16

Dengan mudah Daniel bisa menemukan posisi Tiara berada. Dia turun di sudut ujung parkiran yang sepi lalu berjalan cepat menuju aroma tubuh Tiara yang sudah dia kenal.

Setelah menemukannya. Daniel memperhatikannya dari jauh dan merasa curiga dengan keberadaan Alexa yang seolah tengah mengintai.

Aku benar-benar membuatnya terjebak masalah dengan gadis itu..

Tanpa Alexa ketahui, Daniel melihat sandiwara yang sudah dia buat. Dia tidak menyangka jika gadis paling populer di kampus hanyalah seorang gadis berhati busuk.

Itu alasan kenapa aku tidak bisa tertarik padanya...

Di tengah kekisruhan yang terjadi. Daniel memindahkan baju yang sudah Alexa letakkan pada tas Tiara ke dalam tasnya sendiri dengan gerakan cepat. Apalagi fokus orang di sekitar sedang teralihkan sehingga dengan mudah Daniel melakukannya.

"Coba periksa tasnya Pak." Pinta Alexa tersenyum jahat.

"Hm silahkan." Tiara yang tidak merasa memasukkan sesuatu, langsung menyodorkan tas kuliahnya pada Scurity.

"Maaf ya Non." Ucap si scurity sebelum mengeledah tas Tiara." Tidak ada apapun." Scurity itu mengeluarkan semua isi tas di atas meja kasir.

Tidak. Tidak mungkin! Bagaimana bisa baju itu tidak ada di sana? Raut wajah Alexa berubah bingung. Dia melihat sendiri jika orang suruhannya sudah memasukkan baju sesuai rencana.

"Jangan asal nuduh Non. Buktinya tidak ada." Tiara membereskan barang-barangnya.

"Aku bahkan membawa uang untuk membayar belanjaan ku! Untuk apa aku mencuri?" Tiara menunjukan satu bandel uang tepat ke wajah Alexa.

Sialan!!! Aku yang di permalukan di sini..

"Sudah, sudah sebaiknya Nona selesaikan pembayaran agar tidak menghentikan antrian."

"Tunggu Pak." Daniel keluar dari kerumunan." Kenapa hanya tasnya yang di periksa. Seharusnya Bapak bisa berlaku adil. Periksa tas nya juga." Menunjuk ke Alexa.

"Kamu bilang apa Kak Daniel? Mana mungkin aku mencuri?" Jawab Alexa merasa percaya diri.

"Bukankah kamu bilang, tidak ada maling yang mengaku."

Ya periksa tasnya juga!! Gumam kerumunan yang ada di sekitar.

"Aku anak orang kaya! Tidak mungkin aku mencuri." Teriak Alexa menyangkal.

"Selayaknya kamu menuduhnya. Kamu harus mau di periksa dan buktikan pada semuanya."

Iya!! Biar adil...

Dengan gerakan malas, Alexa memberikan tas miliknya pada scurity. Semua orang yang ada di sekitar melongok saat melihat beberapa baju ada di dalam tas Alexa.

Tidak mungkin!!! Wajah Alexa berubah gugup menatap tangan scurity yang tengah mengeluarkan isi tasnya.

Wahhh?! Ternyata dia yang mencuri..

"Astaga... Ternyata kau yang pencuri." Ledek Tiara tersenyum tipis.

"Kau memfitnah ku!!" Alexa menunjuk wajah Tiara kasar dan langsung di tampis kasar.

"Aku tidak mengerti dengan pola fikiran gadis cantik seperti dirimu. Kau populer di kampus tapi perbuatanmu sangat kampungan! Ayo kita pergi Dinda." Tiara menggiring Dinda pergi tanpa memperdulikan Daniel yang sebenarnya ingin di perdulikan.

Dia mengacuhkan ku lagi...

"Tolong bilang pada mereka jika aku anak orang kaya Kak Daniel."

"Apa yang kau tanam. Itu yang kau tuai. Selamat menikmati." Daniel terkekeh kecil kemudian berjalan mengikuti langkah Tiara yang terlihat tergesa-gesa.

"Kak Daniel!! Tolong aku!!" Alexa akan melangkah pergi namun tangan scurity mencegahnya.

"Nona tidak boleh pergi dan harus bertanggung jawab."

"Aku akan membayarnya 10 kali lipat!!"

"Kita bicarakan ini di kantor. Mari Nona." Scurity menyeret paksa Alexa yang tengah meronta-ronta.

Sialan kau Tiara!!! Aku akan membalas penghinaan ini!!!

🌹🌹🌹

"Pelan-pelan Tiara." Ucap Dinda seraya berlari kecil.

"Tinggal 10 menit lagi. Daddy akan marah jika aku pulang terlambat." Jawab Tiara mengatur nafasnya.

"Gara-gara si Alexa."

"Aku tidak mengerti kenapa gadis itu sangat menyebalkan!!" Tiara tentu merasa panik sebab sudah puluhan tahun berjalan, sekalipun dia tidak pernah melanggar peraturan dari Alex." Kau bisa pulang sendiri kan?" Tiara mengambil dompetnya dan memberikan satu lembar uang.

"Kenapa tidak bersama-sama saja."

"Tujuan kita tidak searah." Dinda tersenyum dan baru menyadarinya.

"Hm oke. Terimakasih, sampai jumpa besok pagi ya. Nanti aku menghubungi mu." Dinda berjalan menuju halte bus sementara Tiara mencari taksi yang sedang offline. Dia tidak tahu menahu soal ponsel yang seharusnya bisa di pergunakan untuk memesan taksi.

"Hukumanku akan berat. Daddy tidak akan membiarkan ku keluar rumah." Gumam Tiara berniat melangkah ke bahu jalan namun sebuah tangan mencegah.

"Mau pulang dengan caraku." Tiara menarik tangannya cepat dan mendengus saat menyadari keberadaan Daniel.

"Cara apa! Jangan menganggu ku! Aku tidak suka melihat sikapmu yang seolah menjadi pahlawan kesiangan!!" Daniel terkekeh seraya menatap ke Tiara yang berusaha mencari taksi online.

"Belum terlalu siang. Aku tadi datang di saat yang tepat. Bagaimana tawaranku? Pulang dengan caraku agar kamu tidak terlambat."

"Tidak!"

"Berarti kamu suka di hukum?" Tiara menoleh cepat.

Bagaimana dia bisa tahu?

"Aku mengikuti mu dan mendengar perkataan mu."

"Kau malah membuang waktuku!!"

Aku ingin tahu ekspresi wajahnya jika sedang marah..

"Hm terus saja menolak. Kamu tidak akan menemukan taksi karena ini sudah Sore." Tiara memasang raut wajah gelisah. Dia tidak pernah berada di luar rumah saat senja seperti sekarang.

"Memang tidak ada taksi?" Tanyanya lirih.

"Kau tidak tahu kalau sore hari, taksi sulit di dapatkan." Tiara menggelengkan kepalanya pelan, menatap jalanan yang ramai namun tidak ada taksi terlihat.

Kurang 5 menit. Ya Tuhan!!!

"Ini sangat macet. Bagaimana kita bisa sampai tepat waktu." Tiara merasa terpaksa mengucapkannya. Dia tidak ingin Alex mencabut kebebasannya.

"Ikuti aku." Daniel kembali meraih pergelangan tangan Tiara namun di tolak.

"Aku ikut! Tidak perlu menyentuh!!"

"Hahahaha. Aku terlihat sangat buruk hingga kamu tidak ingin ku sentuh."

"Jika menolong jangan setengah-setengah apalagi mencari kesempatan! Tinggal 4 menit!! Bagaimana ini!!" Daniel terpaksa harus mengalah untuk berdebat.

"Ikuti aku." Tiara mengikuti langkah Daniel yang menggiringnya menuju jalan setapak yang ada di samping plaza tersebut.

"Mana motormu Kak. Kenapa ke sini?" Celoteh Tiara mulai merasa ragu.

"Sebentar." Daniel berhenti kemudian memeriksa keadaan sekitar dengan kekuatannya." Aman. Tutup matamu." Pintanya tersenyum.

"Tutup mata? Apa maksudmu? Aku harus pulang dengan cepat. Kenapa malah menutup mata. Kau mau mempermainkan aku!!" Tiara mendorong tubuh Daniel dan dengan itu Daniel mengambil kesempatan untuk pergi dengan caranya.

Daniel mendekap tubuh Tiara erat seraya menekan lembut kepalanya dan menempelkannya pada dada bidangnya.

Ada rasa damai seketika. Walaupun Tiara mencoba meronta untuk terlepas dari dekapan tangan kekar Daniel.

Tidak. Kenapa aku berdebar-debar? Apa aku menyukai gadis ini?

"Lepaskan!!" Daniel merenggangkan dekapannya tepat di saat mereka sudah sampai di depan rumah Tiara yang sepi." Ba bagaimana bisa." Tanya Tiara terbata.

"Cepat masuk. Tidak perlu memikirkan caranya." Tangan kanan Daniel terangkat lalu mengusap puncak kepala Tiara.

"Kau siapa?"

"Aku Daniel? Senior mu."

"Tidak bukan itu maksudku."

"Tinggal 2 menit lagi." Tiara memperhatikan jam tangan yang ada di pergelangan tangannya." Sampai jumpa besok di kampus." Walaupun banyak pertanyaan bersarang di otaknya, namun Tiara tetap melangkahkan kakinya.

"Terimakasih Kak." Tiara menoleh sejenak kemudian berlari kecil masuk pekarangan rumah.

"Sama-sama. Em ya.. Sama-sama Babe." Daniel mengacak-acak rambutnya sendiri lalu menepuk-nepuk dadanya yang masih berdebar." Bisakah aku tidak perduli? Aku hanya sedang bertanggung jawab. Tidak lebih." Daniel menghembuskan nafas berat lagi dan lagi. Tubuhnya masih saja memperhatikan rumah Tiara seolah dia enggan pergi dari sana.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

andai aku yg jadi Tiara 🤭

2022-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!