Bab 13. Perampokan

" Ada apa, Donny? Kenapa kamu mengerem mendadak?" Tanya Thomas yang terkejut.

Donny tampak mengintip senjata nya. Tiba-tiba di luar ada 2 orang yang sedang menghadangnya dengan cahaya terang di belakang kedua orang itu. Itu adalah cahaya kendaraan dua orang yang menghadang mobil Thomas.

" Sebaiknya kamu diam di dalam, Tom. Aku akan mengatasi mereka," Kata Donny yang bersiap untuk keluar mobil.

Thomas mematuhi perintah Donny, Thomas juga mempersiapkan senjata miliknya.

" Mereka itu siapa ya?" Tanya Thomas dengan menyipitkan matanya agar bisa melihat ke arah depan dengan melawan cahaya.

" Kita akan tahu nanti," Sahut Donny sebelum keluar dari mobil.

Beberapa saat kemudian terjadi perkelahian di antara mereka bertiga.

Thomas yang melihat Donny terdesak akhirnya ikut keluar dari mobil sambil membawa senjatanya yang sudah siap untuk digunakan.

Dengan pandangan yang terbatas karena terganggu oleh hujan deras, Thomas membantu Donny dengan menyerang salah satu dari dua orang penyerangnya.

Tapi bantuan Thomas datang terlambat, Donny sudah terkapar dengan bersimbah darah.

Ketika Thomas akan menggunakan senjatanya dua orang itu menyerangnya sekaligus. Thomas jatuh tersungkur.

Salah satu dari mereka itu menggerayangi tubuh Thomas. Mereka mengambil dompet dan ponsel milik Thomas.

Setelah itu salah seorang lainnya memeriksa ke dalam mobil Thomas. Dia juga mengambil beberapa barang berharga dari dalam mobil.

Tiba-tiba ada seseorang datang. Thomas yang lemah dan pandangannya terhalang oleh hujan, berusaha meminta pertolongan kepada orang itu. Thomas berpikir orang itu datang untuk membantunya.

Ternyata orang itu malah menyapa kedua orang penyerang Thomas, dan sepertinya mereka saling kenal.

" Kalian kenapa meninggalkanku?" Tanya orang yang baru saja tiba itu kepada kedua orang penyerang tadi yang berlari meninggalkan Thomas dan Donny yang terkapar di jalan.

" Ayo kita pergi dari sini cepat, sebelum ada yang melihat kita," kata orang pertama dari penyerang tadi.

" Kamu mau apa lagi, sudah jangan lakukan itu. Ayo kita pergi!" Seru orang kedua sambil menarik bahu orang yang baru saja tiba itu.

Namun dia tidak menggubrisnya. Dia tetap saja berjalan mendekati Thomas.

" Ayolah, kita sudah dapat apa yang kita inginkan," Orang kedua tadi berhenti dan berdiri disamping motornya.

“Ayo Gerald, Tinggalkan saja dia!” Dua orang itu berseru kepada orang yang berdiri dekat Thomas.

“Ah, dasar orang gila!” Salah seorang dari penyerang tadi memaki.

" Tolong saya," Kata Thomas kepada orang yang mendekatinya itu.

Thomas mendengarnya tertawa.

" Kalau kalian ingin pergi, pergi sajalah! Aku Masih Ingin bersenang-senang dengan mereka." Jawab orang yang dipanggil Gerald.

" Jangan gila kamu Gerald, Ayo pergi saja! Aku mohon." sahut salah satu kawannya.

" Sudah kita pergi saja. Kita tinggalkan dia di sini, dia itu psikopat." Kata yang lainnya.

Namun Gerald malah berjongkok disisi Thomas. Sementara kedua temannya kabur menggunakan sepeda motor.

Thomas tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, namun dia bisa melihat jaket yang dikenakan Gerald. Beberapa simbol dipasang di jaket itu. Dia berusaha mengingat jaket yang dipakai Gerald.

Gerald menyingkap kemeja yang digunakan oleh Thomas. Dia akan melakukan aksinya.

Saat Gerald akan melancarkan aksinya tiba-tiba dia mendengar suara sirine mobil patroli Pasukan Khusus menghampiri mereka.

Gerald langsung berlari ke arah motornya dan langsung kabur menyusul kedua temannya yang sudah lebih dahulu melarikan diri.

Ternyata yang turun dari mobil Pasukan Khusus itu adalah Ernest dan rekannya. Dia menghampiri Thomas dan Donny yang sedang terkapar di jalan.

Namun penglihatan mereka tidak begitu jelas karena masih terhalang hujan deras.

Ernest melindungi wajah dan mata dengan kedua telapak tangannya menjadi payung di atas alisnya agar dia bisa melihat ke sekeliling area itu.

Ernest segera melihat ke sekeliling jalan itu, dia memeriksa apakah jalan itu terdapat kamera pengawas yang bisa merekam kejadian yang baru saja terjadi.

Ernest dan temannya segera memanggil bantuan.

" Apa tadi melihatnya ada motor tanpa menyalakan lampu yang kabur ke arah sana? Apakah kamu melihatnya?" Tanya Ernest kepada rekannya.

" Ya aku melihatnya aku sudah mencatat nomor platnya," sahut rekan Ernest.

“Jangan lupa ingatkan mereka untuk memeriksa kamera pengawas di daerah ini. Saya heran, kenapa hanya ada satu kamera pengawas di perempatan jalan seperti ini?" Kata Ernest pada rekannya.

“Mungkin karena jalan ini jarang dilalui," Jawab rekannya.

“ Seharusnya mereka memasangnya tidak hanya satu sudut saja, agar pusat tetap bisa memantau keamanan disini," Kata Ernest menggerutu.

Ernest berlari mendekati Thomas untuk memeriksanya apakah Thomas masih hidup atau tidak.

Sementara rekannya Ernest memeriksa Donny.

" Apakah dia masih hidup? " Tanya Ernest kepada rekannya.

" Masih, denyut nadinya lemah, " sahut rekannya.

" Syukurlah. Kamu harus segera laporkan ada korban kritis disini," Perintah Ernest pada rekannya.

" Baik, Pak," sahut rekannya.

Rekannya kembali menghubungi kantor pusat kesatuan untuk melaporkan keadaan disana.

Sementara itu Ernest baru menyadari bahwa orang yang ada di hadapannya adalah Thomas. Dia tampak terkejut karena tidak menyangka bahwa orang yang menjadi korban adalah orang yang dikenalnya.

Dia memeriksa tubuh itu agar bisa mengetahui dimana lukanya. Ternyata ada luka yang sangat dalam. Ernest segera menekan luka itu dengan telapak tangannya agar tidak terus mengeluarkan darah.

Tidak berapa lama kemudian bantuan datang. Beberapa mobil ambulans datang, salah satunya adalah milik tim forensik.

“ Disini! Disini! Tolong cepat kemari!“ Ernest melambaikan tangan kepada petugas medis yang baru saja datang ke tempat kejadian itu.

Untunglah, saat itu hujan mulai reda. Para petugas medis itu bisa melihat posisi Ernest dan Thomas dengan jelas.

“ Tolonglah! Dia terluka sangat parah.” Kata Ernest ketika petugas medis menghampirinya.

Petugas medis bertanya kepada Ernest mengenai waktu korban ditemukan, dan beberapa pertanyaan lainnya. Ernest membantu memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh petugas medis itu.

Setelah kedua tubuh itu dibawa ke rumah sakit, Ernest melangkah gontai menuju kendaraan patrolinya, pandangannya kosong. Ernest duduk terdiam di kursi penumpang dalam mobilnya. Dia tampak syok.

Mengetahui kondisi Ernest, rekannya langsung menggantikannya untuk melaporkan kepada atasannya. Ernest tak sanggup menggerakkan anggota tubuhnya yang terasa sangat lemas, bahkan Ernest minta rekannya yang menyetir mobil. Karena dia tidak sanggup untuk mengemudikan nya saat ini, tangannya masih gemetar.

Di pikirannya masih bermain potongan-potongan gambar tentang kenangannya saat menemukan istrinya tewas terbunuh saat dirampok di jalan raya. Rasa trauma itu masih ada di dalam diri Ernest.

" Kamu bawa dia pulang saja, ingat … langsung pulang ya. Tidak usah mampir ke kantor lagi.” Pesan Mr. Jack.

“ Kamu bergabung saja dengan tim yang lain untuk berpatroli malam ini," Perintah Mr Jack kepada rekannya Ernest saat dia melihat Ernest duduk terpaku di dalam mobil patrolinya.

Mr. Jack merasa menyesal karena Ernest harus mengalami ini lagi. Dia juga menyesal telah menugaskan Ernest ke jalan yang memungkinkan ingatannya kembali.

***rw***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!