Setelah hampir satu jam tak sadarkan diri akhirnya mama Arka pun siuman. Saat membuka mata ia melihat dirinya tengah dikelilingi oleh suami, anak dan menantunya yang menatapnya dengan cemas.
“ Gimana Pa, apa Diah pergi...?” tanya mama Arka dengan suara parau.
Mendengar pertanyaan pertama mama Arka saat siuman membuat ketiga orang yang bersamanya saling menatap lalu tersenyum maklum.
“ Alhamdulillah, kata Aruna temanmu Diah udah pergi Ma. Dia kembali dengan tenang ke haribaan Allah...,” sahut papa Arka sambil tersenyum.
“ Alhamdulillah. Aku ga bisa bayangin selama puluhan tahun Diah gentayangan karena ga ada yang ngirimin doa cuma karena ga seorang pun tau kalo dia udah meninggal Pa...,” kata mama Arka sambil mengusap air mata yang membasahi wajahnya.
“ Iya Ma. Untung ada Aruna yang bisa ‘ngeliat’ keberadaan hantu Diah jadi Kita bisa tau apa maunya dan bisa membantu Diah kembali kepada Tuhannya...,” sahut papa Arka yang diangguki sang istri.
“ Terus gimana keadaan Aruna sekarang, dia baik-baik aja kan...?” tanya mama Arka.
“ Dia tidur setelah minum susu Ma. Keliatannya energinya terkuras habis setelah berinteraksi dengan makhluk halus itu...,” sahut Arka.
“ Ada baiknya Kalian siapkan vitamin atau suplemen makanan buat Aruna supaya saat dia selesai berinteraksi dengan makhluk ghaib badannya ga ngedrop...,” kata papa Arka.
“ Iya Pa. Arka juga mau nyoba konsultasi sama Ustadz atau orang yang paham sama kemampuan Aruna ini biar Kami tau harus apa buat mensuport Aruna...,” sahut Arka.
“ Bagus. Kita memang harus menangani kelebihan Aruna ini dengan cara yang tepat supaya Aruna ga salah jalan nanti...,” kata papa Arka.
Arka, Diana dan mama Arka pun mengangguk tanda setuju. Sedangkan di kamarnya Aruna nampak tersenyum dalam tidurnya karena melihat Diah tengah melangkah sambil menggandeng sosok anak kecil. Diah dan anak kecil itu menoleh kearah Aruna lalu tersenyum seolah mengucapkan terima kasih karena Aruna telah membantu mempertemukan mereka.
\=====
Kembali ke saat Aruna harus menjalani hukuman dari sang mama karena tak mematuhi ucapannya yang meminta Aruna menunggu Iza datang menjemput di jam pulang sekolah.
Aruna nampak membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dia melantunkan doa sebelum tidur lalu mulai memejamkan matanya. Di sisi lain terlihat Iza yang tengah mengamati Aruna dalam diam. Setelah memastikan Aruna tidur dengan nyenyak, Iza pun keluar dari kamar Aruna dan kembali ke kamarnya.
\=====
Pagi itu sekolah Aruna digemparkan dengan menghilangnya salah satu siswa yang bernama Denis. Orangtua Denis mendatangi sekolah dan menanyakan keberadaan Denis yang tak kunjung pulang setelah pamit berangkat sekolah dua hari sebelumnya. Pihak sekolah juga menghubungi polisi agar bisa segera menemukan Denis.
Wali kelas Aruna pun mengumpulkan informasi dengan cara bertanya kepada semua murid kelas tiga.
“ Anak-anak, Kalian udah denger belum berita tentang hilangnya Denis...?” tanya bu Wita.
“ Yang anak kelas empat itu ya Bu...?” tanya Kiki salah satu teman Aruna.
“ Iya. Kalo diantara Kalian ada yang liat Denis tolong kasih tau Ibu ya...,” pinta bu Wita.
“ Iya Bu...,” sahut murid kelas tiga bersamaan.
Dari tempat duduknya Aruna nampak termenung. Ia seolah ingat akan sesuatu. Namun Aruna kembali fokus pada pelajaran saat sang wali kelas bersuara sedikit lantang untuk menghentikan keributan di kelasnya.
“ Terakhir Aku ngeliat Denis lagi jajan es krim di depan sekolah...,” kata Lisa teman sebangku Aruna dengan suara lirih.
“ Jam berapa...?” tanya Aruna.
“ Pulang sekolah. Jangan-jangan Denis diculik orang jahat ya Na...,” kata Lisa cemas.
“ Iya kali...,” sahut Aruna dengan enggan.
“ Ga mungkin, Aku juga liat Denis jajan es krim kok. Abis itu dia jalan kaki kearah kiri...,” kata Edo yang duduk di depan Aruna.
“ Masa sih. Bukannya dia naik ojeg ya...,” sahut Lisa.
“ Ga kok, Denis ga naik ojeg apalagi bis sekolah. Denis jalan kaki sambil makan es krim kearah kiri...!” kata Edo tak mau kalah.
“ Kalian jangan ceritain sama Aku. Kasih tau Bu guru sana, siapa tau bisa membantu menemukan Denis...,” kata Aruna kesal karena melihat kedua temannya berdebat di depannya.
Edo dan Lisa terdiam kemudian kembali fokus mengerjakan soal matematika. Sesaat kemudian Aruna mengacungkan jarinya hingga sang wali kelas mendekat kearahnya.
“ Kenapa Aruna...?” tanya bu Wita dengan lembut.
“ Edo sama Lisa tau sesuatu tentang Denis Bu...,” sahut Aruna.
“ Oh ya, kenapa ga cerita sama Ibu...?” tanya bu Wita sambil menatap Edo dan Lisa bergantian.
“ Maaf Bu. Aku kira itu ga penting...,” sahut Lisa sambil menundukkan kepalanya hingga membuat sang wali kelas tersenyum.
“ Lisa jangan takut ya. Informasi sedikit tetap penting kok. Emangnya Lisa sama Edo ga kasian sama Denis dan kedua orangtuanya, mereka bingung lho nyariin Denis. Siapa tau Denis juga lagi ketakutan karena ga tau jalan pulang...,” kata bu Wita hingga membuat Edo dan Lisa saling menatap dengan tatapan iba.
“ Maaf Bu...,” kata Edo dan Lisa bersamaan.
“ Iya, Ibu maafin. Sekarang Kalian ikut Ibu ke kantor guru yuk. Ceritain yang Kalian liat biar Pak Polisi yang ada di sana bisa bantu nyari Denis...,” ajak bu Wita.
Edo dan Lisa mengangguk lalu mengikuti langkah sang wali kelas menuju ke ruang guru. Lima belas menit kemudian ketiganya kembali ke kelas. Kemudian Edo dan Lisa kembali fokus mengerjakan soal yang diberikan tadi sedangkan Aruna melangkah ke depan untuk menyerahkan buku tugas kepada sang wali kelas.
\=====
Berita tentang hilangnya Denis juga sampai ke telinga Arka dan Diana. Keduanya terlihat cemas dan merasa jika sekolah Aruna bukan lah tempat yang aman untuk anak mereka.
“ Kayanya Kita harus cari sekolah lain buat Aruna Pa...,” kata Diana.
“ Ga perlu Ma. Sekolah Aruna yang sekarang cukup baik kok. Selain mutu pelajarannya bagus, letaknya juga ga jauh dari rumah. Jangan cuma karena ada satu siswa hilang Kita langsung mindahin Aruna. Itu ga bijak lho Ma...,” sahut Arka.
“ Tapi Aku khawatir para penculik itu mengincar Aruna Pa...,” kata Diana cemas.
“ Insya Allah Aruna gapapa Ma. Lagian Denis belum tentu diculik lho Ma. Kamu tenang aja, kan udah ada pemberi tahuan dari pihak sekolah kalo Polisi sedang berusaha mencari Denis dan Kita diminta tenang sambil mengawasi Anak-anak Kita...,” sahut Arka berusaha menenangkan istrinya.
“ Tenang gimana sih, kenapa Papa ga ngerti perasaan Mama...,” keluh Diana sambil memijit keningnya.
“ Denis ga pergi jauh kok Ma. Denis ada di tanah kosong di dekat sekolah...,” kata Aruna tiba-tiba hingga mengejutkan Arka dan Diana.
“ Kata siapa Denis ada di sana Sayang...?” tanya Arka.
“ Aku liat sendiri kok Pa...,” sahut Aruna santai.
“ Kapan Kamu ngeliat Denis di sana...?” tanya Diana.
“ Dua hari yang lalu pas Aku dihukum Mama gara-gara ga nungguin Bi Iza...,” sahut Aruna sambil melengos.
Arka dan Diana saling menatap seolah mencoba menyamakan dugaan mereka tentang sesuatu.
“ Yang Aruna liat, Denis lagi ngapain di sana...?” tanya Arka hati-hati.
“ Denis lagi di atas pohon besar sambil ngobrol sama Ibu-ibu...,” sahut Aruna.
“ Ibu-ibunya pake baju apa...?” tanya Diana dengan suara tercekat karena yakin jika yang dilihat Aruna adalah sosok makhluk ghaib penunggu lahan kosong itu.
“ Ga jelas, kan Bi Iza keburu ngajak Aku pergi dari sana...,” sahut Aruna.
“ Jadi artinya Denis diculik makhluk halus dong Pa. Mana ada sih orang ngobrol di atas pohon apalagi di lahan kosong kaya gitu..,” kata Diana sambil menatap Arka dengan tatapan takut.
“ Kayanya sih gitu Ma. Kita harus kasih tau pihak sekolah nih...,” sahut Arka.
“ Tapi nanti mereka malah menekan Aruna. Kasian Aruna Pa. Kalo sampe mereka tau Aruna bisa berinteraksi sama makhluk halus bisa-bisa Aruna disuruh yang aneh-aneh...,” kata Diana tak suka.
“ Kita ga harus bilang kalo info ini dari Aruna Ma. Udah Mama tenang aja, biar Papa yang urus semua. Kamu jagain Aruna aja supaya ga kemana-mana...,” kata Arka lalu bergegas pergi entah kemana meninggalkan Diana dan Aruna di ruang tengah.
Diana nampak menatap Aruna dengan tatapan yang sulit terbaca. Dalam hati Diana setengah menyesal karena telah menghukum Aruna atas kesalahan yang tak sengaja diperbuatnya.
“ Jangan-jangan saat itu Aruna terpanggil ke lahan kosong itu. Dan pas ngeliat Denis mungkin dia berniat menolong tapi keburu Iza datang. Pantesan Iza bilang kalo pas di sana Aruna kaya lagi ngobrol sama sesuatu yang ga keliatan...,” gumam Diana.
“ Mama kenapa bengong...?” tanya Aruna sambil menepuk lengan Diana dengan lembut.
“ Mmm..., apa hari itu Aruna yakin ngeliat Denis di atas pohon...?” tanya Diana.
“ Tadinya Aku ga tau kalo itu Denis Ma. Tapi pas Bu guru ngumumin soal Denis, Aku inget sama anak kecil yang ada di pohon itu. Kalo diliat dari belakang badannya mirip sama Denis Ma, makanya Aku yakin kalo itu Denis...,” sahut Aruna.
“ Ya Allah kasian banget ya si Denis. Kok bisa sampe diculik sama makhluk halus gitu, emangnya Denis nakal ya Nak...?” tanya Diana.
“ Setau Aku Denis itu ga nakal Ma. Badannya kan gendut, makanya sering dikatain sama temen-temennya. Tapi biasanya Denis cuma ketawa aja dan ga balas ngatain. Mungkin hari itu Denis lagi bete makanya dia ga fokus dan ga tau kalo yang ngajakin dia pergi bukan manusia tapi hantu...,” sahut Aruna sambil menggedikkan bahunya.
Jawaban Aruna membuat bulu kuduk Diana meremang seketika. Diana memang berusaha membiasakan diri mendengar cerita ‘aneh’ Aruna. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa tiap kali harus didera rasa takut seperti saat ini setelah mendengar cerita Aruna.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Sartini Dimitri Mah
kok Orion ga muncul lagi, Masih nyambung dengan Orion ga ini ceritanya
2023-04-02
1
RORONOA
kalo udah episode 20 moga² crazy up langsung 2
2022-06-01
1
Tanti Retno Wati
heeemmmm mntep crtny
2022-06-01
1