8. MIMPI BURUK

...ACE pov...

Jam di pergelangan tanganku menunjukkan waktu pukul sepuluh malam ketika aku kembali ke rumah. Aku mendongak ke kamarku yang berpencahayaan temaram sebelum melirik Ozan yang menggantikan Carcel sebagai pengawas rumah.

"Apa dia membuat onar hari ini?" tanyaku.

"Hanya permasalahan kecil."

"Huh, semacam apa?"

Aku melepaskan jasku dan menyerahkannya kepada pelayan wanita yang menunggu membawa barang-barangku ke kamar. Aku berdiri di depan Ozan, menunggu dia memberikan laporan tentang aktivitas Fawn hari ini.

"Dia banyak bertengkar dengan Felix hari ini. Dia sampai membuang barang-barang dari kamar tuan ke tanah."

"Huh, begitukah?" Entah mengapa, mendengar penjelasan Ozan, aku malah mau tertawa. Gadis itu pasti membuat Felix tekanan batin.

"Tuan..., aku rasa...," Ozan berusaha menyampaikan opininya.

"Ya?"

"Aku pikir ada baiknya tuan menggantikan pengawal nona Fawn." Ozan sedikit mengecilkan suaranya, mungkin takut ucapannya sampai ke pengawal lain dan sampai ke Felix yang terbilang pengawal tertua di rumah ini.

"Apa ada masalah dengan Felix?"

"Bu-bukan berarti ada masalah dengan Felix, hanya saja..., aku tidak merasa mereka cocok bersama." Ozan menatapku dengan cengiran kaku. "Maksudku..., seharian ini mereka tidak bisa berkomunikasi sama sekali. Melihat mereka, aku jadi mencemaskan kesehatan Felix."

Apa yang Ozan katakan mungkin ada benarnya. Mengingat kesenjangan usia Felix dan Fawn, dua orang itu berada di posisi yang sangat berbeda dan sangat sulit untuk mampu memahami satu sama lain. Tidak seperti Felix yang sangat dewasa dan mengabdi setia hanya padaku, Fawn adalah gadis keras kepala yang membuat pusing setiap orang di rumah ini.

Aku akan memikirkan nasihat Ozan sementara waktu. "Aku akan memikirkannya, terima kasih atas masukanmu."

"O-oh, baik Tuan."

Aku kembali menuju kamar dan membuka pintu. Di dalam sana, satu-satunya sumber cahaya hanyalah lampu tidur yang terpaku di dekat kepala ranjang. Cahaya itu samar-samar menunjukkan wajah Fawn yang sudah terlelap nyenyak. Dia tidak mendengarkan ucapanku sama sekali dan tidur lebih awal dari biasanya.

Huh, dia pasti sengaja membuatku kesal.

Sayangnya, hari ini mood-ku cukup baik. Aku tidak akan begitu peduli kalau dia tidur lebih awal. Aku juga tidak punya cukup banyak energi untuk bermain-main hari ini. Aku meninggalkan plastik yang kubeli di jalan pulang dan menaruhnya di sisi ranjang, sebelum pergi ke kamar mandi. 

Aku mandi sekitar 30 menitan dan keluar dalam keadaan segar-bugar. Langkah kakiku yang samar mengitari ranjang. Aku duduk di tempat tidur, masih mengelap rambut yang basah, saat aku melihat wajah terlelap Fawn yang damai. Melihat wajah polosnya yang bermandikan cahaya lampu tidur yang hangat. Dia terlihat seperti anak ayam. Cukup menggemaskan ketika melihat dia dalam keadaan damai dan tenang. Biasanya, wajah itu hanya menunjukkan kekesalan.

Selesai mengelap rambutku, aku melempar handuk ke sofa di dekat jendela. Tanganku melirik tiga kotak pengaman yang kubeli di jalan, pengaman yang rencananya akan kugunakan untuk bermain-main dengan Fawn. Sayang sekali, hari ini sepertinya aku akan berkompromi dan tidak menyentuhnya.

Aku tidak ingin mengganggu wajah lelap itu.

"Selamat tidur," bisikku pada akhirnya. Bergumam rendah kepada sosok yang sekarang terlalu tuli untuk mampu mendengar sepatah kata pun dari bibirku. Terlalu jauh dari kesadarannya untuk merasakan tanganku yang sekarang menyentuh rahangnya.

Fawnia Alder, bagaimana bisa aku tidak menyadari kalau dia memiliki kulit sehalus ini? Padahal ini bukan pertama kalinya aku melabuhkan tanganku di tubuhnya. Aku sudah pernah menyentuh nyaris setiap inci kulit gadis ini, baik itu dengan tanganku maupun lidahku, tapi mengapa sekarang aku baru menyadari ia sangat lembut dan lucu?

Mengapa aku baru merasakan keinginan untuk menciumnya sekarang?

Aku menatap bibir merah muda itu dan kembali teringat pada interaksi kami selama ini. Selama seminggu Fawn di sini, di setiap kontak tubuh kami, aku belum pernah menciumnya. Tidak, bukan hanya Fawn, aku juga belum pernah mencium siapa pun di dunia ini.

Lantas, mengapa sekarang aku jadi ingin menciumnya?

"Ibu..." di tengah aku yang asik menatapnya, Fawn tiba-tiba bersuara. Matanya masih terpejam erat dan tidak ada tanda-tanda ia sedang berpura-pura tidur. Aku beranjak dan menatap wajahnya yang masih terlelap, bertanya-tanya apa Fawn baru saja bicara dalam tidurnya?

"Ibu..." Ia merintih sekali lagi. Suaranya sedih dan pilu. "Tolong aku..."

...-----...

Keesokan harinya, Felix masih bertanggung jawab dalam menangani segala hal yang berkaitan dengan Fawn. Meskipun sering menerima sumpah serapah dari Fawn, Felix tetap menjalankan tugasnya dengan taat. Melihat pertikaian mereka yang bersumber dari kebosanan Fawn, aku jadi agak mengerti kecemasan Ozan. Fawn membully pelayan tua itu seperti penindas yang membully kutu buku di SMA.

Terima kasih kepada banyaknya ruang kosong di rumah ini, aku bisa mengalihkan pekerjaanku ke ruang diskusi yang terletak cukup jauh dari kamarku yang berisik. Aku bekerja dari rumah sementara para bodyguard-ku terlihat berlarian di halaman depan. Beberapa membawa pakaianku dan beberapa lagi membawa bantal dan selimut yang kupakai semalam.

Aku mengamati kejadian itu dan menoleh ke Carcel. "Apa yang terjadi di luar?"

"Nona Fawn mengamuk lagi," ujar Carcel.

"Apalagi keluhannya?"

"Aku tidak tau, mungkin masih menyangkut kebosanannya kemarin."

Karena kehebohan semakin menjadi-jadi, aku pikir aku sudah tidak bisa berpura-pura tuli. Aku memutuskan menutup laptopku dan membawanya menuju kamar. Pekerjaanku siang ini akan kutunda dulu demi memberikan perhatian kepada hewan peliharaanku tersayang.

Saat aku tiba di depan kamar, beberapa bodyguard berdiri di depan pintu. Mereka menyaksikan keributan yang terjadi di dalam kamarku sambil cekikikan.

"Ekhm!" Carcel berdeham. "Apa yang kalian tonton?"

Seperti laut merah yang terbelah, kerumunan bodyguard itu seketika memencar dalam ketakutan. Mereka menatap ke arahku dengan mata melebar sebelum menunduk kikuk.

"Maafkan kami, Bos. Kami mendengar keributan jadi kami berusaha menyaksikan apa yang terjadi." Seth mengakui kesalahannya dan teman-temannya sekalian.

"Apa kalian anak SMA? Siapa yang akan berjaga di pos kalian kalau kalian semua berkumpul di sini?" suara Carcel meninggi. Aku tidak perlu bersuara menyangkut masalah bodyguard karena urusan itu biasa ditangani oleh Carcel.

"Apa yang terjadi di dalam?" Aku mengalihkan perhatianku kembali pada Ozan. Pria muda dengan cambang menutupi sebagian dagunya itu menatapku dengan cengiran prihatin.

"Nona Fawn mengamuk lagi."

Aku menghela napas bosan atas jawaban yang sudah bisa kuprediksikan. Aku hanya ingin tau kenapa dia mengamuk lagi?

"Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang," keluhku pada diri sendiri.

Aku kemudian memasuki kamar dan melihat nampan dan mangkuk nasi tercecer di lantai. Seisi lemariku yang biasa tertata rapi sekarang berhamburan keluar. Beberapa bahkan tergeletak di lantai. Tempat tidur seperti bekas cakaran naga, seprei dan bantal tercerai-berai di mana-mana.

"Apa yang terjadi di sini?" Aku tanpa sadar ikut naik darah. Tidak pernah aku membiarkan kamarku diporak-porandakan.

"Maafkan aku, Tuan. Aku hanya tidak bisa membiarkan nona Fawn makan di tempat tidur, dan dia menjadi sangat marah. Aku berusaha menenangkannya tapi dia semakin tidak terkendali."

"Hei, orang tua! Kau tau bukan itu masalahnya, kan?" Fawn mendekati Felix dan kutahan seketika. Dia meronta-ronta dan masih meneriaki Felix kencang. "Aku hanya tidak suka caramu menatapku, bajingan! Kau merendahkanku, kan! Katakan saja! Apa kau pikir aku mau tidur di sini kalau bukan karena bos psikopatmu menahanku? Aku lebih baik mati daripada hidup bersama kalian semua, sampah masyarakat. Aib negara!"

"Aku tidak mengatakan apa pun." bela Felix lagi, yang mana aku mengerti. Felix tidak perlu bicara untuk bisa menyampaikan uneg-unegnya. Hanya dengan lirikan saja, aku akan tau apa isi hati Felix yang sebenarnya.

Aku tidak menyangka Fawn menangkap maksud mata Felix juga. Kupikir kepala pelayan kami itu cukup pandai menyembunyikan emosinya.

"Felix, Ozan, aku mau kamarku dibersihkan kembali seperti semula." Aku mengakhiri topik itu tanpa perlu repot-repot memihak siapa pun. Setelah memberi perintah pada Ozan dan Felix, aku lalu beralih kepada Fawn.

"Kau..., ikut aku."

"Tidak mau," Gadis ini..., masih berani-beraninya dia melawan.

Aku mendekat dan berbisik di telinganya. "Jangan buat aku menelanjangimu di depan para pekerjaku, Fawn."

Wajah penuh amarahnya seketika menegang. Ketakutan dan kebencian berbaur di dalam mata cokelatnya yang besar. Aku menatapnya yang menelan kekesalan dan tersenyum lebar.

"Gadis pintar." kataku sebelum menggandengnya meninggalkan kamarku yang sekarang seperti kapal pecah.

Carcel mengikuti kami tapi bertahan ketika aku melemparkan lirikan peringatan untuk berhenti. Setelah hanya ada aku dan Fawn, aku lalu membawa gadis itu menuju ruang diskusi. Dia mengikutiku dengan langkah terhentak jemu.

"Apa yang akan kau lakukan?" katanya dengan suara penuh kebencian.

Aku melepaskan peganganku dari pergelangan tangannya dan duduk di sofa. "Aku akan mengawasimu sendiri hari ini."

"Aku lebih baik bersama Felix."

"Kau harus berhenti mempermainkan orang tua, Fawn. Apa kau tidak takut berdosa?"

"Katakan itu pada dirimu sendiri."

Aku duduk di sofa dan tertawa jenaka. "Yah, aku tidak takut."

"Tentu saja, kau adalah setannya, mana mungkin kau takut dengan kesetananmu."

Mengabaikan hinaan Fawn, aku kembali menghadap laptop dan mengecek pekerjaanku. Sementara aku bekerja, Fawn berdiri di dekat sofa dengan mata bergerilya kemana-mana. Entah apa yang dia perhatikan. Aku memaksanya duduk kemudian, setelah merasa tidak nyaman dengan dia yang terus berdiri seperti patung Liberty.

Cukup sulit untuk memaksa Fawn duduk, aku perlu mengeluarkan kartu andalanku sebelum berhasil membuat dia patuh di kakiku.

"Jika kau tidak duduk, aku akan memerintah orangku untuk melukai ibumu!" hanya dengan kata-kata itu, Fawn seketika patuh.

Aku tersenyum dalam kemenangan ketika aku mampu mencium samar aroma sampo yang merekat di surai hitamnya yang panjang.

Dia memang hewan peliharaan yang menggemaskan.

...----...

 

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagianya

2023-07-02

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

acie cieee ≧∇≦

2023-05-26

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

3 kotak? what?!! emang mau brp kali? ≧∇≦

2023-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. MISI BUNUH DIRI
2 2. RUSA YANG TERLUKA
3 3. LOYALITAS
4 4. PROVOKATIF
5 5. KELEMAHAN
6 6. SIRKUS
7 7. BERTEMU TEMAN
8 8. MIMPI BURUK
9 9. KEBENCIAN
10 10. KEJUJURAN
11 11. ADA APA?
12 12. STRESS
13 13. PERTAMA KALI
14 14. SENSASI ANEH
15 15. KUNJUNGAN MARGOT
16 16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17 17. KECURIGAAN
18 18. BERTEMU JEM
19 19. PERUBAHAN HATI
20 20. MAKAN TENGAH MALAM
21 21. AGAK POSESIF
22 22. LEDAKAN EMOSI
23 23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24 24. HARI BERDUKA
25 25. PENGKHIANAT
26 26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27 27. HITAM TOTAL
28 28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29 29. MISI KHUSUS
30 30. TRIK BOSAN
31 31. BERSENANG-SENANG?
32 32. BORGOL
33 33. WAJAH FAMILIAR
34 34. PENGALIH PERHATIAN
35 35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36 36. KETERIKATAN
37 37. KEKUATAN
38 38. KEJUTAN MARGOT
39 39. BELENGGU HARAPAN
40 40. MALAIKAT KEPALSUAN
41 41. SIAPA?
42 42. ORANG LAIN
43 43. HUBUNGAN
44 44. TERJEBAK
45 45. ROMAN FANTASI
46 46. LAPAR
47 47. PESTA
48 48. SEBUAH KESALAHAN
49 49. KEMBANG API
50 50. DI DALAM KEGELAPAN
51 51. KEMBALI
52 52. SALING MEMBACA
53 53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54 54. TARGET
55 55. DUA SISI
56 56. PERMINTAAN
57 57. JALAN UNTUK PERGI
58 58. MENGGODA
59 59. SEBELUM PERGI
60 60. INDIRA OH INDIRA
61 61. CEMBURU
62 62. PENYANGKALAN
63 63. ORANG ASING
64 64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65 65. STRAWBERRY
66 66. TAKUT KEHILANGAN
67 67. LAMARAN
68 68. JEJAK
69 69. SIALAN!
70 70. TIBA-TIBA SAJA
71 71. OBSESI
72 72. DURI DI MATA
73 73. SANGKAR
74 74. DILEMA
75 75. KARE
76 76. BELUM SELESAI
77 77. HANCUR
78 78. MAAFKAN AKU
79 79. KEMBALI
80 80. KEHILANGAN
81 81. SAUDARA
82 82. HANYA SUARA
83 83. PERINGATAN TERAKHIR
84 84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85 85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86 86. SELAMAT ULANG TAHUN
87 87. APA KABAR?
88 88. MAU BAGAIMANA?
89 89. KAMAR L015
90 90. SESUATU YANG LAIN
91 91. RACUN
92 92. KONFLIK KECIL
93 93. PEMBERONTAKAN
94 94. BERMAIN API
95 95. TERBAKAR
96 96. HENING
97 97. MEMADAMKAN API
98 98. BATAL
99 99. SEBUAH UNDANGAN
100 100. PILIHAN
101 101. UNDANGAN
102 102. TUJUAN ACE
103 103. MAX
104 104. SAHABAT TERBAIK
105 105. SEBUAH KEBETULAN
106 106. HALO..
107 107. WINE
108 108. KEAJAIBAN
109 109. KEUNTUNGAN
110 110. PENGALIH PERHATIAN
111 111. PREDIKSI ACE
112 112. CARCEL TAU
113 113. MAAF
114 114. BERAKHIR
115 115. PRIORITAS
116 116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117 117. SEORANG PEREMPUAN
118 118. SEBUAH PERTANYAAN
119 119. KENANGAN TENTANG ACE
120 120
121 121. EKSPERIMEN
122 122. HITAM
123 123. VERA
124 124. SEKILAS INFORMASI
125 125. UNTUK BEBAS
126 126. PATUH
127 127. SALING MENGHINA
128 128. SIAPA?
129 129. SEBELUM MALAM
130 130. SAATNYA BICARA
131 131. TERBUKA
132 132. REAKSI
133 133. PELUANG
134 134. DEJA VU
135 135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136 136. PERINTAH
137 137. FASE TERAKHIR
138 138. JAMINAN
139 139. MAKAN MALAM
140 140. WINE
141 141. ABADI
142 142. KRITIS
143 143. PESAN TERAKHIR
144 144. DI DALAM SANGKAR
145 145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146 146. PERSONAL
147 147. SEPERTI SEMULA
148 148. PESAN
149 149. SESUATU YANG SALAH
150 150. CURIGA
151 151. SENIN
152 152. KEPUTUSAN FAWN
153 153. FINAL
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. MISI BUNUH DIRI
2
2. RUSA YANG TERLUKA
3
3. LOYALITAS
4
4. PROVOKATIF
5
5. KELEMAHAN
6
6. SIRKUS
7
7. BERTEMU TEMAN
8
8. MIMPI BURUK
9
9. KEBENCIAN
10
10. KEJUJURAN
11
11. ADA APA?
12
12. STRESS
13
13. PERTAMA KALI
14
14. SENSASI ANEH
15
15. KUNJUNGAN MARGOT
16
16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17
17. KECURIGAAN
18
18. BERTEMU JEM
19
19. PERUBAHAN HATI
20
20. MAKAN TENGAH MALAM
21
21. AGAK POSESIF
22
22. LEDAKAN EMOSI
23
23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24
24. HARI BERDUKA
25
25. PENGKHIANAT
26
26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27
27. HITAM TOTAL
28
28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29
29. MISI KHUSUS
30
30. TRIK BOSAN
31
31. BERSENANG-SENANG?
32
32. BORGOL
33
33. WAJAH FAMILIAR
34
34. PENGALIH PERHATIAN
35
35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36
36. KETERIKATAN
37
37. KEKUATAN
38
38. KEJUTAN MARGOT
39
39. BELENGGU HARAPAN
40
40. MALAIKAT KEPALSUAN
41
41. SIAPA?
42
42. ORANG LAIN
43
43. HUBUNGAN
44
44. TERJEBAK
45
45. ROMAN FANTASI
46
46. LAPAR
47
47. PESTA
48
48. SEBUAH KESALAHAN
49
49. KEMBANG API
50
50. DI DALAM KEGELAPAN
51
51. KEMBALI
52
52. SALING MEMBACA
53
53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54
54. TARGET
55
55. DUA SISI
56
56. PERMINTAAN
57
57. JALAN UNTUK PERGI
58
58. MENGGODA
59
59. SEBELUM PERGI
60
60. INDIRA OH INDIRA
61
61. CEMBURU
62
62. PENYANGKALAN
63
63. ORANG ASING
64
64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65
65. STRAWBERRY
66
66. TAKUT KEHILANGAN
67
67. LAMARAN
68
68. JEJAK
69
69. SIALAN!
70
70. TIBA-TIBA SAJA
71
71. OBSESI
72
72. DURI DI MATA
73
73. SANGKAR
74
74. DILEMA
75
75. KARE
76
76. BELUM SELESAI
77
77. HANCUR
78
78. MAAFKAN AKU
79
79. KEMBALI
80
80. KEHILANGAN
81
81. SAUDARA
82
82. HANYA SUARA
83
83. PERINGATAN TERAKHIR
84
84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85
85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86
86. SELAMAT ULANG TAHUN
87
87. APA KABAR?
88
88. MAU BAGAIMANA?
89
89. KAMAR L015
90
90. SESUATU YANG LAIN
91
91. RACUN
92
92. KONFLIK KECIL
93
93. PEMBERONTAKAN
94
94. BERMAIN API
95
95. TERBAKAR
96
96. HENING
97
97. MEMADAMKAN API
98
98. BATAL
99
99. SEBUAH UNDANGAN
100
100. PILIHAN
101
101. UNDANGAN
102
102. TUJUAN ACE
103
103. MAX
104
104. SAHABAT TERBAIK
105
105. SEBUAH KEBETULAN
106
106. HALO..
107
107. WINE
108
108. KEAJAIBAN
109
109. KEUNTUNGAN
110
110. PENGALIH PERHATIAN
111
111. PREDIKSI ACE
112
112. CARCEL TAU
113
113. MAAF
114
114. BERAKHIR
115
115. PRIORITAS
116
116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117
117. SEORANG PEREMPUAN
118
118. SEBUAH PERTANYAAN
119
119. KENANGAN TENTANG ACE
120
120
121
121. EKSPERIMEN
122
122. HITAM
123
123. VERA
124
124. SEKILAS INFORMASI
125
125. UNTUK BEBAS
126
126. PATUH
127
127. SALING MENGHINA
128
128. SIAPA?
129
129. SEBELUM MALAM
130
130. SAATNYA BICARA
131
131. TERBUKA
132
132. REAKSI
133
133. PELUANG
134
134. DEJA VU
135
135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136
136. PERINTAH
137
137. FASE TERAKHIR
138
138. JAMINAN
139
139. MAKAN MALAM
140
140. WINE
141
141. ABADI
142
142. KRITIS
143
143. PESAN TERAKHIR
144
144. DI DALAM SANGKAR
145
145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146
146. PERSONAL
147
147. SEPERTI SEMULA
148
148. PESAN
149
149. SESUATU YANG SALAH
150
150. CURIGA
151
151. SENIN
152
152. KEPUTUSAN FAWN
153
153. FINAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!