Selepas mandi dan mengisi perut. Renita segera mengerjakan pekerjaan yang di limpahkan padanya, di temani ice coffee pemberian bos durhakimnya.
Es yang sudah mencair berbaur menjadi air namun tetap dingin. Tetap menyegarkan tenggorokan nya di malam ini. Walau rasa manisnya sedikit pudar.
Baru satu berkas yang dikerjakan. Namun, matanya sudah tak bisa di ajak kompromi. Berkali-kali Renita menguap. Namun, dia tetap berusaha menyadarkan matanya.
Mengingat esok hari weekend. Renita tak mau di recoki bosnya masalah pekerjaan yang tak kunjung usai.
*Drrrtt...
Drrrtt...
Drrrtt*...
Getaran ponsel mengalihkan perhatiannya dari layar lipatnya. Tanpa melihat si penelpon, Renita langsung mengangkat nya.
''Hallo... hooaaam...''
''Sudah dikerjakan berkasnya ?''
''Bos ? tumben telpon hooaamm..'' Renita menutup mulutnya yang terbuka lebar.
'' Nih lagi di kerjain. Ngapain sih bos nelpon-nelpon? Pasti di kerjain jangan khawatir. Di jamin beres di tangan, Renita.''
" Cuma memastikan nggak di tinggal tidur terus di ilerin lagi sama kamu..''
'' hmmm.. Apa bos ? Gimana-gimana ?'' karena kantuk berat yang mendera. Renita menjadi tidak fokus pada lawan bicaranya.
'' ya Sudah. Kamu teruskan! Saya tutup dulu..''
'' Hmmmm...''
Bukan meneruskan pekerjaan, Renita justru tumbang di samping laptop dengan berkas di tangannya. Wanita itu tertidur dengan posisi duduk dan kepala berada di atas meja.
Di lain tempat.
Di sebuah kamar bernuansa abu-abu putih. Seorang pria tengah tersenyum puas. Rencananya berhasil, tinggal besok menjalankan plan ke dua.
'' Renita.. Renita.. keadaan ngantuk pun masih mendebat,'' Armand memandangi handphone nya yang sudah gelap.
''Ku kira sudah tidak berefek obatnya, ternyata berhasil..''
Bukan tanpa maksud Armand memberikan minuman pada sekretaris nya tadi. Dia sengaja mencampurkan obat tidur dengan dosis sedang. Sewaktu mereka berdebat tadi. Beruntung, wanita itu tak curiga sama sekali.
''Semoga kau tertidur sampai esok pagi, Renita. Nantikan kejutan mu esok hari !'' Armand menyeringai.
...----------------...
TOK..TOK...TOK....
TOK...TOK..TOK...
DUG..DUG..DUG..
DUG..DUG..DUG..
DUG..DUG..DUG...
Tidur nyenyak Renita terganggu oleh suara gedoran dari luar. Renita membuka matanya. Baru sadar, jika dirinya tidak tidur di kamar. Melainkan, di ruang tengah dengan laptop dihadapannya dan beberapa berkas terjatuh di lantai.
'' ya Ampun, kenapa bisa ketiduran disini ? Pegel 'kan tangan sama pinggang gue,'' Renita merenggang kan otot-otot tubuhnya.
DUG..DUG..DUG...
'' Ya ampun siapa sih ? Bertamu di pagi buta begini,'' keluh nya frustasi.
Dengan langkah malas dan muka bantalnya, Renita menuju ke arah pintu.
'' Siapa ? hooaaam,'' Renita menyandarkan tubuhnya pada daun pintu dengan mata terpejam.
'' Renita!''
Suara itu bagaikan magnet yang menarik paksa kesadarannya.
''Ngapain sih bos ? Pagi buta gedor-gedor rumah orang ! Kurang kerjaan banget'' gadis itu menggerutu kesal.
'' Pagi buta gundul mu ! Nih liat sekarang jam berapa,'' Armand menujukkan arlojinya di depan wajah Renita.
'' HAH !! JAM TUJUH!!'' pekik Renita.
'' Ya ampun gue gak subuhan, mateng aku..''
'' Saya kesini mau ambil berkas. Ditungguin dari tadi di rumah nggak datang-datang. Saya chat gak di bales, di telpon nggak di angkat. Tau nya masih molor,'' Armand memasang wajah galaknya dengan berusaha menahan senyum.
Harus totalitas pikirnya demi kelancaran rencana nya.
Belum hilang rasa kagetnya. Renita di kejutkan lagi dengan kedatangan Armand yang tiba-tiba meminta berkas.
'' eeee anu-anu, bos..'' Renita menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Armand bersedekap di hadapan nya dengan mata menatap intens ke arah wanita di depannya.
''Anu apa ? ngomong yang jelas! Mendadak gagu kamu. Itu berkas penting, Renita. Berkasnya di map warna merah?''
Armand menengadahkan tangannya ke arah Renita. Tak lupa tatapannya yang setajam silet.
Tapi sungguh di balik itu ssemua, laki-laki itu berusaha menahan tawa.
Renita menggigit bibir bawahnya. Wanita itu bingung harus beralasan apa.
Renita menghembuskan nafas, dia memilih jujur.
''Belum ada yang selesai bos..'' lirih Renita dengan menundukkan kepalanya.
'' APA ! BAGAIMANA BISA?'' bentak Armand.
Renita menutup matanya, siap sudah menerima amukan Singa Jantan di depannya ini.
'' Lagian si bos ngapain sih buru-buru amat. Weekend juga keles..'' Renita yang sesungguhnya telah kembali.
'' Namanya juga ketiduran bos. Maklum dua hari kurang tidur gegara disuruh lembur sama Kompeni. Dua hari gak kesiangan aja untung..''
'Berarti dia gak sadar, penyebab ketidurannya gara-gara obat,' batin Armand menyeringai.
'' Udah sekarang bos masuk dulu daripada marah-marah depan pintu. Nanti kalo ada yang lewat dikira Bos menganiaya saya. Meski kenyataannya gitu ..'' Raut mukanya tetap jutek.
' mimpi apa gue semalem. Perasaan tidur gue nyenyak-nyenyak aja. Bangun-bangun ? udah di gangguin nih manusia atu,' batin Renita.
'' Tapi maaf ya Bos tempat saya berantakan''.
Armand mengikuti Renita masuk ke dalam.
Ruangan yang tidak terlalu luas. Ruang tamu yang menjdi satu dengan ruang tengah.
Tak ada tempat makan hanya ada karpet kecil di depan tivi.
Dua kamar yang bisa dipastikan tak ada kamar mandi di dalam nya.
Netranya menangkap sebuah laptop yang terbuka dengan layar gelapnya. Sebuah map terbuka dan beberapa map berhamburan dilantai
'' Bos bisa duduk situ atau di bawah terserah. Saya mau bersih-bersih dulu. Nyantai aja bos Anggap rumah sendiri, rumah jadi-jadian''.
Armand tersenyum tipis kala melihat Renita membersihkan cup bekas minum yang dia beri kemarin telah kosong. Beserta kotak bekas martabak lalu di buang ke sampah.
Armand duduk di kursi dengan satu kaki bertumpu di kaki yang lain. Badan bersandar di sandaran sofa dengan kedua tangan menopang belakang kepala.
'' hemm Makan bubur pagi-pagi gini, enak kali Ren, sama kopi pahit,''
''Lagi males keluar Pak,'' jawab Renita sembari tangannya dengan lincah menggerakkan sapu.
Jangan lupa di pundak nya tersampir kain kecil guna mengelap meja, kaca
dan jendela yang berdebu.
'' Trus kamu mau makan apa ? Kalau nggak beli,'' tanya Armand.
Netranya intens melihat gerakan Renita.
'' Ya masak sendiri..''
'' Waahhh.., pas tuh ! Saya ingin merasakan masakan kamu,'' sahut Armand dengan antusias
''Masakin saya udang asam manis, cumi lada hitam udah itu aja sama kopi pahit''.
''Gak sekalian pisang goreng buat temen kopi Pak..'' sewot Renita.
'' Wah..boleh tuh, boleh banget,'' kata Armand tanpa rasa bersalah.
Renita menghentikan aktivitas nya.
'' Bapak kesini mau ambil berkas apa mau ngerampok saya ? Lagian kenapa tadi gak sarapan di rumah.''
'' Saya nggak punya bahan makanan yang bapak sebutin, saya belum belanja. Adanya cuma mie instan sama telur,'' Renita melanjutkan kembali pekerjaannya.
Renita berlalu ke belakang. Tak lama dia kembali dengan seperangkat alat pelnya.
Dengan santainya mengepel lantai tanpa menghiraukan manusia yang terus menatap gerak gerik nya.
Sungguh dalam hati Armand mengagumi gadis ini. Rambut yang di ikat asal nyaris tanpa riasan. Training olahraga dengan kaos putih kebesaran. Sedang luwes membersihkan setiap sudut rumah.
Di zaman sekarang, jarang ada gadis yang mau mengerjakan pekerjaan pembantu seperti ini. Tapi lihatlah dia tak malu sedikit pun meski ada bosnya disini.
'' Bapak ngapain Merhatiin saya sampek segitunya ? Kagum, mau bilang Saya cantik gitu walau tanpa make up. Iya saya emang cantik gak usah terpesona gitu..''
'' Kamu mirip Inem,''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Tika Rotika
🤣🤣🤣🤣si Renata udh geer malah di katain inem
2023-08-27
0
Nur Hayati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-10-22
0
💞Amie🍂🍃
Ishh kok inem sih bikin ngakak aja😁😆
2022-10-07
2