15

Noa menyambut kedatangan Daniel dengan tangan terbuka. Dia berharap Daniel membawakan berita baik tentang keberadaan Angel.

"Maafkan saya Bu. Saya belum mendapatkan info apapun soal itu." Raut wajah Noa seketika berubah kecewa walaupun dia tidak ada niat menyalahkan Daniel.

"Lalu? Untuk apa ke sini?"

"Maaf Ayah." Lucas mendengus mendengar panggilan Daniel untuknya." Saya membutuhkan akses datang ke kerajaan." Imbuhnya menjelaskan. Daniel sangat berharap Lucas membantunya agar dia bisa keluar masuk dengan bebas.

"Untuk apa? Aku sudah menyisir semua tempat tersembunyi di sana. Angel tidak ada." Daniel menjelaskan maksud dan tujuannya. Noa yang baru mendengar hal itu merasa sangat terkejut.

"Mungkin mereka di perjualbelikan." Tebak Noa yang tahu soal dunia pellacuran yang melibatkan banyak gadis muda dan belia.

"Saya mendapati sisa abu manusia di tempat kejadian. Menurut penduduk desa, anak gadis mereka tidak ada yang kembali setelah mereka melepaskannya untuk di nikahkan dengan pengusaha kaya."

"Bisa jadi mereka memang di nikahkan." Noa masih berusaha menyangkal. Tidak dapat di pungkiri jika dia juga ingin bangsa Vampir dan manusia hidup saling berdampingan.

"Imbalannya emas yang berasal dari kerajaan, Ibu." Sahut Daniel membuat mata Lucas dan Noa seketika melebar.

"Kamu serius?" Daniel meraih ponselnya lalu memutarkan sebuah video.

"Itu hanya salah satunya. Sangat banyak korbannya hingga mencapai ratusan." Noa menarik nafas panjang. Dia merasa peduli dengan kejadian buruk tersebut.

"Siapa yang tega melakukan itu sayang. Apa kamu tahu ini semua." Lucas mengangguk pelan. Seharusnya ini menjadi tugasnya. Namun dia hanya memfokuskan dirinya pada pencarian Angel." Kenapa kamu tidak bercerita padaku?" Tentu saja Noa merasa kesal sebab kesepakatan untuk hidup saling berdampingan sudah mencapai mufakat.

"Aku tidak tega menceritakan itu. Aku takut fikiran mu malah terbebani."

"Sikap Ayah sudah sangat tepat Bu. Em biar saya yang berkerja sembari mencari keberadaan Angel." Daniel membenarkan keputusan Lucas yang lebih memilih merawat Noa.

"Ada sesuatu yang ingin kau cari di sana?"

"Saya ingin tahu wajah dari raja Alexander. Selama ini saya hanya tahu namanya saja." Daniel bertujuan ingin menutupi tujuan sebenarnya. Dia tidak ingin Lucas merasa tersinggung dengan kecurigaannya terhadap Alex.

"Kamu mencurigai nya?" Daniel merasa tersindir walaupun dia mencoba bersikap tenang." Meski dia Pamanku. Aku tidak seberapa suka dengannya sejak dia mencintai Istri ku." Mata Daniel melebar mendengar kenyataan yang di katakan Lucas.

"Sayang itu masa lalu."

"Tidak Baby. Perasaannya masih tidak berubah. Aku merasa dia belum bisa melupakan mu." Ucapan Lucas terdengar seperti kecemburuan yang tidak berarah. Namun nyatanya, fakta itu benar-benar terjadi.

Alex terlalu gila jika sedang jatuh cinta. Seolah poros hidupnya hanya berputar pada orang yang sama. Dia akan sulit melupakan seperti apa yang di rasakan pada Tiara, Istri nya dulu.

"Itu hanya perasaanmu saja."

Walaupun Ibu Noa sangat cantik. Tidak seharusnya seorang Paman bersikap begitu..

"Kamu selalu saja tidak percaya." Lucas mengambil salah satu cincin miliknya lalu memberikannya pada Daniel." Itu akses mu. Tujukan cincin itu. Kau akan bisa keluar masuk dengan leluasa." Daniel tersenyum seraya mengambil cincin tersebut.

"Terimakasih Ayah." Cincin tersebut langsung di kenakan pada jari manisnya." Bukankah seharusnya Ayah yang menjadi raja?" Lucas menatap sendu seolah merasa ikut bertanggung jawab atas kerusuhan itu.

"Jika aku jadi Raja. Siapa yang merawat Istri ku. Dia lebih penting daripada apapun." Daniel mengangguk-angguk seraya tersenyum.

"Di sini ada Bibik sayang. Aku tidak masalah jika kamu ingin mengambil alih kedudukan itu." Noa merasa terbebani dengan kerusuhan yang terjadi hingga harus menghilangkan ratusan nyawa manusia.

"Tidak Baby. Jika memang Alex terbukti menjadi dalang di balik ini. Dia harus mempertanggungjawabkannya baru bisa terlepas dari kedudukan itu."

"Itu hanya tebakan."

"Aku yakin. Aku juga yakin dia yang sengaja membebaskan Elena." Hati Noa bergemuruh. Dia mengingat malam itu. Malam di mana Angel menghilang bersamaan dengan kaburnya Elena dari penjara.

"Dia menculik Angel kita." Isakan mulai terdengar sehingga Lucas langsung berdiri dan mengangkat tubuh Noa.

"Sebaiknya kamu pergi. Semoga berhasil." Tidak ada senyum membingkai. Lucas pergi dengan wajah datar seolah kebahagiaannya terenggut akibat air mata yang Noa keluarkan.

"Terimakasih." Gumam Daniel beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan keluar. Ayah Lucas sangat manis dalam memperlakukan Ibu Noa. Semoga Angel segera ku temukan agar kebahagiaan mereka kembali utuh. Ah.. Bagaimana kabar Tiara? Apa dia sudah pulang ke rumah?

🌹🌹🌹

Dari jauh Alexa memperhatikan Tiara yang tengah memilih baju untuk Dinda. Dia tersenyum jahat seolah tengah merencanakan sesuatu untuk membalas perbuatan Tiara tadi.

Terlihat dua orang lelaki menghampiri Tiara dan Dinda. Salah satu dari lelaki tersebut menyembunyikan sebuah baju di tangan sementara satu lainnya berdiri di depan.

"Maaf menganggu." Sapanya ramah.

"Iya ada apa Kak."

"Em saya bingung mencari baju yang cocok untuk kado pacar saya. Bisakah anda memakai baju ini. Rasanya ukuran tubuh pacar saya sama seperti anda." Menunjuk ke Dinda.

"Bisa sekali Kak." Dinda dan Tiara yang tidak menaruh curiga. Langsung teralihkan dengan permintaan lelaki tersebut hingga tanpa sadar teman si lelaki memasukkan baju yang di bawa nya ke dalam tas Tiara." Pacar Kakak suka yang ketat atau longgar?" Dinda menurunkan ujung baju dress.

"Yang biasa saja."

"Ukurannya sangat pas Kak. Ini cocok sekali." Lelaki tersebut mengangguk-angguk seraya tersenyum ketika melihat temannya berhasil menutup tas milik Tiara.

"Wah syukurlah. Terimakasih." Dinda memberikan dress nya kembali.

"Sama-sama Kak." Dinda menatap kagum ke arah lelaki itu hingga menghilang dari pandangannya." Beruntung sekali kekasih Kakak tadi. Dia begitu perhatian dan tidak lupa dengan hari ulang tahu kekasihnya. Kapan aku merasakannya." Dinda terkekeh. Dia merasa geli dengan ucapannya sendiri.

"Jika sudah bertemu dengan orang yang tepat."

"Itu akan sulit walaupun aku ingin hehe."

"Sebaiknya kita bayar dan pulang. Aku takut terlambat."

"Oke. Terimakasih ya Tiara."

"Sama-sama."

Keduanya berjalan ke arah kasir dan berniat membayar belanjaan. Suasana toko cukup ramai sehingga mereka harus mengantri dahulu.

"Wah wah. Kau beraksi lagi di sini?" Sapa Alexa yang sudah berdiri di samping keduanya.

"Beraksi apa?" Tanya Tiara bingung.

"Tidak perlu di tutupi. Aku tahu kamu itu suka mencuri!!" Alexa sengaja melantangkan suaranya agar semua orang melihat.

"Kamu sedang mengigau? Mana mungkin kita mencuri. Ini saja kita sedang antri membayar." Sahut Dinda tentu menyangkal tuduhan tersebut.

"Mana ada pencuri yang mau mengaku." Seorang scurity datang setelah mendengar keributan.

"Ada apa ini Non."

"Mereka itu pencuri Pak."

"Tidak. Itu bohong. Saya bukan pencuri."

"Jika Bapak tidak percaya, silahkan geledah tasnya." Alexa tersenyum tipis. Dia merasa rencananya untuk membalas Tiara berjalan lancar.

"Silahkan Pak." Tiara yang memang tidak merasa, langsung memberikan tasnya pada scurity untuk di periksa.

Ayo periksa cepat. Kau sudah salah berurusan denganku Tiara. Akan ku buat kau mendekam di penjara setelah ini hahahaha...

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Shan Shay

Shan Shay

up lg thor....

2022-05-31

1

rasanya pingin ku bogem mentah si Alexa dulu Elena sekarang Alexa

2022-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!