Apa yang terjadi?

"Udahlah Kak namanya juga anak kecil jangan langsung percaya!" Bisik Arin memperingatkan saat Adel kelihatan bingung.

"Bener kok ada Papa tuh, tadi hantunya dikalahkan semua sama Papa!" Ocehan Viona dengan polosnya.

Adel mulai bingung dengan yang dikatakan Viona, tentang "Hantu." atau ayah yang disebutnya sebagai "Papa."

"Ah kamu kaya di film aja, siang-siang gini mana ada hantu." Seru Arin membantah perkataan Vio.

"Duh gawat nih Kakak pasti nanti nanya banyak." Batin Arin.

"Udah sekarang kita balik lagi ke rumah." Ucap Adel.

"Gak kak!" Tanpa basa-basi Arin langsung membantahnya. Dan ucapannya itu seragam juga senada dengan Viona putrinya sendiri.

Adel memicingkan mata menatap dengan heran pada dua orang yang sudah ditinggalnya semalam tadi.

"Vio sekarang bicara sama Mama jangan bohong!" Ucap Adel memperingatkan.

"Udahlah Kak ngapain nanya anak kecil gini." Arin masih bersusah payah menahan Kakaknya itu.

"Ma, Vio gak bohong!" Viona menggelengkan kepala.

"Hantu itu apa Vio?" Tanya Adel dengan nada penuh selidik.

"Kak ngapain sih nanyain Vio, udah ah!"

"Apa sih kamu? Pasti ada yang disembunyikan dari Kakak ya?." Tebak Adel merasa sikap Arin yang tidak biasanya. "Sekarang kalian berdua harus cerita semuanya, ngapain aja kemarin di sini?" Adel langsung menyerang adik dan putrinya dengan pertanyaan.

Arin terdiam dia tidak yakin menceritakan tentang situasi kemarin malam di villa, karena dia sendiri tidak yakin itu adalah sesuatu yang nyata. Hantu itu memang ada tapi kan bagaimana membuat Kakaknya bisa percaya.

Sebaliknya Vio juga masih diam saja. Sebagai anak kecil dia cukup tercengang dengan bentakan Mamanya dan pertanyaan yang membuat dia bingung.

"Kakak mau kembali ke rumah." Ucap Adel sambil membalikan badan.

"Kak jangan!" Lagi-lagi Arin mencegah kakaknya.

"Ada apa Rin? Kakak mau pulang ke villa, itu salah?" Nada Adel sudah berubah bercampur dengan emosi yang mendadak muncul di dadanya.

"Sekarang ceritakan alasannya kenapa kakak gak boleh kembali ke villa?" Tanya Adel lagi tidak kalah penasaran karena dari tadi Arin masih saja diam.

"Vio, apa kita gak apa-apa balik lagi ke villa?" Tanya Arin.

Adel malah semakin bingung melihat adiknya yang harus bertanya dulu pada Viona yang hanya seorang anak kecil.

Viona menggelengkan kepala.

"Yasudah, Mama mau kembali ke villa kalau kalian mau di sini, silahkan!" Bentak Adel. Kali ini Arin tidak berhasil mencegah Kakaknya itu dan menghentikannya.

"Tante, jangan!" Ucap Viona.

Raut wajah Viona saat itu hampir menangis, embun di kedua pelupuk matanya sudah terlihat berlinang dan hampir jatuh.

"Mama ke rumah Vio, gimana sekarang?" Tanya Arin panik.

Tapi Vio masih menggelengkan kepala mencegah Arin untuk ikut menyusul.

"Gak bisa gitu kan? Tante khawatir kalau hantu itu muncul dan nyakitin mama gimana?" Pemikiran Arin sebagai orang dewasa mungkin tidak terpikirkan oleh Viona sebelumnya. Terlihat jelas Viona yang menatapnya bingung dan tak mengerti.

"Ayo kita susul Mama aja!" Arin tetap bersikeras untuk menyusul, tapi sudah bisa ditebak Viona masih menggelengkan kepala tanda menolak.

"Kenapa?" Arin semakin bingung dan kalut, apa yang harus dilakukannya. Kali ini dia merasa sepenuh hati ya percaya dengan apa yang dikatakan oleh Viona sebagai anak kecil yang melihat semua makhluk mungkin tak kasat mata bagi penglihatannya. Apa yang harus dilakukan? Di satu sisi Arin sangat khawatir tidak bisa membiarkan Kakaknya ke sana, tapi dia juga tidak bisa kan meninggalkan Viona sendirian menunggu.

"Tante bingung nih!" Keluh Arin yang sudah tidak tenang.

"Papa gak boleh kita kesana." Ucap Vio sudah terlihat akan menangis.

Mendengarkan penjelasan Viona yang bagaikan petunjuk besar baginya. "Papa bilang gitu? Sekarang Papa dimana?" Tanya Arin terdengar antusias.

"Papa nyusul Mama." Jawab Viona.

Mendengarkan jawaban Viona seolah itu adalah jalan keluar bagi semuanya, hati Arin sangat lega entah mengapa dia merasa Kakak iparnya itu tidak akan membiarkan Adel celaka, bahkan Viona juga mengatakan jika papa nya sendiri yang menolong mereka berdua tadi ketika terjebak di sana.

"Yasudah kita tunggu di sini." Ucap Arin terdengar sebagai keputusan terbaik yang sudah dipilihnya.

"Vio mau Mama!" Tiba-tiba tangisan Viona mulai pecah, dia bahkan memeluk Arin dan meluapkannya.

"Udah ya kita aman di sini kan! Mama juga aman bersama Papa."

*******

"Hantu... hantu. Emangnya masih zaman ada hantu di siang bolong gini. Arin tuh bikin penasaran dia sudah buat ulah apa sih di villa?" Adel terus saja menggerutu kesal sambil berjalan dan sudah hampir sampai di depan pintu.

Adel melihat pintu yang tadinya terbuka saat terakhir kali dia keluar kini sudah tertutup rapat. "Kok bisa?" Batinnya merasa aneh. "Ah udah, nanti malah ikut-ikutan Arin sama Viona ngoceh tentang hantu-hantu, nakutin diri sendiri aja." Gumam Adel sambil menarik handle pintu. Tapi lebih aneh lagi kali ini dia melihat handle yang bergerak sendiri tanpa dia lakukan dan pintu juga terbuka lebar di depan matanya.

Tidak cukup hanya berdiri di luar, meski sekarang hawa yang dirasakan tubuhnya mulai berubah, Adel tidak bisa menampik reaksi alami tubuhnya saat melihat dan mengalami sesuatu yang baru dilihatnya dan itu sangat aneh.

Pelan dan hati-hati bahkan Adel tidak berniat menimbulkan suara saat kakinya melangkah memasuki Villa.

Dering hp milik Arin terdengar dari arah kamar dan membuat perhatian Adel teralihkan. Tiba-tiba saja Adel merasa tidak bisa langsung berlari, dia bahkan sangat berjaga-jaga mengedarkan seluruh pandangannya ke sekitar. Saat melihat ke sisi kanan pintu gudang sudah terbuka lebar dan itu membuat rasa penasarannya bertambah, seingat yang dia pikirkan sebelumnya ada suara dari dalam gudang. "Pencuri?" Pikir Adel mulai cemas.

Adel mempercepat langkahnya dan berdiri di depan pintu gudang itu. Wajahnya sedikit maju dan melihat di dalam gudang yang membuat matanya langsung terbelalak kaget. Keadaan gudang yang tentu saja dia tahu segala macam perabotan di dalam sana, semua berantakan terutama guci kesayangan Oma pecah berhamburan tak menyisakan satupun yang utuh.

"Pasti ulah pencuri!" Batin Adel dengan yakin.

Adel berbalik dan sudah melihat sepasang mata tepat sedang memandanginya.

"Hantu...!" Teriak Adel histeris.

"Tenang! Diam jangan berisik!" Ucapnya seseorang.

Adel terdiam bahkan terasa kelu untuk berbicara, apalagi jika harus mempercayai pemandangan yang ada di depan matanya sekarang.

Apakah saatnya mengakui jika hantu itu memang ada? Bagaimana bisa seseorang yang sudah meninggal kembali ke hadapannya dengan tubuh yang utuh.

Adel diam hatinya terhenyak kaget. Adel hanya terus menunjuk ke arah lelaki yang ada di hadapannya dengan mulut yang berusaha merangkaikan kata satu persatu.

"Rendra!" Ucap Adel gugup

Terpopuler

Comments

MARI SALING LIKE DAN BERBAGI

MARI SALING LIKE DAN BERBAGI

semangat thor

2022-10-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!