16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.

...**WARNING : ...

...[Untuk ke depannya, sudut pandang cerita/POV akan berpindah-pindah dan terbagi bukan hanya untuk Fawn/Ace aja. POV akan berubah tergantung kebutuhan cerita. Sekian**.]...

...NORMAL pov...

.......

.......

.......

Di kediaman utama keluarga Caspian, Indira yang sekarang menyandang nama Caspian di belakang namanya sedang berdiri di depan sebuah bingkai foto keluarga Caspian yang besarnya hampir mengambil alih seluruh dinding. Di dalam potret besar itu, Evan Caspian berdiri dengan seulas senyum tipis yang menunjukkan kepercayaan diri. Di sisi kiri dan kanan Evan, ayah dan ibunya berdiri dengan sangat elegan. Mereka adalah Maximillian Caspian dan Erin Caspian. 

Melihat potret keluarga Evan, Indira diam-diam merasa iri. Tidak seperti Max dan Erin yang sangat mencintai putera tunggal mereka, keluarga Indira--keluarga Rashid bisa dibilang cukup keras dengan anak-anaknya. Kehidupan yang bermandikan kasih sayang hanya nampak ketika mereka berada di depan umum, selebih itu, Anggara dan Indira akan kembali menjadi anak yang wajib melakukan apa yang Callum Rashid dan Layla Rashid tekankan.

Untungnya bagi Indira, karena dia adalah si bungsu dan seorang perempuan, ia tidak mendapat tekanan sebesar yang Anggara dapatkan. Ia ditolerir bila tidak cukup baik dan segala kekurangannya akan dimaafkan selama ia bertingkah baik. Anggara di sisi lain, harus menderita dan menerima amukan dari Callum setiap kali dia gagal dan dikalahkan oleh Ace.

Indira pikir, dengan menikahi Evan, setidaknya ia akan mengurangi beban mental Anggara. Tapi, setelah berada di rumah yang sunyi dan dingin ini, Indira merasa kehilangan hangat tubuhnya sendiri.

Ini semua demi kebaikan Anggara, Anggara juga mengatakan pernikahan ini untuk kebaikan Indira sendiri. Tapi, mengapa Indira merasa tidak baik sama sekali?

"Nona Indira," Joseph datang menghampiri Indira yang lagi-lagi merenung di depan potret keluarga Caspian. Ini bukan pertama kalinya dia mendapati nona mudanya itu merenung di sana. Apakah dia sangat mengagumi wajah tampan Evan Caspian, Joseph jadi bertanya-tanya.

"Sekarang sudah jam 11 malam, sebaiknya nona beristirahat."

"Joe, apa kau sudah mendengar kabar tentang Fawn?"

Awalnya Indira berpikir kalau Fawn memang hanya dipindah-tugaskan oleh Anggara. Tapi setelah dia berusaha menghubungi Fawn dan tidak mendapatkan respon sama sekali sampai beberapa minggu telah berlalu, Indira mulai cemas. Dia menelepon rumah Fawn dan tidak ada jawaban. Ia bahkan menanyai Anggara langsung tapi saudaranya itu tetap bungkam.

Ini mulai mencurigakan.

"Aku belum menemukan petunjuk apa pun," jawab Joseph lalu menunduk dalam.

Jujur saja, Joseph juga mencemaskan keberadaan mentornya itu. Apakah Fawn benar-benar dipindah-tugaskan, tapi tidak adanya pemberitahuan dan tidak ada satu pun penjelasan mengenai kepindahannya sangat-sangat janggal.

"Aku ingin kau terus mencari informasi tentang Fawn, Joe. Bagaimanapun, Fawn sudah seperti saudara bagiku, aku ingin tau apa yang terjadi padanya."

"Baik, nona."

"Kalau begitu," Indira hendak berbalik menuju kamarnya ketika dia mendengar suara pintu depan terbuka.

Evan Caspian, didampingi oleh lima bodyguard dan seorang asisten pribadinya, memasuki rumah. Meskipun dia memakai setelan pakaian dengan warna senada dengan para bodyguard-nya, warna hitam, Evan tetap tampil mencolok. Terima kasih kepada fisiknya yang seperti pahatan dewa dan auranya yang sangat dominan, hanya dalam sekali lihat--Evan dan rambut cokelat ikalnya, mata cokelat keemasan dan kulit yang sepucat salju--membuatmu tau siapa pemimpin di antara kerumunan itu.

"Selamat malam," Indira menyapa Evan yang melangkah ke arahnya.

"Malam," jawab Evan tenang. "Kau belum beristirahat?"

"Aku bosan, jadi aku melihat-lihat."

"Huh, kau seharusnya mengatakan kalau kau bosan kepada Mira." Maksud Evan adalah kepala pelayan di rumahnya. "Dia bisa mengantarmu pulang kalau kau mau."

"A-ah, tidak seperti itu." Indira tergagap. "Aku sudah pulang minggu lalu, akan canggung kalau aku sering pulang."

"Kalau begitu temukan hal yang membuatmu tidak bosan." Evan berujar tanpa benar-benar menaruh perhatiannya pada Indira. Ia lebih tertarik membolak-balikkan berkas yang berada di tangannya sekarang. Indira yang menatap perilaku Evan lagi-lagi menelan kepahitan.

Hubungan mereka sudah seperti ini sejak hari pertama mereka menikah. Evan memperlakukannya dengan baik, tentunya. Dia sopan dan selalu ramah kepada Indira, tapi..., tapi hubungan mereka sekaku ini. Tidak ada intimasi dan upaya pendekatan sama sekali. Evan tidak pernah berusaha mendekatinya, tidak pernah menyentuhnya. Hubungan suami istri seharusnya tidak seperti ini!

Mereka seharusnya tidak tidur di kamar yang berbeda dan bersua sekali dalam seminggu, itu pun kalau-kalau mereka beruntung bertemu.

Indira merasa tidak nyaman dalam hubungan ini. Setidaknya, bila ada sesuatu yang salah atau ada alasan dari sikap Evan yang terbilang terlalu apatis, Indira ingin mendapatkan kejelasan. Dia tidak ingin terkurung di istana besar ini, menyandang nama pria yang bahkan tidak perlu repot-repot menatapnya ketika bicara.

"Evan, aku..." Aku ingin bicara.

"Aku akan kembali ke kamarku, Indira. Kalau kau membutuhkan sesuatu, kau bisa menghubungi Mira."

"Eh...," Indira menelan ludah.

"Rish, siapkan laporan menyangkut kasino di xxx ke ruang kerjaku. Aku akan ke sana setelah mandi." Evan beralih kepada Rishan dan memberikan perintah. Asistennya itu pun mengangguk patuh.

"Evan,"

Indira berusaha mencuri kesempatan di tengah kesibukan suaminya tersebut. Tapi, ketika sepasang manik keemasan itu menyorotnya dengan ketajaman dan ketenangan yang membekukan, lidah Indira kelu. Keberaniannya memudar di udara, hilang tergantikan oleh keseganan dan ketakutan. Evan--tidak peduli sudah berapa lama ia bergaul sebagai teman pria itu, masih sosok misterius yang isi hatinya tidak Indira ketahui sama sekali.

"Ada apa?" tanya Evan dengan sedikit ketidaksukaan dalam suaranya.

"Uh--umm, apa kau mau aku menyiapkan teh untukmu?" Indira memaksakan senyum.

"Jangan melakukan yang tidak perlu, Mira bisa melakukannya untukku." Setelah menepis mentah-mentah tawaran Indira, Evan segera melangkah menuju kamarnya yang berada di koridor yang sama dengan kamar Indira. 

Pria dengan surai ikal itu memasuki kamarnya sementara dahinya berkedut nyeri. Ia menuju kabinet yang menampilkan bingkai-bingkai foto pertemanannya dengan Indira, Ace dan Anggara saat masih di Akademi. Ia menatap seluruh foto itu dengan seksama sebelum mengayunkan tangannya penuh amarah. Bingkai foto beserta vas bunga yang terpajang di sana tersapu ke lantai, menimbulkan keriuhan di kamarnya yang sunyi.

"Keparat!" Evan mengutuk dirinya sendiri. Segala stress yang berusaha ia tepiskan, muncul kepermukaan hanya dengan sekali menatap Indira. Jantungnya seperti di remas kuat oleh tangan tak kasat mata. Membuat tulangnya merasakan ngilu luar biasa. Segala hal hitam yang tersembunyi di hatinya, hal-hal hitam yang berusaha ia redam--seketika mengotori akal sehatnya. Membuat ia teringat mengapa hidupnya menjadi sekacau sekarang.

"Fvck, fvck, fvck!" Evan kembali memaki. Penat di kepalanya membuat napasnya terasa sesak. Ia seperti dicekik.

Dengan dada yang terasa penuh, ia melangkah menuju balkon dan membuka pintu balkon lebar-lebar. Dingin angin malam seketika menyapa kulitnya, membuat surai ikalnya terayun lembut mengikuti tiupan angin. Sementara dingin udara mulai merayap di kulitnya pula, sesak yang ia rasakan perlahan-lahan mereda.

Evan berdiri di sana untuk beberapa waktu. Menatap kepada kegelapan dengan tangan terkepal erat di pagar besi.

"Semuanya akan baik-baik saja, semuanya akan baik-baik saja." Evan menyugesti dirinya sendiri. Mengingatkan ia untuk kembali fokus pada tujuan utamanya.

"Aku adalah pemimpin utama keluarga Caspian, aku tidak boleh lemah. Ingat ini, Evan!"

Setelah menenangkan diri dan mengumpulkan kewarasannya kembali ke mode semula, Evan merogoh saku dan mengambil ponselnya dari sana. Ia menghubungi sebuah nomor yang tertera di layarnya dengan nama Anggara.

"Halo?" sapaan dari seberang terdengar tak lama kemudian. "Apa kau tau jam berapa sekarang? Kau menggangguku!"

"Berhenti merengek," tukas Evan. Kendati ekspresinya menajam, suaranya yang tenang menutupi semua kegelapan di hatinya. "Aku punya hal penting yang perlu kubicarakan denganmu."

"Hal penting itu, apa?"

"Aku tidak bisa membicarkannya di telepon sekarang."

"Aku perlu ke xxx minggu depan, apa bisa kita tunda perte--"

"Tidak ada tapi-tapian, Angga!" Evan memotong ucapan Anggara dengan penuh penekanan. Anggara seketika bungkam. "Jika kau peduli pada keselamatan adikmu, aku sarankan kau meninggalkan pekerjaanmu."

"Evan, apa yang kau katakan? Aku akan membunuhmu kalau kau sampai-sampai melukai Indira--"

"Aku serius." ucap Evan lagi.

Evan mendongak menatap langit malam. Cahaya bulan menyinari wajahnya, menerangi ia yang berdiri di kegelapan. "Jika kau tidak datang, aku akan menutup mata bila Ace Hunter membasmi kalian semua seperti serangga di bawah ranjangnya."

...----...

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trusceria

2023-07-02

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

ih ternyata... evan juga ga bener, mending Ace kemana2 atuh lah kl gini mah, Aceah ga munafik

2023-05-26

0

Anonymous

Anonymous

ceritanya rada horror..beda ddg novel lainnya

2022-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. MISI BUNUH DIRI
2 2. RUSA YANG TERLUKA
3 3. LOYALITAS
4 4. PROVOKATIF
5 5. KELEMAHAN
6 6. SIRKUS
7 7. BERTEMU TEMAN
8 8. MIMPI BURUK
9 9. KEBENCIAN
10 10. KEJUJURAN
11 11. ADA APA?
12 12. STRESS
13 13. PERTAMA KALI
14 14. SENSASI ANEH
15 15. KUNJUNGAN MARGOT
16 16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17 17. KECURIGAAN
18 18. BERTEMU JEM
19 19. PERUBAHAN HATI
20 20. MAKAN TENGAH MALAM
21 21. AGAK POSESIF
22 22. LEDAKAN EMOSI
23 23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24 24. HARI BERDUKA
25 25. PENGKHIANAT
26 26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27 27. HITAM TOTAL
28 28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29 29. MISI KHUSUS
30 30. TRIK BOSAN
31 31. BERSENANG-SENANG?
32 32. BORGOL
33 33. WAJAH FAMILIAR
34 34. PENGALIH PERHATIAN
35 35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36 36. KETERIKATAN
37 37. KEKUATAN
38 38. KEJUTAN MARGOT
39 39. BELENGGU HARAPAN
40 40. MALAIKAT KEPALSUAN
41 41. SIAPA?
42 42. ORANG LAIN
43 43. HUBUNGAN
44 44. TERJEBAK
45 45. ROMAN FANTASI
46 46. LAPAR
47 47. PESTA
48 48. SEBUAH KESALAHAN
49 49. KEMBANG API
50 50. DI DALAM KEGELAPAN
51 51. KEMBALI
52 52. SALING MEMBACA
53 53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54 54. TARGET
55 55. DUA SISI
56 56. PERMINTAAN
57 57. JALAN UNTUK PERGI
58 58. MENGGODA
59 59. SEBELUM PERGI
60 60. INDIRA OH INDIRA
61 61. CEMBURU
62 62. PENYANGKALAN
63 63. ORANG ASING
64 64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65 65. STRAWBERRY
66 66. TAKUT KEHILANGAN
67 67. LAMARAN
68 68. JEJAK
69 69. SIALAN!
70 70. TIBA-TIBA SAJA
71 71. OBSESI
72 72. DURI DI MATA
73 73. SANGKAR
74 74. DILEMA
75 75. KARE
76 76. BELUM SELESAI
77 77. HANCUR
78 78. MAAFKAN AKU
79 79. KEMBALI
80 80. KEHILANGAN
81 81. SAUDARA
82 82. HANYA SUARA
83 83. PERINGATAN TERAKHIR
84 84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85 85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86 86. SELAMAT ULANG TAHUN
87 87. APA KABAR?
88 88. MAU BAGAIMANA?
89 89. KAMAR L015
90 90. SESUATU YANG LAIN
91 91. RACUN
92 92. KONFLIK KECIL
93 93. PEMBERONTAKAN
94 94. BERMAIN API
95 95. TERBAKAR
96 96. HENING
97 97. MEMADAMKAN API
98 98. BATAL
99 99. SEBUAH UNDANGAN
100 100. PILIHAN
101 101. UNDANGAN
102 102. TUJUAN ACE
103 103. MAX
104 104. SAHABAT TERBAIK
105 105. SEBUAH KEBETULAN
106 106. HALO..
107 107. WINE
108 108. KEAJAIBAN
109 109. KEUNTUNGAN
110 110. PENGALIH PERHATIAN
111 111. PREDIKSI ACE
112 112. CARCEL TAU
113 113. MAAF
114 114. BERAKHIR
115 115. PRIORITAS
116 116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117 117. SEORANG PEREMPUAN
118 118. SEBUAH PERTANYAAN
119 119. KENANGAN TENTANG ACE
120 120
121 121. EKSPERIMEN
122 122. HITAM
123 123. VERA
124 124. SEKILAS INFORMASI
125 125. UNTUK BEBAS
126 126. PATUH
127 127. SALING MENGHINA
128 128. SIAPA?
129 129. SEBELUM MALAM
130 130. SAATNYA BICARA
131 131. TERBUKA
132 132. REAKSI
133 133. PELUANG
134 134. DEJA VU
135 135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136 136. PERINTAH
137 137. FASE TERAKHIR
138 138. JAMINAN
139 139. MAKAN MALAM
140 140. WINE
141 141. ABADI
142 142. KRITIS
143 143. PESAN TERAKHIR
144 144. DI DALAM SANGKAR
145 145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146 146. PERSONAL
147 147. SEPERTI SEMULA
148 148. PESAN
149 149. SESUATU YANG SALAH
150 150. CURIGA
151 151. SENIN
152 152. KEPUTUSAN FAWN
153 153. FINAL
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. MISI BUNUH DIRI
2
2. RUSA YANG TERLUKA
3
3. LOYALITAS
4
4. PROVOKATIF
5
5. KELEMAHAN
6
6. SIRKUS
7
7. BERTEMU TEMAN
8
8. MIMPI BURUK
9
9. KEBENCIAN
10
10. KEJUJURAN
11
11. ADA APA?
12
12. STRESS
13
13. PERTAMA KALI
14
14. SENSASI ANEH
15
15. KUNJUNGAN MARGOT
16
16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17
17. KECURIGAAN
18
18. BERTEMU JEM
19
19. PERUBAHAN HATI
20
20. MAKAN TENGAH MALAM
21
21. AGAK POSESIF
22
22. LEDAKAN EMOSI
23
23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24
24. HARI BERDUKA
25
25. PENGKHIANAT
26
26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27
27. HITAM TOTAL
28
28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29
29. MISI KHUSUS
30
30. TRIK BOSAN
31
31. BERSENANG-SENANG?
32
32. BORGOL
33
33. WAJAH FAMILIAR
34
34. PENGALIH PERHATIAN
35
35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36
36. KETERIKATAN
37
37. KEKUATAN
38
38. KEJUTAN MARGOT
39
39. BELENGGU HARAPAN
40
40. MALAIKAT KEPALSUAN
41
41. SIAPA?
42
42. ORANG LAIN
43
43. HUBUNGAN
44
44. TERJEBAK
45
45. ROMAN FANTASI
46
46. LAPAR
47
47. PESTA
48
48. SEBUAH KESALAHAN
49
49. KEMBANG API
50
50. DI DALAM KEGELAPAN
51
51. KEMBALI
52
52. SALING MEMBACA
53
53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54
54. TARGET
55
55. DUA SISI
56
56. PERMINTAAN
57
57. JALAN UNTUK PERGI
58
58. MENGGODA
59
59. SEBELUM PERGI
60
60. INDIRA OH INDIRA
61
61. CEMBURU
62
62. PENYANGKALAN
63
63. ORANG ASING
64
64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65
65. STRAWBERRY
66
66. TAKUT KEHILANGAN
67
67. LAMARAN
68
68. JEJAK
69
69. SIALAN!
70
70. TIBA-TIBA SAJA
71
71. OBSESI
72
72. DURI DI MATA
73
73. SANGKAR
74
74. DILEMA
75
75. KARE
76
76. BELUM SELESAI
77
77. HANCUR
78
78. MAAFKAN AKU
79
79. KEMBALI
80
80. KEHILANGAN
81
81. SAUDARA
82
82. HANYA SUARA
83
83. PERINGATAN TERAKHIR
84
84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85
85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86
86. SELAMAT ULANG TAHUN
87
87. APA KABAR?
88
88. MAU BAGAIMANA?
89
89. KAMAR L015
90
90. SESUATU YANG LAIN
91
91. RACUN
92
92. KONFLIK KECIL
93
93. PEMBERONTAKAN
94
94. BERMAIN API
95
95. TERBAKAR
96
96. HENING
97
97. MEMADAMKAN API
98
98. BATAL
99
99. SEBUAH UNDANGAN
100
100. PILIHAN
101
101. UNDANGAN
102
102. TUJUAN ACE
103
103. MAX
104
104. SAHABAT TERBAIK
105
105. SEBUAH KEBETULAN
106
106. HALO..
107
107. WINE
108
108. KEAJAIBAN
109
109. KEUNTUNGAN
110
110. PENGALIH PERHATIAN
111
111. PREDIKSI ACE
112
112. CARCEL TAU
113
113. MAAF
114
114. BERAKHIR
115
115. PRIORITAS
116
116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117
117. SEORANG PEREMPUAN
118
118. SEBUAH PERTANYAAN
119
119. KENANGAN TENTANG ACE
120
120
121
121. EKSPERIMEN
122
122. HITAM
123
123. VERA
124
124. SEKILAS INFORMASI
125
125. UNTUK BEBAS
126
126. PATUH
127
127. SALING MENGHINA
128
128. SIAPA?
129
129. SEBELUM MALAM
130
130. SAATNYA BICARA
131
131. TERBUKA
132
132. REAKSI
133
133. PELUANG
134
134. DEJA VU
135
135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136
136. PERINTAH
137
137. FASE TERAKHIR
138
138. JAMINAN
139
139. MAKAN MALAM
140
140. WINE
141
141. ABADI
142
142. KRITIS
143
143. PESAN TERAKHIR
144
144. DI DALAM SANGKAR
145
145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146
146. PERSONAL
147
147. SEPERTI SEMULA
148
148. PESAN
149
149. SESUATU YANG SALAH
150
150. CURIGA
151
151. SENIN
152
152. KEPUTUSAN FAWN
153
153. FINAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!