Bab 4. Ernest dan Pekerjaan Barunya

Ernest tidak menyadari bahwa dengan dia ditugaskan di bagian membuat data arsip dan membuat Berita Acara oleh Mr. Jack, tujuannya adalah agar Ernest bisa sibuk dan tidak mengganggu tim yang lain.

Hari pertama Ernest pergi bekerja sebagai pegawai administrasi bagian arsip dan berita acara terlihat semangat.

Awalnya Ernest berpikir bahwa Jika dia mengalah pada Mr. Jack maka dia bisa sambil mengerjakan penyelidikannya dari rumah yang dijadikannya sebagai kantor sementara oleh timnya.

Namun, pada kenyataannya Ernest malah tidak bisa berbuat apa-apa.

“Bagaimana harimu, Ern?” Tanya Daniel saat Ernest tiba di rumah.

Ernest menghela nafas dan menghempaskan tubuhnya di sofa.

“Tidak semudah yang aku bayangkan. Ini terlalu membosankan. Aku berkutat dengan ratusan arsip dan membuat Berita Acara Pengaduan. Sepertinya Mr. Jack ingin aku mati tertimbun arsip - arsip itu,” sahut Ernest menggerutu.

Daniel dan Sean yang mendengarnya malah tertawa.

“Hanna sudah tidur?” Tanya Ernest.

“Sudah, dia bersama Avril di dalam,” jawab Daniel sambil menunjuk ke arah kamar Hanna.

“Mungkin sebaiknya aku mengundurkan diri saja,” Ernest bangkit dari sofanya lalu membuat kopi di dapurnya.

“Jangan dulu, ini hari pertama kamu. Sebaiknya kamu berusaha lebih keras lagi untuk penyesuaian diri bersama mereka.” kata Daniel.

“Bagaimana kalau kamu sebagai perantara kita dalam menyelidiki kasus ini,” Usul Charlie.

“Maksudmu?”

Sean dan Daniel saling memandang, kemudian mereka tersenyum senang.

“Dia benar, Ernest,” kata Sean dan Daniel bersamaan.

Mereka mengatakan tujuannya dari usul itu. Ernest sebenarnya tidak suka dengan usul itu. Namun demi penyelidikan ini, dia akhirnya mengalah.

Mereka menunjukkan beberapa data baru kepada Ernest. Mereka menduga adanya keterlibatan geng motor liar dalam aksi kejahatan di jalan.

Ernest menatap serius pada foto-foto dan berkas yang baru dilihatnya.

“Dugaan kami mengerucut pada geng motor yang dipimpin oleh David. Geng motor mereka terbilang aktif mengikuti segala ajang balapan liar di seluruh kota ini,” kata Mike.

Mendengar presentasi Mike, mereka duduk merapat pada meja makan yang sekarang menjadi ruang rapat mereka.

“Hubungannya dengan pembunuh berantai?” Tanya Ernest tidak sabar.

“Sabar, Ernest. Sebaiknya kita mendengarkan hasil analisis Mike dulu, saat ini dia yang terbaik di antara kita,” sahut Daniel.

Ernest menutup mulutnya dengan satu telapak tangannya.

“Baiklah, lanjutkan,” kata Sean pada Mike.

Mike melanjutkan presentasinya.

Ernest mulai terlihat tenang.

“Jadi, salah satu anggota mereka ada yang bernama Gerald. Saya mencurigai sepertinya ada sesuatu dengan Gerald,” kata Mike akhirnya.

“Apa maksudmu ada sesuatu?” Tanya Ernest.

“Kita perlu penyelidikan lebih lanjut.” Jawab Sean menyimpulkan.

“Informasi apa lagi yang kalian butuhkan?” Tanya Ernest.

“Saat ini kita cuma butuh mengetahui siapa Gerald dan apa latar belakangnya,” sahut Mike.

“Sepertinya kami memang membutuhkan bantuanmu, Ernest. Untuk mencari tahu tentang siapa Gerald,” Daniel memperjelas maksud dari Mike.

Ernest menatap tajam ke arah Mike. Sebenarnya dia agak ragu dengan kemampuan Mike. Tapi, saat ini dia tidak punya pilihan  lain.

Seperti yang dikatakan oleh Daniel, karena saat ini hanya Mike yang terbaik yang mereka punya.

Ernest menggosok-gosok dagunya sambil berpikir sejenak.

“Baiklah, catat saja apa yang kalian butuhkan dariku. Aku akan membantunya segera, namun saat ini aku sangat lelah dan mengantuk. Aku izin untuk pergi tidur.” kata Ernest yang mulai menguap karena mengantuk.

Tidak butuh waktu lama, dia pun tertidur di sofanya.

\=====

Hari ke-5, Ernest bekerja di bagian arsip.

Ernest merasa tidak bebas pergerakannya jika hanya bekerja di dalam ruangan.

Salah satu tugasnya Ernest adalah menerima pengaduan dari warga sipil. Dia juga harus mencatat dan membuat laporan tentang penangkapan. Memang suatu pekerjaan yang menantang, namun ada saja keluhannya saat menjalani pekerjaan itu, yaitu punggungnya terasa sering sakit karena terlalu banyak duduk seharian.

Setelah beberapa hari harus menjalani sebagai pegawai administrasi pemegang arsip dan berita acara, Ernest menjadi mudah emosi dan pekerjaannya pun tidak ada yang selesai.

Untung saja, timnya kini sudah tidak membutuhkan informasi lain darinya lagi. Dia tidak bisa menahan dirinya lagi untuk menemu Mr. Jack.

Ernest masuk ke dalam ruangan Mr. Jack tanpa mengetuk pintu. Kemudian Ernest  duduk di hadapannya dengan wajah kesal. Mr. Jack merasa sudah biasa menghadapi tingkah Ernest.

‘Pasti dia mau mengeluh lagi padaku,’ pikir Mr. Jack.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Mr. Jack sambil melirik ke wajah Ernest. Tetap saja, walau dia merasa sudah terbiasa dengan tingkah Ernest, Mr. Jack tetap saja peduli dengan sahabatnya itu.

Ernest tidak langsung menjawabnya, Dia malah main-main dengan kursinya. Mr Jack menggelengkan kepalanya.

‘Masih saja seperti itu,’ pikir Ernest.

"Bicaralah, aku sedang banyak pekerjaan sekarang ini" kata Mr Jack memperingatkan Ernest.

"Jack, bisakah kamu memperlakukan aku sebagai temanmu, sekali saja? " Tanya Ernest.

"Loh memangnya aku tidak memperlakukan kamu demikian?" Mr Jack bertanya dengan santai.

"Kamu seperti istriku saja. Jangan mudah merajuk, Ernest" Mr Jack mulai merasa kesal pada Ernest.

Ernest juga merasakan kekesalan pada Mr Jack.

"Aku merasa tertekan di bagian arsip, Jack. Bisakah kamu mengeluarkan aku dari sana? Aku bisa depresi, Jack," Ernest membujuk Mr Jack.

"Kamu ingin mengundurkan diri?" Tanya Mr Jack keheranan.

"Hmm bodoh, aku tidak se putus asa itu. Aku hanya ingin pindah bagian saja. Bukan keluar dari Kesatuan Pasukan Khusus," sahut Ernest.

"Tidak … tidak … tidak Ernest! Aku tidak akan memindahkan mu ke mana-mana, terutama di bagian penyidikan" kata Mr. Jack dengan tegas.

“Aku tahu apa yang kamu pikirkan, aku tahu rencanamu. Kasusnya sudah aku limpahkan juga kepada tim kamu dan bagian pembunuhan. Sudahlah … ini bukan kasus kamu lagi. Dan aku tidak ingin mendengar Kamu merengek lagi padaku. Silahkan, pintunya disana,” Mr Jack berdiri dan menunjukkan pintunya.

“Wow, tunggu … tunggu …Jangan emosi dulu, Jack” sahut Ernest.

“Tidak perlu aku dipindahkan ke sana. Tidak kamu pindahkan pun aku juga tidak apa-apa.” Sahut Ernest lagi menegaskan.

“Kamu kan tahu aku adalah orang tua tunggal yang tinggal berdua saja hanya bersama dengan Hanna putriku yang masih kecil. “ Ernest mulai mengingatkan.

“Beberapa hari ini aku selalu lembur. Bahkan aku tidak bisa menjemputnya dari sekolah. Menemaninya belajar, dan membantunya membuatkan PR “ wajah Ernest tertunduk lesu.

“Dan jika malam aku pun tidak bisa menidurkannya karena saat aku pulang dia sudah tidur. Itu pun dia hanya ditemani oleh Avril adikku. “ Kata Ernest lagi.

“Sekarang aku harus menerima keluhan dari Avril karena dia sering tidak masuk sekolah malamnya. Aku harus bagaimana Jack? " Tanya Ernest dengan nada putus asa.

Mr Jack menyimak ceritanya Ernest.

Mr Jack meletakkan kacamata dan pensilnya lagi ke atas mejanya. Dia menyandarkan tubuhnya ke kursi nya sambil menatap Ernest.

Dia mengerti betul keadaan Ernest saat ini. Sebenarnya dia kasihan terhadap Ernest, namun Jack tidak ingin rasa kasihannya dijadikan kelemahannya untuk Ernes.

"Baiklah, nanti akan saya pikirkan ke divisi mana kamu akan saya pindahkan," sahut Mr Jack.

"Tenang Jack, saya sudah memikirkannya ke mana saya akan pindah." Ernest menyambut sikap Mr Jack dengan antusias.

Ernest tahu kalau Mr Jack pasti akan luluh dengan ceritanya.

"Bagaimana kalau kamu memindahkan saya ke bagian patroli lalu lintas saja, aman kan?" Usul Ernest.

"Kenapa di bagian itu? Itu artinya jabatanmu akan turun" Sebenarnya Mr Jack agak curiga dengan senyumnya Ernest.

‘Pasti dia sudah punya rencana lain.’ Pikir Mr Jack.

Merasa dicurigai, Ernest langsung memberikan alasan yang masuk akal untuk Mr Jack.

"Aku hanya memikirkan putriku, Jack. Kalau di bagian patroli lalu lintas, aku bisa mengawasi putriku di sekolahnya dan aku bisa menjemputnya tepat waktu. Benar kan, Jack?”

“Aku juga bisa mengawasi rumahku saat tidak ada Avril di rumah. Bahkan aku juga bisa mengajak Hanna berkeliling patroli jika sedang bertugas malam hari," Ernest memberikan alasannya untuk meyakinkan Jack.

Kecurigaan Mr Jack akhirnya bisa disingkirkan dengan ceritanya Ernest yang meyakinkan.

Jack tampak sedang berpikir sejenak memikirkan alasan Ernest. Terasa Masuk akal baginya.

"Baiklah aku akan mencoba memikirkannya nanti ya. Aku juga akan mencoba ajukan tapi aku tidak bisa mengabari kamu segera. Jika pengajuan kepindahanmu disetujui, aku harap jika kamu bertugas patroli malam hari, berikan Hanna padaku saja. Aku akan menjaganya, Ern” kata Mr Jack.

“Agar Avril bisa menyelesaikan kursusnya juga,” tambah Mr Jack.

Ernest tersenyum makin lebar saat mendapatkan dukungan dari Mr Jack. Dia bangkit dari duduknya dan memeluk Mr Jack yang masih duduk di kursinya.

“Terima kasih, Jack” Ernest mencium ubun-ubun kepala Mr Jack.

Ernest meninggalkan ruangan Mr Jack dengan perasaan gembira.

Ketika di luar ruangan Mr Jack, Ernest langsung menghubungi Daniel dengan ponsel nya.

“Berhasil … aku berhasil mendapatkannya. Sambil menunggu keputusan Mr. Jack, malam ini kita rencanakan pengintaiannya,” kata Ernest di telepon. Dia hampir setengah melompat saat itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!