Bagaikan tamparan keras, kedua pipi Deandra merona merah. Rasa malu atas kebodohannya terhanyut rayuan dan permainan Verrel, pria yang sudah merenggut sesuatu yang berharga darinya. Mata beningnya bergerak gelisah, berusaha memikirkan cara untuk keluar dari situasi yang memalukan itu.
Tak sengaja matanya menatap kebagian bawah membuat Verrel tersenyum mesum “Hmmm….kau penasaran ya mengintip benda yang sudah memberimu kenikmatan?” ucapnya tanpa malu.
Jantung Deandra berdetak kencang dengan deru napas cepat mengingat kejadian yang menimpanya tadi, dia sudah kehilangan kesuciannya. Verrel telah merenggutnya. Sikap diam Deandra malah disalah artikan oleh Verrel. Dia pikir Deandra benar-benar menikmati cumbuannya. Kembali dia berulah dengan cepat bergerak diatas tubuh gadis itu.
“Tuan--”
“Ssssstttt…….diamlah.” membungkam mulut gadis itu dengan bibirnya. “Jangan membangkang. Turuti saja semua perintahku, sayang…..berhenti mengumpat.”
Apa? Tidak salah dengar? Verrel memanggil ‘sayang’ pada Deandra? Mana pernah dia mengucapkan itu pada wanita manapun. Ada yang salah kali ini. Seakan tidak percaya apa yang didengarnya, Deandra menatap wajah Verrel.
"Sayang?" ucap Deandra bertanya heran.
"Kenapa, sayang? Kau tak suka kupanggil dengan sayang?" kata Verrel mengedipkan sebelah matanya menggoda Deandra.
Sialan! Deandra membeku tak berdaya, mata tajam itu seakan membius tubuhnya. Terpesona oleh keindahan mata hitam milik pria yang dibencinya. Cepat-cepat menggoyang kepalanya untuk menyadarkan diri.
Ia ingin menjerit dan menangis melepaskan diri dari pria sadis yang dibencinya itu, namun tubuh Deandra terlalu lemah tak berdaya. Malah pria itu kini menginginkan lebih dari Deandra.
Tiba-tiba Verrel mengeratkan pelukannya. “Argggg…...lepaskan!” Deandra menjerit yang disambut tawa pria itu “Ha….ha…..ha…..ha…..ha ini hukumanmu akibat membangkang.”
Deandra menangis, menahan rasa perih di bagian tubuhnya. Mengutuki diri dan keadaan yang seakan mempermainkannya. ‘Ya, Tuhan. Kenapa aku bisa terjebak dalam permainan laki-laki ini? Aku ingin pergi dari sini!
“Diamlah! Kalau tidak akan kau rasakan hukuman dariku!” perintah Verrel menatap tajam Deandra seolah ingin mencabik-cabiknya. Satu tangannya mengusap pipi gadis itu “Jangan menangis! Kau membuatku semakin marah!” bentaknya lagi.
“Ti….tidak. Aku tidak mau.” tolak Deandra. Dia benar-benar tak berdaya lagi. Ia tak ingin hanyut dalam permainan Verrel. Meskipun ia terus berusaha untuk menolak namun reaksi tubuhnya malah berbeda. “Tidurlah! Pasti kau lelah.” katanya memeluk erat tubuh gadis itu. "Apa kau merasa sakit, sayang?" tanya Verrel dengan nada suara rendah.
Deandra hanya diam dan berusaha melepaskan diri dari pria itu, menggeser tangannya namun justru Verrel semakin mengeratkan pelukannya. “Aku mau lihat sampai kapan kau membangkang.” ujarnya sambil memejamkan matanya. Sepanjang malam, pria itu mencumbu deandra berulang kali untuk meluapkan semua kemarahan yang membuat hasratnya memuncak. Gadis itu sudah menjadi candu baginya yang meluluh lantakkan emosi dan pikirannya.
...****...
Tubuh Deandra lemas, tak bertenaga lagi. Verrel mengangkat tubuhnya ke kamar mandi. Masuk ke dalam bathtub yang berisi air hangat. Tubuh Deandra berada diatas tubuhnya, dia enggan melepas tubuh gadis itu. Merasa tak puas mencumbu Deandra sejak semalam, dia merasakan sensasi yang berbeda bersama gadis itu. Gila…..dia benar-benar gila berada didekat gadis itu. Ia kembali memandang Deandra yang sudah tak bergerak…..letih kehabisan tenaga. Menggosok pelan punggung gadis itu sembari memijatnya.
Dia membiarkan tubuh Deandra terbaring di bathtub, Verrel berjalan kearah shower dan mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Meninggalkan tubuh Deandra didalam bathtub. Kulit putih mulus milik Deandra penuh bercak kemerahan, belum lagi tanda merak melingkar dilehernya bekas cengkeraman tangan Verrel, jadi bukti pria itu buas dan berbahaya.
“Mandilah, sayang. Aku mau ke kantor. Aku akan menyuruh seseorang mengantar makanan untukmu! Kau tak perlu ke kantor, kau istirahat saja!” ucap Verrel keluar dengan handuk melilit dipinggang. Astaga naga…..dia sungguh tak berperasaan. Apa hatinya terbuat dari batu karang yang teguh? Dia pergi ke kantor? Ini kesempatanku untuk lari dari sini, saat dia pergi aku akan lari, gumam gadis itu dalam hati.
Deandra menangis, meratapi nasib. Airmata tak henti-henti mengalir deras membasahi wajah cantiknya. Sakit luar biasa dirasakannya ditubuhnya dan hatinya. Belum lagi bagian intimnya yang amat perih. Ia mencoba mengumpulkan sisa tenaga untuk berdiri. Menahan kaki yang bergetar.
Rasa yang dialaminya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Meraih gagang shower untuk membasuh tubuhnya, menggosok seluruh tubuhnya dengan keras agar tak ada aroma Verrel tersisa hingga kulitnya memerah, mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya.
Ia berusaha menahan rasa sakit saat air hangat mengguyur tubuhnya. ‘Tidak. Aku tidak boleh lemah meskipun semuanya hancur’ Tiba-tiba dia teringat pada sahabatnya Rosa yang pasti sedang mencemaskannya. ‘Apakah aku harus menceritakan semua pada Rosa? Pikirannya kacau memikirkan apa yang akan terjadi dengan masa depannya.
Bagaimana masa depanku? Apakah Rico akan menerimaku? Apakah ada lelaki yang akan bersedia menikahiku? Aku kotor…..sangat kotor. Deandra semakin terpuruk memikirkan kenyataan yang harus dihadapi. Hidupnya seketika hancur dan sangat menyakitkan. Dengan dada bergetar, ia berjalan keluar dari kamar mandi.
Berjalan kearah ranjang, melihat ada paper bag diatas ranjang dan ia membukanya. Deandra terkejut melihat sehelai kaos lengan panjang dan celana jeans, sepasang pakaian dalam. Darimana pria itu tau ukuranku? Tenggorokannya terasa pahit ‘Semalaman pria itu bersamaku, pasti dia sudah tau ukuranmu’.
Ia lantas mengenakan pakaiannya dan menyisir rambut. Ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu sebelum pria itu kembali, bisa-bisa akan terjebak lagi pikir Deandra. Membuka pintu kamar secara prlan-pelan untuk melihat jika ada orang lain disana.
Saat dia tidak melihat siapapun, dengan langkah perlahan akibat menahan rasa sakit ia keluar dari kamar itu dan menutup pintu. Berjalan keluar dari lift setelah sampai di lobi hotel, dia berusaha sebisa mungkin berjalan normal meskipun tubuhnya terasa perih dan sakit.
‘Kuat deandra….kamu harus bertahan’ ia mencoba menguatkan dirinya. Apapun yang terjadi kamu harus kuat dan jangan menyerah’ berkata-kata pada dirinya sendiri untuk menguatkannya. Entahlah, dia pun tak tahu apa itu dapat membantu.
...*...
Di gedung perkantoran Ceyhan Corp. Derap langkah terdengar pasti dan mengintimidasi. Seorang pria dengan tatapan setajam elang siap mencabik-cabik mangsa membuat orang-orang yang melihatnya seketika menunduk memberikan penghormatan. “Frans! Apa semua sudah beres?”
“Sudah, Tuan.” jawab sang asisten.
Pria bertubuh tinggi kekar berstelan jas formal itu terus melangkah menuju lift, naik ke lantai atas tepatnya ruangan CEO. Tuan Verrel begitu biasa dia dipanggil. Seorang yang tegas, kejam dan tak pernah memberi kesempatan kedua, ia seorang yang menakutkan bagi para pesaing bisnis. Tak ada yang bisa menyaingi ketenarannya. Banyak pengusaha yang berusaha keras untuk berinvestasi dan menjalin kerjasama dengan perusahaannya.
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Widhiana 1974
lolos mulut singa masuk mulut buaya hati2 deandra
2022-11-16
2
Meili Mekel
deandra lolos
2022-08-02
1
Sri Rahayu
mau kemana Deandra....awas jgn sampe ditangkap paman mu dan dijual sama laki2 tua
2022-07-10
1