Ernest hanya tinggal berdua dengan Hanna, putrinya. Kadang-kadang Avril, adiknya Ernest, menginap disana untuk membantu menjaga dan menemani Hanna.
Ernest membuat rumahnya jadi kantor sementara. Namun sesekali Ernest dan kawan - kawannya pergi ke kantor utama untuk mengambil data pendukung untuk penyelidikannya.
Di kantor Pasukan Khusus.
Ernest mengendap-endap saat datang ke kantornya. Dia menyelinap masuk ke ruang arsip. Lalu dia keluar lagi dengan membawa satu map tipis dari ruang arsip. Dia kembali mengendap-endap saat akan keluar dari kantornya.
Mr. Jack keluar dari ruangannya, kemudian memergoki Ernest yang sedang mengendap-endap.
“ERNEST!!!” Mr. Jack berteriak memanggil Ernest.
Ernest menoleh ke arah Mr. Jack.
“Ya ampun, aku ketahuan, “ Gumam Ernest.
Dia segera berdiri dari jalan jongkoknya, dan berbalik badan.
“Jangan kabur, Ernest!” Mr. Jack berusaha mengejar Ernest yang sedang berjalan cepat menghindari Mr. Jack.
Lama kelamaan Ernest menjadi berlari kecil saat mengetahui Mr. Jack yang hampir mendekat.
Kejar - kejaran di antara mereka menjadi pusat perhatian dalam kantor.
Ernest berhasil keluar dari gedung itu, dan di depan gedung itu sudah ditunggu oleh Daniel yang sudah menunggunya di mobil dengan mesin menyala.
“Cepat jalan,” kata Ernest setelah masuk ke dalam mobil itu. Daniel tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ernest.
Akhirnya Ernest berhasil lolos dari Mr. Jack. Ernest mengintipnya dari kaca spion mobil, terlihat Mr. Jack yang terengah-engah di depan gedung kantor Pasukan Khusus. Ernest tersenyum.
Ponsel Ernest berdering, dia menerima panggilan itu.
“Hei, arsip apalagi yang kamu curi? Cepat kembalikan sekarang atau kamu akan aku ajukan mutasi,” terdengar suara Mr. Jack yang marah dan mengancam.
Ernest tidak menghiraukannya, dia mematikan ponsel nya.
“Besok sampel - sampel yang kita punya kirim ke laboratorium untuk penyelidikan lebih lanjut.” Kata Ernest.
“Mike sudah mengirimnya hari ini, dia juga menguji DNA dari sampel - sampel itu, semoga hasilnya bisa cepat keluar,” sahut Daniel.
“Cepat juga ya cara kerja Mike,” puji Ernest.
*****
Sean memberikan kode kepada Daniel untuk segera bicara dengan Ernest.
Daniel melirik ke arah Ernest yang sibuk membaca beberapa lembar kertas di tangannya. Dia ragu mendekatinya.
Sean membawa Daniel ke halaman samping sambil berbagi rokok dengannya.
“Kamu yakin akan meneruskan penyidikan kasus ini?” Tanya Sean.
“Kamu tahu sendiri, Ernest itu keras kepala dan ambisius. Mana mungkin aku mencegahnya. Apalagi ini ada hubungannya dengan masa lalunya,” sahut Daniel.
“Iya, tapi kejiwaannya akan mempengaruhi penyelidikan ini, Dan,” balas Sean.
“Kalau saja yang tewas itu istrimu, pasti kamu tidak akan mengatakan hal ini,” tiba-tiba Ernest sudah ada di belakang mereka.
“Ern, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya peduli padamu,” sahut Sean sambil mengejar Ernest yang kembali masuk kedalam rumah.
*****
Penyelidikan hari ke-7.
Saat mendatangi rumah Ernest, Mike terlihat tersenyum.
“Pasti ada kabar baik,” Sean berkomentar ketika melihat map yang ada di tangan Mike.
“Kamu mendapatkannya?” Tanya Ernest yang menyambut Mike.
Mike mengangguk dan senyumnya semakin lebar.
Ernest bertepuk tangan dan tertawa karena merasa senang. Kemudian dia membentangkan tangannya dan memeluk Mike.
“Kerja bagus, terima kasih. Ayo kita buka, aku ingin memastikannya” kata Ernest tidak sabar.
Ernest membuka isi map yang dibawa Mike. Dia tersenyum lebar dan merasa puas.
“Ayo. Kita Ayo kita harus segera membuat laporan untuk ditunjukkan kepada Mr. Jack” kata Ernest dengan nada gembira.
Ketika Laporan selesai dibuat, Ernest segera membawanya ke kantor utamanya untuk ditunjukkan kepada Mr. Jack.
“Coba kamu lihat ini, Jack” kata Ernest sambil menyerahkan berkas laporannya itu ke meja Mr. Jack.
Mr. Jack melihat wajah Ernest begitu gembira
“Apa yang kau bawa kali ini Ernest? Ini apa?” Mr Jack memegang map yang tadi diletakan diatas mejanya oleh Ernest.
“Cobalah kau lihat pasti kamu tidak akan percaya pada apa yang aku katakan kalau tidak ada bukti ini,” sahut Ernest. Senyum lebar di bibirnya seperti tidak mau hilang.
Mr. Jack ragu-ragu membukanya
“Ini pasti tentang penyelidikan itu,” kata Mr. Jack lagi.
“Tepat sekali,” sahut Ernest dengan bangga.
“Sudah berapa kali kamu aku peringatkan untuk tidak melanjutkan penyelidikan itu,” sahut Mr. Jack sambil membanting map itu dengan kesal.
“Apa salahnya kalau aku membuka lagi penyelidikan itu? Kenapa kamu melarangnya, Jack?” Tanya Ernest yang tidak percaya dengan sikap Mr. Jack.
“Kita masih bersahabat kan, Jack?” Tanya Ernest lagi sambil mendekati wajah Mr. Jack untuk melihat ketulusan komandannya itu.
“Aku tidak melarangnya kamu membukanya kembali. Tapi, jika ingin kasus itu diteruskan, serahkan saja pada kami, biar divisi yang berhak untuk menyelidikinya,” sahut Mr. Jack sambil menghindari tatapan Ernest dan menjauh darinya.
“Lagi pula kasus istrimu itu sudah ditutup karena pelakunya sudah ditangkap dan dipenjara. Aku hanya tidak ingin kamu terluka karena harus mengingat kejadian itu lagi.” Kata Mr.Jack lagi.
“Omong kosong. Dari dulu kamu selalu menghalangiku!” Kata Ernest geram.
Mr. Jack mengabaikan kemarahan Ernest. Dia segera menekan nomor telepon di mejanya.
“Panggilkan satu tim divisi pembunuhan ke ruangan saya sekarang,” kata Mr. Jack.
Tidak berapa lama kemudian, datang 7 orang masuk ke dalam ruangan Mr. Jack.
Ernest menoleh ke arah Mr. Jack dengan sangat marah.
“Pengkhianat kamu, Jack,” Ernest yang akan meninggalkan ruangan itu, merebut mapnya dari tangan Mr Jack.
Namun Mr. Jack menghindar dan dia meminta tolong kepada mereka yang ada di ruangan itu untuk membawa paksa Ernest keluar dari ruangannya. Ernest memberontak, tapi dia kalah tenaga.
Setelah berada di luar ruangan Mr.Jack, Ernest mencoba masuk kembali. Dia tidak rela hasil kerja keras dia dan timnya dikerjakan oleh tim lain. Ernest membuat keributan di kantor itu dengan memukulkan kursi ke pintu Mr.Jack.
Akibat ulahnya yang membuat keributan di dalam kantor akhirnya Ernest dibawa oleh beberapa petugas dan dia dimasukkan ke dalam sel yang berada di dalam kantor itu.
Setelah beberapa jam kemudian, Mr. Jack akhirnya selesai rapat dengan divisi pembunuhan, dia menghampiri Ernest yang berada di dalam sel
"Lepaskan dia!" Perintah Mr Jack kepada para petugas yang sedang berjaga di sana.
Saat Ernest keluar dari selnya dia langsung menghampiri Mr Jack dan meninju wajahnya.
Mr. Jack yang tidak siap atas serangan dari Ernest akhirnya terhuyung jatuh ke lantai.
Beberapa petugas menghampiri mereka dan berusaha untuk melerai. Namun dilarang oleh Mr Jack.
"Aku akan menyerahkan penyelidikan ini kepada tim kamu tapi dengan satu syarat," Mr. Jack mencoba bernegosiasi dengan Ernest
Ernest tersenyum karena merasa lega mendengar kabar dari Mr Jack.
"Apa syaratnya?" Tanya Ernest.
"Syaratnya kamu harus keluar dari penyelidikan tim kamu," sahut Mr Jack
"Kamu akan aku pindahkan ke bagian administrasi untuk mengurus arsip dan membuat berita acara di kantor depan," lanjut Mr Jack.
Ernest tertawa setelah mendengar syarat dari Mr. Jack.
"Hanya itu syaratnya?" Tanya Ernest.
Mr Jack mengangguk, Ernest menatap kedua mata Mr Jack. Sejenak dia tidak percaya atas keputusan dari Mr. Jack. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Ernest mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
💎hart👑
nah lho
2022-06-02
1