3. LOYALITAS

...Ace POV...

Sangat mengecewakan adalah rangkuman untuk situasi yang terjadi hari ini. Sangat mengecewakan dan sangat kacau. Aku benar-benar stres ketika tau orang yang diculik oleh bodyguard-ku adalah orang yang salah. Indira pasti sudah menikah dengan Evan di suatu tempat dan aku tidak bisa menghentikannya.

Stres menumpuk di kepalaku dan keberadaan seorang Fawnia Alder yang menantangku dengan mata berani matinya membuatku semakin iritasi. Gadis itu membuat emosi yang menumpuk di dadaku siap meledak. Aku sangat marah dan adalah kewajaran bagiku untuk melampiaskannya ke orang-orangku. Tapi saat itu, alih-alih melampiaskan amukanku kepada Carcel yang sangat idiot, aku melihat Fawn sebagai objek yang akan mampu menggantikan karung pasirku.

Dia di sana, dengan tubuh bersih tanpa noda. Menyentuhnya membuat seluruh emosiku meluap dan tergantikan oleh gairah buta. Aku tidak ingat berapa kali aku melakukannya, membuat ia menjerit dalam kesakitan dan ketakutan. Aku sangat menikmati ketakutan yang mata itu tunjukkan. Benar, hanya seperti itu seseorang harus menatapku. Takut.

Fawn adalah perawan, aku merasakannya saat aku memasukinya.

Dalam hatiku, aku merasa kasihan kepadanya. Tapi, setelah mengingat apa yang sudah terjadi hari ini, emosiku kembali lagi. Dia pantas mendapatkan ini. Salahnya sendiri sudah mengantar dirinya ke hadapanku. Dia harus membayar kegagalan yang kuterima.

Ini masih tidak seberapa.

"Biarkan aku mati."

Ucapannya saat itu membuatku lagi-lagi memutar mata. Mengapa gadis ini begitu terobsesi pada kematian? Apa dia diprogram hanya untuk mati dalam misi? Dia sangat berani ketika memintaku membunuhnya, dan jujur saja, itu cukup seksi. Aku tidak tau apa yang salah padaku, mungkin ada benarnya kalau aku adalah psikopat. Aku menyukai pemandangannya yang ketakutan.

Untuk sementara waktu, aku akan menyimpannya sebagai hiburanku.

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam ketika aku meninggalkan Fawn kepada Felix. Kepala pelayan di rumahku tersebut bergegas masuk ke kamarku dan membawa beberapa orang untuk merombak ulang isi ruangan kamarku. Aku tidak akan membiarkan Fawn mendapat akses untuk melukaiku ataupun melukai dirinya sendiri. Aku akan menjinakkannya.

Sementara aku melangkah santai menuju ruang tengah, ponsel yang berada di dalam rompi tidurku bergetar. Nama Margareth--Margot--saudara perempuanku tertera di layar. Margot pasti sudah mendengar berita tentang keberhasilan kerja sama antara keluarga Caspian dan Rashid. Dua bajingan itu sangat haus untuk meruntuhkan singgasanaku.

"Halo?" Aku menjawab panggilan dengan enggan.

"Kenapa ini bisa terjadi? Apa yang kau lakukan sampai situasinya bisa seperti ini?" Suara Margot menyambar kupingku keras.

"Bukankah sudah jelas?" Aku menyahut sambil melihat pelayan keluar masuk mengeluarkan guci-guci antik koleksiku keluar dari kamar. "Seseorang membocorkan rencanaku kepada Anggara."

"Hah, apa maksudmu Anggara punya mata-mata di keluarga kita?" suara Margot meninggi gelisah.

Saudaraku yang malang, dia pasti sangat marah. Sebagai orang yang bertanggung jawab dalam merekrut setiap pekerja di rumah ini, Margot pasti merasa bertanggung jawab bila memang ada penyusup di antara kami semua.

"Dia tau rencanaku sebelum aku mengeksekusinya. Kau paham maksudku, bukan?"

"Bajingan, bajingan, bajingan!" suara Margot yang lepas kendali terdengar di telingaku. Aku bisa membayangkan wanita itu meledak lagi dan menghamburkan barang-barang di sekitarnya.

"Maafkan aku, Ace." Suara amukan Margot mereda. "Aku sepertinya lalai dalam mengawasi pekerja kita."

"Kau tidak perlu meminta maaf," sahutku. Walau agak kesal, aku tidak akan menyalahkan Margot bila karyawan kami menyimpang. Lagipula, loyalitas bukan sesuatu yang mudah didapatkan. 

Oh, bicara soal loyalitas, sepertinya Fawn sudah ditangani oleh Felix. Kepala pelayan yang mengenakan monocle itu keluar dari kamarku dan mengangguk. Mengisyaratkan padaku kalau situasi di dalam sudah aman.

Fawn, gadis itu memiliki loyalitas yang mengesankan. Aku penasaran, apa yang keluarga Rashid lakukan sampai-sampai Fawn menjadi rela mati di garda depan.

"Bagaimanapun, aku akan menangani masalah ini secepatnya." Margot kembali menarik perhatianku. "Tenang saja, siapa pun yang sudah mengkhianati keluarga kita tidak akan pernah selamat."

"Aku percayakan tugas itu padamu," jawabku tenang. Jika itu Margot, pencarian adalah spesialisnya. Dia bisa menemukan aib yang nenek moyangmu timbun sejak ratusan tahun silam kalau dia mau.

"Oh," tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Ada apa?" tanya Margot siaga.

"Bisa kau mencarikan latar belakang satu orang lagi untukku?"

"Siapa?"

Aku berdiri dari sofa ruang tengah dan melenggang menuju kamarku. "Fawnia Alder."

Menuju wanita yang sekarang mengenakan pakaian training hitam, berbaring dengan sebelah tangan terborgol di kepala ranjang. Sepasang manik cokelatnya menatapku penuh kebencian. Sepasang manik cokelat itulah yang akan menjadi hiburanku sekarang.

"Jangan menatapku seperti itu, kau membuatku ingin menyentuhmu."

"Lepaskan aku!" Dia masih belum menyerah. Yah, kupikir dia tidak akan diam secepat itu. Mari abaikan rengekannya sekarang dan fokus kepada pekerjaan. Aku menyalakan komputer di sudut ruangan dan mulai bekerja.

...---...

Waktu menunjukkan pukul tiga pagi ketika aku beranjak dari bangku kerjaku. Punggungku terasa ngilu dan kaku akibat terlalu lama duduk. Mataku pun, mungkin karena terlalu lama menatap layar komputer, menjadi kering. Aku ingin tidur, tapi ketika aku melihat Fawn berada di tempat tidurku, langkahku seketika melamban.

Rasanya cukup asing memiliki orang lain tidur di ruang yang sama denganku. Tapi mengetahui dia terborgol aman di sana, kewaspadaanku menurun. Fawn tidak akan melukaiku, setidaknya tidak sekarang. Tidak ketika tubuhnya mungkin sedang dalam rasa sakit yang mencekam.

Yah, pengalaman pertama memang selalu menyakitkan. Terutama ketika aku melakukannya dengan paksaan. Aku memahami kondisi tubuh Fawn akan sangat buruk sekarang, mentalnya pun sama saja. Tapi entah mengapa aku tidak merasakan simpati sama sekali. 

Gadis ini adalah pion buangan Anggara, cepat atau lambat, aku akan membuangnya juga.

Dia tidak berarti sama sekali bagiku.

Aku berbaring di atas tempat tidur dan mulai tertidur. Besok akan menjadi hari yang lebih berat lagi. Benar-benar memuakkan sekali. Aku harap aku tidak terbangun lagi. Oh, andai realita seindah itu.

...----...

Sebuah tendangan membangunkanku.

Keparat!

Secepat kilat, aku membuka mata, menarik pistolku dari bawah ranjang dan mengarahkannya ke kepala gadis yang sekarang menatapku dengan mata melebar terpana.

"Good morning," sapanya, mata menyiratkan ketidak-ramahan sama sekali. Gadis gila ini! Aku lupa dia ada di sampingku.

"Apa kau mencari mati?" Berani-beraninya dia menendangku. Apa dia lupa siapa aku?

"Kalau menendangmu bisa membawaku bertemu dengan kematian, maka aku dengan senang hati akan menendangmu lagi." Fawn--gadis itu berusaha melayangkan tendangannya lagi di pinggangku. Aku menangkap pergelangan kakinya kuat dan menatapnya dalam-dalam penuh peringatan.

Bagaimana bisa aku lupa kalau gadis ini tidak takut pada kematian.

"Lupakan soal kematian, aku akan memberimu kenikmatan yang membuatmu tidak bisa berjalan sampai tiga hari ke depan, bagaimana?"

"Kenikmatan nenekku!" Fawn menarik paksa kakinya dari cengkramanku.

"Kalau kau tidak mau membunuhku, lepaskan borgol ini sekarang. Aku mau ke toilet, keparat!" Dia kembali berteriak.

"Huh, benar juga." Aku menyeringai tipis ketika melihat pergelangan tangannya yang memerah akibat lecet dan jejak darah. Gadis itu, apa dia berusaha melepaskan tangannya secara paksa dari sana? Benar-benar keras kepala.

"Sepertinya kau butuh rantai yang lebih nyaman daripada itu." Aku bergumam sambil menyisir rambutku ke belakang. Lonceng di atas meja kuambil dan kudentingkan. Tak berselang lama setelah itu, seorang pelayan memasuki kamarku.

"Buka borgolnya dan awasi dia," perintahku.

Aku berdiri dan melenggang mengambil sebuah jubah tidur. Aku memakainya di tubuhku sebelum berlalu meninggalkan Fawn yang kendati tidak seagresif kemarin, masih memiliki kata-kata kotor keluar dari mulutnya.

"Keparat! Jangan menyentuhku! Aku bisa jalan sendiri! Kalian semua di rumah ini, aku harap kalian semua terbakar mati!"

Sepertinya stamina gadis itu sudah kembali. Dia menjadi sangat hyperaktif dengan segala cacian dan kutukannya. Siapa yang akan menyangka kalau dia adalah gadis yang sama yang biasa berdiri di samping Indira dengan seulas senyum sopan dan baik hatinya?

Selepas keluar dari kamar, aku melenggang santai menuju satu kamar kosong yang terletak tidak jauh di kamarku. Aku membuat perintah untuk pelayanku mempersiapkan kebutuhanku, dan ketika aku selesai mempersiapkan diri untuk bekerja. Seorang pelayan datang dan menyampaikan kehadiran seseorang yang ingin bertemu denganku.

Orang itu adalah Jack Hunter. Aku keluar dari kamar dan segera menuju ruang diskusi yang terletak di balkon lantai dua. Menghadap kepada pemandangan kota yang terbentang luas di bawah kaki bukit, pamanku berdiri sambil menyesap rokok di tangan kirinya.

"Paman," sapaku tenang, tidak ingin mengejutkannya dengan kemunculanku yang tiba-tiba.

Pria paruh baya dengan jaket kulit hitam itu menoleh ke arahku. Sepasang matanya menukik dalam. Ia seperti menahan kekesalan. Aku tidak akan heran akan apa alasan di balik kekesalan itu.

Tanpa memberikan tanggapan atas sapaanku, seperti yang sudah kuperkirakan, tangan paman Jack terangkat dan meninju wajahku. Pukulannya yang sangat keras seperti membangunkan seluruh sarafku yang sebelumnya setenang air di pegunungan. Aku memanas menahan amukan.

"Apa yang aku bilang tentang menyelesaikan tugasmu dengan baik, Ace?!"

"Maafkan aku," hanya kata itu yang bisa kukatakan. Pada realitanya, tidak peduli alasan apa yang kupunya, aku memang sudah gagal.

"Apa kau pikir meminta maaf akan menggampangkan situasinya? Apa kau tidak tau, karena kegagalanmu kemarin, dua keluarga terbesar di selatan menjalin aliansi resmi. Kekuatan mereka berdua sama besarnya dengan kekuatanmu sekarang."

"..." Aku tidak memberikan tanggapan apa pun selain diam dan menerima segala amukan pamanku.

Ini adalah kesalahan yang membuat posisiku dalam kerugian. Aku membuat lawanku menjadi mempunyai peluang untuk menjatuhkanku, dan itu adalah langkah yang tolol.

"Jika kau sangat ingin membalas dendam kematian Ibu dan Ayahmu, sebaiknya kau memperbaiki situasi ini sebaik mungkin, Ace. Berhenti bermain-main!" Paman Jack mendorongku sekali lagi sebelum berbalik menuju balkon. Kedua tangannya bertopang di pagar sementara dia membenamkan wajahnya penuh tekanan. 

"Kau tau alasan aku masih membiarkanmu hidup saat ini semuanya demi saudaraku, bukan? Jika bukan karena aku ingin Harkin mendapatkan keadilannya, aku akan membunuhmu saat ini juga."

"Aku akan menemukan orang yang membunuh ayahku, Paman. Tenang saja."

Aku meyakinkan paman Jack bukan karena aku percaya diri kepada kemampuanku. Aku hanya tau cepat atau lambat, sosok yang melenyapkan orang tuaku akan muncul kepermukaan. Mereka tidak akan bisa diam setelah melihat perusahaanku menjadi semakin brilian. Orang-orang bajingan itu, di mana pun dia bersembunyi, di Spades ataupun di Clubs, aku akan menemukannya.

"Aku dengar kau menahan seseorang yang salah kemarin."

"Begitulah."

"Aku juga mendengar kau tidak melenyapkannya." Wajah pamanku sangat penuh kecemasan. Dia sepertinya tidak menyukaiku yang bermain-main dengan korbanku. Dia selalu serius dan ingin aku fokus. Terkadang, mendapat tekanan darinya membuatku jengah luar biasa.

"Aku akan menyimpannya sebagai mainanku," kataku. Merespon ucapan paman dengan nada ringan. "Dia cukup lucu."

Aku akan menyimpannya, bermain-main dengannya lalu setelah itu, barulah aku membunuhnya.

...-----...

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-07-02

0

Yumei Thomas

Yumei Thomas

kasian 🥺🥺

2022-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. MISI BUNUH DIRI
2 2. RUSA YANG TERLUKA
3 3. LOYALITAS
4 4. PROVOKATIF
5 5. KELEMAHAN
6 6. SIRKUS
7 7. BERTEMU TEMAN
8 8. MIMPI BURUK
9 9. KEBENCIAN
10 10. KEJUJURAN
11 11. ADA APA?
12 12. STRESS
13 13. PERTAMA KALI
14 14. SENSASI ANEH
15 15. KUNJUNGAN MARGOT
16 16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17 17. KECURIGAAN
18 18. BERTEMU JEM
19 19. PERUBAHAN HATI
20 20. MAKAN TENGAH MALAM
21 21. AGAK POSESIF
22 22. LEDAKAN EMOSI
23 23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24 24. HARI BERDUKA
25 25. PENGKHIANAT
26 26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27 27. HITAM TOTAL
28 28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29 29. MISI KHUSUS
30 30. TRIK BOSAN
31 31. BERSENANG-SENANG?
32 32. BORGOL
33 33. WAJAH FAMILIAR
34 34. PENGALIH PERHATIAN
35 35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36 36. KETERIKATAN
37 37. KEKUATAN
38 38. KEJUTAN MARGOT
39 39. BELENGGU HARAPAN
40 40. MALAIKAT KEPALSUAN
41 41. SIAPA?
42 42. ORANG LAIN
43 43. HUBUNGAN
44 44. TERJEBAK
45 45. ROMAN FANTASI
46 46. LAPAR
47 47. PESTA
48 48. SEBUAH KESALAHAN
49 49. KEMBANG API
50 50. DI DALAM KEGELAPAN
51 51. KEMBALI
52 52. SALING MEMBACA
53 53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54 54. TARGET
55 55. DUA SISI
56 56. PERMINTAAN
57 57. JALAN UNTUK PERGI
58 58. MENGGODA
59 59. SEBELUM PERGI
60 60. INDIRA OH INDIRA
61 61. CEMBURU
62 62. PENYANGKALAN
63 63. ORANG ASING
64 64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65 65. STRAWBERRY
66 66. TAKUT KEHILANGAN
67 67. LAMARAN
68 68. JEJAK
69 69. SIALAN!
70 70. TIBA-TIBA SAJA
71 71. OBSESI
72 72. DURI DI MATA
73 73. SANGKAR
74 74. DILEMA
75 75. KARE
76 76. BELUM SELESAI
77 77. HANCUR
78 78. MAAFKAN AKU
79 79. KEMBALI
80 80. KEHILANGAN
81 81. SAUDARA
82 82. HANYA SUARA
83 83. PERINGATAN TERAKHIR
84 84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85 85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86 86. SELAMAT ULANG TAHUN
87 87. APA KABAR?
88 88. MAU BAGAIMANA?
89 89. KAMAR L015
90 90. SESUATU YANG LAIN
91 91. RACUN
92 92. KONFLIK KECIL
93 93. PEMBERONTAKAN
94 94. BERMAIN API
95 95. TERBAKAR
96 96. HENING
97 97. MEMADAMKAN API
98 98. BATAL
99 99. SEBUAH UNDANGAN
100 100. PILIHAN
101 101. UNDANGAN
102 102. TUJUAN ACE
103 103. MAX
104 104. SAHABAT TERBAIK
105 105. SEBUAH KEBETULAN
106 106. HALO..
107 107. WINE
108 108. KEAJAIBAN
109 109. KEUNTUNGAN
110 110. PENGALIH PERHATIAN
111 111. PREDIKSI ACE
112 112. CARCEL TAU
113 113. MAAF
114 114. BERAKHIR
115 115. PRIORITAS
116 116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117 117. SEORANG PEREMPUAN
118 118. SEBUAH PERTANYAAN
119 119. KENANGAN TENTANG ACE
120 120
121 121. EKSPERIMEN
122 122. HITAM
123 123. VERA
124 124. SEKILAS INFORMASI
125 125. UNTUK BEBAS
126 126. PATUH
127 127. SALING MENGHINA
128 128. SIAPA?
129 129. SEBELUM MALAM
130 130. SAATNYA BICARA
131 131. TERBUKA
132 132. REAKSI
133 133. PELUANG
134 134. DEJA VU
135 135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136 136. PERINTAH
137 137. FASE TERAKHIR
138 138. JAMINAN
139 139. MAKAN MALAM
140 140. WINE
141 141. ABADI
142 142. KRITIS
143 143. PESAN TERAKHIR
144 144. DI DALAM SANGKAR
145 145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146 146. PERSONAL
147 147. SEPERTI SEMULA
148 148. PESAN
149 149. SESUATU YANG SALAH
150 150. CURIGA
151 151. SENIN
152 152. KEPUTUSAN FAWN
153 153. FINAL
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. MISI BUNUH DIRI
2
2. RUSA YANG TERLUKA
3
3. LOYALITAS
4
4. PROVOKATIF
5
5. KELEMAHAN
6
6. SIRKUS
7
7. BERTEMU TEMAN
8
8. MIMPI BURUK
9
9. KEBENCIAN
10
10. KEJUJURAN
11
11. ADA APA?
12
12. STRESS
13
13. PERTAMA KALI
14
14. SENSASI ANEH
15
15. KUNJUNGAN MARGOT
16
16. EVAN CASPIAN DAN KEANEHANNYA.
17
17. KECURIGAAN
18
18. BERTEMU JEM
19
19. PERUBAHAN HATI
20
20. MAKAN TENGAH MALAM
21
21. AGAK POSESIF
22
22. LEDAKAN EMOSI
23
23. SIMPATI TERHADAP MUSUH
24
24. HARI BERDUKA
25
25. PENGKHIANAT
26
26. PERTIKAIAN DUA SAUDARA
27
27. HITAM TOTAL
28
28. SEBUAH KEBETULAN ATAU...
29
29. MISI KHUSUS
30
30. TRIK BOSAN
31
31. BERSENANG-SENANG?
32
32. BORGOL
33
33. WAJAH FAMILIAR
34
34. PENGALIH PERHATIAN
35
35. PERJANJIAN YANG DILUPAKAN
36
36. KETERIKATAN
37
37. KEKUATAN
38
38. KEJUTAN MARGOT
39
39. BELENGGU HARAPAN
40
40. MALAIKAT KEPALSUAN
41
41. SIAPA?
42
42. ORANG LAIN
43
43. HUBUNGAN
44
44. TERJEBAK
45
45. ROMAN FANTASI
46
46. LAPAR
47
47. PESTA
48
48. SEBUAH KESALAHAN
49
49. KEMBANG API
50
50. DI DALAM KEGELAPAN
51
51. KEMBALI
52
52. SALING MEMBACA
53
53. MASIH DI HARI YANG SAMA
54
54. TARGET
55
55. DUA SISI
56
56. PERMINTAAN
57
57. JALAN UNTUK PERGI
58
58. MENGGODA
59
59. SEBELUM PERGI
60
60. INDIRA OH INDIRA
61
61. CEMBURU
62
62. PENYANGKALAN
63
63. ORANG ASING
64
64. BERPUTAR-PUTAR DI SINI
65
65. STRAWBERRY
66
66. TAKUT KEHILANGAN
67
67. LAMARAN
68
68. JEJAK
69
69. SIALAN!
70
70. TIBA-TIBA SAJA
71
71. OBSESI
72
72. DURI DI MATA
73
73. SANGKAR
74
74. DILEMA
75
75. KARE
76
76. BELUM SELESAI
77
77. HANCUR
78
78. MAAFKAN AKU
79
79. KEMBALI
80
80. KEHILANGAN
81
81. SAUDARA
82
82. HANYA SUARA
83
83. PERINGATAN TERAKHIR
84
84. KELEMAHAN ARCELIO HUNTER
85
85. ANGGARA DAN RAHASIANYA
86
86. SELAMAT ULANG TAHUN
87
87. APA KABAR?
88
88. MAU BAGAIMANA?
89
89. KAMAR L015
90
90. SESUATU YANG LAIN
91
91. RACUN
92
92. KONFLIK KECIL
93
93. PEMBERONTAKAN
94
94. BERMAIN API
95
95. TERBAKAR
96
96. HENING
97
97. MEMADAMKAN API
98
98. BATAL
99
99. SEBUAH UNDANGAN
100
100. PILIHAN
101
101. UNDANGAN
102
102. TUJUAN ACE
103
103. MAX
104
104. SAHABAT TERBAIK
105
105. SEBUAH KEBETULAN
106
106. HALO..
107
107. WINE
108
108. KEAJAIBAN
109
109. KEUNTUNGAN
110
110. PENGALIH PERHATIAN
111
111. PREDIKSI ACE
112
112. CARCEL TAU
113
113. MAAF
114
114. BERAKHIR
115
115. PRIORITAS
116
116. MENGHAPUS KEPERCAYAAN
117
117. SEORANG PEREMPUAN
118
118. SEBUAH PERTANYAAN
119
119. KENANGAN TENTANG ACE
120
120
121
121. EKSPERIMEN
122
122. HITAM
123
123. VERA
124
124. SEKILAS INFORMASI
125
125. UNTUK BEBAS
126
126. PATUH
127
127. SALING MENGHINA
128
128. SIAPA?
129
129. SEBELUM MALAM
130
130. SAATNYA BICARA
131
131. TERBUKA
132
132. REAKSI
133
133. PELUANG
134
134. DEJA VU
135
135. MERANCANG SEBUAH KEBETULAN
136
136. PERINTAH
137
137. FASE TERAKHIR
138
138. JAMINAN
139
139. MAKAN MALAM
140
140. WINE
141
141. ABADI
142
142. KRITIS
143
143. PESAN TERAKHIR
144
144. DI DALAM SANGKAR
145
145. MALAM SEBELUM PEMAKAMAN
146
146. PERSONAL
147
147. SEPERTI SEMULA
148
148. PESAN
149
149. SESUATU YANG SALAH
150
150. CURIGA
151
151. SENIN
152
152. KEPUTUSAN FAWN
153
153. FINAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!