Jatuh cinta berjuta rasanya.
Cinta itu ibarat melihat tai kucing rasa coklat.
Cinta itu buta.
Mungkin itulah yang sedang Renita dan David rasakan saat ini. Sedang manis-manisnya menjadi sepasang kekasih baru. Seakan dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak...
'' Hati-hati di jalan mas Dav.'' Renita memberikan senyum termanisnya.
'' Pasti sayang, selalu hati-hati karena ada bidadari yang selalu menungguku..'' David mengecup tangan Renita. Hal sekecil itu saja, berhasil membuat wanita itu tersipu.
Padahal posisi keduanya sekarang berada di depan kantor tempat kerja Renita.
Sebulan ini, Renita tak pernah lagi olahraga pagi. Berangkat ke kantor sudah ada kang Ojek pribadi plus-plus. Plusnya ya ini, bisa mesra-mesraan di tempat umum memanas-manasi para jomblo.
'' Udah ah, Mas Dav, berangkat sana nanti telat..''
''Kiss nya dulu dong..'' David menyodorkan pipi nya.
'' Malu mas Dav..''
'' elah Mbak Reni, dari tadi kali malu-maluin. Mesra-mesraan depan umum,'' celetuk Aryo yang sudah jengah melihat pasangan lebay itu.
''Noh, lihat jadi tontonan gratis karyawan lain''. Aryo menunjuk beberapa pasang mata yang mengarah pada sepasang sejoli itu.
'' Apasih setan, berisik! Bilang aja ngiri,'' sewot Renita.
TTIIIINNNNN..
Suara klakson panjang mengagetkan semua manusia yang ada di sana.
'' Ini jalan kantor saya, kalau mau pacaran jangan disini !'' Armand melongokkan kepala nya dari dalam mobil. Pagi-pagi sudah melihat pemandangan yang membuat panas hatinya.
Sungguh Armand merasa tak nyaman tiap melihat Sekretaris nya bersama Pria itu. Dia membenci perasaan sialan ini.
Suara klakson kembali terdengar bahkan lebih panjang dari sebelumnya, menandakan empunya sedang kesal.
'' ishhhh.. Punya bos gitu amat, gak bisa liat orang seneng,'' desis Renita.
''Sudah sini sayang.. Ada banyak setan yang mengganggu pagi indah kita..''
CUP
Renita mengecup pipi David.
'' Babay.. mas Dav tersayang.'' Renita melambaikan tangannya ketika melihat motor kekasihnya menjauh.
Selepas kepergian sang kekasih hati, Renita melirik sinis si Bos yang masih berada dalam mobil dan melengos begitu saja melewati Aryo, tanpa sapaan ataupun senyum ramah.
Satpam jomblo ini selalu saja mengganggunya.
'' Cieee.. Yang marah kena tegur si bos, awas nanti jodoh, lho,'' goda Aryo.
'' hih... Amit-amit jabang bayik!'' Renita mengusap perut rata nya.
Sedang Armand hanya berlalu saja tak mempedulikan celotehan tak berfaedah itu.
...----------------...
Renita sudah siap dengan tablet di tangannya. Dia masuk keruangan si bos untuk membacakan agendanya hari ini.
Di dalam ruangan sudah ada Armand sedang berdiskusi dengan Rima asistennya.
'' Jadwal hari ini.....'' Renita mulai membacakan susunan jadwal hari ini dimulai dari pagi hingga setelah makan siang.
'' Sudah ??'' tanya Armand.
'' Sudah bos..''
'' Hari ini kamu yang menemani saya meeting di luar..''
'' Kok saya ? biasanya juga Bu Rima..'' Protes Renita.
'' Kamu bisa gak sih sehari saja gak mendebat kalo saya perintah,'' kata Armand dengan nada kesal.
'' Ralat ya bos, bukan mendebat tapi tanya. Apa anda tak bisa membedakan berdebat dan bertanya bos ? Jika tidak anda harus sekolah ulang..''
'' Sama saja! Kamu selalu pasal jika saya perintah..''
''Lah, emang saya UUD pake pasal segala..''
Rima hanya menggeleng melihat perdebatan bos dan sekretaris ini. Sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Justru aneh, jika mereka tak berdebat.
Bagaikan menonton live 'mata najwa'.
'' Rima seminggu lagi akan resign. Jadi dia harus menyelesaikan semua pekerjaannya..''
'' WHATT RESIGN !'' pekik Renita. ''Loh, kok gitu, kalo gitu aku mau resign juga.''
Armand melotot. ''Jangan macam-macam kamu!''
'' Kalo kamu resign, Siapa yang mau handle pekerjaan saya,heh ?''
'' ya Bapak sendiri lah..''
'' Saya gak akan membiarkan kamu resign. kalo kamu berani nama kamu akan di blacklist di perusahaan mana pun !'' kata Armand tegas. Dua kembali berkutat dengan laporan ditangannya.
Renita menghembuskan nafas berat, '' Selamat datang penderitaan..''
'' Cayooo, Semangat !'' Rima mengepalkan tangannya memberi semangat tanpa suara.
'' Pak..''
'' Apa lagi ?'' geram Armand.
'' Anda mendapat undangan ulang tahun perusahaan Z di hotel Anggrek, bersedia hadir apa tidak ? Acaranya dua hari lagi.''
Armand tampak berfikir sejenak.
''ya, Saya akan datang sama kamu..''
'' Tapi pak..''
'' Mau protes lagi, sana kembali ke tempatmu. siapkan berkasnya jangan sampai ada yang tertinggal. Pusing saya liat kamu.''
'' Kalo pusing pecat saya pak, pecat!'' gerutu Renita.
'' Saya masih bisa mendengar, Renita. ancaman saya masih berlaku..''
''Huh...'' Renita menghentakkan sepatunya kesal keluar dari ruangan terkutuk ini.
Baru juga mendudukkan tubuhnya di kursi ada pengganggu datang..
'' Heh, Armand ada gak ?''
Bagaikan jelangkung yang datang tak dijemput. Pagi-pagi Monita sudah menampakan dirinya.
'' Hah heh hah heh.. gue punya nama..'' Sewot Renita sembari tangannya luwes menyiapkan berkas-berkas untuk meeting sebentar lagi.
'' Asal kamu tau ya.. Aku calon istri Armand Setiawan. Jadi kamu harus sopan. Jaga sikapmu''. Kata Monita.
'' Bodo amat..'' Renita melirik sekilas wanita di hadapan nya.
'' Gue tanya sekali lagi. Armand ada nggak..''
'' Ada..''
' Awas saja kalau Aku sudah menjadi nyonya Armand. Orang yang pertama kali ku pecat itu kamu..' Monita melirik sinis Renita.
Dengan menahan kesal Monita masuk ruangan Armand tanpa mengetuk pintu.
'' haloo Armand.. How are you today..'' sapa Monita dengan gaya gemulai dengan tak tau malunya duduk di pangkuan Armand.
Monita melirik tak suka pada Rima yang duduk di kursi seberang Armand.
'' Siapa dia, Armand ?''.
'' Asisten ku..'' jawab Armand sekenanya.
Memang ini pertama kalinya Monita mengunjungi kantor Armand.
'' kok Asisten kamu perempuan. Kenapa gak cari yang laki-laki saja?''
'' Perempuan tak masalah bagiku. Asal bisa di andalkan''. Sungguh Armand begitu muak dengan wanita ini. Terlalu banyak mengatur. dan dia tak suka itu.
''Turun ! ada Rima. Apa kamu gak malu sama dia?'' pinta Armand.
'' Kalau malu, biar dia saja yang keluar dari sini. Memang salah ? aku bermanja dengan calon suamiku,'' kata Monita dengan tatapan menggoda. Jemari lentiknya mulai memainkan dasi Armand.
Armand memberi isyarat agar Rima keluar da Rima menuruutinya.
Rima tak habis pikir. Bagaimana Bosnya bisa bertemu dengan wanita seperti itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments