Aruna terlihat membuka matanya perlahan lalu menatap ke tempat kosong yang ada di depannya. Kemudian ia terdengar mengatakan sesuatu seolah sedang berbincang dengan sesuatu yang tak kasat mata.
“ Iya, Aku datang karena diundang sama Ustadz Zaid...,” kata Aruna.
“ Apa Kamu tau apa tujuan beliau memanggilmu ke sini...?” tanya sosok perempuan berambut panjang yang mondar-mandir di depan dapur itu.
“ Aku belum tau. Tapi Aku yakin Ustadz Zaid punya tujuan yang baik. Kamu sendiri ngapain di sini ?. Apa Kamu ga sadar udah bikin semua tamu Ustadz Zaid ketakutan dan ga nyaman ngeliat penampakanmu di sini...?” tanya Aruna.
Pertanyaan Aruna membuat ustad Zaid, Syarifah, Arka dan Diana terkejut. Mereka khawatir ucapan Aruna akan menyinggung sosok perempuan berambut panjang itu.
“ Aku ada di sini sebelum rumah ini dibangun. Jadi bukan salahku kalo Aku mondar mandir di sekitar sini...,” sahut sosok perempuan berambut panjang itu dengan cuek.
“ Tapi harusnya Kamu pake baju. Ga malu ya diliatin sama Pak Kyai dan Om Wowo...?” tanya Aruna sambil melirik kearah laki-laki bersorban dan sosok genderuwo penunggu pohon jambu di depannya.
“ Kami yang harus menyingkir kalo dia lewat Aruna...,” sahut pria bersorban putih sambil tersenyum simpul.
“ Begitu ya...,” kata Aruna mengerti.
“ Kamu ga takut liat Aku Aruna...?” tanya sosok genderuwo hitam itu sambil menatap Aruna lekat.
“ Ga, cuma kaget aja tadi...,” sahut Aruna sambil menggeleng.
“ Sosoknya memang serem, tapi dia baik Aruna...,” kata perempuan berambut panjang itu hingga membuat Aruna mengangguk.
“ Jadi Kamu udah kenalan ya sama tiga sosok ghaib di rumah ini. Gimana menurut Kamu Aruna...?” tanya ustadz Zaid tiba-tiba.
Aruna menoleh kerah ustadz Zaid lalu kembali menatap ketiga sosok makhluk ghaib di depannya.
“ Mereka baik Ustadz. Pak Kyai selalu ngikutin Ustadz kemana pun kecuali ke toilet dan kamar tidur. Om Wowo juga baik karena jagain rumah Ustadz dari orang yang berniat jahat, walau sedikit iseng sih...,” kata Aruna sambil tersenyum hingga membuat empat orang dewasa yang ada di sana tertawa.
“ Terus kalo yang sering mondar-mandir di depan dapur gimana Nak...?” tanya Syarifah.
“ Dia jail Ummi, sering gangguin tamu dan orang yang lewat di samping rumah. Mana ga pake baju lagi. Untung rambutnya panjang, jadi badannya yang telan*ang itu ga terlihat sama orang lain...,” sahut Aruna sambil mencibir.
Jawaban Aruna membuat ustadz Zaid dan istrinya terhenyak. Mereka seolah tak percaya jika gadis cilik itu mampu menjabarkan sosok ghaib yang ada di rumah mereka secara detail.
“ Masya Allah, luar biasa. Baru Aruna yang bisa ngungkapin secara detail sosok ghaib yang ada di sini lho Mas Arka. Biasanya orang lain hanya bisa merasakan hawa dingin atau panas aja serta suara-suara aneh saat bertamu di sini. Kalo ada yang ngeliat mungkin itu hanya kebetulan dan ga semuanya secara bersamaan. Tapi Aruna malah bisa bicara sama ketiganya langsung seperti layaknya orang yang lagi ngeriung bareng Mas...,” kata ustadz Zaid sambil tersenyum.
Arka dan Diana nampak tersenyum bangga dengan kemampuan yang dimiliki Aruna. Sedangkan Syarifah nampak menatap lekat Aruna seolah sedang menyelami jiwanya.
“ Jadi gimana Ustadz, apa Kami bisa minta tolong sama Ustadz untuk membimbing Aruna...?” tanya Arka hati-hati.
“ Kenapa harus Saya Mas Arka...?” tanya ustadz Zaid.
“ Selama ini Kami khawatir kalo kemampuan Aruna dimanfaatkan untuk hal yang ga baik sama orang yang ga bertanggung jawab Ustadz. Bahkan beberapa ada yang datang kepada Saya dan meminta Aruna secara khusus untuk dijadikan murid. Tapi Saya selalu nolak karena Saya ga percaya sama mereka. Saat Saya ketemu Ustadz dan ngobrol banyak hal, entah mengapa hati Saya merasa nyaman. Saya ceritakan sama Istri Saya ternyata dia juga punya perasaan yang sama. Dan puncaknya tadi malam Ustadz. Keinginan Saya untuk menitipkan Aruna kepada Ustadz makin besar setelah Ustadz berhasil menyelamatkan Denis...,” sahut Arka yang diangguki Diana.
“ Gimana menurut Ummi...?” tanya ustadz Zaid pada sang istri.
“ Insya Allah Ummi siap membimbing Aruna Bi. Tanda yang Aruna tunjukin sama persis sama yang diberikan oleh Kakekku Bi...,” sahut Syarifah sambil tersenyum.
“ Mas Arka dan Mbak Diana denger sendiri apa kata Istri Saya. Bukan Saya yang akan membimbing Aruna tapi Istri Saya. Bukan menolak, tapi akan lebih baik untuk Aruna jika dibimbing oleh guru spiritual wanita karena Aruna kan wanita. Mas Arka dan Mbak Diana ga perlu khawatir, Saya akan tetap mengawasi mereka dan membantu jika suatu saat diperlukan...,” kata ustadz Zaid bijak.
“ Alhamdulillah. Buat Kami ga masalah siapa yang akan membimbing Aruna. Ustadz atau Ummi Syarifah sama aja. Makasih Ustadz, Ummi...,” sahut Arka dengan mata berkaca-kaca.
“ Makasih ya Ummi...,” kata Diana sambil menghambur ke pelukan Syarifah.
“ Sama-sama Mbak. Insya Allah Kita sama-sama mendidik Aruna jadi wanita yang hebat, jadi wanita yang sholehah sekaligus tangguh menghadapi hal ghaib. Semoga kelebihan yang diberikan Allah kepada Aruna bisa bermanfaat untuk membantu orang banyak...,” sahut Syarifah sambil mengusap punggung Diana dengan lembut.
“ Aamiin...,” sahut semua orang bersamaan.
Aruna nampak tersenyum melihat interaksi kedua orangtuanya dengan ustadz Zaid dan Syarifah. Ia pun tak keberatan dengan pilihan orangtuanya itu karena Aruna merasa memerlukan seorang guru untuk membimbingnya mengendalikan kemampuan yang ia miliki.
\=====
Tiga hari setelah penemuan Denis, pihak sekolah pun mendatangi rumah Denis untuk menjenguk bocah laki-laki itu. Pihak sekolah diwakili wali kelas empat dan wali kelas tiga serta beberapa murid termasuk diantaranya Aruna.
Saat tiba di rumah orangtua Denis suasana terlihat sepi. Ibu Denis bergegas membuka pintu dan mempersilakan mereka duduk di ruang tamu.
“ Gimana keadaan Denis sekarang Bu...?” tanya wali kelas empat yang bernama Hani.
“ Alhamdulillah Denis udah sehat Bu. Cuma masih sering mengigau aja kalo tidur...,” sahut ibu Denis.
“ Apa Kami boleh ketemu sama Denis Bu...?” tanya bu Wita wali kelas tiga.
“ Boleh Bu, mari silakan masuk. Denisnya ada di kamar...,” sahut ibu Denis sambil membuka pintu kamar Denis.
Bu Hani dan Bu Wita pun masuk ke dalam kamar dan melihat Denis tengah berbaring di atas tempat tidur. Meski pun kondisi tubuhnya terlihat sehat, namun wajah Denis masih terlihat pucat. Aruna yang berdiri di belakang wali kelasnya pun bisa merasakan betapa shocknya Denis setelah mengalami kejadian yang di luar nalar itu.
“ Apa kabar Denis...?” tanya bu Hani.
“ Baik Bu...,” sahut Denis lalu mencium punggung tangan bu Hani dan bu Wita bergantian.
“ Masih pusing ga...?” tanya bu Wita.
“ Masih Bu. Kaya mau jatuh kalo dibuat jalan. Makanya Saya tiduran aja...,” sahut Denis.
“ Maaf kalo Ibu lancang. Denis inget ga gimana awalnya sampe Denis diculik ?. Cerita Denis ini bisa buat pelajaran teman-teman yang lain juga nanti...,” kata bu Hani.
“ Denis inget Bu. Waktu itu Denis beli es krim di depan sekolah. Mendadak ada suara Ibu-ibu yang manggil Denis. Pas Denis samperin dia ngajakin Denis mampir ke rumahnya. Ga tau kenapa Denis nurut aja sama dia...,” sahut Denis sambil menunduk dengan tubuh sedikit bergetar dan tangan terkepal.
“ Biar Saya aja yang lanjutin ceritanya ya Bu. Denisnya biar istirahat dulu, kasian dia masih ga nyaman kalo ditanya soal itu...,” kata ibu Denis menengahi.
“ Oh iya, maafin Saya ya Bu...,” sahut Bu Hani tak enak hati.
“ Gapapa Bu. Kita bicara di luar yuk...,” ajak ibu Denis.
Bu Hani dan Bu Wita mengikuti ibu Denis melangkang tamu. Sedangkan Aruna dan beberapa temannya tetap berada di kamar Denis untuk menghibur Denis.
Diam-diam Aruna mengulurkan tangannya menyentuh kepala Denis sejenak. Denis yang tahu jika Aruna menyentuh kepalanya nampak cuek dan tak mempermasalahkan hal itu. Sesekali Denis nampak tertawa mendengar cerita teman-temannya.
Sementara itu ibu Denis tengah menceritakan pengalaman Denis selama disandera oleh makhluk halus itu. Setelahnya bu Hani dan bu Wita mengajak para murid untuk pulang.
“ Kalo gitu Kami pulang dulu ya. Makasih udah mau berbagi cerita sama Kami. Mohon maaf jika kedatangan Kami membuat Ibu dan Denis ga nyaman...,” kata bu Hani dengan santun.
“ Iya Bu. Kami yang ngucapin terima kasih karena Ibu udah mau menyempatkan diri menjenguk Denis...,” sahut ibu Denis.
“ Ayo Anak-anak, Kita pulang sekarang yuk...,” ajak bu Wita.
“ Iya Bu. Kami pulang dulu ya Den...,” pamit para murid bergantian.
“ Iya. Makasih ya temen-temen, makasih Bu Guru Hani dan Bu Guru Wita...,” kata Denis dengan mimik lucu hingga membuat semua orang tertawa melihatnya.
“ Wah keliatannya Denis bener-bener udah sembuh setelah dijenguk sama Bu guru dan teman-teman. Mudah-mudahan Denis bisa segera masuk sekolah ya Nak...,” kata ibu Denis bahagia.
Saat semua orang bergantian keluar melalui pintu, Denis menggamit tangan mungil Aruna lalu mengucapkan sesuatu.
“ Makasih ya Aruna. Kamu udah ngilangin rasa takut Aku. Sejak Kamu pegang kepala Aku tadi, badanku terasa lebih enak dan Aku ga takut lagi...,” kata Denis sambil tersenyum.
“ Sama-sama Denis...,” sahut Aruna balas tersenyum.
Kemudian Aruna keluar dari rumah Denis sambil melambaikan tangannya kearah Denis yang terlihat membalas lambaian tangan Aruna itu.
“ Ciee..., cieee..., yang udah punya gebetan. Siapa sih namanya kok Kamu senyum-senyum terus ngeliat dia...?” goda ibu Denis.
“ Apaan sih Bu, dia kan temen Aku juga...,” sahut Denis sambil melengos.
“ Tapi Ibu baru kali ini liat dia lho Den...,” kata ibu Denis.
“ Iya lah. Dia kan Anak kelas tiga Bu, adik kelas Aku...,” sahut Denis.
“ Cantik ya, namanya siapa sih Den...?” kejar ibu Denis lagi.
“ Aruna Bu...,” sahut Denis cepat.
“ Oh jadi itu yang namanya Aruna ya, pantesan santun banget wong Ayahnya juga baik kok. Ibu suka kalo Kamu temenan sama dia Den. Apalagi Ayahnya Aruna juga bantuin nyari Kamu lho kemarin...,” kata ibu Denis hingga membuat Denis terdiam.
Sesaat kemudian Denis terlihat melangkah ke kamar mandi dan itu mengejutkan ibunya. Padahal selama beberapa hari Denis enggan mandi karena takut berlama-lama di kamar mandi. Meski pun ditemani, Denis tetap menolak untuk mandi.
“ Mau ngapain Den...?” tanya ibu Denis.
“ Aku mau mandi Bu biar seger...,” sahut Denis lalu melangkah ke kamar mandi.
Ibu Denis nampak tersenyum bahagia melihat anaknya ‘kembali’ menjadi anak yang ceria setelah dijenguk guru dan teman-temannya tadi.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Marisa Ria
jodohnya orion mungkin🤣sementara orion di umpetin
2022-06-03
2
RORONOA
semangat Thor, udah episode 20 nih
aku masih bingung gimana tentang Arnold sama bulan plus orion
2022-06-03
4
Yumna Rayyan
❤️❤️❤️❤️❤️
2022-06-03
1