Bab 8 Makan malam

"Kak Andre, Tuan muda ngapain tuh di kamar lama banget."

"Ada bininya kali, Non."

"Ha ha ha," Andre dan Aya tertawa serentak sehingga orang yang lalu lalang di lobi hotel serta merta menoleh.

Masalahnya ini sudah menit ke lima puluh mereka menunggu. Ketika di telpon jawabannya suruh tunggu sebentar namun, yang ditunggu belum juga menampakkan diri.

"Kak, kita aja yang berangkat duluan yuk."

"Jangan, Non." Cegah Andre, ia tidak mau gajinya menjadi korban lagi.

"Kak Andre takut banget sama kakakku."

"Ya iya lah, Non Aya. Namanya juga Bos."

"Sahabat juga 'kan?"

"Sahabat paling mengerikan, Non."

"Kau mengataiku! bonus dari proyek ini ku potong tujuh puluh persen." Tau-tau Arthur sudah berdiri di belakang keduanya.

"Bos?" mulut Andre menganga.

"Kak, jangan gitu dong, main potong segala." Protes Aya yang menjadi prihatin dengan asisten kakaknya.

"Kamu juga. Jajan mu berkurang lima puluh persen."

"Terserah!"

"Yuk, Kak Andre kita berdua aja yang pergi." Aya menarik Andre keluar hotel.

Yang ditarik pasrah saja, daripada ditinggal yang ada kena semprot dari Bos-nya.

"Hei, tunggu." Arthur baru sadar jika ia benar-benar ditinggal sendiri.

Arthur berjalan lebar mengikuti mereka tanpa menoleh kiri-kanan.

"Arthur!" seseorang memanggilnya.

Seorang wanita cantik dengan tubuh bak model. Rambutnya sepunggung tergerai indah.

Arthur mengernyitkan keningnya, ia sudah menyamar sedemikian rupa tapi kenapa wanita itu bisa mengenalinya.

"Celine?"

Wanita itu berjalan dengan anggunnya menghampiri Arthur yang berdiri kebingungan.

"Hai, aku baru saja datang." Wanita cantik itu berkata lembut.

"Ya, lalu?" Arthur ingin segera pergi dari hadapan wanita itu.

"Aku udah check in hotel, aku nginap disini juga." Ujarnya dengan senyuman manis.

Arthur mencoba berpikir siapa kira-kira yang memberi tahu Celine jika ia di hotel ini.

"Arthur?"

"Ah, ya. Kalau begitu aku pergi dulu. Aku buru-buru."

Arthur tidak ingin berlama-lama lagi disana. Panggilan Celine tidak digubrisnya. Untung saja Aya dan Andre masih menunggunya.

"Arthur?" Celine berdesis.

"Aku tidak ingin hal bodoh itu terulang lagi. Aku akan kembali padamu, tentu saja." Gumam Celine seorang diri.

Dia beranjak menuju asistennya seorang wanita sedang duduk di ruang tunggu. Keduanya segera menuju lift menuju kamar.

"Aku lelah banget." Celine menghempaskan tubuh indahnya di ranjang hotel yang empuk.

Kedua kelopak mata indahnya hampir terpejam kala ia mengingat sesuatu. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Tangannya yang lentik menari indah di atas layar.

Satu notif terdengar, balasan pesan yang ia terima.

"Tante, kau emang baik banget." Celine tersenyum setelah membaca sebuah pesan.

Ponselnya diletakkan kembali ke meja kecil samping tempat tidur. Masih mengenakan pakaian lengkapnya, akhirnya Celine terlelap.

Andre sesekali menimpali obrolan kedua kakak adik tersebut sambil mengemudi. Lebih tepatnya perdebatan kecil antar mereka.

"Jadi nenek sihir itu tau kita disini bukan dari Kakak 'kan?" Aya mencondongkan tubuhnya ke sandaran kursi Arthur yang duduk sebelah Andre.

"Ck, berapa kali aku katakan. Bukan!" Arthur jengah dengan Aya yang terus menerus mencurigainya.

"Tapi dari siapa juga?' Aya berusaha berpikir.

"Jangan dipikirkan Non Aya. Yang penting kita nggak 'kan ketemu dia kok." Andre melirik Arthur sekilas.

"Kamu pikir aku senang ketemu sama dia, hah?" Arthur tahu jika Andre menyindirnya.

Andre tidak menjawab malah cekikikan melihat Arthur uring-uringan.

"Kita kemana dulu, Non?" Andre melirik Aya.

"Ke pasar dekat situ aja. Aku mau beli ikan lagi."

"Kenapa harus ikan lagi?" tanya Arthur.

"Kakak nggak suka, jangan ikut makan." Jawab Aya ketus.

"Yang lain aja."

"Pergi dengan Mak lampir aja sono."

Andre ingin tertawa lepas tapi ditahannya.

Tiba-tiba ponsel Arthur berdering.

"Ck, siapa lagi yang nelpon?!" Arthur berdecak kesal. Soalnya tidak tertera nama di panggilan.

"Diangkat aja dulu, siapa tahu penting." Ujar Andre.

"Tidak penting juga, kalau soal pekerjaan pasti kau yang dihubungi."

Dret, ponselnya kembali bergetar bertanda sebuah panggilan masuk.

"Angkat dulu Kak!"

Arthur menyentuh tanda hijau di layar. Ia tidak langsung bersuara.

Suara lembut di seberang sana menyambutnya. Mata Arthur terpejam sejenak, giginya gemeretuk. Suara yang tidak ingin didengar olehnya sama sekali.

"Ada apa?" suara Arthur terdengar juga.

"Ok, aku langsung aja. Nanti malam Om aku ngundang makan malam di rumahnya."

Arthur masih mendengar.

"Jadi aku mau mengajak kamu."

"Aku ada janji."

Arthur segera mematikan sambungan teleponnya. Mulutnya terdengar mengumpat.

"Sudah kuduga pasti nenek lampir itu yang menelpon."

"Dia bilang apa?" Aya tetap ingin tahu.

"Ajak makan malam?"

"Apa?" Aya maju lagi ke dekat kakaknya.

"Eh, tapi darimana tau nomor ponselnya?"

Andre masih menyimak keduanya.

Deringan ponsel kembali berdering. Dari ponsel Arthur lagi, ia sampai berdecak sebal.

"Siapa lagi! Mama?" Arthur baru sadar jika telepon selanjutnya dari mamanya.

"Hallo, Ma?"

"Sayang, kamu dimana sekarang?"

"Di jalan, ada Aya sama Andre juga."

"Oh... ini Mama mau ngasih tahu. Nanti malam ada undangan makan malam di rumahnya Om Eko sahabat papa mu dulu. Masih ingat 'kan?"

Arthur diam, ia sudah tahu arah pembicaraan mamanya.

"Kebetulan Ada Celine juga disitu. Pergilah barengan dia ya."

"Aku nggak bisa, Ma." Arthur dengan cepat menyahut.

"Jangan gitu dong Sayang, nggak enak loh."

"Kenapa nggak Mama aja yang pergi."

"'Kan kamu sedang di Tangerang. Masa Mama harus kesana. Mau ya Sayang?!"

"Kesayangan Mama, harus nurut dong!" Aya berteriak dari belakang.

Arthur mendelik tajam, Aya mengerucut bibirnya.

"Aya?" mamanya memanggil dari sana.

Aya acuh saja panggilan mamanya.

"Ma, aku ada acara sendiri entar malam. Aku sibuk."

"Hanya sebentar aja ya. Nggak ikut makan juga nggak apa-apa. Yang penting kita hormati mete aja."

Arthur menarik nafasnya yang berat. Sebenarnya ingin sekali ia membantah lagi mamanya. Tapi karena rasa sayang dan hormatnya terpaksa ia terima.

"Baiklah, tapi aku nggak akan lama."

"Makasih ya Sayang Mama. Hati-hati disana. Jaga adikmu baik-baik. Bey?"

Mamanya mengakhiri telepon, Arthur kembali mengumpat.

"Pasti akal-akalan dia aja."

"Betul banget, nenek lampir tu licik."

"Jadi kamu pergi?" Andre ingin memastikan.

"Ha, aku terpaksa."

"Hore, Kak Andre kita bisa berlama-lama di rumah sahabatku. Yes!" Aya bersorak gembira.

"Tidak bisa, nggak boleh lama-lama." Ujar Arthur.

"Iri aja sih. Suka-suka kita Kak Andre."

"He he he iya Non." Andre merasa aura tubuh di sebelahnya semakin menggelap.

"Oya, aku telpon sahabatku dulu."

Aya sengaja membesarkan volume suara ponselnya.

"Berisik!" Arthur yang pikirannya sedang kalut menjadi cepat emosi.

Bukan Aya namanya jika ia takut gertakan sang Kakak.

Suara lembut dari seberang sana terdengar. Arthur yang matanya terpejam karena kesal dengan adiknya mendadak terbuka. Tubuhnya reflek berbalik. Ia tidak berkedip melihat adiknya sedang bicara di ponselnya.

"Berhenti dulu!" Arthur memerintah Andre menghentikan mobilnya.

Andre yang terkejut segera menepi. Untung jalan sedikit lengang.

"Nisa, entar malam aku dengan kakakku makan malam dirumah Bi Siti lagi ya."

"Yang benar? boleh dong. Pasti bibi senang sekali." Suara Mayra tetap terdengar lembut.

Sehingga membuat Andre tersenyum sendiri. Arthur masih fokus pada suara perempuan yang menjadi lawan bicara Aya di telpon.

"Ya sudah, aku belanja dulu yang perlu dimasak."

"Jangan deh. Disini masih cukup kok buat nanti malam.

"Ya udah, kalau gitu. Sampai ketemu nanti ya."

Aya mengakhiri panggilannya.

"Kelihatannya mereka baik banget ya Non Aya."

"Tentu dong Kak. Makanya aku langsung cocok."

Arthur merasa tidak percaya dengan suara yang baru saja di dengarnya. Suara dalam mimpinya, ia menjadi sangat penasaran. Ia bertambah bingung, ia harus bisa memilih dengan siapa harus makan malam.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!