Armand Setiawan putra sulung dari pasangan Tuan Setiawan dan Ny. Amalia. Usianya 35 tahun, berstatus single. Pria ini memiliki watak kaku, dingn dan tegas.
Orangnya workaholic, bahkansampai lupa waktu dan makan, jika sudah tenggelam dalam pekerjaannya. Siapa pun yang menjadi bawahannya harus siap dengan sistem kerja yang dia terapkan. Jika tak mampu silahkan mengundurkan diri.
Di usia nya yang sekarang ini, banyak yang bertanya. Apakah dia tidak ingin punya pasangan? Dia laki-laki normal, sudah barang tentu jawabannya ingin.
Namun, yang menjadi masalahnya sekarang, dia belum menemukan sosok yang pas. Seseorang yang bisa mengimbangi wataknya
Armand mempunyai seorang adik bernama Amanda setiawan. Dia sudah menikah juga memiliki seorang putri. Setelah menikah, Manda lebih memilih ikut bersama suami nya tinggal di LN. Karena sumber pundi-pundi uangnya ada disana.
Manda memutuskan untuk menikah muda di usianya yang ke-22 tahun.
Dengan alasan kesepian, Amalia sering menyuruh Armand untuk segera memiliki pendamping. Tak jarang pula Amalia memperkenalkan anak teman-teman nya pada Armand. Dari yang berpakaian minim hingga yang bercadar, dari yang lokal hingga internasional. Tidak satupun dari mereka yang menarik perhatian Armand
Seperti pagi ini, celotehan Amalia sudah membuat kepala Armand pusing.
'' Ar, nanti mama mau mengenalkan kamu sama anak teman mama. Dia baru pulang dari LN. Seorang model, cantik sudah tentu. Kamu wajib datang!'' titah tegas ibunya.
'' Aku ada meeting penting.'' jawab Armand sekenanya.
''Ya, masa meeting sampai satu hari penuh. Pokoknya mama tidak menerima alasan. Kamu harus datang ! Jangan coba-coba menghindar.''
Nah kan, Ibu Ratu akan menunjukkan taringnya, jika keinginannya tidak di penuhi.
''Sudahlah Ar, datang saja masalah cocok nggak nya urusan belakangan,'' saran Setiawan.
Sontak hal itu, langsung mendapat pelototan dari yang mulia Ratu.
''Kalau yang ini masih tidak cocok juga, kamu mama kasih waktu seminggu buat bawa calon mu ke rumah,'' titahnya tegas.
Armand menghela nafas, selera makannya mendadak hilang. '' aku pergi dulu..''
...----------------...
Setelah beberapa jam berkendara, Armand sampai di depan lobby kantor lalu menyerahkan kunci mobilnya pada Aryo untuk di parkir. Armand memang jarang memakai supir kecuali saat terdesak.
Lobby tampak lenggang, hanya beberapa orang saja yang keluar masuk. Satu persatu dari mereka menyapanya dengan menganggukkan kepala hormat di sertai senyum. Armand hanya menanggapinya dengan wajah datarnya.
Karna lift yang biasa dipakainya sedang dalam perbaikan, Armand langsung menuju lift khusus karyawan.
Dia mengernyit saat melihat penampilan sekretaris ajaibnya. Kaki penuh debu dengan menjinjing sepatu di tangan kirinya, keringat bercucuran membuat rambutnya terlihat lepek. Tengah menanti pintu lift terbuka.
Segera saja, Armand menarik kerah bajunya dari belakang.
''Kamu terlambat Renita ''.
Tanpa menunggunya, Armand langsung memasuki lift yang sudah terbuka kemudian disusul sekretarisnya
Armand tak habis fikir dengan wanita ini. Tanpa memperdulikan keberadaannya dengan santainya dia memoles kembali wajahnya. Apa itu? kenapa bibirnya di maju majukan seolah akan mencium orang. Padahal dia sedang bercermin.
Ada sesuatu yang menggelitik hatinya Penampilan atasnya okelah. Tapi itu, Lihatlah kakinya.
'' Percuma cantik tapi kakinya kayak kaki ayam,'' sindir Armand.
Jujur wajah kesalnya menjadi hiburan tersendiri bagi Armand.
'Oke setelah ini, setiap lelah atau sedang suntuk. Buat saja Renita kesal seperti ini,' batin Armand menyeringai.
...----------------...
Klien kali ini cukup membuat kepala Armand berdenyut. Dia terlalu banyak maunya, jika bukan demi keuntungan yang besar untuk perusahaan. Armand akan melepasnya dari kemarin.
Armand melirik arlojinya waktu hampir melewati makan siang. Sekretarisnya juga terlihat jengah dengan kliennya kali ini.
Armand dapat melihat saat Renita memegangi perutnya tapi tetap fokus dalam pekerjaannya.
Jujur, dia salut dengan kemampuan otaknya. Itulah yang membuat laki-laki itu enggan memberhentikan gadis ini. Dia cepat tanggap dan cekatan, Armand selalu puas dengan hasil kerja nya.
Ya walaupun Dia sering membantah, jika Armand keterlaluan menurutnya. Tapi sekali lagi, itulah Armand.
Armand memiliki jadwal harian, pekerjaannya hari ini harus selesai hari itu juga. Tak peduli, jika mengharuskan lembur.
Jika ada kepentingan mendadak, Armand akan melimpahkan semua pekerjaanya pada sekretaris nya. Melihat kemampuannya, Armand tak ragu untuk menyerahkan pekerjaan penting sekalipun kepadanya.
Meeting selesai pukul 13.30, bertepatan itu pula handphonenya bergetar ada pesan masuk dari Amalia. Apalagi, jika bukan menyuruhnya datang ke restoran X untuk misi perjodohan.
'Lebih baik dituruti saja. Benar kata papa masalah cocok nggaknya urusan belakangan,' batin Armand
''Renita, setelah ini keruangan saya, ambil berkas yang ada di meja saya. Kamu teliti dan revisi. Nanti saya tinggal menandatangani saja. Jam tiga harus sudah ada di meja saya,'' kata Armand tapi matanya masih fokus pada ponsel di depannya.
Dan sesuai perkiraan, bukan langsung mengiyakan. Justru, Renita masih mendebat nya dulu. Dia mengatakan belum makan siang, tidak sarapan bahkan mengatai dirinya Londo.
Karena sudah di tunggu mamanya, Armand berinisitaif mengambil berkas-berkas itu. Lalu meletakkannya diatas meja Renita. Pria itu, menegaskan kembali, jika pukul 3 harus sudah ada di mejanya.
...****************...
''Ini lho, jeng Armand putraku yang tadi aku ceritain.'' Amalia mengenalkan Armand pada seorang wanita paruh baya dan seorang wanita muda dengan pakaian minim bahan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Melihatnya saja, Armand sudah merasa risih. Apalagi sampai tertarik padanya, sangat tidak mungkin. Wanita itu, terlalu mengumbar tubuhnya.
Armand menanggapinya dengan datar nyaris tanpa ekspresi. Armand mengetahui wanita itu sedang mencari-cari perhatiannya. Tapi tak ia hiraukan, baginya ponsel lebih menarik daripada wanita itu.
'' Ar, kenalan dong ngobrol gitu, jangan ponsel mulu.'' Amalia menyenggol lengannya.
''Hai, aku Monita.'' Monita mengulurkan tangannya ke arah Armand.
Armand hanya berdehem saja.
Wanita itu, perlahan menarik tangannya karna tak kunjung mendapat sambutan dari Armand.
Sungguh, Armand jengah dengan situasi ini. Dia melirik arloji yang bertengger di pergelangan tangannya.
'Saatnya kembali ke kantor.'
''Ma, aku masih ada pekerjaan. Aku harus kembali ke kantor. Permisi!"
Armand terus melangkahkan kakaknya keluar. Dia tak mempedulikan teriakan Amalia yang terus memanggilnya
"Aduh maaf yang jeng, Armand memang begitu orangnya sama orang yang belum dia kenal. Aslinya dia baik kok.."
Hanya kata itu yang masih terdengar di telingan Armand. Setelahnya, dia segera menuju mobil untuk menuju ke kantor.
...****************...
Armand memijit pelipisnya saat melihat sekretaris yang dia suruh mengerjakan berkas, malah tertidur dengan lelapnya.
Dan apa itu ? Berkas pentingnya basah karena liur.
Gadis jorok, pikir Armand.
Pekerjaan yang seharusnya selesai justru harus tertunda. Dengan kesal Armand mengetuk mejanya. Sekali ketuk tak bangun. Diketuknya lebih keras lagi. Behasil, dia perlahan dia mulai membuka matanya.
'Bukannya meminta maaf malah nyengir gak jelas,' batinnya kesal
Niat menegur, lagi-lagi wanita ini mendebatnya. Hingga Armand harus memejamkan mata untuk menetralisir emosinya.
Dan puncak kekesalannya, saat Renita mengatakan
''Bos.. Jangan suka marah-marah nanti kerutannya nambah..''
...****************...
Oke gengs, Jangan lupa..
LIKE, ❤ , COMMENT, VOTE &HADIAHNYA.
Babay..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Fatma Kodja
bos Armand ko tega ngatain kaki Renata kayak kaki ayam emang Renata hewan 🥺🥺🥺🥺
2022-07-17
1