. Belilah baju asal panjang. Kamu masih ingat tujuan Daddy melakukan itu?"

"Iya masih. Jadi aku boleh beli baju sendiri."

"Asal panjang."

"Hm." Tiara menghirup kuat aroma tubuh Alex yang wangi lalu tiba-tiba saja matanya melebar saat dia mengingat aroma yang sama Daniel miliki. Kenapa seperti aroma tubuh Kak Daniel? Ah aku bicara apa!! Kenapa aku jadi mengingatkannya. Mungkin saja mereka memakai parfum yang sama.

Tiara mengangkat kepalanya dari pundak Alex dan beralih pada punggung sofa. Dia ingin menjauhkan Daniel dari fikirannya.

"Kenapa?" Alex mengangkat tangannya lalu membelai pipi kanan Tiara.

"Tidak ada." Tiara mendekatkan bibirnya dan mengecup pipi Alex sejenak hingga membuat nafas Alex terbuang kasar." Daddy akan pergi lagi?" Imbuhnya bertanya.

"Maaf."

"Aku bosan mendengarnya."

"Sudah ku berikan dua kebebasan hari ini."

"Iya terimakasih."

"Jadi kamu harus lebih menyanyangi Daddy."

"Itu hal yang mustahil selama Daddy masih sibuk." Jawab Tiara ketus.

"Maafkan Daddy. Tapi Daddy sangat menyayangimu." Alex mendekap tubuh Tiara erat.

"Aku juga." Tiara merapatkan tubuhnya sebab dia tahu ini adalah waktu yang paling berharga. Namun yang terjadi selanjutnya sungguh di luar kuasanya. Tiara malah membayangkan tengah berada di dekapan Daniel bukan Alex. Apa ini!!! Cepat-cepat Tiara berdiri dengan mimik wajah aneh.

"Kenapa?" Tanya Alex mendongak.

"Perutku sakit. Sebentar Dad." Tiara berlari kecil menuju kamar mandi dapur seraya mengumpat di dalam hati.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Mominya Kenshin❣️

Mominya Kenshin❣️

Tiara dah mulai keingat kak Daniel terus tu.. 😁😁

2022-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!