Bab 2. Temuan Mike

Sean tampak tidak sabar ingin mendengarkan ‘yang penting’ dari laporan itu menurut Mike.

“Sebaiknya tahan dulu, kita tunggu Ernest ya,” kata Daniel.

Mike hanya mengangguk. Dia terlihat gelisah saat menunggu Ernest, padahal baru saja keluar. Daniel memperhatikannya.

“Itu Ernest. Kita tunggu sampai dia selesai mengomel ya, nanti baru kamu lanjutkan,” kata Daniel kepada Mike.

Sean dan Charlie tertawa geli mendengar arahan Daniel pada juniornya. Tapi memang begitulah kenyataannya.

Ernest masuk ke dalam ruangan itu dengan membanting saat menutup pintu.

“Jual mahal sekali dia, aku tahu kalau dia itu setuju dengan usul kita. Sepertinya menghambatku adalah kesenangan buatnya. Sebaiknya kita lanjutkan saja rencana Mike,” Ernest membanting map di tangannya ke meja.

Pintu dibuka dan muncul kepala Mr Jack disana.

“Ernest, saya mendengarmu” setelah mengatakan itu, Mr Jack menutup pintunya dan pergi. Ernest terdiam sesaat mendengarnya, kemudian dia duduk di kursinya.

Daniel, Sean dan Charlie yang hafal dengan adegan itu hanya tersenyum.

“Charlie, nanti kamu minta bantuan bagian humas dan publikasi untuk menjalankan sayembara ini ya. Dan Mike, kamu yang bertanggung jawab dengan sayembara ini,” kata Ernest.

“Mike ingin menyampaikan sesuatu lagi,” kata Daniel.

Ernest menoleh ke arah Mike.

“Saya harap bukan ide gila lagi,” sahut Ernest.

“Silahkan lanjutkan, Mike,” kata Sean sambil tersenyum pada Mike. Dia merasa kasihan kepada Mike yang gugup menghadapi Ernest.

“Saya mempunyai beberapa temuan penting disana,” kata Mike sambil menunjuk ke arah tumpukan file - file itu.

“Oh iya benar, mengapa kamu membaginya seperti ini?” tanya Sean.

“Inilah mengapa saya mengajukan untuk membuat Sayembara,” sahut Mike.

“Saya tidak mengerti. Tolong jelaskan hubungan sayembara, dengan temuan penting kamu itu,” kata Daniel lagi.

"Ini bukan kasus yang mudah. Coba Bapak lihat lagi beberapa kasus dengan pembunuhan beberapa di antaranya dengan pola yang sama. Ini berarti kasus pembunuhan berantai. Saya tidak asal bicara karena semalam saya sudah mempelajarinya." Kata Mike dengan tegas.

Mendengar itu, para senior Mike langsung memajukan posisi duduknya. Mereka ingin mendengarkan penjelasan Mike dengan seksama.

Mike mulai berdiri dekat kursinya, karena merasa gugup dengan cara seniornya memandang ke arahnya. Ini pertama kalinya dia presentasi di depan seniornya.

“Berkas - berkas itu sudah saya pisahkan. Yang di kiri adalah berkas perampokan tanpa pembunuhan, hampir tujuh puluh persennya sudah kita tangani.” Kata Mike lagi.

“Tumpukan file yang ditengah adalah berkas perampokan dengan pembunuhan, lima puluh persennya sudah ditangani oleh tim yang menangani pembunuhan. Mereka melimpahkannya pada kita karena ada unsur pembunuhan yang tidak sengaja karena perampokan. “ Lanjut Mike yang sudah mulai mengatasi rasa gugupnya.

“Sedangkan yang di ujung kanan sana di depan Pak Daniel itu adalah kasus perampokan dengan pembunuhan berantai.” Mike melanjutkan penjelasannya.

Ernest, Sean, dan Daniel dibuat terkejut oleh pernyataan Mike.

“Pembunuhan berantai? Kok masuk sini?” Tanya Ernest.

“Iya Pak. Mungkin terbawa bersama tumpukan file yang itu,” Jawab Mike.

Ernest mencoba merebut tumpukan berkas  yang berada di depan Daniel. Dia mencoba membuka 1 berkas paling atas dan dilanjutkan membuka 1 berkas paling bawah.

“Kamu bantu saya saja memeriksa berkas - berkas ini. Semua hasil temuan kamu, katakan saja kepada Charlie agar dia bisa mencatatnya di glassboard." Ernest bahkan melarang Sean untuk membuka berkas - berkas laporan tentang perampokan saja.

Ernest meminta Sean untuk membantunya memeriksa laporan perampokan dengan pembunuhan berantai bersamanya.

Karena Ernest memilih bekerja sama dengan Sean, Mike pun memilih untuk memeriksa file nya bersama Daniel. Terlihat Mike menunjukkan beberapa temuannya pada Daniel saat memeriksa kumpulan berkas kasus perampokan disertai pembunuhan.

Mike yang berdiri di samping Ernest, mencoba menunjukkan beberapa temuannya pada Ernest.

“Lihat foto - foto ini, Pak. Dan kasus yang ini, bandingkan foto - fotonya. Ini terlihat mirip.”  Mike seperti tidak peduli dengan sikap Ernest sebelumnya.

Begitu pula dengan Ernest yang mulai serius memperhatikan apa yang sedang ditunjukkan Mike kepadanya. Ernest terlihat beberapa kali mengangguk dengan laporan Mike.

Diam-diam Sean berpindah duduk ke sisi Daniel, dan membantunya memeriksa laporan itu.

Sedangkan Charlie sudah bersiaga di glassboard dengan spidolnya. Dia mencatat semua poin - poin penting yang disampaikan oleh Ernest Sean dan Daniel.

Mendengar penjelasan Mike kepada Ernest, Sean dan Daniel saling berpandangan. Sepertinya mereka berpikiran yang sama, sehingga mereka langsung menoleh ke arah Ernest ingin melihat ekspresi wajah Ernest mendengar penuturan Mike.

Ernest terlihat berkeringat, sesekali dia menyekanya dengan sapu tangannya. Dia juga beberapa kali mengusap mulutnya. Hal itu membuat Sean dan Daniel khawatir.

“Sebaiknya kita tidak mengambil kasus ini, Pak” kata Charlie tiba-tiba.

Sean dan Daniel langsung menatap ke arah Charlie yang berdiri tegang disana.

Namun Ernest tidak mempedulikan perkataan Charlie. Dia terus mendengarkan penjelasan Mike sambil membaca beberapa kasus.

‘Sepertinya Charlie juga paham masalah ini’ tulis Daniel di secarik kertas yang diberikan kepada Sean.

‘Benar, hanya Mike yang tidak tahu tentang ini. Aku mengkhawatirkan Ernest.’ tulis Sean.

‘Seharusnya aku yang mendengarkan tadi, agar bisa aku cegah Mike.’ tulis Daniel. Wajahnya terlihat menyesal.

‘Sudah terlanjur. Memang seharusnya berkas ini tidak masuk kesini.’ tulis Sean lagi.

“Kalian tidak memeriksa kasus itu?” tanya Ernest menunjuk tumpukan file di hadapan Daniel.

“Ernest, kasus ini bukan urusan kita. Aku akan mengatakannya pada Mr Jack.” Daniel berusaha berdiri dari duduknya.

Namun Ernest sudah lebih dulu berdiri.

“Aku akan mengambil kasus ini, aku saja yang akan menghadapi Mr Jack,”  kata Ernest dengan wajah datar membuat Sean dan Daniel semakin khawatir.

“Kalian pelajari kasus lainnya saja, dan buat jadwal baru untuk penyidikan,” perintah Ernest. Ernest keluar dari ruangannya menuju ke ruangan Mr Jack yang ada di sebelah ruangan Ernest rapat tadi.

Ernest duduk di hadapannya Mr Jack yang sibuk membaca beberapa tumpukan file diatas meja kerjanya. Dia berusaha sedikit menjelaskan temuan timnya, dan mengajukan diri untuk mengambil kasusnya.

Mr Jack yang terlihat tidak mempedulikan Ernest, diam - diam menyimak apa yang dikatakan Ernest. Setelah mendengar penjelasan Ernest tentang temuannya, Mr Jack khawatir tentang Ernest.

“Bagaimana, Jack? Timku memohon untuk menangani kasus ini.” bujuk Ernest.

“Tidak … Tidak … Tidak. Ini bukan tentang tim kamu. Saya yakin ini ambisi kamu. Semua sudah berlalu Ernest. Bisakah kamu melupakannya?” Mr Jack meletakkan kacamata dan pena miliknya ke meja. Dia menyandarkan punggungnya ke kursi kerjanya yang empuk.

Mr Jack melihat wajah Ernest yang putus asa.

“Kamu tidak boleh terus menerus seperti ini Ernest. Mau sampai kapan? Ini semua sudah usai.” Mr Jack mencoba meyakinkan Ernest.

“Aku akan buktikan kalau aku benar,” Ernest berdiri dan melangkah keluar ruangan Mr Jack.

“Apapun alasannya, aku tidak izinkan. Itu bukan wewenang kamu lagi, Ernest,” Mr.Jack berseru agar Ernest mendengarnya sebelum menutup pintu.

Ernest kembali ke ruang rapat timnya.

Melihat wajah itu, Sean dan Daniel tahu bahwa Ernest tidak mungkin bisa ditolak.

“Kita akan mulai melakukan penyelidikan ini hari ini. Aku harus menemukan buktinya. Setiap hari kita akan berkumpul di rumahku. Kita melakukannya segalanya dari sana, jangan sampai Mr Jack tahu,” kata Ernest.

“Tapi Pak … “ Mike merasa heran kepada Ernest yang tidak ingin Mr Jack mengetahuinya. Padahal Mr Jack atasan mereka.

“Kamu Anak Baru, sebaiknya diam. Nanti kamu juga akan mengerti, tidak semua perlu kamu bicarakan,” sahut Daniel kesal.

Mike duduk dan terdiam.

“Oke Tim, sekarang kita bagi tugas ya. Charlie, jangan lupa kamu catat semuanya ke dalam Laporan Kerja Internal Tim. Ingat, sebaiknya tidak kamu berikan kepada Mr Jack.”

“Kita akan bawa berkas yang diperlukan, angkut semuanya sekarang ke rumah saya. Kita bergerak sekarang.”

Terlihat rekan - rekan kerja Ernest langsung melaksanakan perintahnya dengan tergesa-gesa. Ketika mereka akan keluar ruangan, ternyata sudah ada Mr Jack yang melarang mereka dan menghadang. Namun Ernest dan timnya berusaha menerobos Mr Jack.

“Ernest, apakah kamu sudah gila? Hentikan semua ini! Ernest! ... Ernest!” teriak Mr Jack ketika melihat Ernest dan timnya pergi.

Mr Jack kesal karena diabaikan. Dia bahkan menendang kursi kosong didekatnya. Semua dalam ruangan kantor itu pun memperhatikan Mr Jack.

“Apa yang kalian lihat? Hah! Kembali bekerja, jangan sampai kasus kalian diambil yang lain,” Mr Jack membentak seisi ruangan, kemudian dia kembali masuk ke dalam ruangan kecilnya sebagai kantornya.

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

masih nyimak

2022-05-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!