10. KEJUJURAN

...ACE pov...

.......

.......

.......

Fawn lagi-lagi marah padaku. Matanya berbinar sendu menatap keluar jendela. Seperti burung dengan sayap yang patah, keinginannya untuk bebas terlihat jelas. Tapi aku--, aku tidak akan pernah membiarkannya lepas. Aku mengerti alasan dia marah dan membenciku dan aku tidak akan menyalahkannya. Gadis dengan kebaikan hati dan kenaifan sepertinya akan membenciku setelah apa yang kulakukan.

Aku mengerti tapi bukan berarti aku aku akan melepaskannya. Aku mengerti kesedihan Fawn, kemurkaannya, dan setiap kali dia memakiku, entah mengapa aku tidak merasa terganggu. Aku tau kejujurannya adalah bagian dari kebaikan hatinya. Aku lebih baik dibenci terang-terangan olehnya daripada dicintai dengan kepalsuan.

Mungkin itu alasan aku bersenang-senang di atas penderitaannya. Fawn adalah gadis yang langka. Kejujurannya seperti hiburan bagiku. Aku merasa senang melihat setiap perubahan ekspresinya. Dari antusiasmenya tentang keluarga Rashid, kebosanan yang ia tunjukkan terang-terangan karena terkurung di rumah, sampai kemarahannya setiap kali aku memaksakan diriku padanya. Dia sangat ekspresif dan lugu.

"Permisi, Tuan." Felix masuk ke kamarku dengan membawa senampan makanan. "Aku membawa makanan untuk nona Fawn."

Felix menjadi lebih sopan di depanku. Seingatku, dia tidak pernah menyebut Fawn dengan embel-embel nona. Apakah dia merasa bersalah sudah menciptakan keributan di rumah?

"Letakkan di sofa," kataku.

Felix mengangguk. Ia melenggang tegang menuju sofa yang terletak di dekat jendela balkon yang terbuka. Fawn merasakan kedatangannya dan melempar delikan masam.

"Nona Fawn, makanan..."

"Aku tidak mau makan."

Aku yang duduk di meja kerja memutuskan melibatkan diri di obrolan mereka sebelum Fawn meledak dan melempar nampan makanan itu ke muka Felix. Aku tidak mau pria tua itu mendapat tekanan batin.

"Fawn, jangan cerewet." Aku berdiri di dekat sofa, mataku menyorot ke arah Fawn yang masih duduk sambil mendekap lututnya. Seperti tikus yang disudutkan. 

"Makanlah!" kataku lagi.

"Tidak mau, aku tidak mempercayai dia."

Felix melebarkan mata saat lagi-lagi Fawn mencari masalah padanya.

"Apa maksudmu? Pelayanku tidak mungkin meracunimu. Tidak ada yang perlu kau takuti."

Kenapa makan membutuhkan kepercayaan? Apa dia merasa seperti orang penting atau dia hanya melampiaskan amarahnya padaku ke Felix? Sepertinya pilihan nomor dua adalah jawabannya.

"Dia mungkin tidak meracuni itu, tapi siapa yang tau kalau dia tidak meludah di makananku."

"Hah, itu keterlaluan!" Felix tersinggung.

"Siapa yang tau? Rumah ini dipenuhi psikopat. Aku lebih baik mati kelaparan."

Gadis ini benar-benar tau cara membuat orang marah. Setiap ucapannya yang kasar, tajam nada suaranya dan kebencian di matanya, siapa pun yang menerima semua perlakuan kasarnya tidak mungkin tidak naik darah. Tidak--terkecuali aku. Aku sudah biasa melihat polah Fawn, meskipun dia baru semingguan di sini. Setiap ledakan amarahnya dan caciannya sudah seperti nyanyian di telinga.

Aku hanya akan terpengaruh oleh ucapannya bila dia memukulku. Sebagai pemimpin keluarga Hunter, aku tidak akan membiarkan seorang tidak berarti sepertinya menyakitiku.

"Kau ingat perjanjian kita, Fawn?" Aku melewati Felix dan duduk di sofa. Keberadaanku sepertinya membuat Fawn waspada. Pundaknya bergidik ngeri ketika aku melabuhkan bokongku di sofa. Dia pasti takut aku menyerangnya. Ketakutan yang menggemaskan.

"Kalau kau mati di sini atau ketika denyut nadimu menurun, tiga orang yang--"

Aku menghentikan ucapanku ketika Fawn menarik nampan di meja dan mulai makan. Air mata kembali membendung di matanya, siap tumpah dalam satu kedipan.

"Felix, kau bisa pergi." Aku tidak mau emosi Fawn semakin memburuk dengan keberadaan Felix jadi aku mengusir pelayanku itu pergi. Setelah kepergian Felix, aku langsung mendekati Fawn dan memaksakan agar tangannya yang bergetar melepaskan sendok yang ia pegang.

"Apa kau membenciku?" Aku bertanya main-main. Jawabannya sudah jelas.

"Maafkan aku, kalau aku tidak mengancammu, kau tidak akan makan." Aku menggenggam tangannya. Memberikan ia ketenangan ketika air mata yang tumpah di pipinya semakin deras. 

"Kau hanya perlu berlaku baik, Fawn. Kau tidak perlu bertengkar dengan Felix, makan ketika disuruh makan, bersenang-senang denganku. Itu saja. Kalau kau menurutiku, kau tidak perlu terluka seperti sekarang."

Aku pikir aku sudah berbicara sebaik mungkin, tapi Fawn memaksakan tangannya lepas dari genggamanku. Dia menarik diri dan menatapku geli. Ada luka di matanya dan cemoohan yang terpendam.

"Maafkan aku juga, Ace. Tapi aku manusia. Aku tidak ada niatan terkurung di sini tanpa perlawanan. Bahkan bila kau mengurungku seribu tahun, aku tidak akan pernah menjadi apa pun yang kau inginkan. Aku. Akan. Selalu. Dan. Selamanya. Membencimu!"

Ucapan Fawn penuh penekanan di setiap suku katanya. Dia berusaha menanamkan kata-kata itu di benakku seperti tato. Aku sedikit kecewa akan tanggapannya, tapi aku tidak terkejut juga. Dia adalah gadis yang jujur, ingat? Setiap kata yang keluar dari bibirnya adalah murni dari hatinya. Meskipun itu kebencian yang kudapatkan, aku senang itu adalah kebenaran.

"Terima kasih." Aku mengusap rambutnya lembut. Tindakanku sepertinya lagi-lagi membuat dia terkejut, sama seperti ketika aku mengusap pipinya, Fawn seketika menarik dirinya di luar jangkauan tanganku.

"Apa sebenarnya yang salah dari otakmu? Apa kau tidak mendengar apa yang kukatakan?" Fawn keheranan. Sepasang pupil cokelatnya melebar. Menilai dari reaksi Fawn saat itu juga, kurasa membuat dia melepaskan uneg-unegnya cukup membantu. Kesedihan yang menumpuk di matanya tersapu oleh kebingungan dan keambiguan.

Dia jadi menggemaskan dengan mata sembab dan hidung merah.

Aku lagi-lagi merasa ingin menciumnya. Tapi tindakan itu akan mengejutkan tidak hanya dia tapi aku juga. Aku tidak pernah mencium wanita sepanjang hidupku, bahkan selama aku bergonta-ganti hubungan dengan orang lain, jadi keinginan ini terasa sangat asing.

"Makanlah," kataku lagi. Menepiskan keinginan absurdku untuk ingin memakan Fawn, aku memaksakannya untuk kembali makan. "Aku tidak suka memelihara tulang-belulang."

Fawn mendelik ke arahku dengan kebencian sebelum melakukan apa yang kuperintahkan. Pundaknya yang merosot lesu di balik sweater abu-abuku terlihat lucu. Dia terlihat sangat pas di dalam rangkulanku. 

Oh, bicara soal pakaian Fawn, aku baru menyadari kalau aku belum menyediakan apa-apa untuk dia pakai. Dia adalah mainanku sekarang, memikirkan kalau karyawanku keluar masuk di rumah ini dan melihatnya berkeliaran hanya dengan ****** ***** dan baju kaos kebesaran membuatku sedikit kesal. Fawn adalah milikku, dan walaupun aku suka melihatnya dalam pakaianku, aku tidak mau dia menjadi konsumsi mata-mata lapar di luar sana.

"Ace," Suara Fawn menyadarkanku dari lamunan. Dia melirikku dengan heran. "Aku punya pertanyaan untukmu?"

Dia menatapku ragu-ragu. Sendok garpu yang menyentuh bibirnya membuatku menjadi dahaga. Apa dia menggodaku atau membenciku? Aku menjadi frustasi hanya dengan memikirkan rasa bibir itu di bibirku.

"Tanyakan saja." Aku berusaha tampil tenang.

"Kau..."

"Ya?"

Fawn menggelengkan kepalanya, seolah-olah ada perdebatan batin di otak kanan dan otak kirinya. Aku penasaran, apa sebenarnya yang dia pikirkan.

"Aku ingin tau..."

"Tau???"

Drrrrrtttttt..., drrrrrrrttttt.....!

Ponselku bergetar di saku. Aku mengecek layar dan melihat panggilan yang datang dari paman Jack. Aku hendak menjawabnya, tapi melihat Fawn belum melanjutkan pertanyaannya, aku menggantungkan panggilan pamanku sebentar.

"Apa yang mau kau tanyakan?" Aku menatap matanya.

"Ti-tidak jadi. Lupakan saja." Fawn menggaruk pelipisnya dan menghindari tatapanku. Dia mulai memaki dirinya sendiri dengan suara rendah yang masih bisa sampai ke telingaku.

Sungguh, apa sebenarnya yang terjadi pada gadis ini. Seharusnya ada batasan untuk menjadi imut, kan?

Drrrrttt! Drrrrtttt!

Ponselku berdering lagi. Tanpa perlu menunda seperti sebelumnya, aku langsung menjawab telepon paman Jack.

"Halo, paman?"

"Demi Tuhan, Ace. Apa yang kau lakukan sampai tidak mengangkat teleponmu!" Pamanku bicara seperti berteriak. Mendengar suaranya, aku bisa membayangkan urat lehernya mencuat di mana-mana. Apa lagi masalah orang tua ini?

"Maafkan aku, paman. Aku bekerja." Aku menjawab dengan penyesalan.

"Lupakan permintaan maafmu, segera pergi ke apartemen Margot sekarang!"

Mendengar nama Margot disebutkan dalam kepanikan paman, aku seketika mengejang. "Apa yang terjadi?"

"Margot diserang, Ace."

"..."

Air es seperti tumpah di kepalaku. Tubuhku bergetar dalam amarah dan ketakutan yang meruah.

"Margot? Apa Margot baik-baik saja?"

...----...

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-07-02

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

acie cieeee , Awas aja kl kau sampai jatuh cinta Ace ≧∇≦

2023-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. MISI BUNUH DIRI
2 2. RUSA YANG TERLUKA
3 3. LOYALITAS
4 4. PROVOKATIF
5 5. KELEMAHAN
6 6. SIRKUS
7 7. BERTEMU TEMAN
8 8. MIMPI BURUK
9 9. KEBENCIAN
10 10. KEJUJURAN
11 11. ADA APA?
12 12. STRESS
13 13. PERTAMA KALI
14 14. SENSASI ANEH
15 15. KUNJUNGAN MARGOT
16 16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17 17. KECURIGAAN
18 18. BERTEMU JEM
19 19. PERUBAHAN HATI
20 20. MAKAN TENGAH MALAM
21 21. AGAK POSESIF
22 22. LEDAKAN EMOSI
23 23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24 24. HARI BERDUKA
25 25. PENGKHIANAT
26 26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27 27. HITAM TOTAL
28 28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29 29. MISI KHUSUS
30 30. TRIK BOSAN
31 31. BERSENANG-SENANG?
32 32. BORGOL
33 33. WAJAH FAMILIAR
34 34. PENGALIH PERHATIAN
35 35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36 36. KETERIKATAN
37 37. KEKUATAN
38 38. KEJUTAN MARGOT
39 39. BELENGGU HARAPAN
40 40. MALAIKAT KEPALSUAN
41 41. SIAPA?
42 42. ORANG LAIN
43 43. HUBUNGAN
44 44. TERJEBAK
45 45. ROMAN FANTASI
46 46. LAPAR
47 47. PESTA
48 48. SEBUAH KESALAHAN
49 49. KEMBANG API
50 50. DI DALAM KEGELAPAN
51 51. KEMBALI
52 52. SALING MEMBACA
53 53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54 54. TARGET
55 55. DUA SISI
56 56. PERMINTAAN
57 57. JALAN UNTUK PERGI
58 58. MENGGODA
59 59. SEBELUM PERGI
60 60. INDIRA OH INDIRA
61 61. CEMBURU
62 62. PENYANGKALAN
63 63. ORANG ASING
64 64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65 65. STRAWBERRY
66 66. TAKUT KEHILANGAN
67 67. LAMARAN
68 68. JEJAK
69 69. SIALAN!
70 70. TIBA-TIBA SAJA
71 71. OBSESI
72 72. DURI DI MATA
73 73. SANGKAR
74 74. DILEMA
75 75. KARE
76 76. BELUM SELESAI
77 77. HANCUR
78 78. MAAFKAN AKU
79 79. KEMBALI
80 80. KEHILANGAN
81 81. SAUDARA
82 82. HANYA SUARA
83 83. PERINGATAN TERAKHIR
84 84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85 85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86 86. SELAMAT ULANG TAHUN
87 87. APA KABAR?
88 88. MAU BAGAIMANA?
89 89. KAMAR L015
90 90. SESUATU YANG LAIN
91 91. RACUN
92 92. KONFLIK KECIL
93 93. PEMBERONTAKAN
94 94. BERMAIN API
95 95. TERBAKAR
96 96. HENING
97 97. MEMADAMKAN API
98 98. BATAL
99 99. SEBUAH UNDANGAN
100 100. PILIHAN
101 101. UNDANGAN
102 102. TUJUAN ACE
103 103. MAX
104 104. SAHABAT TERBAIK
105 105. SEBUAH KEBETULAN
106 106. HALO..
107 107. WINE
108 108. KEAJAIBAN
109 109. KEUNTUNGAN
110 110. PENGALIH PERHATIAN
111 111. PREDIKSI ACE
112 112. CARCEL TAU
113 113. MAAF
114 114. BERAKHIR
115 115. PRIORITAS
116 116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117 117. SEORANG PEREMPUAN
118 118. SEBUAH PERTANYAAN
119 119. KENANGAN TENTANG ACE
120 120
121 121. EKSPERIMEN
122 122. HITAM
123 123. VERA
124 124. SEKILAS INFORMASI
125 125. UNTUK BEBAS
126 126. PATUH
127 127. SALING MENGHINA
128 128. SIAPA?
129 129. SEBELUM MALAM
130 130. SAATNYA BICARA
131 131. TERBUKA
132 132. REAKSI
133 133. PELUANG
134 134. DEJA VU
135 135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136 136. PERINTAH
137 137. FASE TERAKHIR
138 138. JAMINAN
139 139. MAKAN MALAM
140 140. WINE
141 141. ABADI
142 142. KRITIS
143 143. PESAN TERAKHIR
144 144. DI DALAM SANGKAR
145 145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146 146. PERSONAL
147 147. SEPERTI SEMULA
148 148. PESAN
149 149. SESUATU YANG SALAH
150 150. CURIGA
151 151. SENIN
152 152. KEPUTUSAN FAWN
153 153. FINAL
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. MISI BUNUH DIRI
2
2. RUSA YANG TERLUKA
3
3. LOYALITAS
4
4. PROVOKATIF
5
5. KELEMAHAN
6
6. SIRKUS
7
7. BERTEMU TEMAN
8
8. MIMPI BURUK
9
9. KEBENCIAN
10
10. KEJUJURAN
11
11. ADA APA?
12
12. STRESS
13
13. PERTAMA KALI
14
14. SENSASI ANEH
15
15. KUNJUNGAN MARGOT
16
16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17
17. KECURIGAAN
18
18. BERTEMU JEM
19
19. PERUBAHAN HATI
20
20. MAKAN TENGAH MALAM
21
21. AGAK POSESIF
22
22. LEDAKAN EMOSI
23
23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24
24. HARI BERDUKA
25
25. PENGKHIANAT
26
26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27
27. HITAM TOTAL
28
28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29
29. MISI KHUSUS
30
30. TRIK BOSAN
31
31. BERSENANG-SENANG?
32
32. BORGOL
33
33. WAJAH FAMILIAR
34
34. PENGALIH PERHATIAN
35
35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36
36. KETERIKATAN
37
37. KEKUATAN
38
38. KEJUTAN MARGOT
39
39. BELENGGU HARAPAN
40
40. MALAIKAT KEPALSUAN
41
41. SIAPA?
42
42. ORANG LAIN
43
43. HUBUNGAN
44
44. TERJEBAK
45
45. ROMAN FANTASI
46
46. LAPAR
47
47. PESTA
48
48. SEBUAH KESALAHAN
49
49. KEMBANG API
50
50. DI DALAM KEGELAPAN
51
51. KEMBALI
52
52. SALING MEMBACA
53
53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54
54. TARGET
55
55. DUA SISI
56
56. PERMINTAAN
57
57. JALAN UNTUK PERGI
58
58. MENGGODA
59
59. SEBELUM PERGI
60
60. INDIRA OH INDIRA
61
61. CEMBURU
62
62. PENYANGKALAN
63
63. ORANG ASING
64
64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65
65. STRAWBERRY
66
66. TAKUT KEHILANGAN
67
67. LAMARAN
68
68. JEJAK
69
69. SIALAN!
70
70. TIBA-TIBA SAJA
71
71. OBSESI
72
72. DURI DI MATA
73
73. SANGKAR
74
74. DILEMA
75
75. KARE
76
76. BELUM SELESAI
77
77. HANCUR
78
78. MAAFKAN AKU
79
79. KEMBALI
80
80. KEHILANGAN
81
81. SAUDARA
82
82. HANYA SUARA
83
83. PERINGATAN TERAKHIR
84
84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85
85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86
86. SELAMAT ULANG TAHUN
87
87. APA KABAR?
88
88. MAU BAGAIMANA?
89
89. KAMAR L015
90
90. SESUATU YANG LAIN
91
91. RACUN
92
92. KONFLIK KECIL
93
93. PEMBERONTAKAN
94
94. BERMAIN API
95
95. TERBAKAR
96
96. HENING
97
97. MEMADAMKAN API
98
98. BATAL
99
99. SEBUAH UNDANGAN
100
100. PILIHAN
101
101. UNDANGAN
102
102. TUJUAN ACE
103
103. MAX
104
104. SAHABAT TERBAIK
105
105. SEBUAH KEBETULAN
106
106. HALO..
107
107. WINE
108
108. KEAJAIBAN
109
109. KEUNTUNGAN
110
110. PENGALIH PERHATIAN
111
111. PREDIKSI ACE
112
112. CARCEL TAU
113
113. MAAF
114
114. BERAKHIR
115
115. PRIORITAS
116
116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117
117. SEORANG PEREMPUAN
118
118. SEBUAH PERTANYAAN
119
119. KENANGAN TENTANG ACE
120
120
121
121. EKSPERIMEN
122
122. HITAM
123
123. VERA
124
124. SEKILAS INFORMASI
125
125. UNTUK BEBAS
126
126. PATUH
127
127. SALING MENGHINA
128
128. SIAPA?
129
129. SEBELUM MALAM
130
130. SAATNYA BICARA
131
131. TERBUKA
132
132. REAKSI
133
133. PELUANG
134
134. DEJA VU
135
135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136
136. PERINTAH
137
137. FASE TERAKHIR
138
138. JAMINAN
139
139. MAKAN MALAM
140
140. WINE
141
141. ABADI
142
142. KRITIS
143
143. PESAN TERAKHIR
144
144. DI DALAM SANGKAR
145
145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146
146. PERSONAL
147
147. SEPERTI SEMULA
148
148. PESAN
149
149. SESUATU YANG SALAH
150
150. CURIGA
151
151. SENIN
152
152. KEPUTUSAN FAWN
153
153. FINAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!