7

Karena sudah terbiasa, Elena melayani Tiara dengan sangat baik. Dia menyiapkan piring, mengambil nasi dan lauk juga menuangkan air putih pada gelas.

Perhatian Elena selama ini membuat Tiara tidak merasa curiga jika sebenarnya wanita yang duduk di hadapannya tidak sebaik kelihatannya.

"Mungkin Tuan Alex tidak pulang malam ini." Tiara menghentikan kunyahannya. Seharusnya dia merasa senang tapi rasa haus akan perhatian membuat Tiara menginginkan banyak waktu dari Alex.

Dia menginginkan sebuah pernikahan, tapi dia sendiri jarang ada di rumah. Bukankah sebaiknya bisnisnya di jalankan orang lain saja.

"Daddy selalu saja seperti itu." Eluh Tiara kehilangan selera makan.

"Non harus mengerti. Tuan Alex itu pengusaha."

"Seharusnya Bos besar memiliki kaki tangan."

"Tuan Alex tidak bisa mempercayai siapapun." Tiara meletakan sendoknya kasar.

"Bukankah Bibik tahu kenapa saya bersikap begini?" Tiara yang sudah sangat nyaman dengan Elena. Tidak merasa sungkan atau malu untuk menceritakan niat Alex yang ingin mempersuntingnya." Jika dia menganggap saya sebagai anak mungkin saya tidak akan berprotes sebab nanti saya akan mencari orang lain untuk bersandar. Tapi ini..!" Tiara kembali melanjutkan makannya." Saya bahkan belum mengenal Daddy dengan baik padahal sudah puluhan tahun berjalan." Kesibukan Alex sebagai raja membuatnya tidak memiliki waktu sehingga dia tidak bisa senantiasa berada di samping Tiara.

"Mungkin setelah menikah Tuan Alex akan berubah."

"Itu mungkin Bik. Belum tentu terjadi. Saya seperti di kurung dalam sangkar." Elena menarik nafas panjang. Ada setitik rasa iba terbesit. Dia adalah satu-satunya makhluk yang tahu bagaimana hausnya Tiara akan sebuah perhatian.

"Mau pergi berbelanja dengan Bibik?" Entah apa yang ada di fikiran Elena. Dengan gamblang dia menawarkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu di lakukan karena sejatinya dia tengah menjalankan tugas dari Alex untuk menjaga Tiara.

"Ah tidak. Daddy akan marah jika tahu aku keluar."

"Bibik akan jaga rahasia. Kita pergi diam-diam ke supermarket terdekat. Kebetulan bahan makanan habis Non." Tiara menatap Elena dengan mata bulatnya. Dia sangat ingin melakukan itu namun dia juga takut melanggar peraturan.

"Bibik yakin?" Tanya Tiara berbisik.

"Paling lama satu jam Non. Walaupun Tuan nanti datang, pasti malam hari." Senyum Tiara langsung merekah dan tanpa sadar Elena ikut tersenyum. Mungkin karena sepanjang hari bersama sehingga membuatku ikut bahagia hanya dengan melihat senyumnya.

"Aku siap-siap Bik." Tiara beranjak lalu berlari kecil menaiki tangga. Dia bergegas menyiapkan diri dengan memakai pakaian tertutup dan panjang." Aku siap Bik." Elena menggeleng seraya tersenyum saat tangan Tiara dengan akrab memegang lengannya.

"Ke supermarket Mang." Pinta Elena tidak langsung di respon.

"Non Tiara ikut?" Tanya Mang Ujang dengan wajah panik. Dia sudah tahu peraturannya karena seringnya Alex mengingatkan.

"Iya. Nanti jangan bilang Tuan." Mang Ujang mengangguk lalu bergegas membuka pintu untuk keduanya.

Daniel yang masih merasa penasaran, mengikuti laju mobil hingga tiba di sebuah supermarket.

Elena Turun, di ikuti oleh Tiara. Keduanya langsung masuk karena tidak ingin membuang banyak waktu.

Dia manusia.

Setelah memastikan Mang Ujang manusia, Daniel ikut masuk dan berdalih akan berbelanja.

Baru saja kakinya melangkah, paras tampannya menjadi sorotan. Gaya rambut yang sedikit panjang dengan warna coklat muda, membutakan mata hati para kaum hawa yang ada di sekitarnya.

Wah bule..

Seperti bukan dari Indonesia..

Daniel yang sudah terbiasa, melangkah dengan tenang tanpa peduli pada suara hati yang terdengar di sekitarnya.

"Non pilih mana yang Non sukai." Ujar Elena menawarkan.

"Kok saya malah bingung Bik." Perasaan bahagia yang di rasakan Tiara, tidak sanggup di utarakan dengan kata-kata sehingga kedua maniknya fokus menatap makanan yang berjajar.

"Non pilih saja dulu. Biar Bibik ke sana untuk membeli bahan makanan. Biar cepat selesai Non." Tiara mengangguk cepat.

"Iya Bik."

"Ingat. Tidak boleh kemana-mana. Kalau sudah selesai, tunggu Bibik di sini ya." Elena tentu merasa khawatir karena Tiara adalah tanggung jawabnya.

"Iya Bik, saya tahu."

"Bibik letakkan di sini keranjangnya."

"Siap Bik." Setelah memastikan Tiara aman. Elena berjalan ke etalase bahan makanan yang terletak tidak jauh dari sana." Menyenangkan sekali." Gumam Tiara baru pertama kali berbelanja. Sangat banyak peraturan yang Alex terapkan dari hal kecil sampai ke hal besar." Jika Daddy punya waktu banyak. Mungkin dia bisa menemaniku." Tiara mengambil satu bungkus makanan dan hendak meletakkannya pada keranjang. Namun bukan keranjang yang di dapat melainkan sepasang kaki yang sedang membawa keranjang miliknya." Itu keranjang sa...." Mata Tiara membulat saat dia melihat Daniel adalah orang yang merebut keranjang nya." Kau!" Imbuhnya ketus. Bagaimana aku bisa bertemu dengannya. Gawat! apa dia mengikuti ku atau dia tinggal di sekitar sini? Bagaimana jika Daddy tahu hal ini?

"Ku fikir keranjangnya tidak ada pemiliknya." Tiara meletakan kembali makanan ringan yang di bawa dan berniat pergi daripada harus tersandung masalah.

Bruuuuuuukkkkk!!

Tentu saja Tiara merasa aneh dengan gerakan Daniel yang sudah mendahuluinya berada di depan.

"Jangan menganggu ku." Protesnya mengusap keningnya dengan wajah tertunduk.

"Aku semakin ingin menganggu mu." Tiara membuang nafas kasar lalu memberanikan diri untuk membalas tatapan manik Daniel." Keranjang itu untukmu tapi menyingkir lah dari hadapanku." Tiara melirik ke arah Elena yang masih sibuk memilih.

"Kamu tinggal di sekitar sini?"

"Tidak!" Daniel terkekeh mendengar suara ketus Tiara. Aku sedang dalam masalah. Kaki Tiara kembali terayun melewati Daniel. Tapi lagi lagi kepalanya membentur dada bidangnya." Ach!! Apa mau mu!!" Bisik Tiara penuh penekanan.

"Aku hanya merasa penasaran denganmu."

"Apa kau mengikuti ku?"

"Tidak. Aku tinggal di sekitar sini." Tiara sedikit bisa bernafas lega. Dia menganggap jika pertemuannya dengan Daniel adalah ketidaksengajaan." Kamu bersama siapa?" Tanya Daniel mencoba akrab.

"Kau tahu! Sikapmu sekarang akan membawa masalah besar nantinya."

"Why? Please explain?"

"Daddy melarang ku berdekatan dengan lelaki manapun." Sebab aku adalah calon Istri nya. Ahh Tuhan, Daddy begitu tampan tapi kenapa hingga sekarang aku hanya menganggap nya sebagai seorang Ayah.

"Bilang pada Daddy mu. Aku hanya sekedar ingin berteman."

"Tidak. Pergilah! Please! Aku serius mengatakan ini."

"Aku ingin bertemu Daddy mu." Tiara menarik nafas panjang. Dia merasakan getaran aneh pada sekitar dadanya saat maniknya menatap Daniel berlama-lama.

"Pergi! Bibik ku datang." Pinta Tiara memutar tubuhnya dan berpura-pura memilih makanan.

"Aku tidak akan menyerah." Daniel meletakkan kembali keranjang belanja tepat di saat Elena datang.

"Kenapa belum memilih Non." Tanya Elena bingung. Sebisa mungkin Tiara tidak melirik ke arah Daniel yang masih berdiri di tempat yang sama.

"Saya bingung Bik."

"Astaga Non. Biar Bibik pilihkan nanti kesorean." Tiara mengangguk seraya tersenyum aneh.

Pembantunya bukan manusia. Sepertinya Tiara tidak tahu itu.

"Sudah cukup Bik. Sebaiknya kita pulang." Tiara menarik cepat lengan Elena dan mengiringinya menuju meja kasir.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Cansa°

Cansa°

Kasih Tiara minum darah lo deh Daniel, biar dia bebas dari kuncian apalah itu

2022-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!