4. Satu Rahasia Lagi

Arnold masih setia menemani Bulan di kamar sambil sesekali mengusap kepala istrinya itu dengan sayang. Arnold tahu jika ia harus segera mengatakan siapa dia sebenarnya karena ia tak ingin Bulan terus ketakutan tanpa sebab.

“ Hari ini Kamu merasa lebih baik kan Sayang...?” tanya Arnold.

“ Iya. Kenapa Kamu nanya gitu...?” tanya Bulan sambil menatap wajah Arnold.

“ Mmm..., Aku mau ngajak Kamu ke suatu tempat. Tapi kalo Kamu masih ngerasa lemes atau ga enak badan, Kita bisa pergi lain kali aja...,” sahut Arnold.

“ Aku sehat kok. Aku juga pengen keluar jalan-jalan ngeliat dunia luar Sayang, bosan juga terkurung di sini kelamaan...,” kata Bulan cepat.

“ Tapi Aku punya alasan ngurung Kamu di sini lho Sayang...,” sahut Arnold mengingatkan Bulan.

“ Iya, supaya Aku tetap aman dan selamat dari binatang buas karena Kita kan tinggal di bukit yang dikelilingi hutan...,” kata Bulan sambil mencibirkan bibirnya.

Ucapan Bulan membuat Arnold tertawa geli. Lalu ia melepaskan pelukannya dan meminta sang istri untuk bersiap-siap.

“ Aku tunggu di luar ya...,” kata Arnold sebelum menutup pintu kamar.

“ Iya Sayang...,” sahut Bulan lalu bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

Setengah jam kemudian Bulan telah siap dan menemui Arnold di depan rumah mereka. Saat melihat kearah Bulan, wajah Arnold nampak bahagia. Lagi-lagi Arnold terpesona dengan kecantikan Bulan. Apalagi saat itu Bulan mengenakan gaun kuning bergaya Eropa kuno yang merupakan hadiah dari sepupu perempuan Arnold yang bernama Matilda.

“ Apa Aku terlihat aneh dengan gaun ini...?” tanya Bulan saat melihat Arnold mematung menatapnya.

“ Eh, oh, ga. Kamu cantik. Sangat cantik dengan gaun itu...,” sahut Arnold sambil mengulurkan tangannya untuk menggandeng Bulan dan membawanya melangkah.

“ Ini hadiah dari Matilda...,” kata Bulan dengan suara lirih namun masih terdengar jelas di telinga Arnold.

“ Matilda...?” tanya Arnold sambil menatap wajah Bulan dengan lekat.

“ Iya. Apa Aku harus mengganti pakaianku ini hanya karena Kamu tak menyukainya...?” tanya Bulan sambil menghentikan langkahnya.

Arnold terdiam lalu menghela nafas panjang. Ia memang tak menyukai Matilda. Namun ia tak tega membuyarkan kebahagiaan Bulan yang tampaknya sangat menyukai gaun kuning pemberian Matilda itu. Apalagi dengan perutnya yang membuncit Bulan justru terlihat makin cantik dalam balutan gaun kuning cerah itu.

“ Ga perlu. Kita lanjutkan aja perjalanan Kita karena Aku yakin Kamu bakal menyukainya...,” kata Arnold sambil mengeratkan genggaman tangannya.

Ucapan Arnold membuat Bulan bernafas lega. Ia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lalu mengikuti langkah Arnold yang makin menjauh dari istana kecil mereka.

Tak lama kemudian Arnold dan Bulan tiba di puncak bukit. Dari sana mereka bisa melihat pemandangan indah yang terbentang di bawah bukit termasuk istana mereka yang ada di lereng bukit.

“ Kita ada di puncak bukit Sayang...?” tanya Bulan ragu.

“ Iya. Gimana, Kamu suka ga...?” tanya Arnold.

“ Suka benget. Tapi kok Kita bisa sampe di sini dalam waktu singkat...?” tanya Bulan takjub.

“ Itu karena saat Kita pergi ke sini Aku selalu menggenggam tanganmu. Kamu tau kan kalo aku punya kemampuan berlari cepat. Dengan bergandengan tangan maka langkahmu juga semakin cepat...,” sahut Arnold yang diangguki Bulan.

“ Kenapa membawaku ke sini...?” tanya Bulan dengan mimik serius.

“ Aku ingin menceritakan siapa diriku sebenarnya hari ini Sayang...,” sahut Arnold dengan suara serak.

Bulan mengerjapkan matanya seolah tak mempercayai pendengarannya. Jika boleh jujur Bulan tak ingin mendengar pengakuan apa pun dari mulut Arnold karena ia yakin tak akan sanggup menerimanya nanti.

“ Aku tau kemana arah pembicaraanmu itu Arnold. Jadi apa yang Aku liat itu bukan mimpi kan. George memang manusia serigala dan Kamu... juga sama kaya George...?” tanya Bulan sambil menatap Arnold lekat.

“ Iya...,” sahut Arnold cepat.

“ Kenapa selama ini Kamu ga mau jujur sama Aku Arnold...?” tanya Bulan.

“ Aku ga mau Kamu ketakutan dan meninggalkan Aku Sayang...,” sahut Arnold sambil meraih tangan Bulan lalu menggenggamnya erat.

Sesaat tatapan keduanya bertemu. Ada air mata yang menggenang di kedua mata Bulan dan itu membuat Arnold merasa bersalah hingga mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata itu. Sayangnya Bulan mengalihkan tatapannya hingga tangan Arnold hanya menyentuh ruang kosong.

“ Maafkan Aku. Percayalah, Aku sangat mencintaimu Bulan. Sejak awal Aku ingin menceritakan semuanya tapi Aku takut Kamu lari...,” bisik Arnold membuat Bulan memejamkan mata untuk menguatkan diri.

“ Jadi manusia serigala yang dulu pernah Aku liat itu Kamu kan Ar...?” tanya Bulan dengan suara tercekat.

“ Iya Sayang, itu Aku...,” sahut Arnold cepat.

Jawaban Arnold membuat tubuh Bulan terhuyung ke depan namun Arnold berhasil menahan tubuh Bulan agar tak jatuh tersungkur. Kemudian Arnold membantu Bulan untuk duduk di atas batu. Bulan nampak menatap Arnold lekat

sambil mengingat kembali peristiwa dimana ia melihat manusia serigala itu untuk pertama kalinya.

Saat itu malam bulan purnama penuh. Bulan dan beberapa temannya baru saja selesai mengaji di musholla.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba Bulan melihat sekelabatan bayangan melintas cepat diantara dahan-dahan pohon yang berjajar rapi di pinggir jalan desa. Bulan mengira itu adalah kera liar yang biasa masuk ke desa untuk mencari makanan.

“ Kenapa Lan...?” tanya Lastri.

“ Gapapa. Aku liat ada mony*t liar di atas pohon tadi...,” sahut Bulan.

“ Mungkin lagi lapar, makanya masuk ke desa Kita...,” kata Mina.

“ Iya. Tapi ukurannya kok besar banget ya. Jangan-jangan itu induknya mony*t yang lagi nyari Anaknya...,” kata Bulan.

“ Biarin aja lah asal ga ganggu warga desa...,” kata Lastri.

“ Betul tuh. Eh, Aku udah sampe rumah nih. Duluan ya...,” pamit Mina sambil melambaikan tangannya.

“ Iya...,” sahut Bulan dan teman-temannya bersamaan.

Satu per satu teman Bulan tiba di rumah mereka masing-masing. Hanya Bulan yang tersisa. Ia bergegas melangkah menuju rumah saat dilihatnya sang ayah berdiri di depan pagar rumah seolah sedang mengawasi keberadaannya.

“ Assalamualaikum Ayah...,” sapa Bulan.

“ Wa alaikumsalam. Kenapa pulang sendiri, mana temanmu yang lain...?” tanya Sarlan.

“ Udah sampe di rumah masing-masing Yah. Rumah Kita kan yang  paling ujung. Jadi wajar kalo Aku sampe paling terakhir di rumah. Barusan Siti nemenin Aku jalan kok sampe depan rumahnya...,” sahut Bulan sambil tersenyum.

“ Oh iya, Ayah lupa. Masuk ke dalam dan jangan lupa kunci pintu ya...,” pesan Sarlan.

“ Emangnya ayah mau kemana...?” tanya Bulan.

“ Mau ke balai desa. Ada pertemuan warga di sana...,” sahut Sarlan.

“ Kok mendadak banget sih Yah...?” tanya Bulan.

“ Ga tau tuh. Ayah pergi ya...,” sahut Sarlan sambil melangkah cepat menuju balai desa.

Saat hendak menutup pintu, Bulan kembali melihat kelebatan bayangan kera besar yang melintas cepat kearah kebun di samping rumahnya. Karena penasaran dan khawatir jika kera liar itu masuk ke rumah, maka Bulan bergegas memburu kera itu. Bulan mengambil sepotong kayu yang biasa dipakai untuk mengganjal pintu lalu pergi ke samping rumah dengan hati-hati.

Saat itu lah Bulan melihat sosok makhluk berbulu nampak berdiri membelakanginya. Bulan mengendap-endap karena ingin mengetahui makhluk apa yang sedang berdiri di tengah kebun itu. Anehnya saat itu Bulan tak merasakan takut sama sekali. Ia justru penasaran dengan makhluk berbulu yang nampaknya sedang mengoyak sesuatu dengan giginya itu.

Bulan nampak terkejut dan berusaha menahan nafas saat menyaksikan makhluk berbulu itu tengah menghisap darah seekor kambing betina. Tubuh kambing itu nampak mengejang dan suaranya hilang saat gigi runcing

makhluk berbulu itu mengoyak lehernya lalu menghisap darahnya hingga tubuh kambing itu mengering karena kehabisan darah.

Setelahnya makhluk itu menengadahkan kepalanya sambil menggeram menatap bulan purnama di atas langit sana. Diterangi cahaya bulan purnama itu lah akhirnya Bulan bisa menyaksikan wajah makhluk berbulu itu. Wajah makhluk itu menyerupai serigala dengan moncong yang basah dan berlendir karena darah kambing yang tadi dikonsumsinya. Mulutnya dipenuhi gigi dengan empat taring panjang  berkilau yang menyembul di sela bibirnya. Kedua telinganya mencuat ke atas di sela bulu kasar yang tumbuh di atas kepalanya. Kedua matanya nampak merah menyala bak api yang akan membakar benda apa pun yang ada di hadapannya.

Melihat wujud asli makhluk itu membuat tubuh Bulan lemas tak bertenaga dan jatuh terduduk di tanah. Suara jatuhnya tubuh Bulan mengejutkan makhluk itu dan membuatnya menoleh. Ia menggeram lalu berjalan menghampiri Bulan yang gemetar ketakutan sambil memejamkan matanya.

Bulan tak sanggup membayangkan bagaimana sakitnya saat makhluk itu mengoyak tubuhnya. Namun setelah menunggu beberapa saat Bulan tak merasakan apa-apa. Saat ia memberanikan diri untuk membuka mata, Bulan melihat makhluk berbulu yang merupakan manusia serigala itu sedang berdiri tepat di hadapannya. Hembusan udara panas menerpa wajah Bulan saat manusia serigala itu mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan wajah Bulan.

“ Ja... jangan sakiti A... Aku...,” kata Bulan dengan suara bergetar dan peluh yang membanjiri wajah dan tubuhnya.

Mendengar ucapan Bulan membuat manusia serigala itu menggeram lalu menggelengkan kepalanya berulang kali.

Tiba-tiba keheningan malam itu terusik dengan suara kentongan bambu yang dipukul berulang-ulang ditambah suara warga yang bersorak sorai saling memanggil. Suara itu mengejutkan Bulan dan manusia serigala itu. Perlahan makhluk itu menegakkan tubuhnya lalu melangkah menjauhi Bulan yang masih gemetar ketakutan. Sebelum melesat pergi manusia serigala itu kembali menoleh kearah Bulan dan menatapnya sejenak. Bulan bisa melihat jika tatapan manusia serigala itu berubah menjadi lebih lembut diiringi perubahan warna bola matanya. Sebelum kedua bola matanya benar-benar berubah, manusia serigala itu melesat pergi entah kemana.

Dan sejak saat itu Bulan melihat penampakan manusia serigala itu beberapa kali. Bulan merasa jika manusia serigala itu tak berniat menyakitinya. Bulan justru merasa jika makhluk itu ingin melindunginya dari para pria yang kerap mengganggunya saat ia dan teman-temannya pulang usai mengaji di musholla.

Dulu Bulan selalu ingin menyampaikan rasa terima kasihnya pada makhluk itu karena telah menjaganya. Namun Bulan merasa makhluk itu takut pada Arnold. Karena setiap ia bersama Arnold, makhluk itu tak berani memperlihatkan diri untuk sekedar menyapanya.

Bulan pun tersenyum lalu mengusap wajah suaminya dengan lembut.

“ Terima kasih karena telah menjagaku Ar. Aku ingin mengatakan ini sejak dulu. Terima kasih...,” kata Bulan sambil tersenyum.

“ Kamu ga membenciku kan Sayang...?” tanya Arnold sambil menyentuh tangan Bulan yang sedang mengusap wajahnya.

“ Ga akan. Aku bahagia bersamamu Ar. Tapi tolong jangan sembunyikan apa pun lagi dariku ya...,” pinta Bulan yang diangguki Arnold.

Kemudian Arnold membawa Bulan dalam pelukannya. Ia ingin mengatakan satu rahasia lagi namun ia urungkan mengingat kondisi Bulan yang sedang hamil itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

syarifa putri

syarifa putri

akhirnya bisa baca lagi novelmu lagi thor ... 😀

2022-11-11

1

Styaningsih Danik

Styaningsih Danik

jacob versi novel jd arnold ...💪👍💪

2022-06-27

0

💎hart👑

💎hart👑

ada rahasia apa lg nih Ar...

2022-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pesona Arnold
2 2. Pernikahan
3 3. Bukan Mimpi
4 4. Satu Rahasia Lagi
5 5. Musuh Kita
6 6. Dua Kutukan
7 7. Namanya Orion
8 8. Kesempatan Kedua
9 9. George dan Matilda
10 10. Orion Hilang
11 11. Hukuman
12 12. Pria Cacat ?
13 13. Aruna
14 14. Pindah
15 15. Ketindihan ?
16 16. Aruna Diuji
17 17. Tante Cantik
18 18. Diculik Hantu
19 19. Ustadz Zaid
20 20. Denis Kembali
21 21. Mengintai Aruna
22 22. Makhluk Misterius
23 23. Pembagian Tugas
24 24. Aruna Hilang ?
25 25. Perkenalan
26 26. Perubahan Aruna
27 27. Ketemu Hantu Deon
28 28. Membantu Deon
29 29. Amanah Deon
30 30. Devia Dan Derry
31 31. Deon Pergi
32 32. Nyari Kalisha...
33 33. Rahasia Kalisha
34 34. Lagi – Lagi Kalisha
35 35. Berdamai
36 36. Diikuti Kuntilanak
37 37. Maaf Pak...
38 38. Disuruh Mengawasi
39 39. Sebelum Lulus
40 40. Akhirnya Datang
41 41. Melepas Aruna
42 42. Hantu Janson
43 43. Ketemu Sarti
44 44. Pergi Juga
45 45. Dia Lagi
46 46. Ruang Misterius
47 47. Makhluk Itu
48 48. Namanya Gayo
49 49. Mulai Menggali
50 50. Menyempurnakan
51 51. Lebih Baik
52 52. Bertemu Orion
53 53. Masuk Hutan
54 54. Jati Diri
55 55. Panggilan Keramat
56 56. Surprise Untuk Aruna
57 57. Alasan Arka
58 58. Sakit Hati
59 59. Menanti Orion
60 60. Menikah
61 61. Hari Pertama
62 62. Hantu Bau
63 63. Ga Nyaman... ?
64 64. Pengakuan Kautsar
65 65. Tante Bule
66 66. Mengendus Jejak
67 67. Berharga
68 68. Mirip Lagu Dangdut
69 69. Ketahuan Juga
70 70. Disesatkan
71 71. Mikir Aneh - Aneh
72 72. Rencana Jahat
73 73. Racun
74 74. Berkhianat
75 75. Menukar Dengan Ria
76 76. Melarikan Diri
77 77. Saling Membantu
78 78. Orang Itu...
79 79. Banyak Jalan Rahasia
80 80. Informasi Kecil
81 81. Meledak
82 82. Kesempatan Kedua ?
83 83. Kangen...
84 84. Shofia Sembuh ?
85 85. Apanya...?
86 86. Kecemburuan Aruna
87 87. Kedatangan Shofia
88 88. Berbohong
89 89. Baik - Baik Saja
90 90. Muca Dan Mici
91 91. Makan Bersama
92 92. Masih Tentang Kautsar
93 93. Sisi Manusia
94 94. Marah
95 95. Nasehat Diana
96 96. Clear
97 97. Kejadian Langka
98 98. Malam Pertama
99 99. Kakek Arnold ?
100 100. Hal Penting
101 101. Maksa
102 102. Bayangan Merah
103 103. Ditipu
104 104. Kok Gitu ?
105 105. Kecelakaan ?
106 106. Niat Menjenguk
107 107. Ada Yang Ga Beres
108 108. Pengakuan
109 109. Menagih Bayaran
110 110. Penasaran
111 111. Nasib Robi
112 112. Kabar Duka
113 113. Kecewa
114 114. Di Luar Dugaan
115 115. Sepupu
116 116. Kecurigaan Reyhan
117 117. Ketempelan Dimana ?
118 118. Rumah Reyhan
119 119. Ketemu Aldi
120 120. Menolak Mati
121 121. Emosi Reyhan
122 122. Bantuan
123 123. Melawan
124 124. Siuman
125 125. Butuh Kautsar
126 126. Tendangan Kautsar
127 127. Kisah Aldi
128 128. Jasad Siapa ?
129 129. Melihat Kakek
130 130. Terror Aldi
131 131. Masih Terror Aldi
132 132. Berita Bohong ?
133 133. Alasan Jon
134 134. Tugas Untuk Aruna
135 135. Bahagia dalam Duka
136 136. Hantu Moa
137 137. Jin Kiriman
138 138. Takdir Aruna
139 139. Permintaan Aruna
140 140. Istirahat
141 141. Ada Apa Dengan Kenzo
142 142. Penyakit Kenzo
143 143. Romansa
144 144. Orang Dekat
145 145. Masa Lalu
146 146. Pertemuan
147 147. Terkejut
148 148. Ambisi Edi
149 149. Kembar Tiga
150 150. Ruang Kerja Edi
151 151. Over Baik
152 152. Sakit...
153 153. Tekad Genk Comot
154 154. Pasukan Bantuan ?
155 155. Pergi Jauh
156 156. Hancur Lebur
157 157. Supir Edi
158 158. Gerombolan Lintah
159 159. Lepas
160 160. Hilang
161 161. Reaksi Si Kembar
162 162. Ribuan Lintah
163 163. Ingatan
164 164. Puri Kecewa
165 165. Ngasih Kode
166 166. Magang
167 167. Pembagian Tugas
168 168. Ada Apa ?
169 169. Rahasia Lian
170 170. Siapa Tatang ?
171 171. Tentang Lian
172 172. Ingin Lebih
173 173. Bertukar Tempat
174 174. Tak Menyadari
175 175. Ga Waras ?
176 176. Ngisi Energi
177 177. Mencari Raga
178 178. Memaafkan
179 179. Kemana Pun
180 180. Wafat
181 181. Jadi Sekretaris ?
182 182. Orang Baru
183 183. Salam Perkenalan
184 184. Mencari Mangsa
185 185. Alasan ?
186 186. Pura Pura
187 187. Waspada
188 188. Secret
189 189. Temuan
190 190. Ruh Bayi
191 191. Hancurkan Saja
192 192. Biadab
193 193. Perasaan Dito
194 194. Tindakan Aruna
195 195. Tekad Neng
196 196. Ada Polisi
197 197. Kejutan
198 198. Orang Ke Tiga
199 199. Benda Mencurigakan
200 200. Pucat ?
201 201. MC Cantik Itu
202 202. Terpaksa
203 203. Korban Kuyang
204 204. Mendebat Bianca
205 205. Ayo Berdamai !
206 206. Kuyang Itu Ternyata...
207 207. Kabar Yang Tertunda
208 208. Narko
209 209. Kutukan
210 210. Ingatan Hasby
211 211. Kepastian
212 212. Wanita Berjarik Batik
213 213. Sekarat
214 214. Tentang Mia
215 215. Dua Tugas
216 216. Ngidam Martabak
217 217. Kedatangan Erlan
218 218. Mimpi Atau Nyata ?
219 219. Tamu
220 220. Over Dosis ?
221 221. Pertarungan Manusia Serigala
222 222. Bukan Aku !
223 223. Ditipu Hantu ?
224 224. Kesepakatan
225 225. Adelia
226 226. Meeting
227 227. Pidato Singkat
228 228. Kena Lo !
229 229. Menyelesaikan Masalah
230 230. Hampir
231 231. Di Taman
232 232. Penjelasan
233 233. Ria = Umpan
234 234. Jurus Pamungkas
235 235. Ada Bapak...
236 236. Kontrakan Ria
237 237. Setuju Pindah
238 238. Kecurigaan Angga
239 239. Dugaan Kenzo
240 240. Tetangga Senior
241 241. Dalam Mimpi Aruna
242 242. Kekhawatiran Kautsar
243 243. Nama Luluk
244 244. Was Was
245 245. Terharu
246 246. Melanggar Pesan
247 247. Pasrah Menunggu
248 248. Menjemput Ria
249 249. Tumbal Yang Tertukar
250 250. Penawaran Bodoh
251 251. Aruna Sakit
252 252. Klan Yang Sama
253 253. Kalimat Bijak
254 254. Rencana Melamar
255 255. Tak Ingin Mengulang
256 256. Suara Laki-Laki
257 257. Siapa Dong ?
258 258. Ria dan Kenzo
259 259. Kautsar Siap
260 260. Harus Istirahat
261 261. Meluruskan
262 262. Tentang Alam
263 263. Waktu
264 264. Ke Rumah Alam
265 265. Tamu Misterius
266 266. Orangtua Alam
267 267. Derita Alam
268 268. Bayangan Siapa ?
269 269. Kenalan
270 270. Dokter Sheina
271 271. Kalut
272 272. Pengawal Ayah
273 273. Kedatangan Mertua
274 274. Rasyid Lagi
275 275. Ga Tau Apa - Apa
276 276. Khayalan Indah
277 277. Tindakan Bodoh
278 278. Membujuk
279 279. Perlu Waktu
280 280. Ga Kenal
281 281. Apaan Sih ?
282 282. Beri Kesempatan
283 283. Harus Bicara
284 284. Urung
285 285. Siapa Mukhlis
286 286. Mencari Informasi
287 287. Arwah Mukhlis
288 288. Pocong Merah
289 289. Jati Diri Sang Pocong
290 290. Sarapan
291 291. Sebelas Dua belas
292 292. Kerasukan
293 293. Cuma Akting
294 294. Tiga Pengakuan
295 295. Sebaiknya
296 296. Dikenalin
297 297. Kekhawatiran Sheina
298 298. Ganti Panggilan
299 299. Anak Hilang
300 300. Coba Belajar
301 301. Gagal Surprise
302 302. Bulu Anjing ?
303 303. Tugas Luar
304 304. Doble Berita
305 305. Kematian Tak Wajar
306 306. Ujian Aruna
307 307. Masjid Ghoib ?
308 308. Baik-Baik Saja
309 309. Ada Yang Lain
310 310. Salah Duga
311 311. Memilih Keluar
312 312. Hampir Aja
313 313. Khaizuran dan Kanaya
314 314. Sisi Bahagia
315 315. Beda Rasa
316 316. Suster Ina
317 317. Tak Percaya
318 318. Luka Raka
319 319. Perpisahan
320 320. Dibuat Lupa
321 321. Jangan Sedih !
322 322. Ungkapan Hati Rasyid
323 323. Berjalan Seperti Seharusnya
324 324. Malam Di Pantai
325 325. Sambutan Untuk Si Kembar
326 326. Tanah Leluhur
327 327. Takdir Aruna
Episodes

Updated 327 Episodes

1
1. Pesona Arnold
2
2. Pernikahan
3
3. Bukan Mimpi
4
4. Satu Rahasia Lagi
5
5. Musuh Kita
6
6. Dua Kutukan
7
7. Namanya Orion
8
8. Kesempatan Kedua
9
9. George dan Matilda
10
10. Orion Hilang
11
11. Hukuman
12
12. Pria Cacat ?
13
13. Aruna
14
14. Pindah
15
15. Ketindihan ?
16
16. Aruna Diuji
17
17. Tante Cantik
18
18. Diculik Hantu
19
19. Ustadz Zaid
20
20. Denis Kembali
21
21. Mengintai Aruna
22
22. Makhluk Misterius
23
23. Pembagian Tugas
24
24. Aruna Hilang ?
25
25. Perkenalan
26
26. Perubahan Aruna
27
27. Ketemu Hantu Deon
28
28. Membantu Deon
29
29. Amanah Deon
30
30. Devia Dan Derry
31
31. Deon Pergi
32
32. Nyari Kalisha...
33
33. Rahasia Kalisha
34
34. Lagi – Lagi Kalisha
35
35. Berdamai
36
36. Diikuti Kuntilanak
37
37. Maaf Pak...
38
38. Disuruh Mengawasi
39
39. Sebelum Lulus
40
40. Akhirnya Datang
41
41. Melepas Aruna
42
42. Hantu Janson
43
43. Ketemu Sarti
44
44. Pergi Juga
45
45. Dia Lagi
46
46. Ruang Misterius
47
47. Makhluk Itu
48
48. Namanya Gayo
49
49. Mulai Menggali
50
50. Menyempurnakan
51
51. Lebih Baik
52
52. Bertemu Orion
53
53. Masuk Hutan
54
54. Jati Diri
55
55. Panggilan Keramat
56
56. Surprise Untuk Aruna
57
57. Alasan Arka
58
58. Sakit Hati
59
59. Menanti Orion
60
60. Menikah
61
61. Hari Pertama
62
62. Hantu Bau
63
63. Ga Nyaman... ?
64
64. Pengakuan Kautsar
65
65. Tante Bule
66
66. Mengendus Jejak
67
67. Berharga
68
68. Mirip Lagu Dangdut
69
69. Ketahuan Juga
70
70. Disesatkan
71
71. Mikir Aneh - Aneh
72
72. Rencana Jahat
73
73. Racun
74
74. Berkhianat
75
75. Menukar Dengan Ria
76
76. Melarikan Diri
77
77. Saling Membantu
78
78. Orang Itu...
79
79. Banyak Jalan Rahasia
80
80. Informasi Kecil
81
81. Meledak
82
82. Kesempatan Kedua ?
83
83. Kangen...
84
84. Shofia Sembuh ?
85
85. Apanya...?
86
86. Kecemburuan Aruna
87
87. Kedatangan Shofia
88
88. Berbohong
89
89. Baik - Baik Saja
90
90. Muca Dan Mici
91
91. Makan Bersama
92
92. Masih Tentang Kautsar
93
93. Sisi Manusia
94
94. Marah
95
95. Nasehat Diana
96
96. Clear
97
97. Kejadian Langka
98
98. Malam Pertama
99
99. Kakek Arnold ?
100
100. Hal Penting
101
101. Maksa
102
102. Bayangan Merah
103
103. Ditipu
104
104. Kok Gitu ?
105
105. Kecelakaan ?
106
106. Niat Menjenguk
107
107. Ada Yang Ga Beres
108
108. Pengakuan
109
109. Menagih Bayaran
110
110. Penasaran
111
111. Nasib Robi
112
112. Kabar Duka
113
113. Kecewa
114
114. Di Luar Dugaan
115
115. Sepupu
116
116. Kecurigaan Reyhan
117
117. Ketempelan Dimana ?
118
118. Rumah Reyhan
119
119. Ketemu Aldi
120
120. Menolak Mati
121
121. Emosi Reyhan
122
122. Bantuan
123
123. Melawan
124
124. Siuman
125
125. Butuh Kautsar
126
126. Tendangan Kautsar
127
127. Kisah Aldi
128
128. Jasad Siapa ?
129
129. Melihat Kakek
130
130. Terror Aldi
131
131. Masih Terror Aldi
132
132. Berita Bohong ?
133
133. Alasan Jon
134
134. Tugas Untuk Aruna
135
135. Bahagia dalam Duka
136
136. Hantu Moa
137
137. Jin Kiriman
138
138. Takdir Aruna
139
139. Permintaan Aruna
140
140. Istirahat
141
141. Ada Apa Dengan Kenzo
142
142. Penyakit Kenzo
143
143. Romansa
144
144. Orang Dekat
145
145. Masa Lalu
146
146. Pertemuan
147
147. Terkejut
148
148. Ambisi Edi
149
149. Kembar Tiga
150
150. Ruang Kerja Edi
151
151. Over Baik
152
152. Sakit...
153
153. Tekad Genk Comot
154
154. Pasukan Bantuan ?
155
155. Pergi Jauh
156
156. Hancur Lebur
157
157. Supir Edi
158
158. Gerombolan Lintah
159
159. Lepas
160
160. Hilang
161
161. Reaksi Si Kembar
162
162. Ribuan Lintah
163
163. Ingatan
164
164. Puri Kecewa
165
165. Ngasih Kode
166
166. Magang
167
167. Pembagian Tugas
168
168. Ada Apa ?
169
169. Rahasia Lian
170
170. Siapa Tatang ?
171
171. Tentang Lian
172
172. Ingin Lebih
173
173. Bertukar Tempat
174
174. Tak Menyadari
175
175. Ga Waras ?
176
176. Ngisi Energi
177
177. Mencari Raga
178
178. Memaafkan
179
179. Kemana Pun
180
180. Wafat
181
181. Jadi Sekretaris ?
182
182. Orang Baru
183
183. Salam Perkenalan
184
184. Mencari Mangsa
185
185. Alasan ?
186
186. Pura Pura
187
187. Waspada
188
188. Secret
189
189. Temuan
190
190. Ruh Bayi
191
191. Hancurkan Saja
192
192. Biadab
193
193. Perasaan Dito
194
194. Tindakan Aruna
195
195. Tekad Neng
196
196. Ada Polisi
197
197. Kejutan
198
198. Orang Ke Tiga
199
199. Benda Mencurigakan
200
200. Pucat ?
201
201. MC Cantik Itu
202
202. Terpaksa
203
203. Korban Kuyang
204
204. Mendebat Bianca
205
205. Ayo Berdamai !
206
206. Kuyang Itu Ternyata...
207
207. Kabar Yang Tertunda
208
208. Narko
209
209. Kutukan
210
210. Ingatan Hasby
211
211. Kepastian
212
212. Wanita Berjarik Batik
213
213. Sekarat
214
214. Tentang Mia
215
215. Dua Tugas
216
216. Ngidam Martabak
217
217. Kedatangan Erlan
218
218. Mimpi Atau Nyata ?
219
219. Tamu
220
220. Over Dosis ?
221
221. Pertarungan Manusia Serigala
222
222. Bukan Aku !
223
223. Ditipu Hantu ?
224
224. Kesepakatan
225
225. Adelia
226
226. Meeting
227
227. Pidato Singkat
228
228. Kena Lo !
229
229. Menyelesaikan Masalah
230
230. Hampir
231
231. Di Taman
232
232. Penjelasan
233
233. Ria = Umpan
234
234. Jurus Pamungkas
235
235. Ada Bapak...
236
236. Kontrakan Ria
237
237. Setuju Pindah
238
238. Kecurigaan Angga
239
239. Dugaan Kenzo
240
240. Tetangga Senior
241
241. Dalam Mimpi Aruna
242
242. Kekhawatiran Kautsar
243
243. Nama Luluk
244
244. Was Was
245
245. Terharu
246
246. Melanggar Pesan
247
247. Pasrah Menunggu
248
248. Menjemput Ria
249
249. Tumbal Yang Tertukar
250
250. Penawaran Bodoh
251
251. Aruna Sakit
252
252. Klan Yang Sama
253
253. Kalimat Bijak
254
254. Rencana Melamar
255
255. Tak Ingin Mengulang
256
256. Suara Laki-Laki
257
257. Siapa Dong ?
258
258. Ria dan Kenzo
259
259. Kautsar Siap
260
260. Harus Istirahat
261
261. Meluruskan
262
262. Tentang Alam
263
263. Waktu
264
264. Ke Rumah Alam
265
265. Tamu Misterius
266
266. Orangtua Alam
267
267. Derita Alam
268
268. Bayangan Siapa ?
269
269. Kenalan
270
270. Dokter Sheina
271
271. Kalut
272
272. Pengawal Ayah
273
273. Kedatangan Mertua
274
274. Rasyid Lagi
275
275. Ga Tau Apa - Apa
276
276. Khayalan Indah
277
277. Tindakan Bodoh
278
278. Membujuk
279
279. Perlu Waktu
280
280. Ga Kenal
281
281. Apaan Sih ?
282
282. Beri Kesempatan
283
283. Harus Bicara
284
284. Urung
285
285. Siapa Mukhlis
286
286. Mencari Informasi
287
287. Arwah Mukhlis
288
288. Pocong Merah
289
289. Jati Diri Sang Pocong
290
290. Sarapan
291
291. Sebelas Dua belas
292
292. Kerasukan
293
293. Cuma Akting
294
294. Tiga Pengakuan
295
295. Sebaiknya
296
296. Dikenalin
297
297. Kekhawatiran Sheina
298
298. Ganti Panggilan
299
299. Anak Hilang
300
300. Coba Belajar
301
301. Gagal Surprise
302
302. Bulu Anjing ?
303
303. Tugas Luar
304
304. Doble Berita
305
305. Kematian Tak Wajar
306
306. Ujian Aruna
307
307. Masjid Ghoib ?
308
308. Baik-Baik Saja
309
309. Ada Yang Lain
310
310. Salah Duga
311
311. Memilih Keluar
312
312. Hampir Aja
313
313. Khaizuran dan Kanaya
314
314. Sisi Bahagia
315
315. Beda Rasa
316
316. Suster Ina
317
317. Tak Percaya
318
318. Luka Raka
319
319. Perpisahan
320
320. Dibuat Lupa
321
321. Jangan Sedih !
322
322. Ungkapan Hati Rasyid
323
323. Berjalan Seperti Seharusnya
324
324. Malam Di Pantai
325
325. Sambutan Untuk Si Kembar
326
326. Tanah Leluhur
327
327. Takdir Aruna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!