5

Setelah memastikan aman. Alex kembali pergi diam-diam menuju ke sebuah rumah yang letaknya cukup jauh dari kota.

Alex masuk ke dalam dan di sambut oleh dua orang temannya yang dari golongan bangsawan. Mereka merupakan sekutu Alex yang bertugas mencari gadis cantik untuk di mangsa Alex pada desa-desa terpencil.

"Dia sudah tidak sabar menunggu." Ucap salah satunya.

"Di mana kalian menemukannya?"

"Apa itu penting Tuan Alex."

Sudah bisa di tebak jika dalang atas kerusuhan yang terjadi di kota adalah Alex. Dendam dan rasa dengkinya pada Lucas membuatnya melakukan hal yang kini menjadi candu untuknya.

Awalnya Alex hanya ingin mencari sosok Noa dari wanita lain. Hingga tanpa sadar dia tenggelam dalam perbuatan yang hanya di anggap permainan.

Angel yang kini memiliki paras serta kecantikan melebihi Noa. Tidak juga membuat Alex berhenti dari perbuatan kejinya. Dia mulai menikmati sensasinya. Menghisap darah gadis cantik dengan wajah takutnya, membuat darah yang di hasilkan terasa lebih segar.

Gadis cantik dengan kulit putih menjadi target utama. Sementara para sekutunya di bebaskan berburu tanpa terjerat peraturan yang berlaku.

Blaaaaammm!!!

Sontak gadis itu menoleh ketika pintu terdengar tertutup keras. Dia tersenyum melihat paras tampan Alex dengan postur tubuh yang sanggup membius mata para kaum hawa.

"Tuan Alex." Ucapnya penuh harap.

Para sekutu Alex berdalih ingin menjadikan gadis desa itu Istri dari pengusaha yang kaya raya. Kedua orang tuanya bahkan di berikan beberapa emas batangan sebagai pengganti nyawa anaknya yang mereka ambil.

Suaranya cukup indah, tapi!! Dia bukan Noa.

"Kau siap?" Tanya Alex menghampiri gadis kecil dengan tinggi semampai itu.

"Saya siap Tuan." Selera Alex yang tinggi. Membuat para sekutunya kehabisan stok di kota. Sehingga mereka harus datang ke pelosok desa untuk membeli para gadis-gadis cantik yang nantinya di jadikan tumbal kekejaman Alex.

"Siap untuk mati." Alex mengangkat telunjuknya lalu menggoreskan kuku runcingnya pada wajah gadis itu.

"Tu Tuan bercanda." Itu kuku asli?

Tentu saja gadis itu setengah mati ketakutan saat melihat kuku runcing tiba-tiba muncul dari tangan Alex yang tadinya biasa saja.

"Ini memang kuku asli dan aku tidak bercanda." Gadis itu menelan salivanya kasar dengan suara rintihan saat kuku runcingnya mulai menggores pipi mulusnya lagi.

"Ach Tuan sakit." Eluhnya memundurkan tubuhnya." Mereka bilang Tuan akan menjadikan saya Istri." Alex terkekeh nyaring dengan perubahan wajah yang terlihat semakin mengerikan. Ya Tuhan. Kenapa wajahnya berubah?

Gadis kecil itu berlari menuju pintu. Dia mencoba membuka pintu tersebut sambil menggedor-gedor nya.

"Tolong saya.. Tolong keluarkan saya.." Dia tidak sadar jika itu perkerjaan sia-sia. Ruangan itu kedap udara sehingga suara teriakannya tidak bisa terdengar dari luar.

Alex menarik tubuhnya dan menghempaskan di atas ranjang dengan sangat kasar. Gaunnya di tarik hingga robek lalu yang terjadi selanjutnya. Sebuah persetubuhan kasar dan menyakitkan berhasil Alex berikan.

Gadis kecil itu meronta di bawah kungkungan tubuh Alex yang masih bergerak. Keringat membanjiri tubuhnya seolah menenggelamkannya. Teriakan terdengar menggema walaupun hanya sesaat sebab kini tubuh gadis itu mulai kehilangan kesadaran.

"Dasar lemah!!" Teriak Alex mencabut miliknya." Kau bukan Noa! Itu kenapa kau tidak sekuat dia!!" Umpatnya meraih tubuh polos itu dengan tangannya.

"Ampun Tu Tuan.." Ucapnya tertahan di kerongkongan. Bola matanya hampir keluar menatap Alex dengan bulir air mata yang terus mengalir.

"Paling tidak kau bisa mengenyangkan ku walaupun tidak bisa memuaskan ku!!"

Kreeeek Kreeeek Kreeeek

Alex mengisap habis darah gadis itu dengan cengkraman tangan yang mampu merontokkan tulang belulang.

"Ini menyenangkan sekali. Aku tidak bisa berhenti melakukannya." Alex tersenyum simpul. Lalu pergi meninggalkan abu tubuh gadis tersebut begitu saja.

🌹🌹🌹

Dengan gerakan cepat Tiara membereskan buku serta alat tulisnya. Dia tidak perduli dengan tatapan sekitar yang tengah memperhatikannya penuh selidik. Sementara seseorang yang di anggap sebagai poros masalah, menyikapi suasana dengan sikap santai.

"Kamu langsung pulang?" Tanya Dinda seraya memperhatikan Tiara yang tengah tergesa-gesa.

"Hm iya."

"Tidak ingin berjalan-jalan dulu?"

"Daddy akan marah jika aku berkeliaran." Ucapnya menjinjing tas.

"Ini masih siang."

"Aku harus pulang jam dua tepat." Terdengar dessahan lolos dari bibir Dinda." Tidak asyik? Itu mengapa aku tidak suka berteman." Tiara tersenyum sejenak lalu melenggang keluar.

"Tunggu Tiara. Mari Kak." Dinda mengangguk ke arah Daniel kemudian berlari kecil menyusul Tiara di ikuti oleh Daniel.

Aku ingin tahu rupa Ayahnya. Daniel mengira jika Tiara akan di jemput sang Ayah sehingga dia mengikuti langkahnya dari jarak aman.

"Setidaknya kita keluar bersama. Aku akan meminta izin pada Daddy mu agar memberikan sedikit kelonggaran waktu."

"Tidak Dinda. Jangan mencari masalah."

"Aku seorang gadis Tiara."

"Aku tahu."

"Lalu? Kenapa kamu takut sekali." Tiara menghentikan langkahnya lalu berdiri menatap Dinda.

"Aku bersyukur bisa belajar di sini. Jika aku melanggar aturan dari Daddy. Dia tidak akan membiarkan aku kuliah. Please, aku mohon. Kita bertemu besok."

"Hm baiklah. Hati-hati di jalan."

"Sampai jumpa besok." Tiara mempercepat langkahnya sementara Dinda masih terpaku melihatnya.

Daniel yang masih memperhatikan dari jauh, berniat mengikuti kemana taksi membawa Tiara namun ponselnya tiba-tiba berdering.

"Ya Alan.

Jawaban seraya menddesah dengan sorot mata menatap taksi yang di tumpangi Tiara berlalu pergi.

"Aku menemukan berita baru yang cukup menghebohkan. Datanglah ke Restoran di depan Cafe.

"Oke aku akan datang.

Daniel memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ada rasa yang mendorong agar dia mengikuti Tiara saja. Namun informasi Alan juga sangat penting.

Aku akan mencari nomer taksinya nanti.

Baru saja Daniel akan melangkah untuk mencari tempat sepi, Alexa menghalanginya.

"Jangan mempermalukan aku Kak." Ucap Alexa terdengar di buat-buat.

"Apa maksudnya?"

"Kamu menolak ku pagi ini tapi merayu gadis tidak menarik itu." Daniel tersungging lalu berjalan melewati Alexa begitu saja." Aku butuh penjelasan. Apa Kak Daniel sedang berpura-pura agar aku cemburu?" Alexa berlari kecil untuk bisa mengimbangi langkah kaki jenjang Daniel.

"Aku banyak perkerjaan. Tidak mungkin aku melakukan itu."

"Jangan bilang jika Kak Daniel menyukai gadis itu."

"Aku tidak tahu. Aku hanya merasa penasaran." Alexa mengerucutkan bibirnya lalu kembali menghadang langkah Daniel.

"Itu hanya alasan Kak Daniel kan? Ayolah Kak. Kita coba jalani semuanya dulu." Daniel meniup wajah Alexa lembut sehingga membuatnya terpaku dengan tatapan kosong.

"Pulanglah." Pinta Daniel seraya tersenyum.

"Baik Kak. Permisi." Seolah terhipnotis, Alexa menuruti perintah yang di lontarkan Daniel.

"Dia memaksaku melakukannya. Otak gadis itu akan semakin tumpul jika aku terlalu sering menghilangkan memori nya." Eluh Daniel tersenyum kemudian melesat pergi untuk menemui Alan.

🌹🌹🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!