19. PERUBAHAN HATI

...ACE pov...

..........

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam ketika aku kembali ke kamar. Aku masuk dan melihat ruangan yang sunyi, Fawn tidak nampak di mana pun. Biasanya, di jam sepuluh malam, demi menghindariku menyentuhnya, dia sudah tidur lebih awal. Aku menuju kamar mandi dan sekali lagi, tidak menemukannya di sana. Aku melihat ke arah balkon yang lampunya tidak menyala. Bertanya-tanya, apakah mungkin Fawn di sana atau...

...apa dia melarikan diri?

Aku menuju balkon dengan jantung yang berdegup kencang.

Suara decitan pintu yang bergeser mengisi keheningan. Mataku beradaptasi di kegelapan dan mencari-cari tanda keberadaan seseorang. Napasku tersangkut di kerongkongan ketika aku tidak melihat siapa pun, sampai...

"BAAAAAA!!!" Fawn melompat ke hadapanku dengan suara nyaring yang memekikkan telinga.

Aku terperanjat dengan jantung yang nyaris melompat keluar dari rongganya.

"Haaaahahahahahaha, lihat. Kau terkejut!" Dia tertawa sangat puas. "Rasakan!"

Gadis gila ini, apa dia bermain-main denganku? Aku dari semua orang?

"Apa kau gila?" Aku menekan keterkejutanku yang mulai bercampur dengan kekesalan. Aku mengira dia benar-benar menghilang barusan. Tapi di sini dia, berdiri dengan ekspresi penuh kemenangan.

"Kenapa? Tidak pernah bermain petak umpet saat kecil, tuan muda? Oh, aku lupa kau psikopat, mainan seperti ini tidak akan pernah kau alami. Kasihan sekali. Bersyukurlah, ini permainan pertamamu."

"Kau sepertinya cukup ceria hari ini," aku tidak begitu peduli akan hinaan Fawn. Sebaliknya, aku lebih tertarik pada sepasang bola mata hazelnya yang berbinar jenaka. 

Aku pikir Fawn masih marah padaku mengingat apa yang terjadi menyangkut Jem tadi siang.

Indira adalah tuan Fawn, dan sedikit niat negatif terpancar ke arah tuannya itu akan membuat Fawn murka. Seperti anjing yang loyal, Fawn akan menggigit siapa pun yang mengusik tuannya.

"Tempat ini membuatku stres, jadi aku butuh hiburan." Cengirannya memudar seiring dia menyadari tatapanku.

"Apa mengejutkanku hiburan bagimu?" Aku melangkah mendekatinya.

Kalau dihitung-hitung, sudah berapa hari aku tidak bermain dengan Fawn? Aku sedikit merindukan suara desahannya.

Fawn menarik satu langkah mundur, kedua tangannya terangkat di depan dada, menahanku agar tidak begitu dekat dengannya. Sayangnya, itu tindakan yang malah mempermudahku menyekal kedua pergelangan tangannya. Dia tersudutkan di pagar dengan aku yang memerangkapnya.

"A-Ace...keparat, apa maumu?"

"Seharusnya kau tidur seperti biasa, ini semua salahmu karena sudah bermain-main denganku!"

"Hei, sial! Lepaskan aku!"

"Tidak mau," jawabku jenaka. Sengaja memancing emosinya. "Aku baru mulai bermain denganmu."

"Sial, bajingan ini bukan permainan..." Dia menggeliat panik saat aku merapat ke dadanya, merekatkan tubuh kami sementara bibirku menyapu pipinya. "Faaawn~"

"Ace kau keparat, berhenti--"

"Lihat aku," perintahanku selalu berhasil padanya belakangan ini. Entah itu karena ketakutan atau karena aku sudah berhasil mengontrolnya sedikit,ketika Fawn dengan berat hati menatapku, aku merasakan kemenangan lagi dan lagi.

Matanya menyorotku dengan kegugupan, mata yang sama yang membuatku tertarik ke arahnya. Tanpa kata, aku meraup bibirnya di bibirku. Mencecap sensasi manis yang kembali menggelenyar di dadaku layaknya candu. Tanganku merayap naik ke tengkuknya, menahan kepalanya agar tidak menghindariku. Menekannya lebih dekat dan lebih dalam.

Ketika pagutan itu berlangsung cukup lama, Fawn mengambil kesempatan untuk menarik napas dengan mulutnya, dan aku memanfaatkan kesempatan itu untuk keuntunganku dan menyelipkan lidahku masuk. Mengeksplorasi bibirnya yang terasa seperti peppermint dan gula.

Tangannya meremas kemeja yang kukenakan, dan itu membuatku semakin menggebu. Aku mendekapnya lebih rapat di pinggangku dan melahapnya dengan penuh nafsu.

"Hmmmmhh..." Suara lenguhan Fawn keluar di sela-sela pagutan itu.

"Ace...berhenhhh--" suaranya semakin tidak jelas di telingaku. Aku tidak menaruh fokus di sana sama sekali dan lebih tertarik menggigit bibir bawahnya kuat. Sementara dia menggeliat dalam ketidaknyamanan, aku menyapu turun kecupanku dari bibirnya menuju lehernya yang putih. 

Jejak  kecupanku sudah hilang dari sana, aku tidak suka. Jadi, aku menambahkan jejak-jejak baru yang menandakan dia milikku. Aku menyapu basah lehernya, menjilat dan menggigit kulit porselennya dengan penuh damba.

Hanya ketika aku merasakan kalau gairahku sudah mencapai puncaknya, aku berhenti berlama-lama dan menggendong Fawn di dadaku. Dia sedikit terkejut ketika aku melingkarkan kakinya di pinggangku.

"Ace keparat, apa kau mau menjatuhkanku dari lantai dua rumahmu?" Dia panik.

"Apa kau meremehkan kekuatanku?" Aku menggigit daun telinganya jenaka. "Berpeganganlah, kalau tidak aku akan benar-benar menjatuhkanmu."

Dia menciptakan erangan marah tapi tetap mengikuti permintaanku.

Aku membawa Fawn ke sofa, duduk di sana dengan dia yang berada di pangkuanku. Matanya menghindari tatapanku dan itu terlihat lucu dan lugu. Aku mengecup dagunya dan membawa kembali dia pada permainan kami yang sempat terjeda.

"Tolong jangan lakukan ini," dia menatapku penuh permohonan. Tapi itu tidak akan terjadi. Tidak peduli betapa aku memahami ketakutan dan keengganannya, di hubungan ini kehendakku adalah yang utama. Aku memang bajingan seperti yang dia katakan, jadi aku tidak akan menyerah oleh permohonannya.

Senyumku merekah melihat ketakutan dan kepanikan membaur di ekspresinya. Ia bertopang di pundakku, mendorong dirinya menjauh ketika aku hendak menciumnya kembali.

"Apa melakukan ini denganku sangat menakutkan?" Aku menyibak surai hitam yang jatuh di pundaknya. "Aku pikir aku sangat baik dalam hal ini."

"Apa yang kau lakukan adalah kejahatan, aku membenci setiap hal yang kau lakukan padaku, Ace Hunter." 

kebencian dalam suaranya, tajam hina pandangannya membuatku sedikit tertegun. Ada cubitan kecil timbul di hatiku ketika Fawn menyuarakan kejujurannya. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Ketidaknyamanan dan kepahitan asing ini.

Selama ini, aku menikmati setiap penolakan yang Fawn berikan. Menganggapnya sebagai tantangan. Aku tidak pernah mengira akan datang ketika penolakannya akan membuat jantungku berdegup ngilu.

"Apa aku sangat menjijikkan di matamu?"

"Itu bukan pertanyaan lagi, kan?" Fawn membuang muka.

"Fawnia Alder," aku memanggilnya sekali lagi, meminta ia agar menatapku.

"Apa lagi?" Dia kembali menghadapku, tapi pandangannya menyorot ke area mana pun selain mataku. "Lakukan apa yang ingin kau lakukan, kau pasti akan mengancamku menggunakan keselamatan ibuku lagi. Jadi lakukan saja, selesaikan semuanya."

"Tidak..." aku berubah pikiran. Mana mungkin aku masih bergairah ketika hatiku terasa sakit. Perasan tidak nyaman ini memudarkan segala nafsuku. Membuat milikku yang sempat bersemangat, kembali lesu. "Aku lapar."

"Huh?"

"Aku ingin memakan sesuatu..." Ucapanku membuat alis Fawn mengerut ambigu.

Aku mengusap kening Fawn yang membuat ekspresinya semakin lucu. "Aku dengar dari Indira kau pandai memasak, buatkan aku sesuatu."

"Kau bisa memanggil Felix?" Dia menolak seketika, kebingungan tersirat dalam nada suaranya.

"Felix sudah beristirahat di jam seperti ini. Apa kau tidak kasihan padanya?"

"Keparat." Fawn terlihat sangat keberatan. Pipinya menggembung seiring kepalanya membuat pertimbangan. Reaksinya yang seperti itu memancing tanganku untuk mencubit pipinya.

Halus kulit itu sangat bertolak belakang dengan kehidupan keras yang selama ini dia jalani. Bagaimana bisa keluarga Rashid memanfaatkan gadis seimut ini sebagai seorang bodyguard?

"Baiklah, aku akan memasak." Fawn berusaha bangkit dari atas pangkuanku, dan pergerakan kecil itu sepertinya membuat ia tersipu. Rona merah menyebar di sepanjang tulang pipinya, sangat manis dan menghibur mata. Aku melepaskannya dengan sedikit tidak rela.

"Apa aku benar-benar boleh keluar? Apa alarm tidak akan berbunyi kalau aku menapak keluar?"

"Aku akan meminta Carcel mematikan alarmnya, kau tidak perlu mencemaskan apa-apa." Aku berdiri, mengulurkan tanganku kepadanya yang masih duduk di sofa. "Ayo."

"Uh..."

"Atau kau lebih memilih aku melanjutkan apa yang kita lakukan sebelumnya?"

"Jangan tolol, mana mungkin..." Fawn seketika bangkit dan melewati uluran tanganku. Dia melangkah di depan dengan berani, tapi berhenti sejenak ketika ia mencapai pintu. Ketakutannya untuk keluar seperti trauma. Orang-orang yang menjadi kelemahannya sudah pasti orang yang sangat berharga baginya. Sialan, aku jadi sedikit cemburu.

Akan bagaimana rasanya memiliki orang yang mampu mencintaiku sebesar Fawn mencintai keluarga dan teman-temannya? 

Aku bertanya-tanya dalam kemirisan.

Itu pasti terasa seperti keajaiban.

...----...

 

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangAt

2023-07-02

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

dah lah, kamu dah bucin Ace, fix no debat ^o^

2023-05-26

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

lama'aku terpesona pdmu ece

2022-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. MISI BUNUH DIRI
2 2. RUSA YANG TERLUKA
3 3. LOYALITAS
4 4. PROVOKATIF
5 5. KELEMAHAN
6 6. SIRKUS
7 7. BERTEMU TEMAN
8 8. MIMPI BURUK
9 9. KEBENCIAN
10 10. KEJUJURAN
11 11. ADA APA?
12 12. STRESS
13 13. PERTAMA KALI
14 14. SENSASI ANEH
15 15. KUNJUNGAN MARGOT
16 16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17 17. KECURIGAAN
18 18. BERTEMU JEM
19 19. PERUBAHAN HATI
20 20. MAKAN TENGAH MALAM
21 21. AGAK POSESIF
22 22. LEDAKAN EMOSI
23 23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24 24. HARI BERDUKA
25 25. PENGKHIANAT
26 26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27 27. HITAM TOTAL
28 28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29 29. MISI KHUSUS
30 30. TRIK BOSAN
31 31. BERSENANG-SENANG?
32 32. BORGOL
33 33. WAJAH FAMILIAR
34 34. PENGALIH PERHATIAN
35 35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36 36. KETERIKATAN
37 37. KEKUATAN
38 38. KEJUTAN MARGOT
39 39. BELENGGU HARAPAN
40 40. MALAIKAT KEPALSUAN
41 41. SIAPA?
42 42. ORANG LAIN
43 43. HUBUNGAN
44 44. TERJEBAK
45 45. ROMAN FANTASI
46 46. LAPAR
47 47. PESTA
48 48. SEBUAH KESALAHAN
49 49. KEMBANG API
50 50. DI DALAM KEGELAPAN
51 51. KEMBALI
52 52. SALING MEMBACA
53 53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54 54. TARGET
55 55. DUA SISI
56 56. PERMINTAAN
57 57. JALAN UNTUK PERGI
58 58. MENGGODA
59 59. SEBELUM PERGI
60 60. INDIRA OH INDIRA
61 61. CEMBURU
62 62. PENYANGKALAN
63 63. ORANG ASING
64 64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65 65. STRAWBERRY
66 66. TAKUT KEHILANGAN
67 67. LAMARAN
68 68. JEJAK
69 69. SIALAN!
70 70. TIBA-TIBA SAJA
71 71. OBSESI
72 72. DURI DI MATA
73 73. SANGKAR
74 74. DILEMA
75 75. KARE
76 76. BELUM SELESAI
77 77. HANCUR
78 78. MAAFKAN AKU
79 79. KEMBALI
80 80. KEHILANGAN
81 81. SAUDARA
82 82. HANYA SUARA
83 83. PERINGATAN TERAKHIR
84 84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85 85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86 86. SELAMAT ULANG TAHUN
87 87. APA KABAR?
88 88. MAU BAGAIMANA?
89 89. KAMAR L015
90 90. SESUATU YANG LAIN
91 91. RACUN
92 92. KONFLIK KECIL
93 93. PEMBERONTAKAN
94 94. BERMAIN API
95 95. TERBAKAR
96 96. HENING
97 97. MEMADAMKAN API
98 98. BATAL
99 99. SEBUAH UNDANGAN
100 100. PILIHAN
101 101. UNDANGAN
102 102. TUJUAN ACE
103 103. MAX
104 104. SAHABAT TERBAIK
105 105. SEBUAH KEBETULAN
106 106. HALO..
107 107. WINE
108 108. KEAJAIBAN
109 109. KEUNTUNGAN
110 110. PENGALIH PERHATIAN
111 111. PREDIKSI ACE
112 112. CARCEL TAU
113 113. MAAF
114 114. BERAKHIR
115 115. PRIORITAS
116 116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117 117. SEORANG PEREMPUAN
118 118. SEBUAH PERTANYAAN
119 119. KENANGAN TENTANG ACE
120 120
121 121. EKSPERIMEN
122 122. HITAM
123 123. VERA
124 124. SEKILAS INFORMASI
125 125. UNTUK BEBAS
126 126. PATUH
127 127. SALING MENGHINA
128 128. SIAPA?
129 129. SEBELUM MALAM
130 130. SAATNYA BICARA
131 131. TERBUKA
132 132. REAKSI
133 133. PELUANG
134 134. DEJA VU
135 135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136 136. PERINTAH
137 137. FASE TERAKHIR
138 138. JAMINAN
139 139. MAKAN MALAM
140 140. WINE
141 141. ABADI
142 142. KRITIS
143 143. PESAN TERAKHIR
144 144. DI DALAM SANGKAR
145 145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146 146. PERSONAL
147 147. SEPERTI SEMULA
148 148. PESAN
149 149. SESUATU YANG SALAH
150 150. CURIGA
151 151. SENIN
152 152. KEPUTUSAN FAWN
153 153. FINAL
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. MISI BUNUH DIRI
2
2. RUSA YANG TERLUKA
3
3. LOYALITAS
4
4. PROVOKATIF
5
5. KELEMAHAN
6
6. SIRKUS
7
7. BERTEMU TEMAN
8
8. MIMPI BURUK
9
9. KEBENCIAN
10
10. KEJUJURAN
11
11. ADA APA?
12
12. STRESS
13
13. PERTAMA KALI
14
14. SENSASI ANEH
15
15. KUNJUNGAN MARGOT
16
16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17
17. KECURIGAAN
18
18. BERTEMU JEM
19
19. PERUBAHAN HATI
20
20. MAKAN TENGAH MALAM
21
21. AGAK POSESIF
22
22. LEDAKAN EMOSI
23
23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24
24. HARI BERDUKA
25
25. PENGKHIANAT
26
26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27
27. HITAM TOTAL
28
28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29
29. MISI KHUSUS
30
30. TRIK BOSAN
31
31. BERSENANG-SENANG?
32
32. BORGOL
33
33. WAJAH FAMILIAR
34
34. PENGALIH PERHATIAN
35
35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36
36. KETERIKATAN
37
37. KEKUATAN
38
38. KEJUTAN MARGOT
39
39. BELENGGU HARAPAN
40
40. MALAIKAT KEPALSUAN
41
41. SIAPA?
42
42. ORANG LAIN
43
43. HUBUNGAN
44
44. TERJEBAK
45
45. ROMAN FANTASI
46
46. LAPAR
47
47. PESTA
48
48. SEBUAH KESALAHAN
49
49. KEMBANG API
50
50. DI DALAM KEGELAPAN
51
51. KEMBALI
52
52. SALING MEMBACA
53
53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54
54. TARGET
55
55. DUA SISI
56
56. PERMINTAAN
57
57. JALAN UNTUK PERGI
58
58. MENGGODA
59
59. SEBELUM PERGI
60
60. INDIRA OH INDIRA
61
61. CEMBURU
62
62. PENYANGKALAN
63
63. ORANG ASING
64
64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65
65. STRAWBERRY
66
66. TAKUT KEHILANGAN
67
67. LAMARAN
68
68. JEJAK
69
69. SIALAN!
70
70. TIBA-TIBA SAJA
71
71. OBSESI
72
72. DURI DI MATA
73
73. SANGKAR
74
74. DILEMA
75
75. KARE
76
76. BELUM SELESAI
77
77. HANCUR
78
78. MAAFKAN AKU
79
79. KEMBALI
80
80. KEHILANGAN
81
81. SAUDARA
82
82. HANYA SUARA
83
83. PERINGATAN TERAKHIR
84
84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85
85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86
86. SELAMAT ULANG TAHUN
87
87. APA KABAR?
88
88. MAU BAGAIMANA?
89
89. KAMAR L015
90
90. SESUATU YANG LAIN
91
91. RACUN
92
92. KONFLIK KECIL
93
93. PEMBERONTAKAN
94
94. BERMAIN API
95
95. TERBAKAR
96
96. HENING
97
97. MEMADAMKAN API
98
98. BATAL
99
99. SEBUAH UNDANGAN
100
100. PILIHAN
101
101. UNDANGAN
102
102. TUJUAN ACE
103
103. MAX
104
104. SAHABAT TERBAIK
105
105. SEBUAH KEBETULAN
106
106. HALO..
107
107. WINE
108
108. KEAJAIBAN
109
109. KEUNTUNGAN
110
110. PENGALIH PERHATIAN
111
111. PREDIKSI ACE
112
112. CARCEL TAU
113
113. MAAF
114
114. BERAKHIR
115
115. PRIORITAS
116
116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117
117. SEORANG PEREMPUAN
118
118. SEBUAH PERTANYAAN
119
119. KENANGAN TENTANG ACE
120
120
121
121. EKSPERIMEN
122
122. HITAM
123
123. VERA
124
124. SEKILAS INFORMASI
125
125. UNTUK BEBAS
126
126. PATUH
127
127. SALING MENGHINA
128
128. SIAPA?
129
129. SEBELUM MALAM
130
130. SAATNYA BICARA
131
131. TERBUKA
132
132. REAKSI
133
133. PELUANG
134
134. DEJA VU
135
135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136
136. PERINTAH
137
137. FASE TERAKHIR
138
138. JAMINAN
139
139. MAKAN MALAM
140
140. WINE
141
141. ABADI
142
142. KRITIS
143
143. PESAN TERAKHIR
144
144. DI DALAM SANGKAR
145
145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146
146. PERSONAL
147
147. SEPERTI SEMULA
148
148. PESAN
149
149. SESUATU YANG SALAH
150
150. CURIGA
151
151. SENIN
152
152. KEPUTUSAN FAWN
153
153. FINAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!