''Siapa dia, Ren?'' Rima melirik ruangan yang tertutup rapat.
''Nyi Blorong..''
''Dia bener calonnya Pak Armand ?'' Rima masih tak percaya.
Renita hanya mengedikkan bahunya. ''Mana gue tau, bodo amat juga.''
Tangannya masih luwes menyapukan bedak di area wajahnya.
''iihhh, Kok bisa sih, pak Armand nemu modelan kayak begitu. Aku aja yang perempuan jijik liat kelakuannya,'' bisikRima.
Dan acara berghibah ria di mulai.
''Namanya karma bos durhakim.''
Rima terkekeh mendengarnya. ''Jangan terlalu benci nanti jatuhnya terlalu cinta.''
''ihh, Amit-amit jabang bayik mbak...'' Renita mengusap perutnya.
''Eh, mbak Rima Kenapa sih, resign? Nanti aku kesepian lho, gak ada yang ngajak ngobrol, gak ada yang nyemangatin. Mbak itu, sudah seperti kakak aku sendiri..'' Renita memeluk lengan Rima yang berdiri disamping mejanya.
''Suamiku pindah tugas ke luar kota, mau gak mau aku ikut..''
'' Resiko ya mbak punya suami Abdi negara.. Ngomong-ngomong mbak gak takut ?''.
Rima mengernyit, ''Takut kenapa ?''
''Jadi janda..'' jawab Renita dengan tampang polosnya.
Rima tertawa mendengarnya, ''Ada-ada aja kamu. Udahlah pekerjaanku masih banyak. Kamu tungguin aja orang pacaran. Kalo gak lama ya bentar lagi keluar.'' kelakar Rima sembari masuk ruangan nya.
Setengah jam sudah Renita menunggu. Tak ada tanda-tanda si Bos akan menampakkan batang hidungnya. Padahal waktu semakin mepet dengan pertemuan.
Tak biasanya si bos seperti ini. Apa yang dia dan wanita itu lakukan ? Secara pakaian nya yang aduhai menggoda mustahil jika laki-laki tak tergoda.
Mungkinkah ?
Renita menggelengkan kepala membuang pikiran kotornya. Sejurus kemudian ide jahil muncul di otak cerdas nya.
DUG..
DUG..
DUG...
'' BOOOSSS ! WAKTUNYA PERTEMUAN!! KLIEN SUDAH MENUNGGU...'' teriak Renita dari luar ruangan.
Renita terkikik geli, 'emang enak di gangguin. ini balasan ku buat tadi pagi Bos...'
Tak lama pintu terbuka, menampilkan Monita yang terus menjadi lintah di lengan Armand. Dua bukit barisannya menempel sempurna di sana . Sungguh pose yang aduhaiii...
Renita bergidik sendiri melihat nya.
Sedang si bos seperti biasa wajah minim ekspresi yang dia tunjukkan.
''Kita berangkat ! kamu pulang..'' Armand menatap dingin Monita.
'' cih.. Gak romantis..'' Cibir Renita.
'' Okey sayang bye-bye..'' Monita ingin mencium pipi Armand tapi dengan cepat Armand menghindar.
Monita melirik sinis wanita dihadapannya. Karena telah mengganggu waktunya bersama pria incarannya.
'Lagaknya malu-malu.. Padahal aslinya malu-maluin. Dari tadi gue nunggu sampe karatan..' batin Renita.
...----------------...
Sebelum nya di ruangan Armand.
Monita terus memainkan dasi Armand. Perlahan jemari lentik itu membuka kancing di balik dasi. Tatapannya begitu menggoda. Setelah kancing terbuka. Monita mengusap dada Armand penuh kelembutan.
Armand membiarkan saja. Dia sudah bosan melarang wanita ini. Semakin di larang semakin menjadi.
Dan konsentrasi Armand mulai terganggu saat tangan nakal itu dengan lancang nya, mengelus junior yang masih terbalut celana bahan.
Armand lelaki normal mendapat sentuhan seperti itu, tentu saja membuatnya bereaksi. Monita tersenyum puas saat mendengar Armand mengeram.
'Sebentar lagi kau akan masuk jerat ku Armand'.
''Singkirkan tanganmu Monita !''geram Armand dengan suara seraknya. Matanya sudah berkabut.
''Kau bisa menolak ku tapi tubuhmu tidak..'' bisiknya sensual.
Monita lebih intens lagi melakukannya. Tangannya mulai membuka resleting celana dan mengeluarkan sang tokoh utama.
'' Hentikan!!!''teriak Armand. Sungguh ini membuatnya gila. Monita begitu lihai memainkan benda itu. Lidahnya pun ikut ambil peran. Sekuat tenaga Armand menahan suara laknat nya.
''Diam dan nikmati sayang..''
Bukan Monita namanya jika berhenti begitu saja. Kepalang tanggung dia juga terbakar gair*h akibat ulahnya sendiri.
Gedoran dan teriakan Renita bagaikan magnet yang menarik paksa kesadaran Armand.
Seketika Armand menjambak rambut Monita. Tatapannya seolah menguliti wanita itu.
''Kau wanita sialan ! Jika bukan karena mama, aku tak sudi bertemu denganmu.'' Armand berdiri memperbaiki penampilannya.
Saat akan membuka pint.Tanpa rasa takut, Monita langsung mengaitkan lengannya ke lengan Armand. Kembali menjadi lintah berwujud manusia.
...----------------...
Jari-jemari Renita beradu dengan keyboard hingga menimbul kan suara yang begitu khas. Matanya begitu fokus pada layar di depannya. Tak lama kemudian terdengar helaan nafas pertanda dia telah selesai.
Melirik arloji sudah waktunya untuk pulang. Senyum merekah dari bibir berwarna peach itu. Saat melihat ponsel, ternyata sudah ada pesan dari sang pujaan hati.
' Aku di depan..'
Buru-buru renita melongok dari jendela. Dia bisa melihat sang pujaan hati sedang melambaikan tangan ke arahnya.
Melihat ruangan di depannya masih tertutup rapat. Renita berinisiatif untuk kabur. Sebelum mendapat kerjaan tambahan dari si Kompeni.
Naas tanpa renita sadari Armand sudah mengetahui gelagatnya. Armand memang gila kerja. Tapi sesekali membuntuti Sekretaris Ajaibnya tak apa lah.
Armand berada pada jarak aman. Mengikuti motor di depannya seperti Stalker sejati. Dia terus memperhatikan interaksi sepasang sejoli itu.
Mesra. Satu kata yang dia simpulkan.
Armand memarkirkan mobilnya agak jauh dari kontrakan Renita. Berganti dengan berjalan kaki.
Kesal melihat lelaki itu tidak langsung pulang setelah mengantar Renita.
Karena penasaran Armand mendekat dan mengintip apa yang mereka lakukan.
Betapa terkejutnya, Armand melihat David yang duduk membelakangi pintu. Mendekatkan wajahnya pada Renita. Keduanya tengah berciuman. Melihat itu rasa panas menjalari tubuhnya hingga ke ubun-ubun.
Tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Cemburu dan amarah menjadi satu. Setir kemudi yang tak berdosa pun menjadi pelampiasan nya.
Dengan amarah didada. Armand melajukan kendaraan nya meninggalkan tempat itu.
...----------------...
Di rumah Renita.
Renita dan David tengah asik menikmati pizza yang sempat mereka beli tadi. Keduanya berbicara banyak hal. Tawa canda turut hadir dalam pembicaraan mereka.
David memperhatikan intens mulut Renita. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya. Hal itu sukses membuat Renita membeku dengan dada beregub kencang.
Renita sudah memejamkan mata.
Saat semakin dekat..
'' Ada saos di ujung bibirmu''. David mengusap dengan ibu jarinya dan menjilat nya.
Renita membuka mata. Entah kenapa ada rasa kecewa dalam hatinya.
David tersenyum lembut, '' Kenapa mukanya di tekuk gitu..? kecewa gak di cium''.
'' Mas Dav udah buat aku halu tau gak ''. Renita memukul lengan David.
David tertawa di buatnya. Wajah kesal Renita membuat nya gemas. David membawa Renita dalam dekapan nya.
''Mencintai bukan untuk di rusak. Ada masanya ketika kita sudah halal nanti. Aku takut tak bisa mengendalikan diriku jika aku melakukan itu.''
''Aku mencintai untuk menjagamu. Meskipun aku juga menginginkannya. Tapi aku menahannya''.
Renita membalas pelukan kekasihnya tak kalah erat.
PLETAK...
'' AWWW ! Kok di sentil sih mas Dav.'' Renita mengusap keningnya yang terasa panas.
''Biar otak nya balik. Makanya jangan kebanyakan nonton cowok tulang lunak itu , ngeres kan jadinya''.
''Sakit ? Sini ku obati biar gak marah lagi..''
David mencium kening nya.
Wajah renita sudah seperti udang matang mendapaf perlakukan seperti itu.
''Sekarang kening dulu. Nanti kalau sudah halal ku kasih bibir...'' Tatapan David terus turun kebawah ke arah leher dan dada renita.
Mengetahui hal itu, Renita langsung menyilang kan tangannya di depan dada
'' MESUM !!!''
...****************...
Haduh.. maaf ya jika bahasanya belibet bikin mumet. Sama Aku nulis part ini juga mumet. hehe
Oke jangan lupa
Like,❤ , Comment.. biar tambah semangat halunya.
Vote dan hadiah juga...
Follow juga ya..😄😅
babay...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Amit- amit jabang bayikkkkk,
2022-10-07
1
Netty S
ah,,Armand,,entahlah,,aku kecewa
2022-09-16
0