Eun Ji Hae bersama kedua pengawalnya tersebut pergi meninggalkan sekolah itu. Di antara sunyinya malam, mereka tetap terjaga sementara yang lain sedang terlelap. Mereka bertiga telah agak menjauh dari keramaian di sekitar sekolah tersebut, menuju ke salah satu hutan di lereng bukit.
Konon itu adalah satu-satunya jalan darat yang bisa mereka lintasi untuk menuju ke Orton. Akan terlalu berbahaya jika mereka melewati jalur laut, gelombang ombak yang selalu tak bisa di prediksi bisa mengancamnya kapan saja.
Namanya adalah Eoduun Sup, yang jika di artikan maka makna sesungguhnya adalah Hutan kegelapan. Hutan tersebut terletak membentang di sepanjang lereng bukit Jeoju Eondeog (Bukit Kutukan). Seperti yang pernah di katakan, jika setiap wilayah memiliki perbatasan berupa bukit atau gunung.
Di hutan inilah tempatnya seluruh kaum bangsa kegelapan tinggal. Matahari tak pernah berhasil menembus masuk ke dalam sini. Itu karena rimbunnya dedaunan yang menutupi seluruh sisi hutan layaknya seperti melindungi penghuni abadi hutan ini. Mereka terdiri dari beberapa klan yang berkuasa atas kegelapan. Misalnya saja klan yang paling terkenal adalah klan bayangan dan klan vampir.
Eun Ji Hae menghentikan langkah Pegasus yang ia tumpangi saat itu. Sekarang mereka tepat berada di depan pintu masuk menuju hutan itu. Dengan mengumpulkan segenap keberanian yang sempat ciut, akhirnya Eun Ji Hae memutuskan untuk tetap masuk. Lagi-lagi ia menegaskan ini di dalam hatinya sendiri. Ia melakukan semua ini bukan karena bibinya apalagi adiknya. Eun Ji Hae rela melakukan semua ini demi haknya atas kebebasan. Meskipun ia harus mengorbankan nyawanya sendiri saat harus melewati hutan ini. Akan banyak tantangan dan godaan dari penghuni tempat ini.
Baru beberapa langkah dari pintu masuk yang baru saja mereka lewati, sudah ada saja sambutan yang kurang bersahabat.
Sang Griffin yang tadinya berjalan beriringan di samping mereka, langsung maju ke posisi paling depan untuk menjaga Eun Ji Hae dari serangan yang tak terduga.
Gadis itu spontan langsung menggunakan kekuatan apinya yang menyala dan berkobar di atas telapak tangannya. Ia berusaha menerangi jalanan yang mulai terasa mengerihkan. Matanya dengan lincah memeriksa semua tempat di sekitarnya. Tetap waspada akan membuat mereka aman.
"Ayo kita lanjutkan perjalanan lagi," ujar Eun Ji Hae pada kedua hewan tersebut.
Gadis itu tetap menyalakan api yang keluar dari salah satu tangannya untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga sebelumnya. Hingga tiba-tiba di tengah perjalanan, sekelompok manusia bertaring panjang dan tajam berdiri di depan mereka.
Meski kawanan vampir tersebut hanya terdiri dari tiga orang, tetap saja itu tidak menutup kemungkinan untuk mengancam mereka. Sekelompok vampir tersebut menyeringai sambil menyoroti Eun Ji Hae dengan tatapan yang mematikan.
"Padamkan cahaya itu!" perintah salah satu dari mereka.
"Kenapa aku harus memadamkannya?" tanya Eun Ji Hae.
Griffin dan Pegasus tengah berada dalam posisi seolah-olah siap menyerang siapapun yang mencoba bermain-main dengan mereka. Kedua hewan ini tak akan menunggu instruksi Eun Ji Hae, mereka akan langsung menyerang ketika merasa posisinya sudah terancam.
"Cahaya mu mengganggu kami. Kau tahukan jika klan kaum kegelapan tak suka dengan cahaya," jelas yang lainnya.
"Baiklah," balas Eun Ji Hae kemudian segera menuruti keinginan mereka.
Pegasus langsung menghentak-hentakkan kedua kaki depannya sesaat setelah Eun Ji Hae memadamkan nyala apinya. Itu sama saja seperti menyerahkan diri secara suka rela untuk mati konyol di hadapan mereka. Tentu saja Pegasus tak setuju dengan hal itu, dan berusaha memprotes keputusan bodoh gadis ini.
Namun siapa kira jika Eun Ji Hae jauh lebih pintar soal taktik daripada kedua hewan ini. Pemikirannya selalu selangkah lebih maju dari siapapun.
Ia segera menyalakan kembali apinya, namun kini cahaya jauh lebih terang dari yang sebelumnya. Vampir-vampir itu spontan mundur beberapa langkah. Eun Ji Hae tersenyum puas ketika berhasil mengelabui kawanan vampir licik tersebut.
Eun Ji Hae sudah menduga rencana yang akan mereka lakukan sebelumnya. Kawanan vampir licik ini akan maju menyerang mereka secara diam-diam. Mereka sengaja meminta Eun Ji Hae untuk memadamkan apinya agar para vampir itu bisa menyerang secara leluasa.
Kali ini Eun Ji Hae membakar dedaunan kering di depan mereka untuk menghalau kawanan vampir tersebut. Mungkin mereka bisa lebih tenang saat siang hari tiba. Meskipun sinar matahari tak bisa menembus masuk hutan ini, kekuatan mereka akan melemah untuk sementara waktu.
Tiba-tiba saja seorang wanita datang entah dari arah mana. Parasnya cantik nan jelita. Ia menggenakan gaun putih pendek selutut dengan jubah yang juga berwarna putih. Kulitnya putih mulus, rambutnya hitam legam. Ia mengepang rambutnya di salah satu sisi.
"Tunggu Griffin!" Eun Ji Hae berusaha mencegahnya saat hendak menyerang wanita itu terlebih dahulu.
"Siapa kau dan apa yang kau inginkan dari kami?" tanya Eun Ji Hae tanpa basa-basi.
Gadis ini mengarahkan sinar merah menyala itu ke arah wanita itu. Ia berusaha memperjelas pandangannya diantara gelapnya suasana. Tapi aneh, wanita ini tak seperti klan bayangan pada umumnya yang takut melihat cahaya. Ia pasti bukan bagian dari mereka.
"Ikuti aku, ku mohon...." ujar wanita itu.
"Kemana?"
"Aku akan membawa kalian semua ke suatu tempat yang cukup aman untuk beristirahat malam ini."
"Apa kau bagian dari mereka?"
"Nanti akan ku jelaskan ketika sudah sampai."
Tanpa pikir panjang, Eun Ji Hae langsung mempercayai wanita itu. Ia yakin jika yang satu itu tak akan membahayakan dirinya. Terlebih lagi ia menawarkan bantuan kepada mereka dengan cuma-cuma.
Mereka mengikuti langkah wanita itu dari belakang, meninggalkan tempat ini. Meninggalkan kawanan vampir sialan itu. Wanita itu membawa Eun Ji Hae dan teman-teman hewannya itu ke suatu tempat terpencil jauh di dalam hutan. Ada sebuah gua di sana, meski terpencil tempat ini jauh lebih baik daripada yang tadi.
"Silahkan masuk!"
Wanita tersebut mempersilahkan Eun Ji Hae dan yang lainnya masuk. Gadis ini langsung turun dari Pegasus. Kini ia merasa aman berada di tempat ini. Eun Ji Hae yakin bisa mempercayai wanita yang satu ini.
Eun Ji Hae masuk ke dalam gua tersebut sambil mengamati sekelilingnya. Terdapat lubang kecil yang langsung mengarah ke langit. Ia bisa melihat dengan jelas purnama di atas sana. Itu artinya sinar matahari juga akan masuk ke tempat ini saat siang.
"Biar ku nyalakan perapian sebentar, di sini masih terlalu gelap," ujar wanita tersebut.
"Biar ku bantu," balas Eun Ji Hae.
Gadis itu langsung menyambar tumpukan kayu kering di tengah-tengah gua tersebut dengan kekuatannya. Kemudian mereka duduk mengitari perapian tersebut.
"Sebenarnya siapa kau, kenapa membantu kami?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments