15. KUNJUNGAN MARGOT

...FAWN pov...

.......

.......

.......

Aku terbangun ketika mencium aroma sedap dari sepiring dumpling panas yang dibawa Felix masuk ke kamar. Dengan mata yang masih merah, rambut acak-acakan dan kesadaran yang belum terkumpul penuh, aku duduk dan menarik napas dalam-dalam. Sedap aroma dumpling itu membuat senyumanku mekar teramat lebar. Seperti menemukan kebebasan, makanan nikmat hanyalah satu-satunya hal yang membuatku mampu bertahan dalam sangkar ini.

"Kalau kau sudah bangun, cuci mukamu terlebih dulu dan makan. Kau terlihat seperti mie dingin." Felix menghinaku dengan wajah jijik.

Apa maksudnya wajahku membengkak seperti mie yang tidak di makan? Si keparat tua bangka itu, kalau saja makanan yang dia bawa bukan makanan kesukaanku, aku mungkin akan menamparnya dengan piring kaca itu.

"Kau harus berhati-hati dengan ucapanmu, Felix!" Aku menyibak rambutku ke belakang dan seketika--aku tersadar pada kejadian yang menimpaku sebelumnya. Aku--aku, Fawnia Alder tidur nyenyak dalam dekapan Ace Hunter?

Huh? Apa aku sinting? Apa otakku konslet?

Aku seketika menoleh ke sisi tempat tidur yang sekarang kosong. Ace sudah tidak ada di sana, tapi jejak keberadaannya seperti bantal yang terpakai mengingatkanku kalau situasi yang terjadi tadi siang memang nyata. Bahwa, aku memang gadis tolol yang sudah kehilangan kemampuanku sebagai pengawal.

Aku--aku adalah kepala pengawal nona Indira, gadis dengan ranking tinggi dalam bela diri, bisa-bisanya aku tidur nyaman dalam dekapan musuhku?

Apa aku sudah kehilangan insting bertahan hidupku?

"Tuan Ace memberikan ini untukmu." Felix menunjukkan lima tumpuk baju training dengan warna-warna cerah di atas meja. Baju itu sepertinya adalah baju training untuk wanita. "Mulai sekarang, kau sebaiknya tidak berkeliaran seperti manusia gua."

Aku tidak menanggapi si keparat itu. Aku masih syok mengenai situasi yang terjadi padaku tadi siang, dan oh, ya..., aku lapar. Alih-alih mendebat Felix, aku melenggang menuju sofa. Dumpling ayam yang tersaji di sana membuat liur berkumpul di mulutku.

Oh, sudah berapa lama aku tidak jajan dumpling? Biasanya, kalau hari off bekerja, aku akan membeli dumpling di taman kota dan membawakan sekotak dumpling keju favorite ibu.

Mengingat ibu, aku jadi rindu. Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apa dia berduka pada berita kematianku yang tiba-tiba? Aku harap dia tidak menabung uang tunjanganku. Dia sebaiknya memakai uang itu untuk bersenang-senang. Menabung ketika dia sudah tua tidak akan membawanya kemana-mana.

Ibu, aku merindukanmu.

Aku menyantap satu dumpling itu dengan mata yang kembali berkaca-kaca. Nyeri di hatiku membuatku bertanya-tanya, apakah akan ada akhir dari kesialan ini? Apakah aku akan keluar dalam keadaan selamat atau aku akan menemukan kematian?

"Nona Margot, kau tidak boleh--nona--" suara kebisingan dari luar membuatku mengerutkan dahi.

Momen emosional antara aku dan si dumpling buyar tergantikan keheranan. Aku beranjak dari sofa dan menatap kepada pintu yang perlahan-lahan di terobos oleh Margot. Margot Hunter--saudara sulung Ace Hunter, wanita yang kukenal sangat mengintimidasi, melangkah masuk ke dalam kamar Ace. Dia memindaiku dari ujung kaki hingga kepala sebelum menyeringai lebar.

"Nona Margot?" Felix bergetar panik. "Tuan Ace akan membunuhku kalau tau kau masuk ke sini."

"Jangan bawel, Felix. Apa kau berpikir kau boleh menentang perintahku?" Margot mengintimidasi Felix kembali. "Aku adalah tuanmu di rumah ini!"

"Tapi, nona..."

"Tinggalkan aku. Aku ingin mengobrol ringan dengan hewan peliharaan adikku."

Hewan? Dia menyebutku hewan? Oh. Ternyata dia tidak jauh berbeda dari saudara busuknya. Tidak mengherankan. Seharusnya aku tidak mengharapkan apa-apa dari keluarga psikopat ini.

"Fawnia Alder, apa aku mengganggu makan malammu?" Margot melenggang mendekat dan aku mengambil satu langkah mundur.

"Aku sangat ingin bertemu denganmu, kau tau." 

Huh, aku penasaran kenapa.

"Di antara banyaknya perempuan yang pernah dibawa Ace ke dalam kamar ini, kau bisa dibilang berada di urutan terakhir jika menyangkut kecantikan." Margot tiba-tiba me-review-ku seperti me-review makanan di aplikasi kuliner. Aku cukup kaget mendengar ucapannya, alisku hampir membuat jembatan karena nyaris bersatu.

"Body-mu sebagai bodyguard sebelumnya cukup bagus. Tapi kau agak berisi sekarang."

Hei, jangan meremehkanku!!!

Aku jadi begini karena pekerjaanku hanya makan dan tidur. Keparat. Aku ingin memukulnya. "Ace biasanya menyukai perempuan dengan body model."

Apa aku peduli?

"Secara keseluruhan, aku tidak melihat ada yang menarik darimu sampai-sampai Ace tidak membunuhmu. Lantas, apa rahasianya sampai kau masih bisa bernapas hingga sekarang?" Margot mengangkat daguku dengan telunjuk lentiknya. Sikapnya yang seperti ini pula mengingatkanku kepada Ace. Mereka sangat mirip menyangkut hal tidak beradab dan kurang ajar.

"Kalau kau begitu penasaran, sebaiknya kau menanyai hal itu pada adik psikopatmu, bukan?" Aku membuka mulut. "Aku rela menjadi babi di sini kalau itu berarti dia kehilangan minat padaku."

Apa dia pikir aku menjadi tahanan di rumah ini karena aku punya trik rahasia untuk membuat Ace tidak mau membunuhku? Tcih. Satu-satunya jawaban sudah pasti karena saudara sintingnya itu sinting, kan?

"Hmmm, bermulut tajam, itu jarang."

"Apa?" Aku meninggikan alisku. Kami berbicara dalam bahasa yang sama tapi mengapa aku tidak memahami satu pun maksud ucapannya?

"Bukan apa-apa." Margot menyeringai tipis. Sungguh mengerikan. Aku menjadi tidak nyaman.

"Kalau kau sudah selesai me-review wanita tahanan saudaramu, aku akan kembali makan." Tidak ada gunanya meladeni Margot yang misterius senyumnya semisterius wajah Monalisa. Aku kelaparan sekarang jadi lebih baik aku makan.

Meninggalkan Margot yang masih berdiri di dekat sofa, aku pun menuju sepiring dumpling ayam yang mulai menghangat. Tidak, tolong jangan dingin sebelum aku melahap kalian habis. Takut kalau makanan itu mendingin, aku pun menjejal dua dumpling sekalian ke dalam mulutku. Pipi kiri dan kananku penuh. Tapi ini lebih baik daripada memakan makanan dingin.

"Fawnia?" Margot bergabung denganku di sofa. Dia duduk di sebelahku sambil memainkan HP-nya. "Apa kau tau kalau Fawn berarti anak rusa?"

Tentu saja, bodoh. Apa kau pikir aku bodoh? Ibu menamaiku Fawn karena sepasang mataku mengingatkannya dengan sepasang mata anak rusa. Sangat indah, lugu dan penuh harapan. Setidaknya itulah kata ibuku. Aku tidak pernah melihat rusa dengan seteliti itu sebelumnya, jadi aku hanya mendengar apa yang ibu katakan dan percaya.

"Aku tau," jawabku kemudian. Masih berusaha mengunyah makanan yang menyumpal mulutku sekarang.

"Namamu berarti anak rusa, tapi sekarang kau terlihat seperti seekor tupai."

Aku melirik Margot dan mengangkat bahu. Terserahlah. Mungkin memang kebiasaan keluarga Hunter melihat manusia sebagai binatang.

"Fawn," panggil Margot lagi.

"Hmmm?"

"Apa pendapatmu tentang Ace?"

"Dia bajingan."

"Hahahahahaha..." Tawa Margot membahana. "Aaaaah, benar-benar, kau serius mengatakan itu?"

"Aku tidak humoris, jadi aku sudah pasti serius."

"Kau tidak perlu berusaha menghumorku, kejujuranmu saja sudah sangat lucu." Margot lagi-lagi mengatakan sesuatu yang tidak kupahami.

"Huh, ya?" Terserah.

Aku tidak peduli dengan selera humor kalian yang aneh juga. Aku lebih baik makan, makan dan makan.

"Apa kau sangat suka makanannya?"

"Kenapa?" Aku menoleh ke Margot. Makanan saat ini adalah pencegah depresi bagiku. Jika makanan di sini tidak enak, aku mungkin akan kurus kerontang akibat stress yang menumpuk.

"Kau sangat bersemangat saat makan."

"Aku lapar," jawabku jujur.

"Ah..." Margot lagi-lagi tersenyum.

Sementara aku menyantap dumpling yang tersaji di piring, Margot yang sudah tidak mengatakan apa-apa duduk diam di sebelahku sambil menatapku. Aku yang menyadari tatapannya hanya berpura-pura tidak peduli. Yah, walau sebenarnya ditatap saat makan membuat otot-ototku mulai menegang gugup. Apa ini siaran mukbang? Kenapa dia menatapku terus-menerus?

"Apa kau mau?" tanyaku menawarkan. Aku sedikit tidak rela membagi makananku padanya. Dia adalah bos rumah ini, dia bisa mendapat makanan lezat hanya dalam sekali perintah.

"Aku tidak lapar."

"Lalu, kenapa kau menatapku?" Kalau kau tidak lapar, kau seharusnya tidak mengganggu orang yang sedang kelaparan.

"Apa aku tidak boleh menatap mainan favorite saudaraku?"

"Begini, nona Margot..." Aku menahan diri untuk tidak memakinya di tempat, dan memiringkan kepalaku demi menatap mukanya yang sangat arogan. "Aku tidak tau apa masalah kalian bersaudara, tapi aku ini adalah manusia. Maksudku, bahkan bila otak kalian bermasalah, itu tidak mengubah fakta kalau aku manusia. Aku bukan mainan atau binatang siapa pun."

"Tapi kau adalah peliharaan saudaraku, Fawn. Belumkah kau menyadari itu?"

"Aku tidak akan pernah menyadari itu." kataku tegas. "Karena, jika aku merasa diriku adalah peliharaan Ace, maka itu berarti aku sudah kehilangan harkat dan martabatku sebagai manusia. Aku lebih baik mati."

Aku tidak akan pernah tunduk secara suka-rela kepada para bajingan seperti kalian.

"Suatu saat nanti aku akan bebas dari sini." Lanjutku.

Aku kembali menghadap piring dumpling yang tersisa satu potong. Sementara aku hendak menyantap potongan terakhir itu, Ace masuk dengan langkah terburu-buru. Dia menatapku dan Margot bergantian.

"Baik itu dalam keadaan hidup ataupun mati, aku akan bebas. Ketika aku bebas, aku ingin bebas sebagai manusia. Bukan alat ataupun peliharaan siapa pun."

Margot kembali tertawa, kali ini lebih nyaring dari sebelumnya. Tawanya sangat keras sampai Felix yang mengekori Ace menampakkan wajah horor.

"Ahahahahahahahahahahahaa...." Dia memukul-pukul lututnya.

"Aduh, sekarang aku mengerti alasanmu menyimpannya, Ace..." Margot bicara ke adiknya yang masih bungkam.

"Dia memang..., mainan yang menggemaskan."

Orang-orang ini sakit jiwa.

...------...

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trussukses

2023-07-02

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

fawn memaang semenggemaskan ituuu (♥ω♥*)

2023-05-26

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

laaah kan salah bos mu sendiri yg lebih suka Fawn ga pake baji... #ups ≧∇≦

2023-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. MISI BUNUH DIRI
2 2. RUSA YANG TERLUKA
3 3. LOYALITAS
4 4. PROVOKATIF
5 5. KELEMAHAN
6 6. SIRKUS
7 7. BERTEMU TEMAN
8 8. MIMPI BURUK
9 9. KEBENCIAN
10 10. KEJUJURAN
11 11. ADA APA?
12 12. STRESS
13 13. PERTAMA KALI
14 14. SENSASI ANEH
15 15. KUNJUNGAN MARGOT
16 16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17 17. KECURIGAAN
18 18. BERTEMU JEM
19 19. PERUBAHAN HATI
20 20. MAKAN TENGAH MALAM
21 21. AGAK POSESIF
22 22. LEDAKAN EMOSI
23 23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24 24. HARI BERDUKA
25 25. PENGKHIANAT
26 26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27 27. HITAM TOTAL
28 28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29 29. MISI KHUSUS
30 30. TRIK BOSAN
31 31. BERSENANG-SENANG?
32 32. BORGOL
33 33. WAJAH FAMILIAR
34 34. PENGALIH PERHATIAN
35 35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36 36. KETERIKATAN
37 37. KEKUATAN
38 38. KEJUTAN MARGOT
39 39. BELENGGU HARAPAN
40 40. MALAIKAT KEPALSUAN
41 41. SIAPA?
42 42. ORANG LAIN
43 43. HUBUNGAN
44 44. TERJEBAK
45 45. ROMAN FANTASI
46 46. LAPAR
47 47. PESTA
48 48. SEBUAH KESALAHAN
49 49. KEMBANG API
50 50. DI DALAM KEGELAPAN
51 51. KEMBALI
52 52. SALING MEMBACA
53 53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54 54. TARGET
55 55. DUA SISI
56 56. PERMINTAAN
57 57. JALAN UNTUK PERGI
58 58. MENGGODA
59 59. SEBELUM PERGI
60 60. INDIRA OH INDIRA
61 61. CEMBURU
62 62. PENYANGKALAN
63 63. ORANG ASING
64 64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65 65. STRAWBERRY
66 66. TAKUT KEHILANGAN
67 67. LAMARAN
68 68. JEJAK
69 69. SIALAN!
70 70. TIBA-TIBA SAJA
71 71. OBSESI
72 72. DURI DI MATA
73 73. SANGKAR
74 74. DILEMA
75 75. KARE
76 76. BELUM SELESAI
77 77. HANCUR
78 78. MAAFKAN AKU
79 79. KEMBALI
80 80. KEHILANGAN
81 81. SAUDARA
82 82. HANYA SUARA
83 83. PERINGATAN TERAKHIR
84 84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85 85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86 86. SELAMAT ULANG TAHUN
87 87. APA KABAR?
88 88. MAU BAGAIMANA?
89 89. KAMAR L015
90 90. SESUATU YANG LAIN
91 91. RACUN
92 92. KONFLIK KECIL
93 93. PEMBERONTAKAN
94 94. BERMAIN API
95 95. TERBAKAR
96 96. HENING
97 97. MEMADAMKAN API
98 98. BATAL
99 99. SEBUAH UNDANGAN
100 100. PILIHAN
101 101. UNDANGAN
102 102. TUJUAN ACE
103 103. MAX
104 104. SAHABAT TERBAIK
105 105. SEBUAH KEBETULAN
106 106. HALO..
107 107. WINE
108 108. KEAJAIBAN
109 109. KEUNTUNGAN
110 110. PENGALIH PERHATIAN
111 111. PREDIKSI ACE
112 112. CARCEL TAU
113 113. MAAF
114 114. BERAKHIR
115 115. PRIORITAS
116 116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117 117. SEORANG PEREMPUAN
118 118. SEBUAH PERTANYAAN
119 119. KENANGAN TENTANG ACE
120 120
121 121. EKSPERIMEN
122 122. HITAM
123 123. VERA
124 124. SEKILAS INFORMASI
125 125. UNTUK BEBAS
126 126. PATUH
127 127. SALING MENGHINA
128 128. SIAPA?
129 129. SEBELUM MALAM
130 130. SAATNYA BICARA
131 131. TERBUKA
132 132. REAKSI
133 133. PELUANG
134 134. DEJA VU
135 135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136 136. PERINTAH
137 137. FASE TERAKHIR
138 138. JAMINAN
139 139. MAKAN MALAM
140 140. WINE
141 141. ABADI
142 142. KRITIS
143 143. PESAN TERAKHIR
144 144. DI DALAM SANGKAR
145 145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146 146. PERSONAL
147 147. SEPERTI SEMULA
148 148. PESAN
149 149. SESUATU YANG SALAH
150 150. CURIGA
151 151. SENIN
152 152. KEPUTUSAN FAWN
153 153. FINAL
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. MISI BUNUH DIRI
2
2. RUSA YANG TERLUKA
3
3. LOYALITAS
4
4. PROVOKATIF
5
5. KELEMAHAN
6
6. SIRKUS
7
7. BERTEMU TEMAN
8
8. MIMPI BURUK
9
9. KEBENCIAN
10
10. KEJUJURAN
11
11. ADA APA?
12
12. STRESS
13
13. PERTAMA KALI
14
14. SENSASI ANEH
15
15. KUNJUNGAN MARGOT
16
16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17
17. KECURIGAAN
18
18. BERTEMU JEM
19
19. PERUBAHAN HATI
20
20. MAKAN TENGAH MALAM
21
21. AGAK POSESIF
22
22. LEDAKAN EMOSI
23
23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24
24. HARI BERDUKA
25
25. PENGKHIANAT
26
26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27
27. HITAM TOTAL
28
28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29
29. MISI KHUSUS
30
30. TRIK BOSAN
31
31. BERSENANG-SENANG?
32
32. BORGOL
33
33. WAJAH FAMILIAR
34
34. PENGALIH PERHATIAN
35
35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36
36. KETERIKATAN
37
37. KEKUATAN
38
38. KEJUTAN MARGOT
39
39. BELENGGU HARAPAN
40
40. MALAIKAT KEPALSUAN
41
41. SIAPA?
42
42. ORANG LAIN
43
43. HUBUNGAN
44
44. TERJEBAK
45
45. ROMAN FANTASI
46
46. LAPAR
47
47. PESTA
48
48. SEBUAH KESALAHAN
49
49. KEMBANG API
50
50. DI DALAM KEGELAPAN
51
51. KEMBALI
52
52. SALING MEMBACA
53
53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54
54. TARGET
55
55. DUA SISI
56
56. PERMINTAAN
57
57. JALAN UNTUK PERGI
58
58. MENGGODA
59
59. SEBELUM PERGI
60
60. INDIRA OH INDIRA
61
61. CEMBURU
62
62. PENYANGKALAN
63
63. ORANG ASING
64
64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65
65. STRAWBERRY
66
66. TAKUT KEHILANGAN
67
67. LAMARAN
68
68. JEJAK
69
69. SIALAN!
70
70. TIBA-TIBA SAJA
71
71. OBSESI
72
72. DURI DI MATA
73
73. SANGKAR
74
74. DILEMA
75
75. KARE
76
76. BELUM SELESAI
77
77. HANCUR
78
78. MAAFKAN AKU
79
79. KEMBALI
80
80. KEHILANGAN
81
81. SAUDARA
82
82. HANYA SUARA
83
83. PERINGATAN TERAKHIR
84
84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85
85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86
86. SELAMAT ULANG TAHUN
87
87. APA KABAR?
88
88. MAU BAGAIMANA?
89
89. KAMAR L015
90
90. SESUATU YANG LAIN
91
91. RACUN
92
92. KONFLIK KECIL
93
93. PEMBERONTAKAN
94
94. BERMAIN API
95
95. TERBAKAR
96
96. HENING
97
97. MEMADAMKAN API
98
98. BATAL
99
99. SEBUAH UNDANGAN
100
100. PILIHAN
101
101. UNDANGAN
102
102. TUJUAN ACE
103
103. MAX
104
104. SAHABAT TERBAIK
105
105. SEBUAH KEBETULAN
106
106. HALO..
107
107. WINE
108
108. KEAJAIBAN
109
109. KEUNTUNGAN
110
110. PENGALIH PERHATIAN
111
111. PREDIKSI ACE
112
112. CARCEL TAU
113
113. MAAF
114
114. BERAKHIR
115
115. PRIORITAS
116
116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117
117. SEORANG PEREMPUAN
118
118. SEBUAH PERTANYAAN
119
119. KENANGAN TENTANG ACE
120
120
121
121. EKSPERIMEN
122
122. HITAM
123
123. VERA
124
124. SEKILAS INFORMASI
125
125. UNTUK BEBAS
126
126. PATUH
127
127. SALING MENGHINA
128
128. SIAPA?
129
129. SEBELUM MALAM
130
130. SAATNYA BICARA
131
131. TERBUKA
132
132. REAKSI
133
133. PELUANG
134
134. DEJA VU
135
135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136
136. PERINTAH
137
137. FASE TERAKHIR
138
138. JAMINAN
139
139. MAKAN MALAM
140
140. WINE
141
141. ABADI
142
142. KRITIS
143
143. PESAN TERAKHIR
144
144. DI DALAM SANGKAR
145
145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146
146. PERSONAL
147
147. SEPERTI SEMULA
148
148. PESAN
149
149. SESUATU YANG SALAH
150
150. CURIGA
151
151. SENIN
152
152. KEPUTUSAN FAWN
153
153. FINAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!