1

Hari ini Tiara bangun begitu pagi, sebab ini adalah hari pertama baginya untuk kuliah. Tidak ada cara lain untuk bebas selain beralasan menimba ilmu. Karena Alex menerapkan peraturan begitu ketat hingga Tiara di larang berkeliaran di luar rumah.

Peraturan itu membuat Tiara tercekik hingga sulit bergaul. Apalagi penampilannya yang cenderung aneh menambah persepsi buruk bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Alex mewajibkannya memakai masker dan pakaian tertutup. Setiap baju yang di kenakan merupakan pemberiannya. Tiara tidak di perbolehkan memilih gayanya sendiri. Walaupun terasa tidak nyaman, Tiara enggan untuk berprotes karena Alex mengatakan jika itu untuk kebaikannya.

"Buruk sekali." Eluhnya memperhatikan lekat baju yang di kenakan dari pantulan cermin lemari.

"Itu untuk kebaikanmu sayang." Sahut Alex sudah berdiri di ambang pintu kamarnya yang tidak pernah terkunci.

"Bagaimana aku bisa mendapatkan jodoh jika penampilanku seperti ini Daddy." Alex menddesah lalu berjalan menghampiri Tiara. Dia berdiri tepat di belakangnya dengan kedua tangan mengalung lembut pada lehernya.

Kamu hanya milikku Tiara. Aku jodoh mu..

"Bukankah Daddy sudah katakan alasannya."

"Daddy bukan Ayah kandungku." Jawab Angel lirih.

"Hm ya. Tapi Daddy rela merawatmu sampai sebesar ini." Tiara membuang nafasnya kasar. Dia seringkali mendengar ucapan Alex yang sekarang." Kamu tahu bagaimana caranya berterimakasih kan?" Tiara mengangguk pelan. Dia sudah menyerahkan hidupnya pada Alex, lelaki yang di sebutnya Daddy namun menginginkannya untuk menjadi seorang Istri.

"Hidupku hanya untuk Daddy." Tiara tersenyum getir menatap wajah Alex yang terlihat tampan walaupun tidak ada rasa lain kecuali rasa sebagai Ayah." Aku berjanji setelah kuliah selesai. Aku akan menikah dengan Daddy." Senyum Alex kian merekah mendengar keikhlasan hati Tiara. Dia tidak perduli dengan mimik wajah Tiara yang terlihat terpaksa.

Andai aku bisa membaca isi hatimu. Pasti aku akan tahu bagaimana perasaan mu yang sebenarnya padaku. Sayang sekali kekuatan itu masih bisa melindungi mu. Batin Alex menunduk seraya menghirup kuat aroma rambut panjang Tiara.

Walaupun aku bukan anak kandungnya. Seharusnya dia tetap berusaha mencari informasi soal mereka.

Tiara menddesah lembut, dia merasa terpaksa namun tidak sanggup menolak. Tiara menganggap Alex adalah sosok lelaki yang begitu baik padahal seharusnya Alex menjadi satu-satunya makhluk yang harus di hindari.

"Kenapa Daddy belum berangkat?"

"Daddy akan mengantarkan mu ke kampus." Tiara mengangguk seraya tersenyum.

"Lepaskan jika begitu." Tiara memegang lembut tangan kekar Alex.

"Daddy menyanyangi mu." Alex mengecup puncak kepala Tiara sejenak lalu merenggangkan kalungannya." Kamu tunggu di mobil dulu. Nanti Daddy menyusul." Tiara mengangguk kemudian berjalan keluar kamar sementara Alex berjalan ke arah dapur untuk menemui Elena.

"Mana upah ku?" Celetuk Elena dengan ketus. Maniknya menatap tajam ke arah Alex yang kini sudah mengendalikannya.

"Nanti malam datanglah ke gudang belakang. Aku sudah menyiapkan satu gadis untuk kau mangsa." Bibir Elena tersungging. Dia tidak ayal seperti seorang pelayan yang harus patuh dan tunduk pada Alex.

Paling tidak aku bisa merasakan darah segar nanti malam. Aku tidak perduli dengan buruknya Alex memperlakukan ku! Aku hanya ingin darah dan darah!!

"Aku pergi dulu. Laporkan padaku jika dia nanti pulang telat. Dia harus sudah ada di rumah pukul 2. Selebihnya dari itu, kau wajib mencarinya dan bawa paksa dia pulang." Pinta Alex dengan wajah datar meninggalkan Elena yang tengah mendengus kesal.

Aku mulai terbiasa dengan Tiara. Tapi aku tidak biasa mendengar perintah Alex yang memuakkan..

🌹🌹🌹

Sebelum pintu mobil terbuka. Alex kembali mengingatkan Tiara akan peraturan yang selama ini wajib di taati.

"Aku mengingat itu Daddy." Jawab Tiara lirih.

"Ini untuk kebaikanmu."

"Aku tahu." Tiara mulai memakai maskernya lalu membuka ikatan pada rambutnya. Bukankah lebih baik di ikat saja? Kenapa Daddy tidak memperbolehkan aku mengikat rambut jika di luar?

Tiara tidak tahu menahu soal tanda lahir yang berada di balik telinga kanannya sehingga dia merasa binggung dengan peraturan aneh yang di buat oleh Alex.

"Apa kamu perlu di jemput nanti?" Tiara menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak Dad. Aku akan pulang telat waktu." Jika di jemput? Aku tidak akan bisa menikmati udara segar..

"Oke. Sampai jumpa nanti malam." Alex mengecup puncak kepala Tiara sebelum dia turun dari mobil.

"Bye Dad." Tiara melambai kemudian berjalan perlahan memasuki area kampus sementara Alex langsung melajukan mobilnya.

Seisi kampus menatap Tiara aneh karena penampilannya. Kulit putihnya tertutup sempurna dengan baju besar yang di kenakan sekarang walaupun kecantikannya masih bisa terlihat dari kedua maniknya.

Suasana seperti ini akan selalu ku rasakan jika aku berpenampilan serba tertutup. Eluhnya dalam hati fokus menatap ke arah suara riuh yang ada di tengah lapangan.

Ada apa sih?

Tiara berhenti lalu memperhatikan kerumunan. Dia mendekat, membelah banyak mahasiswa. Terlihat seorang pemuda berdiri saling berhadapan dengan seorang gadis cantik. Tangan gadis itu terulur dengan sebuah coklat juga satu tangkai mawar merah.

"Tolong Kak Daniel. Aku sudah sejauh ini menyatakan perasaan ku." Rajuknya tidak sabar, menatap Daniel penuh harap.

"Terimakasih untuk semuanya. Tapi aku tidak suka coklat dan bunga." Karena makananku adalah darah.

"Terus Kak Daniel suka apa? Katakan padaku?"

"Aku tidak suka melihat gadis secantik kamu merendahkan diri seperti ini."

"Maka dari itu terima cintaku Kak. Agar aku tidak di permalukan." Gadis itu bernama Alexa. Dia mahasiswi populer yang jatuh hati pada Daniel. Putra mahkota dari kerajaan Vampir dari Brazil.

"Aku juga tidak suka berbohong. Sebaiknya kamu berikan itu pada seseorang yang menyukai mu. Aku ada urusan. Permisi." Daniel melangkah dengan tenang membelah kerumunan.

Entah kenapa tiba-tiba saja dia berhenti lalu menoleh ke arah Tiara dengan sorot mata sulit di artikan. Daniel merasa aneh dengan hatinya yang seolah menyuruhnya menatap ke arah di mana Tiara berdiri.

Apa yang ku lakukan?

Daniel menddesah lembut, kemudian melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan teriakan riuh di sekitar.

Tampan sekali. Pesonanya seperti Daddy. Batin Tiara bergejolak bahkan sedikit tersentuh dengan pesona Daniel yang memang bukan seorang manusia.

Daniel menghilang setelah memastikan keadaan aman. Dia melesat ke alamat yang di berikan oleh Stefanus yang merupakan sahabat dari Ayahnya.

Dalam sekejap, Daniel sudah tiba di depan kediaman Lucas. Dia melihat pelindung yang mengelilingi dan berjalan melewatinya begitu saja.

"Apa benar ini rumah Tuan Lucas?" Tanya Daniel ramah.

"Benar Tuan." Bima memperhatikan Daniel dari atas sampai bawah. Berarti dia manusia.

"Beliau ada di rumah?" Tanya Daniel tidak memperdulikan suara hati Bima.

"Ada Tuan. Sebentar saya panggilkan. Mari masuk." Bima mempersiapkan Daniel duduk dengan sopan lalu berjalan menaiki anak tangga.

Setelah beberapa saat menunggu, terlihat Lucas menuruni anak tangga seraya memperhatikan pemuda yang wajahnya terlihat asing.

"Siapa?" Tanya Lucas berjalan menghampiri pemuda dengan rambut berwarna coklat muda. Visual wajahnya terlihat berbeda tapi Lucas yakin jika pemuda di hadapannya bukankah manusia. Jika dia bisa melewati pelindung itu. Berarti kekuatannya cukup besar.

"Saya Daniel, putra tunggal raja Darren." Dengan sopan pemuda itu mengulurkan tangannya.

"Untuk apa datang ke sini?" Lucas tidak menyambut uluran tangan Daniel sebelum dia tahu tujuannya datang padanya.

"Saya di urus raja Stefanus untuk membantu permasalahan anda." Lucas menatap Daniel dari atas sampai bawah. Dia memperkirakan umur pemuda di hadapannya mencapai 400 tahun.

"Tidak perlu. Aku sudah berusaha mencarinya namun tidak membuahkan hasil." Stefanus yang sudah menetap di negara lain. Merasa gusar dengan permasalahan yang menghantam rumah tangga Lucas hingga membuatnya ikut frustasi. Sehingga dengan sengaja Stefanus mengutus Daniel yang memang sudah menetap di kota untuk menyelesaikan kerusuhan yang terjadi di sana.

Seharusnya itu menjadi tugas Lucas. Namun kenyataannya, Lucas tidak dapat melakukannya karena terlalu sibuk mengurus Noa.

"Mungkin saya bisa membantu agar anda bisa fokus pada Ibu Noa." Lucas menatap tajam ke arah Daniel.

"Jangan sok akrab dengan menyebut Istriku Ibu!!" Daniel yang memiliki sifat lembut dan penyabar, tidak mempermasalahkan akan umpatan yang di lontarkan Lucas.

"Raja Stefanus akan memberikan hadiah sepadan jika saya bisa menemukan Nona Angel."

"Pergi! Aku tidak butuh!!"

"Saya cukup lama berada di sini Ayah." Wajah Lucas semakin geram di buatnya." Saya bisa mencari Nona Angel di tempat yang mungkin tidak terduga."

"Pergi kataku!!" Lucas menoleh ketika mendengar sebuah langkah kaki menuruni anak tangga." Ke kenapa keluar?" Secepat kilat Lucas menghampiri Noa untuk membantunya berjalan. Ini kali pertama bagi Noa keluar kamar setelah beberapa tahun silam.

"Kamu tidak ingin anak kita di temukan." Protes Noa ketus. Daniel melongok karena merasa terkesima dengan kecantikan Noa.

Tidak sia-sia aku datang ke sini. Raja Stefanus benar. Aku pastikan jika Nona Angel menuruni kecantikan Ibunya..

Daniel, pangeran Vampir dari Brazil. Selayaknya seperti Lucas dahulu. Dia kesulitan mencari tambatan hati sehingga dia memutuskan untuk mengunjungi beberapa negara dan menetap di Indonesia sebagai mahasiswa di sebuah Universitas.

Sifatnya yang lembut namun dingin, mampu membius para kaum hawa walaupun hingga sekarang Daniel masih belum menemukan seorang gadis yang mampu menggoyahkan hatinya.

"Aku sudah berusaha Baby." Jawab Lucas lemah.

"Siapa namamu?" Tanya Noa tersenyum ramah. Dia tidak memperdulikan penolakan Lucas.

"Saya Daniel, Ibu Noa." Daniel memegang jemari Noa lalu menciumnya dengan hormat.

"Tolong bantu menemukan Angel. Aku akan menikahkan dia denganmu jika kamu berhasil menemukannya." Daniel tersungging tapi tidak untuk Lucas.

"Bagaimana mungkin kamu langsung percaya padanya Baby."

"Naluri seorang Ibu begitu kuat sayang. Aku yakin dia bisa membawa pulang anak kita." Lucas menarik nafas panjang karena merasa tidak yakin.

"Aku sudah berusaha mencarinya. Kamu tahu itu kan."

"Tapi kamu tidak yakin! Kamu mencarinya dengan setengah hati dan menganggap anak kita sudah tiada!!" Seketika Lucas bungkam. Dia membenarkan itu karena pencariannya selama ini tidak membuahkan hasil." Tidak perlu meminta izin padanya. Aku membutuhkan mu untuk mencari keberadaan Angel sekarang." Imbuh Noa dengan wajah penuh harapan.

"Baik Ibu. Kedatangan saya kemari hanya ingin tahu bagaimana ciri Angel secara spesifik?"

"Wajahnya mirip dengan ku. Dia memiliki tanda lahir di balik telinga sebelah kanan. Tanda itu membentuk sebuah mahkota namun sering tertutupi oleh rambut." Daniel mengangguk seraya tersenyum. Dia merasa bersemangat untuk mencari jika kenyataannya Angel secantik Noa, bahkan mungkin lebih.

"Hm saya akan ingat itu."

"Terimakasih ya Nak." Noa meraih jemari Daniel dan menggenggamnya hangat." Kamu harus yakin jika Angel masih hidup agar ada campur tangan Tuhan di dalamnya." Imbuhnya dengan mata berkaca-kaca karena kerinduannya yang sangat dalam.

"Saya yakin jika Nona Angel baik-baik saja."

"Itu pasti." Anakku pasti baik-baik saja karena dia tidak gampang terluka..

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Cansa°

Cansa°

Wah Daniel or Alex nih yg bakal jadi jodoh Angel

2022-06-04

0

apakah dia jodoh Tiara

2022-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!