“Apa? Itu bukan salahku, tapi tuan!” kata Deandra dengan meninggikan suaranya. Sebelum sempat melanjutkan kalimatnya, Verrel sudah menariknya ke pelukannya dan mendaratkan ciuman di kening gadis itu. Untuk kesekian kalinya deandra dibuat bingung dengan ulah sang tuan besar. Menarik lengan deandra keluar meninggalkan apartemen.
Keduanya langsung masuk kedalam mobil sport putih milik Verrel tanpa sepatah katapun. Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, begitu memasuki gedung perkantoran Ceyhan Group, ponselnya berdering ada panggilan masuk dari Surya.
Dasar brengsek, sepagi ini sudah meneleponku gumamnya. Mobil sport putih itu sampai di area parkir. Verrel menahan tangan deandra yang ingin membuka pintu “Tunggu. Pamanmu menelepon,” sambil memasang speaker agar deandra bisa mendengar percakapannya. “Halo!”
“Selamat pagi, Tuan Besar,” sapa Surya terdengar seperti dia sedang senang.
“Kenapa kau menghubungiku pagi-pagi?”
“Maaf, Tuan. Saya sudah menganggu waktu Tuan. Bagaimana Tuan, Apakah merasa puas?”
Deandra yang mendengar suara pamannya merasa sangat marah. Namun tangan kiri Verrel menahan lengan deandra sembari menatapnya sebagai isyarat supaya diam.
“Tidak! Tidak ada yang istimewa.” kata Verrel memancing amarah Surya. Sementara Deandra mulai kesal mendengar ucapan Verrel. ‘Apa? Biasa saja katanya? Dia sudah puas menciumku, membuatku bergairah lantas pergi begitu saja.’ Huh—awas kau! Kata deandra dalam hati.
“Dia sudah tidak perawan!” bentak Verrel seraya melirik kearah deandra, bisa dilihatnya betapa terkejutnya gadis itu, dia ingin protes namun tangan Verrel langsung membekap mulutnya supaya diam.
‘Enak aja bilang tidak perawan! Huh! Napas gadis itu terengah-engah seperti habis berlari puluhan kilometer. Melihat ekspresi wajah deandra membuat Verrel berusaha menahan untuk tidak tersenyum. Dia tahu betapa marahnya gadis itu mendengar kata-katanya. ‘Biar saja. Dia akan buktikan padaku nanti,’ berucap dalam hati.
“Apa? Mana mungkin, Tuan! Saya jamin dia masih perawan,’ ujar Surya protes. Apa benar yang dikatakan oleh tuan besar? Ahhh---sial kalau begini aku tidak mungkin dapat uang banyak. Huh! Kekesalan Surya memuncak.
“Bagaimana kau bisa menjaminnya? Aku sudah menidurinya.” kata Verrel dengan suara tenang. Kau pikir kau siapa Surya? Berani membohongiku! Gumam Verrel sambil tersenyum licik.
Dasar Surya emang begok tolol tidak sadar jika dia sedang dikerjai oleh Tuan Besar. "Jadi, bagaimana tuan?"
"Penawaranmu tidak berarti! Ibarat membeli barang second! Bukan original!" puas mempermainkan Surya, segurat senyum terlihat diwajahnya.
"Tapi, Tuan. Anda sudah bersamanya semalam," Surya berkata lagi tak mau kehilangan uang. Masa bodoh mau barang second, aku harus dapatkan uang, pikir Surya.
“Tenang. Aku akan membayar pelayanannya tadi malam,’ ujar Verrel tersenyum nakal sambil melirik Deandra yang merona. Verrel benar-benar mempermainkan Surya. Sementara, Deandra sudah sangat marah dan tak terima dirinya dihina barang second.
“Baiklah, Tuan. Saya sangat senang.” kata Surya.
“Asistenku akan mengirim uang padamu.”
“Oh iya , Tuan. Apakah tuan berniat untuk memakainya lagi malam ini?” tanya Surya lagi.
“Kenapa?”
“Begini, Tuan, Kalau tuan tidak berniat menyewanya untuk malam ini, saya akan mengirimnya ke seseorang yang berani membayar mahal,” kata Surya lagi. Bukannya Verrel tak tahu kalau Surya sudah menerima pembayaran dari Broto.
*Ini visual Verrel Aditya Ceyhan. Sang CEO kejam
*Nah, ini visual Deandra Ailsie....gimana menurut kalian? Cocok kan 👍👍
Verrel menatap tajam kearah deandra yang juga sedang menatapnya, Deandra sangat marah mendengar kata-kata pamannya. Terlihat matanya berkabut hendak menangis. Tega sekali! Hiks. Hiks. Hiks akhirnya dia menangis tanpa suara karena tangannya menutup mulutnya. Dadanya terasa sesak dan sakit hati.
“Ya, aku masih menyewanya untuk malam ini dan malam-malam selanjutnya.”
“Benarkah, Tuan?” kata Surya kegirangan seakan mendapat durian runtuh. Dia sudah membayangkan uang yang akan diterimanya. ‘Anak itu bisa juga menghasilkan uang banyak untukku’
“Kalau boleh tahu, berapa hari ingin menyewanya, Tuan?” Surya bertanya lagi.
“Kau jangan banyak tanya, aku sewa dia sampai aku bosan. Nanti kukabari!” bentak Verrel sambil memutus sambungan telepon. Hiks….hikss…..hiks...tangis Deandra semakin kencang. “Kenapa paman tega menjualku?”
“Tuan juga jahat! Kenapa bicara seperti itu?”
“Maksudmu?” tanya Verrel pura-pura tidak tahu.
“Ke-kenapa, Tuan bilang. Sa-saya sudah ti--.” kalimatnya langsung terpotong oleh ucapan Verrel,”Kalau begitu, buktikan!” sembari tersenyum menyeringai. Menggumam dalam hati ‘Kau tidak akan bisa mengelak lagi gadis bodoh.’
Deandra menangis tersedu-sedu, membayangkan jika dia menolak penawaran itu, maka dia akan kehilangan rumah peninggalan orangtuanya. Lantas, mau tinggal dimana dia? Tidak mungkin menumpang dirumah Rosa, itu akan sangat membebani sahabatnya. Dan pamannya pasti akan sering mencarinya kesana.
“Dengar baik-baik! Kau harus menuruti perintahku!” kata Verrel sambil memberikan tisu padanya. "Hapus airmatamu, cegeng!"
“Sudah kau dengar sendiri bukan? Begitu kau lepas dariku, pamanmu akan menjualmu pada laki-laki lain. Mungkin sudah ada beberapa laki-laki yang mau menyewamu."
"Maksudnya," tanya gadis itu bigung.
"Pamanmu sudah menjualmu! Ada beberapa orang yang sudah membayarmu! Paham!" ucap Verrel dengan nada suara tinggi.
“Tolong aku, Tuan. Apa yang harus aku lakukan?”
“Turuti perintahku. Jangan membantah. Kau boleh tinggal di apartemenku tapi kau tak kuijinkan membawa siapapun kesana.” ucapnya menjelaskan.
“Tinggal sendirian disana?” tanya Deandra.
“Apa kau lebih suka sendirian hah? Kau pikirkan baik-baik, melayaniku atau kau akan melayani pria yang berbeda setiap hari?” Dia memberikan pilihan yang sulit pada gadis itu. Membuat Deandra menghela napas panjang, menatap Verrel dengan tatapan yang sulit dimengerti.
“Turunlah dan bekerja seperti biasa. Kau punya waktu sampai makan siang nanti untuk berpikir dan memberiku jawaban.”
Saat keduanya turun dari mobil sport putih itu, Frans sudah berada dihadapan mereka “Selamat pagi, Tuan. Aku menghubungimu berulang kali. Semua orang sudah menunggumu diruang meeting.” kata Frans menatap Verrel dan Deandra bergantian dengan tatapan heran dan bigung.
Hanya dijawab dengan anggukan oleh sang tuan. Kedua pria itu berjalan masuk dan disusul oleh Deandra dari belakang dengan jarak yang agak jauh.
“Maaf, Tuan.”
“Ya, tadi kulihat gadis itu dijalan,” jawab Verrel singkat, dia sudah tahu apa yang akan ditanyakan oleh sang asisten tentang Deandra yang semobil dengannya. Aduh Verrel-gengsi banget bilang ketemu dijalan.
...**...
Dibagian arsip seperti perintah Verrel yang disampaikan oleh seorang staff.
"Maaf, Pak. Arsip dari bagian keuangan diletakkan dimana?" tanya Deandra pada seorang staff bagian arsip yang berusia sekitar empat puluh lima tahun.
"Kamu letakkan di rak paling ujung sana," jawabnya seraya menunjuk kearah lorong paling ujung.
"Oh iya, kalau sudah selesai, kamu ikut saya ke bagian marketing." kata pria yang bernama Sugito itu.
"Baik, Pak," jawab Deandra singkat. 'Huff--akhirnya selesai juga tugasku disini. Ehhmmm--nanti disuruh kerja apa ya di bagian marketing?
...**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Widhiana 1974
oke
2022-11-16
0
❤⃟ˢ ͪ◦•●◉✿ REMBULAN ✿◉●•◦
verrel mulai atur siasat untuk surya semoga siasatnya bisa membuat surya kapok 😪
2022-08-08
2
Meili Mekel
❤️❤️❤️❤️❤️
2022-08-02
2