Vallery segera menghampiri Eun Ji Hae dan Lee Seung Rim di sana. Entah ia masih mengenali anak angkatnya ini atau tidak, mengingat mereka sudah dala tak bertemu. Terakhir kali mereka bersama adalah saat usia Eun Ji Haa baru menginjak umur tujuh tahun, sekarang gadis ini sudah berumur lebih dari tujuh belas tahun. Sudah sepuluh tahun lebih juga mereka saling terpisah.
“Ibu, apaa akau masih mengingatku?” tanya Eun Ji Hae pada wanita itu.
“Yang benar saja, Vallery bahkan tak mengenal siapa dirimu,” ledek Lee Seung Rim.
Sementara itu, Eun Ji Hae tak menggubris perkataan wanita itu sama sekali. Ia terlalu sibuk untuk mengamati ibu sambungnya itu. Di sisi lain, Vallery yang semakin mendekat ke arahnya kini terlihat dengan begitu jelas. Vallery terlihat sedikit mengernyitkan dahinya sambil menyoroti Eun Ji Hae dengan begitu lekat. Ikatan batin antara seorang ibu dan anak memang tak bisa di pungkiri lagi, meskipun pada kenyataan nya mereka sama semkali tak memiliki hubungan darah sedikitpun.
“Eun Ji Hae, apa kau mengingatnya sekarang bu?” ucap gadis itu yang sudah tak sabar lagi menunggu ibunya unutk menerka.
Vallery lansgung terperanjat kaget bukan main di buatnya, begitu pula dengan Lee Seung Rim bibinya yang terus-menerus mencari gara-gara dengannya dari tadi. Wanita itu melongo tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Sekarang anak perempuan ini telah tumbuh dewasa, Vallery masih ingat ketika terakhir kali ia melihatnya. Eun Ji Hae masih anak-anak dan tak mengerti apa-apa, tapi sekaramg semuanya telah berubah total. Vallery yakin jika Ga Eun telah merawat dan mendidiknya dengan baik, hingga ia menjadi sebesar ini. Itu sebabnya, Vallery tak pernah ragu untuk menitipkan anak-anaknya kepaada wanita yang masih mrupakan kerabatnya itu. Ia selalu tak bisa bersama dengan anak-anaknya karena kesibukan pribadinya. Namun itulah resiko dan tantangan yang harus di hadapi oleh keluarga keturunan penyihir.
“Oh, Eun Ji Hae. Kau sudah sangat besar nak, ibu tak meyangka bisa bertemu denganmu lagi. Aku sangat merindukanmu, sayang,” ujar Vallery sambil mendekap erat tubuh gadis tersebut.
“Aku juga merindukanmu ibu,” balas Eun Ji Hae yang tak kalah bahagianya dengan Vallery.
Rasanya wanita itu tak ingin melepaskan pelukan ini untuk selama-lamanya, agar mereka tak saling terpisah lagi. Sudah begitu banyak waktu yang mereka buang-buang begitu saja. Begitu pula dengan Eun Ji Hae yang bergelayut manja di dalam pelukan sang ibu. Kini gadis itu sudah tumbuh dewasa dan bisa mengerti apa alasannya Vallery yang pergi meninggalkannya begitu saja. Waktu itu usia Eun Ji Hae memang masih terlalu muda, sehingga sulit baginya untuk memberikan pengertian kepada Eun Ji Hae.
“Tunggu sebentar, apa barusan kau menyebutnya dengan nama Eun Ji Hae?” tanya Lee Seung Rim yang masih tak mengerti dengan drama ibu dan anak ini, yang tengah berlangsung di hadapannya sekarang.
“Tentu saja Lee Seung Rim,” jawab Vallery sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Bukannya Eun Ji Hae itu adalah anak angkat mu itu?” tanya wanita itu sekali lagi.
“Iya, kau benar, dan ini adalah Eun Ji Hae yang kau maksud itu,” jelas Vallery dengan kedua sudut bibir yang masih terangkat.
“J…jad…jadi ini yang namanya Eun JI Hae itu?” ucap Lee Seung Rim sambil tercengang hebat.
Tentu saja ia tak menyangka, jika gadis yang di kiranya tak waras itu adalah Eun Ji Hae. Dari penampilannya saja sudah membuat Lee Seung Rim tak yakin jika gadis ini adalah anak dari kerabat jauhnya ini.
“Salam bibi, senang bisa mengenalmu,” ucap Eun Ji Hae, dengan rasa kesal yang tertahan di dalam sana.
Lee Seung Rim hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya saja sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana sekarang ini.
“Hal apa yang membuat kalian bertengkar, seperti itu tadi?” tanya Vallery kepada keduanya.
“Be…be…begini….” ucap Lee Seung Rim dengan terbata-bata.
“Begini bu, bibi ku ini tak mengizinkanku masuk untuk menemuimu. Padahal aku telah menjelaskan siapa aku sebenarnya. Tapi bibi ini malah tak percaya denganku dan yang lebih parahnya lagi adalah, dai mengiraku orang yang sedang mabuk. Kemudain bibi menyuruhku untuk pergi meninggalkan tempat ini. Jujur hati kecilku sangat sakit ketika mendapatkan perlakuan seperti itu darinya,” jelas Eun Ji Hae dengan panjang lebar.
Lee Seung Rim langsung berdecak sebal ketika gadis itu mengatakan semuanya kepada Vallery. Bahkan Eun Ji Hae juga telah memotong ucapannya begitu saja, sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya. Semenatara itu, Eun Ji Hae malah trsenyum licik ke arah wanita tersebut. Akhirnya ia brhasil membuat wanita tua menyebalkan itu kalah telak karean kehabisan kata-kata. Benar yang dikatakan orang-orang jika kebenaran selalu datang di akhir layaknya pahlawan super penyelamat.
“Harusnya aku mengatakan semuanya lebih awal,” ujar Eun Ji Hae.
Semenata Lee Seung Rim yang tak bisa berbuat apa-apa sekarang ini, hanya bisa mendesis kasar terhadap gadis itu. Dengan posisinya yang sekarang ini, tak banyak yang bisa ia lakukan. Eun Ji Hae telah membuatnya menjadi benar-benar malu di hadapan Vallery.
“Ternyata semua bibiku memang menyebalkan seperti ini,” batinnya dalam hati.
“Baiklah, ayo kita masuk!” ajak Vallery.
“Ayahmu pasti senang bisa bertemu denganmu,” lanjutnya sambil merangkul pundak Eun Ji Hae.
“Tunggu sebentar, lalu bagaimana dengan mereka?” cegah gadis itu yang menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.
Yang di maksud olehnya tentu saja adalah kedua mahluk mitologi kuno itu, yang nyatanya sungguhan hidup di dunia nyata. Mereka adalah seekor Griffin dan Pegasus yang menemani sekaligus mengantar Eun Ji Hae ke sini. Mereka juga lah yang diam-diam di tugaskan oleh Ga Eun untuk menjaga keponakannya itu, karena ia tahu jika dirinya tak bisa membiarkan Eun Ji Hae pergi begitu saja tanpa ada pengawasan.
“Apakah kau membawa mereka langsung dari Mooneta?” tanya Vallery kepada ankknya itu.
Eun Ji Hae menganggukkan kepalanya dengan antusias, mengiyakan perkataan ibunya tadi.
“Bibi Ga Eun mengizinkanku untuk turut serta membawa mereka berdua ke sini,” jelasnya.
“Mereka bisa tinggal di kandang belakang asrama bersama para Griffin dan Pegasus yang lainnya untuk sementara waktu,” Ucap Lee Seung Rim yang tiba-tiba ikut menimpali obrolan ibu dan anak itu.
Tanpa pikir panjang lagi, kedua mahluk itu langsung terbang ke halaman belakang setelah mendapatkan izin dari pemimpin sekolah ini.
“Baiklah sudah beres, ayo kita masuk!” ajak Lee Seung Rim sambil memimpin jalan untuk kedua orang ini.
“Terlalu banyak bahaya yang megancam di musim dingin seperti ini, jadi tak baik jika berlama-lama di luar,” jelas pemimpin Sekolah Orton tersebut.
Tak lama kemudian, mereka bertiga kembali masuk ke dalam bangunan sekolah tersebut. Lee Seung Rim benar, ada banyak kekuatan jahat yang semakin bertambah kuat ketika musim dingin datang. Waktu-waktu seperti ini jauh lebih berbahaya jika di bandingkan dengan malam bulan purnama. Jika malam bulan purnama, kekuatan itu hanya akan mencapai puncaknya dalam beberapa menit dan juga selesai dalam hitungan detik. Namun jika musim dingin seperti ini, maka kekuatan yang mengancam itu akan berlangsung sepanjang musim.
“Kalian benar, terlalu berbahaya di luar sini. Dan aku adalah satu dari sekian banyak bahaya yang mengancam itu,” ucap seseorang dari balik semak-semak.
Sedetik kemudian, sebuah objek terlihat melintas dan keluar dari semak-semak dengan kecepatan cahaya hingga membuatnya terlihat seperti bayangan. Sososk misterius itu masuk ke dalam gedung sekolah itu, tepat setelah ketiga wanita itu masuk ke dalamnya. Kelihatannya, ia memang sedang mengincar salah satu dari mereka. Atau mungkin bayangan itu sedang mengincar dan mengawasi Eun Ji Hae lebiih tepatnya, jika benar maka gadis itu sedang berada dalam bahaya sekarang.
***
“Ayo kita temui ayahmu di ruangan pribadinya,” ucap Vallery kepada gadis muda yang tengah berjalan di sampingnya itu.
Eun Ji Hae mengangguk, mengiyakan perkataan ibunya barusan dengan antusias. Ia terlalu bersemangat untuk bertemu dengan pria yang bernama Wilson itu. Terlalu banyak kenangan antara ia dan Wilson yang untuk di lupakan begitu saja. Salah satunya yang paling berkesan baginya dan akan terus diingatnya, yaitu pelajaran berharga yang ia dapat untuk pertama kalinya dari pria itu. Saat Eun Ji Hae akan menghadapi ujian tahunan dengan salah satu materi ujiannya adalah menunggangi Pegasus. Wilson adalah satu-satunya orang yang rela mengajarinya hingga larut malam.
Vallery dan Eun Ji Hae tengah menuju ke ruangan tempat dimana Wilson tengsh berada saat ini. Eun Ji Hae tak sabar lagi ingin menemui ayahnya yang satu itu. Sementara Lee Seung Rim tak bisa menemani mereka untuk pergi ke sana, ia harus segera kembali ke kantornya. Jabatanyya sebagai kepala sekolah membuatnya selalu sibuk, kapanpun dan dimana pun
“Wilson, coba lihat siapa yang datang!” Ujar Vallery begitu sampai di sebuah ruangan kecil berukuran tiga kali tiga meter tersebut.
Pria itu segera memalingkan pandangannya kea rah sumber suara tersebut. Sontak pria itu dibuat terkejut dengan kehadiran Eun Ji Hae di sini. Awalnya ia sama saja seperti Vallery yang sempat tak mengenali putrinya yang satu ini. Namun siapa sangka jika pada akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali di sini. Tak ingin kalah dengan istrinya Vallery, ia juga melpas rindu dengan putri nya yang satu itu. Entah mimpi apa kemarin, kedua pasangan suami istri ini tak bisa berkata-kata sangking bahaginya. Tak ada satu katapun yang mampu mendeskripsikan perasaan mereka. Keluarga kecil ini kembali di pertemukan, tanpa pernah mereka duga sebelumnya..
“Apa yang membuatmu datang kemari nak?” tanya wanita itu.
“Ini soal Nhearsya Clastisia, anak kandung ibu,” ujarnya dengan nada yang lebih serius.
“Nhea?” tanya Wilson dengan raut wajah yang juga berubah menjadi serius.
“Ada apa dengannya?” timpal Vallery.
“Aku dengar Ga Eun telah kembali ke Mooneta untuk mengurus tempat itu. Ia juga membawa Nhea untuk turut ikut bersamanya,” ujar Wilson.
“Aku juga dengar dari Ga Eun jika putri kita, Nhea telah mulai mengenal dunia kita yang di sembunyikan darinya selama ini,” lanjut Vallery.
“Dan itu juga merupakan dunianya yang sesungguhnya,” timpal Eun Ji Hae.
Entah kenapa, setiap kali orang-orang membahas Nhea pasti hatinya selalu terasa sakit. Ada satu organ, jauh di dalam sana yang tengah tergores oleh sesuatu yang teramat tajam hingga terluka.
“Tapi justru hal itu yang membuatnya berada di dalam bahaya,” ucap Eun Ji Hae yang langsung pada inti permasalahan.
“Bahaya bagaimana maksudnya?” tanya Vallery.
Dengan berat hati Eun Ji Hae harus mengakatakan tentang hal ini kepada kedua orang tuanya itu. Walaupun sebenarnya ia tak ingin merusak suasana bahagia ini, dengan begitu saja. Tapi mau tak mau Eun Ji Hae harus menyampaikan soal hal ini. Karena ini lah yang membuatknya datang kemari untuk bertemu dengan mereka.
“Nhearsya sedang tak sadarkan diri beberapa hari ini,” ujar Eun Ji Hae kepada keduanya.
“Tak sadarkan diri bagaimana maksudnya?” tanya Wilson yang langsung menyambar ucpan anaknya begitu saja.
“Bagaimana hal itu bisa terjadi padanya?” timpal Vallery yang tak kalah panik dengan suaminya itu.
Lagipula orang tua mana yang tak khawatir begitu mengetahui kondisi anaknya yang mendadak tak sadarkan diri seperti itu. Seketika itu juga, Vallery dan Willson langsung merasa bersalah. Mereka marah kepada dirinya sendiri yang tak becus dalam menjalankan perannya sebagai orang tua. Mereka selalu meninggalkan anak-anaknya sejak mereka masih usia belia, membiarkannya begtu saja di bawah asuhan Ga Eun. Meskipun sebenarnya niat mereka itu baik, tapi tetap saja yang mereka lakukan ini salah. Anak-anak itu perlu kasih sayang dari kedua orang tua ketika di masa pertumbuhannya. Tapi Vallery dan Wilson malah meninggalkannya bgitu saja saat mereka membutuhkannya.
Vallery dan Wilson hanya tak ingin anak-anaknya itu terkena pengaruh buruk dari dunia sihir. Sebelum usia mereka cukup untuk itu semua, akan sangat berbahaya jika mengenal seluk beluk duni sihir saat masih terlalu belia. Menjadi bagian dari sejarah dunia para penyihir, memang bukanlah hal yang mudah. Banyak yang harus mereka korbankan demi kelangsungan sejarah nenek moyang mereka, termasuk keluarganya sendiri.
Dibalik menjalani kehidupan sebagai seorang penyihir yang memang tak semudah itu, tak jarang ada orang dari kalangan non-penyihir yang malah menginginkan posisi itu. Terlepas dari semua resiko yang ada, tak sedikit dari mereka yang ingin mmenjadi seorang penyihir. Mungkin itu pula yang di lakukan oleh keluarga Eun Ji Hae saat membuang dirinya begitu saja di depan sekolah itu. Mungkin kedua orang tuanya memang ingin agar anaknya menjadi salah satu bagian dari orang-orang yang luar biasa itu. Oleh sebab itu, orang tuanya manitipkan anaknya di Sekolah Mooneta. Agar suatu saat ia besar dan tumbuh dengan didikan itu dan mampu melindungi dirinya sendiri dengan kekuatan yang ia miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments
imah umaraya
tetap saja tidak bisa dibenarkan..
2022-01-13
0