Setelah Arka memberi tahu pihak sekolah termasuk kedua orangtua Denis, proses penjemputan Denis pun dimulai.
Pihak sekolah juga menghubungi orang-orang yang paham dengan dunia ghaib termasuk seorang Ustadz. Arka sebagai pemberi informasi utama pun turut dilibatkan dalam proses penjemputan Denis yang dilakukan setelah sholat Isya itu.
“ Kenapa harus jemput malam hari sih Pak. Kenapa ga dari sore tadi...?” tanya ibu Denis tak sabar.
“ Sabar dong Bu. Ini kan ga mudah, karena ga sembarang orang yang bisa masuk ke sana. Jangan sampe Kita bisa masuk ke sana tapi ga bisa keluar karena disesatkan sama makhluk halus penunggu tanah kosong itu. Jadi Ibu harus sabar nunggu orang yang bersedia membantu Kita datang ke sini...,” sahut bapak Denis memberi pengertian kepada sang istri.
“ Iya Ibu ngerti. Tapi kasian Denis kan Pak. Gimana kalo dia kelamaan di sana terus pulang-pulang jadi gila...?” tanya ibu Denis lagi.
“ Hush, jangan ngaco Kamu Bu. Berdoa aja supaya Denis tetap sehat dan baik-baik aja nanti...,” sahut bapak Denis setengah membentak.
Mendengar ucapan suaminya membuat ibu Denis terdiam. Ia tahu bukan saatnya berdebat. Ia hanya ingin anak lelakinya pulang dengan selamat dan hidup.
Proses penjemputan dipimpin oleh seorang ustadz bernama Zaid. Beliau adalah seorang pemuka agama yang sudah tiga kali menunaikan ibadah haji. Meski pun pendidikan formalnya hanya lulus SMA, namun kemampuannya dalam hal spiritual bisa diandalkan. Sikapnya yang low profile dan sedikit ‘koboy’ membuatnya digemari oleh kaum muda.
Para pemuda merasa nyaman berdekatan dengan ustadz Zaid karena beliau selalu memberi pengarahan dengan bahasa yang mudah dipahami dan tak terkesan menggurui. Ustadz Zaid memposisikan diri sebagai teman dan kakak sehingga para pemuda tak sungkan bertanya banyak hal mengenai agama.
“ Assalamualaikum Ustadz...,” sapa Arka sambil mencium punggung tangan ustadz Zaid dengan takzim.
“ Wa alaikumsalam Mas Arka. Gimana, sehat aja kan...?” tanya ustadz Zaid.
“ Alhamdulillah sehat Ustadz...,” sahut Arka sambil tersenyum.
“ Saya dengar info tentang keberadaan anak hilang ini diperoleh dari Kamu. Apa itu benar...?” tanya ustadz Zaid sambil berbisik.
“ Itu benar Ustadz. Tapi Saya mohon jangan kasih tau yang lain ya...,” pinta Arka hingga membuat ustadz Zaid mengerutkan keningnya karena tak mengerti.Namun ustadz Zaid merasa itu bukan saat yang tepat untuk membicarakan permintaan Arka.
Kemudian ustadz Zaid mulai memimpin rombongan untuk masuk ke lahan kosong itu. Jika biasanya penjemputan anak yang diculik makhluk halus dilakukan dengan mengundang banyak orang, berbeda dengan yang dilakukan ustadz Zaid. Beliau memilih melakukannya dengan tenang dan tanpa hiruk pikuk. Beliau hanya meminta para anggota rombongan untuk berdzikir selama proses penjemputan berlangsung.
“ Tolong dampingi Ibu Denis ya, jangan biarkan dia sendiri. Karena diantara Kita hanya Ibu Denis yang wanita dan paling lemah...,” pesan ustadz Zaid yang diangguki bapak Denis.
Setelah mengucap salam ustadz Zaid melangkah memasuki tanah kosong diikuti rombongan. Aroma tanah yang pekat menguar di tempat itu hingga menimbulkan rasa nyaman sekaligus takut. Senter yang dinyalakan oleh beberapa orang cukup membantu menerangi tempat itu. Mereka langsung menuju kearah pohon besar dimana Denis disandera.
Saat mendekat kearah pohon terdengar suara tangisan anak kecil yang mendirikan bulu kuduk. Ibu Denis nampak terkejut sekaligus senang karena mengenali suara itu sebagai suara Denis.
“ Itu Denis Pak, Denis lagi nangis sekarang...,” kata ibu Denis.
“ Iya Bu, Bapak juga denger...,” sahut bapak Denis sambil tersenyum.
“ Sabar ya Bu, jangan mendekat ke sana dan manggil nama Denis. Biar dinetralkan dulu sama Ustadz Zaid...,” kata Arka.
“ Iya Pak...,” sahut bapak Denis lalu menarik istrinya agar menjauh dari lokasi.
Dari atas pohon Denis melihat banyak orang mendekat sambil membawa senter. Diantara mereka ia melihat kedua orangtuanya hingga membuatnya tersadar lalu menjerit memanggil bapak dan ibunya. Anehnya tak seorang pun mendengar panggilan Denis itu selain ustadz Zaid.
“ Ibu..., Bapak..., tolongin Denis...!” panggil Denis berulang-ulang.
“ Diam !. Apa Kamu mau Aku dorong dari sini dan mati...?!” hardik seorang wanita dengan marah sambil terus memeluk tubuh Denis dari belakang.
Ancaman sosok berwujud wanita itu membuat Denis ketakutan hingga memaksanya diam dengan wajah basah dengan air mata.
Dari bawah pohon Ustadz Zaid memanggil nama Denis dan meminta agar makhluk halus yang menyandera Denis mau melepaskan anak itu.
“ Sudah jangan main-main lagi. Kamu sudah cukup menahannya selama dua hari. Kembalikan dia kepada Kami sekarang...!” kata ustadz Zaid sambil menatap ke atas pohon.
“ Dia milikku, dia aman bersamaku. Kalian yang telah mengganggu kesenanganku maka Kalian yang harus pergi dari sini...!” sahut makhluk halus itu.
“ Tapi dia bukan Anakmu. Lepaskan dia, Aku ga mau terlalu banyak tawar menawar. Percuma saja mengajakmu bicara karena Kau ini bodoh dan bebal...,” kata ustadz Zaid sambil menyingsing lengan baju dan celana panjangnya seolah tengah bersiap melakukan sesuatu.
Mendengar ucapan ustadz Zaid membuat makhluk itu menggeram marah dan mulai menampakkan wujud aslinya. Denis yang merasa jika sosok wanita yang tengah memeluknya itu sedikit berbeda dengan yang dilihatnya selama dua hari ini pun menoleh dan terkejut. Denis menjerit ketakutan saat melihat sosok yang tengah memeluknya kini berubah menyeramkan. Dengan kulit menghitam, wajah berkerut, bola mata berwarna merah, dahi menebal dan mulut dihiasi taring yang menyeringai kearahnya membuat tubuh Denis lemas lalu jatuh pingsan.
Melihat kondisi Denis membuat ustadz Zaid langsung melompat ke atas pohon untuk menjemput tubuh Denis yang terkulai dan hampir jatuh. Kemudian ustadz Zaid merebut tubuh Denis dari tangan makhluk itu lalu membawanya turun dari atas pohon. Gerakan cepat ustadz Zaid mengejutkan makhluk itu hingga membuatnya marah saat menyadari Denis tak ada lagi bersamanya.
“ Bawa Denis keluar dari sini secepatnya...!” kata ustadz Zaid sambil menyerahkan tubuh Denis kepada Arka.
“ Baik Ustadz...!” sahut Arka dan semua orang bersamaan lalu bergegas keluar dari lahan kosong itu.
Setelah semua orang berlalu ustadz Zaid pun menyambut serangan makhluk halus itu. Perkelahian pun tak dapat dihindari. Rupanya ini bukan kali pertama mereka berhadapan. Meski selalu berakhir dengan kekalahan namun makhluk itu tak juga jera.
Kali ini ustadz Zaid tak ingin lagi memberi kesempatan. Ia langsung memberi tanda pada makhluk itu agar membuatnya jera dan tak lagi melakukan hal yang sama. Ustadz Zaid menarik kedua tangan makhluk itu saat terulur kearahnya. Kemudian kedua tangan itu ditekuk sedemikian rupa hingga membuat makhluk itu menjerit kesakitan.
“ Ampuunn..., sakiittt..., tolong lepaskan Aku. Aku ga akan melakukan ini lagi...,” rintih makhluk itu menghiba namun diabaikan oleh ustadz Zaid.
Setelah berhasil mematahkan tangan makhluk itu, ustadz Zaid pun pergi meninggalkan tempat itu.
\=====
Saat siuman Denis menjerit keras lalu menghambur memeluk ibunya. Semua orang yang masih menungguinya pun nampak tersenyum lega. Ustadz Zaid mengusap wajahnya lalu melangkah keluar rumah. Arka yang melihatnya pun mendekat untuk mengajaknya bicara.
“ Apa ada sesuatu Ustadz...?” tanya Arka.
“ Iya. Aku sedih karena terpaksa melukai makhluk itu tadi...,” sahut ustadz Zaid.
“ Bukannya itu wajar ya Ustadz, kan dia yang salah karena mengganggu manusia...?” tanya Arka.
“ Ada sesuatu yang melatar belakangi tindakannya itu Mas Arka. Dan Saya ga cukup sabar untuk mengorek masa lalunya itu. Tangisannya tadi bikin Saya sedih tapi Saya juga harus mengingatkan dia suapaya ga terus melakukan hal yang sama...,” sahut ustadz Zaid.
“ Apa ini bukan kali pertama dia menculik anak-anak Ustadz...?” tanya Arka.
“ Betul. Saya juga yang berkali-kali menjemput anak-anak itu. Dulu hampir setiap tahun ada aja anak kecil yang hilang. Yang terakhir delapan tahun lalu. Saat itu Saya sudah memintanya berhenti tapi nampaknya sikap Saya terlalu lunak dan ga membuatnya jera. Makanya Saya memberinya pelajaran keras hari ini...,” sahut ustadz Zaid.
“ Kalo ada yang bisa membantu mengorek masa lalunya sekaligus mengetahui keinginannya apa kira-kira makhluk itu ga bakal mengganggu lagi Ustadz...?” tanya Arka.
“ Insya Allah dia ga akan ganggu lagi. Apa Mas Arka bisa membantu...?” tanya ustadz Zaid sambil menatap Arka lekat.
“ Bukan Saya Ustadz, mungkin Anak Saya yang bakal bantuin...,” sahut Arka.
“ Maksudmu Aruna...?” tanya ustadz Zaid.
“ Iya Ustadz. Aruna itu...,” ucapan Arka terputus karena ustadz Zaid memotong dengan cepat.
“ Sudah Saya duga. Aruna memiliki sesuatu yang ga dimiliki orang lain. Kalo gitu bawa Aruna ke rumah Saya besok ya Mas Arka. Saya mau bicara sama dia...,” pinta ustadz Zaid.
“ Insya Allah Kami datang Ustadz. Kebetulan Saya juga perlu seseorang untuk mengarahkan Aruna. Saya dan Istri Saya cukup risau dengan kelebihan yang Aruna miliki dan berharap ada seseorang yang bisa mengawasi sekaligus mengajarinya mengendalikan diri...,” kata Arka antusias.
\=====
Keesokan harinya Arka dan Diana membawa Aruna menemui ustadz Zaid. Istri ustadz Zaid yang bernama Syarifah nampak antusias menyambut kedatangan mereka.
“ Abi masih di jalan, insya Allah sebentar lagi pulang. Ini aruna ya...?” tanya Syarifah sambil menyentuh pipi Aruna dengan lembut.
“ Iya Ustadzah...,” sahut Diana sambil tersenyum lalu menepuk punggung Aruna dengan lembut.
Aruna pun maju dan mencium punggung tangan Syarifah dengan takzim hingga membuat Syarifah tersenyum. Kemudian Syarifah mempersilakan mereka duduk. Tak lama kemudian ustadz Zaid datang. Setelah saling menyapa dan berbasa-basi, ustadz Zaid pun bertanya kepada Aruna.
“ Aruna liat sesuatu ga di sekitar rumah ini...?” tanya ustadz Zaid yang diangguki Aruna.
“ Iya. Ada orang berbaju putih dan pake sorban putih di belakang Ustadz, ada perempuan yang rambutnya panjang lagi mondar-mandir di depan dapur, juga sosok berbulu hitam yang mirip orang utan lagi berdiri di bawah pohon jambu itu...,” sahut Aruna.
Jawaban Aruna membuat ustadz Zaid dan istrinya saling menatap sejenak lalu tersenyum. Sedangkan Arka dan Diana nampak mengamati dalam diam.
“ Apa aruna bisa bicara sama mereka...?” tanya Syarifah hati-hati.
“ Bisa Ummi...,” sahut Aruna mantap.
Kemudian Aruna menundukkan kepalanya sambil memejamkan mata untuk berinteraksi dengan ketiga sosok ghaib yang ada di rumah ustadz Zaid. Meski pun bukan yang pertama, namun Diana tetap merasa takut. Ia merapatkan tubuhnya kearah Arka sambil memegangi ujung baju sang suami.
Dari tempat duduknya ustadz Zaid dan istrinya tampak mengamati cara Aruna memanggil ketiga sosok makhluk ghaib itu. Keduanya terkejut saat Aruna berhasil menghadirkan ketiganya dalam waktu bersamaan.
“ Dia orangnya Bi...,” bisik Syarifah.
“ Betul Mi...,” sahut ustadz Zaid sambil mengangguk.
Kemudian ustadz Zaid dan istrinya mendengarkan percakapan Aruna dengan tiga sosok makhluk ghaib yang mendiami rumah mereka itu dengan seksama tanpa ada satu pun yang terlewat.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
syarifa putri
tak kirain waktu awal bab kemaren ceritanya tentang siluman2 aja thor, ternyata ada kisah2 religi dan horor juga.
jadi semangat nih bacanya
2022-11-12
1
joel
kaya hanako dech
2022-09-26
1
ستي راحيمة الجوى
semangat kak 1 vote untuk mu kak othor😉
2022-06-02
1