“Halo, Dea. Loe lagi dimana?” tanya Rosa.
“Gue lagi di acara pameran. Eh, coba loe tebak tadi gue ketemu siapa?” Deandra terlihat senang.
“Tuan Verrel? Paman loe? Atau si tua bangka itu? Atau sugar daddy” canda Rosa terkekeh. "Mana gue tahu loe ketemu siapa."
“Bukan. Ngaco loe. Gue ketemu Rico!”
“Apa? Rico? Koq bisa ketemu? Emang dia sudah balik dari luar negri ya?”.
“Iya, Rico. Tadi tidak sengaja ketemu, katanya dia baru balik kemarin.”jawb Deandra.
“Terus—terus---gimana ceritanya?” Rosa bertanya dengan penasaran.
“Ya, gitu deh. Dia ngajakin gue buat ketemuan nanti sore setelah kerja.”
“Ehmm….gitu ya. Eh loe sebaiknya jaga diri baik-baik ya,” ada kekhawatiran dinada suara Rosa.
“Kenapa Ros? Koq sepertinya loe tidak suka gitu?”
“Bukan apa-apa, Dea. Takut nanti ada salah paham, loe paham kan maksud gue?” kata Rosa dengan suara lirih. Entah mengapa perasaannya tidak enak, sejak pertama kali bertemu Rico, dia tidak begitu menyukai pria itu.
“Iya juga sih. Ya udah nanti kita sambung lagi ya? Aku balik kerja dulu.” kata Deandra mengakhiri pembicaraan. Dia pun kembali ke acara pameran.
Tepat jam empat sore, Deandra melangkah keluar dari gedung pameran. Rico mengajak bertemu disebuah restoran, dia sudah mengirimkan lokasinya. Terlihat Deandra sedang menunggu taksi online pesanannya. Sementara ada dua pria yang mengawasinya. Saat taksi pesanannya datang, Deandra pun pergi meninggalkan tempat itu dengan diikuti oleh sebuah mobil warna hitam.
Sekitar tiga puluh lima menit dia sampai di restoran yang berlokasi di salah satu hotel berbintang. Saat masuk kedalam restoran, seorang pelayan mengantarnya keruang VIP yang sudah dipesan oleh Rico.
...**...
Wajah pria itu terlihat marah, tulang rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal menahan emosi yang sudah memuncak. Saat melihat pesan singkat dari pengawalnya, raut wajahnya langsung berubah. Frans yang selalu berada disampingnya heran melihat sang tuan besar, namun ia tak berani bertanya.
‘Jadi begitu kelakuanmu saat aku tidak ada! Berani sekali kau gadis bodoh! Akan kuberikan hukuman yang sangat berat untukmu! Gumamnya marah dalam hati.Argggg! Sial! Teriaknya sambil memukulkan kepalan tangan ke udara.
Sebuah pesan singkat kembali masuk ke ponselnya. Ada kiriman video dari pengawalnya, saat dia membuka pesan itu dan melihat video yang dikirim, bola matanya menatap tajam siap menerkam. Emosinya semakin memuncak. Arggggg! Teriaknya marah.
“Ada apa, Tuan?” tanya Frans heran dan ketakutan melihat kemarahan sang tuan besar.
“Kita pulang sekarang!” bentaknya.
“Tapi besok kita masih ada meeting, Tuan.”
“Suruh Dito dan Azka yang urus, kau siapkan pesawat. Kita pulang!” dengan mata membelalak penuh amarah. Entah apa yang akan terjadi jika dia sudah marah.
‘Kenapa dia menemui laki-laki itu? Apa mereka sudah lama kenal? Ada hubungan apa mereka? Pikiran Verrel dipenuhi beribu pertanyaan. Dia marah, bahkan sangat marah. Entah kenapa gadis itu selalu mengacaukan pikirannya dan membuat emosinya meledak. Ini tidak benar, aku seperti kehilangan kontrol diriku, gumam Verrel dalam hati.
Sialan! Teriaknya yang membuat Frans sangat terkejut. Verrel semakin marah saat melihat foto yang dikirim oleh pengawalnya yang memperlihatkan seorang gadis sedang bersama seorang pria disebuah restoran. Mereka terlihat sangat dekat dan berpengangan tangan. Tangannya meraih ponsel dan menghubungi seseorang.
“Jack. Kau urus wanita itu. Bawa dia ke hotel!” perintah Verrel pada bodyguardnya.
Tak lama berselang, Verrel dan Frans sudah berada didalam pesawat pribadi miliknya. Frans diam tak berani mengucapkan sepatah katapun. Verrel terlihat gelisah ditempat duduknya dan sesekali terdengar mengumpat pelan. ‘Kenapa kau selalu membuatku marah! Kenapa kau tidak pernah menurut, gadis bodoh!
...**...
Deandra dan Rico terlihat berjalan keluar dari restoran menuju tempat parkir, saling berpegangan tangan. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari rumah sakit ke ponsel Rico. “Halo. Dengan Pak Rico?” terdengar suara seorang wanita.
“Iya. Benar. Ada apa ya suster??
“Maaf, Pak. Apa bapak bisa datang sekarang? Ibunya bapak sudah siuman.”
“Baik, suster, Saya kesana sekarang.” jawab Rico.
“Dea, maaf ya. Aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku harus buru-buru ke rumah sakit.”
“Iya, tidak apa-apa koq. Aku bisa naik taksi.” jawab Deandra. Setelah Rico pergi, Deandra hendak berjalan keluar dari tempat parkir menuju jalan utama untuk mencari taksi. Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat disampingnya dan seorang pria turun langsung membekap mulutnya. Deandra yang pingsan karena dibius langsung dibawa masuk kedalam mobil. Terlihat ada tiga orang pria didalam mobil tersebut. Seorang pria duduk dibelakang kemudi dan dua lagi duduk dibelakang. Mobil hitam tersebut melaju meninggalkan tempat tersebut menuju sebuah hotel mewah.
‘Tuan. Kami sudah membawa wanita itu ke hotel’ pesan singkat yang dikirim salah seorang pria itu. Saat mobil sudah tiba disebuah hotel bintang lima, mereka langsung membawa gadis itu ke kamar VVIP dengan memakai lift khusus. Membaringkan tubuh gadis yang sedang pingsan itu diatas tempat tidur. Kedua pria itupun langsung keluar dari kamar.
...*...
“Kau bisa langsung pulang. Aku masih ada urusan” kata Verrel pada sang asisten. Saat tiba di bandara, dia langsung keluar dari pesawat pribadinya dengan tergesa-gesa. Langkahnya seperti setengah berlari. Entah apa yang dikejar pria itu, sikapnya aneh sekali, pikir Frans. Satu setengah jam perjalanan terasa begitu lama bagi pria yang kini sudah berada didalam mobil mewahnya. Dia menyuruh supir yang menjemputnya untuk pulang karena ia ingin mengemudi sendiri. Tangannya memegang erat kemudi, matanya merah membara terbakar emosi.
“Awas kau! Kau akan terima hukumanmu,’ sambil memukulkan tangannya yang terkepal ke kemudi. Dia terlihat sangat menyeramkan dalam keadaan marah seperti ini.
Tiba dihotel, dia langsung memarkirkan mobilnya dan melangkah cepat masuk kedalam lift yang membawanya ke sebuah kamar VVIP dimana seorang gadis sedang terbaring tak sadarkan diri. Dua pengawal berdiri berjaga diluar kamar, saat melihat sang tuan besar melangkah keluar dari lift, mereka langsung membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan.
“Kalian tetap disini berjaga-jaga,” ucapnya.
“Baik, Tuan.” kedua pria berbadan kekar dan berpakaian hitam itu serentak menjawab sambil tetap menundukkan wajah. Salah seorang pria itu membukakan pintu kamar dan mempersilahkan sang tuan besar untuk masuk dan menutup pintu kembali.
Verrel berjalan menuju ranjang dengan tatapan tajam, menatap gadis yang terbaring tak sadarkan diri. Ia tak langsung menghampiri gadis yang berada diatas ranjang itu, Verrel memilih mengambil sebatang rokok dan mengisapnya perlahan. Seraya menikmati pemandangan dari dinding kaca yang membentang, ia berdiri dengan sesekali memejamkan mata menikmati embusan angin malam.
“Euhh.” Lenguhan lirih dari gadis diatas ranjang menarik perhatian Verrel. Ia membuang sisa rokoknya dan menghampiri. Sambil duduk disamping ranjang, Verrel memandangi wajah gadis itu dengan seksama. Seakan meneliti setiap detail dari wajah cantik seorang gadis yang merusak moodnya hari itu. Dia bahkan memutuskan pulang dan meninggalkan semua pekerjaannya, hanya karena seorang wanita!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Widhiana 1974
stress berat bos karenanya
2022-11-16
2
Rierudi Laras
Gila punya bos kayak gitu 😄😄😄 kalu cemburu katakan shja
2022-10-09
1
Yohana Woleka
Hallo gadis manis ikuti saja keinginan bosmu,apalagi you sudah menjadi milik bos Varel.Kawan lama tidak menjamin keselamatanmu.
2022-08-20
2