“Sekali lagi kau benar, aku adalah Nyonya Lee Seung Rim,”
ucap wanita tua tersebut kepada Eun Ji Hae.
“Aaaa….” balas Eun Ji Hae sambil manggut-manggut paham.
Gadis ini pernah mendengar nama ini sebelumnya dari Vallery
yang tak lain dan tak bukan adalah ibunya sendiri. Mengingat jika Eun Ji Hae
adalah anak angkat dari wanita itu, jadi wajar saja jika Vallery menceritakan
semua tentang kehidupannya kepada Eun Ji Hae. Sebenarnya, wanita paruh baya yang sering mereka sebut sebagai Nyonya
Vallery itu, masih memiliki ikatan darah dengan Lee Seung Rim. Kedua wanita
yang sama-sama memimpin sekolah akademi penyihir itu, masih berada dalam satu
garis keturunan. Kurang lebih, mereka berdua bisa di bilang sebagai sepupu
dekat.
“Apa yang kau cari di sini gadis muda?” tanya Lee Seung Rim
dengan sorot mata tak menyenangkan, seperti sedang meremehkan gadis ini.
“Oh jadi begini, maksud kedatanganku ke sini yaitu untuk
menemui ibuku,” jawab Eun Ji Hae tanpa berbasa- basi lagi.
“Haha…. Aku pikir kau telah datang pada orang yang salah
nona. Ini adalah sekolah akademi penyihir,” jelas Lee Seung Rim dengan wajah
sombongnya yang menyebalkan.
“Aku bahkan tak mengenal siapa ibumu, jadi jangan mengarang.
Lebih baik kau pergi sekarang, lagipula kenapa kau bisa tersasar sampai ke
sini?” lanjutnya.
Eun Ji Hae menghela nafasnya panjang, ia hanya bisa
meningkatkan level kesabarannya untuk menghadapi wanita tua itu. Ia bahkan tak
habis pikir, bagaimana bisa semua bibinya bersikap begitu menyebalkan
kepadanya. Apakah statusnya yang hanya sebagai anak angkat dari Vallery,
menjadi jawaban paling jelas untuk semua itu. Hal itu juga mungkin adalah satu
kalimat yang akan membuatnya cukup terpukul mundur.
“Jadi sekarang pulanglah kembali ke rumahmu. Ibu mu tak ada
di sini nak, atau perlu ku antar hingga tepi perkotaan? Atau mungkin sampai kau
menemukan bis untuk kembali ke rumah?” ujar Lee Seung Rim yang semakin
menyebalkan saja.
“Vallery!” balas Eun Ji Hae dengan lantang.
“Kau mengenalnya kan?” lanjut gadis itu dengan nada sedikit
menyindir.
Nyatanya sekarang Lee Seung Rim hanya bisa melongo di
buatnya. Satu kata itu mampu membungkam mulut si tua bangka yang menyebalkan
ini.
“V..va…vallery kau bilang?” tanya Lee Seung Rim sekali lagi.
Eun Ji Hae mengangguk-anggukkan kepalanya dengan perasaan
puas. Akhirnya ia bisa membuat si tua yang menyebalkan ini mati kutu karena
kehabisan kata-kata. Kini giliran Eun Ji Hae yang berlagak sombong di hadapan
wanita tua itu.
“Haha….”
Sesaat kemudian, Lee Seung Rim malah tertawa
terpingkal-pingkal melihat jawaban dari gadis muda di hadapannya ini. Ia tak
tahu apakah gadis muda ini memang sedang mabuk atau jangan-jangan ia adalah
orang gila yang berkeliaran di jalanan hingga tersesat ke sini.
“Hei nak, jangan sembarangan menyebut namanya. Ia adalah
orang terhormat dari kaum penyihir, bahkan kau tak pantas untuk menyebut
namanya. Lain kali sebaiknya kau berhati- hati saat akan menyebutkan namanya,
nanti bisa- bisa dia marah,” jelas Lee Seung Rim yang jelas- jelas tengah
mengajak perang dengannya.
Eun Ji Hae mencoba untuk tetap sabar dalam menghadapi wanita
ini. Bagaimanapun, meski ia sangat menyebalkan seperti ini, Lee Seung Rim
tetaplah bibinya yang harus ia hormati. Jika saja wanita di hadapannya sekarang
ini bukan sudara dari ibu sambungnya, mungkin ia tak akan segan- segan untuk
menghabisinya sekarang juga. Namun sekali lagi, ia harus menahan emosinya yang
sudah berada di ubun- ubun ini. Jika
sampai Eun Ji Hae kelepasan, bukannya kebebasan yang selama ini di impikannya
yang ia dapat, bisa- bisa gadis ini mungkin akan terjebak di dalam patung itu
lagi untuk seumur hidup atau mungkin jauh lebih buruk dari itu.
“Terserah saja, jika kau tidak percaya padaku. Aku akan
tetap masuk ke dalam untuk mencarinya!” tegas Eun Ji Hae.
“Hei, aku tak akan membiarkan hal itu terjadi,” ucap Lee
Seung Rim.
“Kau pikir aku akan mundur dengan begitu saja? Gertakan
kecilmu itu tak akan berarti apa-apa untukku,” balas Eun Ji Hae dengan percaya
diri.
“Apa kau berani melawanku?” tanya Lee Seung Rim dengan nada
bicara yang lebih tinggi.
“Aku akan tetap melakukannya, meskipun kau mencoba untuk
menghalangiku,” ujar wanita yang jauh lebih muda darinya itu.
Dengan percaya diri dan langkah yang pasti, Eun Ji Hae
berjalan masuk ke dalam gedung tersebut untuk menemui Vallery. Sesuai dengan instruksi
bibinya Ga Eun, ia bilang jika Vallery dan Wilson sedang berada di sini.
Namun dengan sigap, Lee Seung Rim segera
mencegah tindakan nekat gadis itu dengan menarik salah satu pergelangan tangan
gadis itu.
“Ibu Vallery!” teriak Eun Ji Hae sedetik kemudian.
“Diam! Seluruh sekolah sedang mengadakan rapat besar!” jelas
Lee Seung Rim.
“Ibu Vallery! Nhea sedang dalam bahaya, ia membutuhkanmu
sekarang ini!” teriak Eun Ji Hae sekali lagi, tanpa menghiraukan peringatan
dari Lee Seung Rim barusan.
Dengan segera, Lee Seung Rim langsung membungkam mulut gadis
itu. Kini kesabarannya telah habis, ia sudah tak bisa menahan dirinya sendiri
untuk menghadapi gadis muda ini.
Tak lama kemudian seseorang datang dari arah yang tak terduga, menghampiri kedua wanita ini
yang tengah bergelut dan telah membuat keributan besar itu. Sementara Griffin
dan Pegasus tak bisa berbuat banyak untuk memisahkan keduanya. Wanita- wanita
ini ternyata jauh lebih kuat dan menyeramkan, ketika sedang di kuasai oleh
emosi mereka sendiri.
“Hentikan itu!” sahut sebuah suara dari belakang.
Eun Ji Hae dan Lee Seung Rim lantas menoleh kea rah sumber
suara tersebut, sambil menghentikan kegiatannya sejenak. Ternyata suara itu
berasal dari seorang wanita yang telah di carinya sedari tadi. Wanita yang
telah lama tak di lihatnya sejak beberapa tahun yang lalu. Lebih tepatnya, jauh
sebelum akhirnya ia di tinggalkan begitu saja di Sekolah Mooneta, bersama
bibinya Ga Eun dan sepupunya Ify.
Wanita itu telah banyak berubah, dari segi penampilan hingga
sikapnnya. Jika di lihat dari segi penampilan, wanita ini jauh lebih modis dan
mengikuti tren busana kekinian. Vallery terlihat begitu anggun di dalam balutan
busana serba hitam dan gelap khas penyihir pada umumnya. Bahkan usianya yang
tak lagi muda itu, mampu tersamarkan dengan cukup baik. Kini ia telah mampu
menata penampilannya dengan jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Sedangkan dari segi sifat, Vallery juga jauh lebih banyak
berubah. Kharisma kepemimpinannya jauh lebih terlihat dan menonjol saat ini.
Wanita ini jauh lebih tegas daripada sebelumnya. Ia memang pantas untuk menjadi
seorang pemimpin, bahkan mungkin Vallery memang di lahirkan untuk hal itu.
Sekolah Menengah Mooneta memang memerlukan sosok seperti dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments