Suatu siang dikediaman Surya, didepan rumah terlihat empat orang pria berpakaian hitam, berbadan besar berdiri didepan pintu. Menggedor pintu depan dengan kencang. “Surya, buka pintu! Bayar hutangmu.” ucap salah seorang pria. “Surya! Kami tahu kau ada didalam! Cepat keluar!” Gedoran dipintu makin keras, keempat preman itu berusaha mendobrak pintu.
Terlihat surya dan istrinya diah berada didalam kamar, bersembunyi ketakutan. “Gimana ini mas. Mereka datang lagi. Kalau kita tidak keluar bisa-bisa mereka memaksa masuk.”
“Tapi aku belum ada uang untuk membayar hutang,” sahut pria berusia 46 tahun itu.
Saat bisnis Surya mengalami guncangan, dia meminjam sejumlah uang dari rentenir, belum lagi hutang-hutang perusahaan yang jumlahnya banyak. Itulah alasan mau bekerjasama dengan Mami Tika, alih-alih uang bisa bayar hutang dari menjual gadis.“
Perlahan kedua suami istri itu keluar dari kamar. Surya membuka pintu, keempat pria bertampang seram itu mendobrak masuk dan mencengrkam kerah baju Surya. “Bayar hutangmu! Atau tubuh kalian jadi santapan harimau!”
Surya dan Diah bergidik ngeri membayangkan kalau tubuh mereka benar-benar jadi santapan harimau. “Maaf tuan-tuan. Saya belum ada uang sekarang.”
“Kalau begitu serahkan jaminan untuk bos kami.”kata salah satu pria paling menenyeramkan. “Sa...saya tidak punya apa-apa lagi. Sertifikat rumah ini juga sudah kalian ambil.” kata Surya enteng sambil cengegesan sok cool.
Si pria seram yang ternyata adalah bos preman, mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. “Halo, gimana Jack. Apa Surya membayar hutangnya?” terdengar suara pria dari seberang.
“Belum, Tuan. Surya bilang tidak punya uang. Apa perlu kami lenyapkan saja mereka, tuan?”
“Berikan telponnya pada Surya!” nada dingin penuh amarah pria disambungan telepon itu, merasa dipermainkan Surya yang selalu menarik ulur membayar hutangnya.
“Ini, bos mau bicara sama kamu!” bentak Jack sambil menyerahkan ponsel pada Surya.
“Surya!”
“Pokoknya kau harus berikan jaminan hutangmu padaku!” kata pria itu.
“Saya sudah tidak punya apa-apa untuk jadi jaminan, tuan. Kecuali….” Surya mencoba keberuntungannya dengan menawarkan sesuatu yang dia tahu takkan ditolak.
“Ha...ha...ha….berani kau mau mengelabuiku Surya!” amarahnya semakin memuncak.
“Maaf, tuan. Saya ingin menawarkan sesuatu yang berharga buat tuan. Mungkin bisa membayar sebagian hutang saya.”
“Memangnya barang berharga apa yang kau punya?” tanya pria itu, setaunya semua harta milik Surya sudah dia ambil sebagai pembayar hutang. Tapi masih banyak lagi sisa hutang Surya pada pria itu.
“Begini, tuan. Saya punya anak gadis masih perawan, tuan. Anaknya cantik dan mulus. Pasti tuan suka.”kata Surya menawarkan solusi.
“Dengar baik-baik! Anak perawan harganya tak seberapa dibanding hutangmu, keparat!”
Sejak kapan Surya punya anak perempuan, pikir pria itu. Setahunya Surya pernah punya seorang anak laki-laki yang kini entah dimana rimbanya. Apa si brengsek itu mau mempermainkan aku? Tapi jika dia punya anak perempuan, harganya juga tak seberapa untuk membayar hutangnya.
“Aku tidak mau tahu! Aku beri kau waktu dua minggu untuk melunasi hutangmu!”
“Dan aku tidak tertarik dengan tawaranmu. Aku bisa dapatkan gadis manapun!” lanjutnya sambil memutuskan sambungan telepon.
Keempat preman yang sudah jengah melihat Surya, tiba-tiba menyerang dan memukulinya sampai babak belur, sementara Diah menangis histeris tak berdaya melihat suaminya dihajar habis-habisan. “Cukup! Cukup! Tolong lepaskan suamiku. Kami pasti akan membayar hutang.” Diah pura-pura memohon dengan airmata buaya.
Setelah puas menghajar Surya, keempat preman itu pergi meninggalkan kediaman Surya. Diah menutup pintu depan, takut para tetangga tahu. Diah mengobati luka lebam di wajah Surya, sudahlah muka pas-pasan kena tonjok, wajah Surya pun berubah seperti spongebob. “Gimana ini mas. Dimana kita cari uang buat bayar sisa hutang?”
“Kamu pikir donk!” bentak Surya marah.
“Mas, bagaimana dengan sertifikat rumah yang ditempati Deandra?”
“Kamu lupa ya kalau sertifikat rumah itu sudah ditangan tuan muda. Bukannya kamu yang mengambilnya dari rumah itu dulu?”
“Oh iya...iya. Mas, coba kamu rayu Tuan Besar lagi. Tawarkan gadis-gadis padanya. Lumayan bisa ,mencicil hutang” kata Diah yang sudah kehilangan akal. “Kalau cuma mau yari gadis perawan gampang, kita tinggal pergi ke pelosok desa.”
“Betul juga. Nanti aku coba merayunya supaya mau menerima tawaran kita.” jawab Surya.
...******...
Diruang kerjanya, Verrel sedang berbicara dengan Arion ditelepon. Kontrak kerjasama dengan para investor sudah ditanda tangani. Hasilnya diluar ekspektasi Verrel. “Arion, berikan bonus pada gadis itu. Presentasinya berhasil.” kata Verrel pada sepupunya. “Tapi pastikan, lain kali dia tidak mengulangi kesalahannya! Semua harus seijinku.” Meskipun Verrel terkenal tegas, kejam dan sadis namun urusan pekerjaan dia selalu memberikan apresiasi pada karyawan yang berprestasi. Apalgi jika kerja keras para karyawannya memberi keuntungan pada perusahaan.
“Baiklah. Nanti akan kuberikan bonus padanya.” tak lama setelah selesai bicara dengan Verrel. Arion menulis cek untuk diberikan pada Deandra sebagai bonus.
“Deandra, tolong datang keruanganku sekarang.” melalui saluran interkom. “Baik, pak.”
Lima menit kemudian terdengar ketukan dipintu, setelah dipersilahkan masuk, Deandra masuk keruangan.
Duduk tepat disofa, berseberangan dengan Arion. “Ada apa ya pak?” gadis itu merasa heran dan cemas tiba-tiba dipanggil atasannya. “Begini. Sesuai dengan peraturan perusahaan bagi karyawan yang berprestasi berhak mendapatkan bonus.” Arion menjelaskan, senyum tipis disudut bibir ada rasa puas dihatinya atas keberhasilan Deandra. Arion memang tak pernah salah menilai orang.
“Maaf, pak.Maksudnya?”
“Kamu berhasil Deandra. Perusahaan mendapat investor dengan nilai investasi tinggi diatas perkiraan.” sambil menyodorkan secarik cek kepada Deandra. “Terimalah. Ini bentuk apresiasi dari perusahaan pada kerja kerasmu.”
Mata gadis itu terbelalak melihat nominal yang tertulis diatas kerta, untuk pertama kalinya dia pegang cek dengan jumlah sebesar itu. Tak sadar butir airmata bahagia jatuh di pipinya. Tangan kirinya menyapu wajah mengusap airmata. “Terimakasih, pak.” ucapnya lirih.
Arion tersenyum “Kamu layak mendapatkannya. Berterimakasih pada Tuan Verrel, karena dia yang minta saya memberi cek itu padamu.” Wajah terkejut Deandra tak menyangka si manusia galak ternyata perhatian juga. Apa wajahnya saja yang galak dan menakutkan? Mungkin benar kata Pak Arion, aku layak mendapatkan ini.
“Saya akan berterimakasih langsung pada Tuan Verrel,”
“Tak perlu, biar nanti saya sampaikan. Bisa-bisa kamu dibentak dan dimarahi lagi seperti tempo hari,” kata Arion tersenyum lebar mengingat kejadian lalu.
“Oh iya juga ya pak….hehehe”
“Kalau begitu sekali lagi, terimakasih pak. Saya ijin undur diri.”
Deandra keluar dari ruangan pimpinan dengan hati gembira. ‘Yes...yes...yes’ Aku bisa kembalikan uang Rosa yang kupinjam tempo hari’ katanya dalam hati. Dia berjanji akan bekerja dengan baik dan tak mengecewakan. Ini hidupnya, dia akan lakukan yang terbaik. Paman dan bibinya yang sering menekannya tidak akan jadi masalah lagi baginya. Punya pekerjaan bagus dengan gaji lumayan, dia berharap bisa menebus rumah yang ditempatinya sekarang yang digadaikan oleh pamannya.
...*****...
Sore hari, tiba dirumah, Rosa sahabatnya sudah menunggu di teras. “Hai...sayangku….cintaku…...kangen banget tau,” kedua gadis itu berpelukan karena sudah lama tidak bertemu. Sibuk dengan pekerjaan, apalagi kabarnya ibu Rosa sakit sehingga dia harus menjaga ibunya sehabis kerja.
“Yuk, masuk. Aku ada beli makanan nih,’ Deandra menunjukkan kantongan berisi makanan. Mereka memang janji untuk ketemu hari ini sehabis kerja. Setelah mandi dan berpakaian, Rosa sudah menaruh makanan diatas piring. Keduanya duduk santai sambil menikmati Nasi Urap, Ayam bakar, bakwan sayur dan sambal kesukaan mereka.
Selesai makan dan mencuci perlengkapan makan, kedua gadis itu duduk diruang tamu. Deandra mengeluarkan sejumlah uang, memberikan pada Rosa “Ros, ini aku kembalikan uangmu yang kupinjam tempo hari,” mata Rosa membelalak kaget. Jam makan siang tadi Deandra sempat mencairkan cek uang bonusnya, dia tau ibunya Rosa sedang sakit pasti butuh biaya. “Dapat uang darimana? Loe kan baru mulai kerja? Atau jangan-jangan loe dapat sugar daddy ya?” candanya mencubit lengan Deandra.
“Apaan sugar daddy, sugar deadly kali,” mencerucutkan bibirnya. “Ini uang bonus aku. Karena aku berhasil menggaet investor buat kerjasama di kantorku.”
“Wah! Loe memang the best deh dari dulu.” sambil memeluk sahabatnya “Makasih ya Deandra. Gue emang lagi butuh banget uang untuk berobat ibu.”
“Sampaikan salamku buat ibu ya?” hubungan Deandra dan ibunya Rosa sangat dekat.
Lagi asyik ngobrol, terlihat sepasang manusia dengan muka masam masuk kedalam rumah “Paman...bibi? Terkejut melihat kehadiran Surya dan Diah yang tiba-tiba. Keduanya langsung duduk menatap tajam Deandra. Rosa yang duduk disebelah pun bigung. ‘Bakalan ada drama baru nih’ pikirnya.
“Kemana saja kamu? Tadi siang kami datang tapi kamu tidak ada!” tanya Surya.
“Iya paman, bibi sekarang aku sudah kerja. Makanya kalau siang gak ada dirumah.’
“Bagus. Berarti kamu punya uang dong! Sini uang buat bayar hutang!” bentak Diah.
“Maaf, tapi aku belum gajian. Lagian aku sudah gak punya hutang sama paman dan bibi,”
“Kau pikir mengurusmu selama bertahun-tahun gratis? Lagian rumah ini sudah jadi jaminan hutang. Jadi kau tanggung jawab bayar hutang,” ujar Surya dengan mata tajam memerah.
“Selama ini paman dan bibi yang menghabiskan semua peninggalan orangtuaku. Bisnis keluarga bangkrut karena paman tidak becus! Rumah ini juga tergadai gara-gara ulah kalian!” bentak Deandra terengah-engah karena marah. Semua peninggalan orangtuanya sudah ludes dimeja judi ulah si paman, malah minta tanggung jawab gadis itu buat bayar hutang.
Plak!
Tamparan keras dipipi Deandra membuatnya dan Rosa terkejut. “Berani kau sekarang ya! Kami akan datang lagi. Uang harus sudah ada, kalau tidak aku akan bilang pada rentenir itu supaya mengusirmu dari rumah ini! Kau akan tidur dibawah jembatan!”
“Cukup! Paman dan bibi lebih baik pergi dari sini,” ujar Rosa dengan marah.
“Cuihh, siapa kau berani mengusirku!”
Keduanya pun pergi meninggalkan rumah Deandra. Gadis itu menangis sembari memegangi pipinya yang perih. “Sabar ya. Moga semuanya baik-baik saja. Kalau loe mau tinggal dirumahku saja sementara.”
“Terimakasih Rosa, tapi ini rumah peninggalan orangtuaku. Aku akan cari cara untuk menebusnya.”
“Baiklah. Jika itu mau loe, deandra. Kasi tahu gue kalau ada yang bisa gue bantu.” ucapnya sambil menenangkan gadis itu. ‘Sungguh malang nasibmu, kedua orangtua meninggal akibat kecelakaan saat usia masih belia, tidak merasakan kasih sayang.’
“Deandra, gue pamit ya. Sudah malam, ibu sendiri dirumah.”
“Iya, Rose. Makasih ya sudah menemaniku. Sampaikan salamku pada ibu.”
Deandra mengunci pintu depan sesaat setelah Rose pergi. Memadamkan lampu diruang depan, melangkah masuk kekamar dan membaringkan diri. ‘Ya, Tuhan. Kuatkan hamba menghadapi semua ini.’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Bzaa
duhhhh... om dan tante lucnut....
semangat dean
2023-11-04
1
Meili Mekel
💪💪💪💪💪
2022-08-02
1
Putry Indry
ngeselin banget c tuh paman ma bibi nya Dean. Dean semangat terus y
2022-07-24
1