Ernest menghubungi Daniel melalui ponsel miliknya.
“Bagaimana keadaan disana? Apakah sudah selesai?” Tanya Ernest.
“Masih olah TKP,” jawab Daniel.
“Baiklah, aku akan segera ke sana.” sahut Ernest.
“Tapi … “ Belum selesai Daniel mengatakannya, Ernest sudah menutup teleponnya.
Ernest dan Sean menuju ke tempat Daniel berada.
Saat Ernest dan Sean tiba di sana, Mr. Jack mencoba menghalangi mereka masuk ke area TKP.
"Kalian tidak ada kepentingan disini." kata Mr. Jack.
"Saya juga petugas Kesatuan Pasukan Khusus. Saya bertugas di bagian berita acara. Maka saya akan membuat laporan untuk kasus ini." kata Ernest sambil terus berjalan melewati Mr. Jack.
Mr. Jack mendengus karena kesal.
"Bukan begitu cara kerjanya, Ern. Kamu tidak bisa kerja ya?"
Mr. Jack membalikkan badannya dan menghampiri Ernest. Mr. Jack menarik bahu Ernest untuk menghentikan langkah Ernest.
Namun Ernest segera melepaskan pegangan tangan Mr. Jack. Ernest akhirnya melihat sendiri korbannya, sehingga membuat dia syok.
*****
Mr. Jack mengirim pesan ke ponsel Ernest. Dan dia meminta Ernest untuk menemuinya segera.
" Tidak biasanya dia memintaku untuk menemuinya, biasanya ketika aku menemuinya malah diusirnya" kolam Ernest sambil tersenyum.
“Hai, Jack. Ada apa Kamu memanggilku. Sungguh sesuatu yang luar biasa kalau kamu memanggilku,” Kata Ernest ketika berhadapan langsung dengan Mr. Jack.
Mr. Jack meletakkan sebuah map di atas mejanya. Ernest dapat mengenali map tersebut.
“ Di hadapan aku ini ada berkas Thomas yang mengadukan George. Sebaiknya kamu urus karena George sedang diproses.” Kata Mr. Jack kepada Ernest.
“Apa yang akan menimpa George?” Tanya Ernest.
“Dia dikeluarkan dari kesatuan setelah sidang. Selebihnya juga kamu tahu, sesuai tuntutan Thomas. Kita nanti akan lihat kelanjutannya,” Jawab Mr Jack sambil memandang ke luar jendela kantor sambil menggenggam secangkir kopi.
“Kelanjutannya?! Maksudmu apa dengan itu?” Tanya Ernest penasaran.
“ Yah, orang seperti George tidak mungkin berbuat gila kalau tidak ada siapa-siapa di belakang dia,” Jawab Mr. Jack setelah meneguk kopinya.
Ernest mengangguk menyetujuinya.
“Jadi, kasus milik George sudah selesai kan?” Tanya Ernest dengan perasaan senang.
“Ya. Dan jangan lupa, kamu bisa mengabari Thomas untuk kasus ini. Karena aku dengar kamu diancam oleh Thomas untuk segera menyelesaikan kasus ini,” kata Mr. Jack menoleh ke arah Ernest.
“Oleh karena itu, kamu sudah benar-benar bisa pindah ke divisi lalu lintas.” Kata Mr. Jack sambil tersenyum.
Jack Sebenarnya jujur saja kepadaku Apakah aku bisa balik lagi ke divisi ku tanya Ernest
Aku ingin kembali ke divisi ku Ernest memohon kepada Mr. Jack.
“Tunggu sebentar lagi, untuk kembali ke divisi mukamu harus melalui tahapan tes psikologi dulu. Karena aku tidak ingin kamu salah menganalisa kasus lagi, karena aku lihat kemampuan analisa kamu dalam menganalisa kasus sudah menurun, “ kata Mr. Jack beralasan.
Sebenarnya dia tahu bahwa Ernest tidak mungkin akan menerima begitu saja alasan yang dia berikan. Dia sangat mengenal Ernest sejak mereka berdua mengikuti pendidikan Kesatuan Pasukan Khusus.
“Kemampuan analisa aku menurun? Maksud kamu apa Jack” kata Ernest yang tidak terima dibilang bahwa dirinya sudah tidak mampu menganalisa.
“Kasus yang sebelumnya Kalau tangani itu adalah kasus perampokan biasa, bukan kasus pembunuhan seperti yang kamu pikirkan.” Mr. Jack mengingatkannya.
“Kamu masih membahas itu Jack? Bahkan dengan semua bukti-bukti yang aku tunjukkan kepadamu. Memangnya divisi pembunuhan tidak menemukan indikasinya? Kalau mereka tidak menemukannya, berarti kalian yang lemah!” Kata Ernest yang sudah mulai marah.
Dia bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari ruangan Mr. Jack dengan rasa kecewa.
“Hei kamu sudah bisa di bagian lalu lintas nanti malam seperti janjiku.” Teriak Mr. Jack sebelum Ernest menghilang di pintu keluar ruangannya.
*****
Ernest dan bersama ketiga kawannya memutuskan melakukan pengintaian di tempat malam sebelumnya dia bersama Sean menemui David dan kawan-kawannya.
Masing-masing membawa perlengkapan mengintai jarak jauh.
Tapi tempat itu terlihat sepi. Sampai beberapa saat kemudian, terlihat beberapa orang teman David datang ke tempat itu.
“Pertunjukkan sudah dimulai,” kata Sean.
“Sayangnya Charlie tidak ikut ya, padahal kalau dia ada disini kita tidak akan kekeringan seperti ini,” sahut Ernest.
“Oh ya, di belakang ada kotak pendingin. Ada beberapa kaleng minuman yang sudah disiapkan oleh Charlie. Tolong ambilkan untuk kami,” kata Daniel pada Sean dan Mike.
Mike memberikan kaleng minuman itu kepada Daniel, Ernest dan Sean.
“Meskipun Charlie tidak ikut, dia masih tetap perhatian kepada kita,” kata Ernest sambil membuka minuman kalengnya.
Tidak berapa lama kemudian, muncul Gerald bersama dua orang lainnya membawa sebuah kotak kayu.
Gerald terlihat mengobrol dengan mereka, dan salah satu dari mereka mengawasi sekeliling tempat itu kemudian tergesa-gesa mengajak Gerald masuk ke dalam bangunan itu.
“Hm … mencurigakan,” kata Ernest.
“Apa isi kotak kayu yang dibawa oleh Gerald ya?” Tanya Sean pada dirinya sendiri.
“Sekarang jam 00.25. Kemarin kita berada disini dari jam 20.30 sampai jam 22.00.” kata Ernest
“Artinya, bisa saja sebenarnya kegiatan ini sering dilakukan pada waktu yang sama namun kalian datang pada waktu yang berbeda, begitu kan.” Mike memberikan analisisnya.
“Benar Mike.” sahut Daniel.
“Kamu ternyata bisa diandalkan Mike, kamu jenius,” Sean memuji Mike sambil melingkarkan tangannya ke bahu Mike. Mike tertunduk malu.
Tidak lama kemudian mereka melihat David juga datang ke tempat itu kemudian segera masuk ke dalam bangunan itu juga.
“Mereka sepertinya masih berhubungan. Benar dugaanmu, Ern,” kata Sean.
Sudah hampir satu jam mereka mengamati bangunan itu. Namun yang mereka lihat hanya dua orang temannya David yang duduk berjaga di depan bangunan itu.
“Berapa jumlah mereka tadi?” Tanya Mike berbisik.
“Sekitar sembilan orang, termasuk dua orang kawannya Gerald.” sahut Ernest.
“Oh ...” sahut Mike.
Terdengar Mike mengulangi perkataan Ernest dengan berbisik.
“Hei, kamu sedang apa? Kamu membocorkan informasi ya?” tanya Ernest panik.
Daniel dan Sean pun menoleh ke arah Mike dengan perasaan sangat cemas. Mike terlihat bingung dan sedikit ketakutan.
“Bukan, aku tidak sedang memberikan informasi kepada siapa pun. Lihat ini, aku sedang mencatat hasil pengintaian kita, aku mengetiknya dengan suara,” kata Mike sambil menunjukkan laptop kecilnya.
Mereka bertiga membacanya, dan mereka pun percaya.
“Anak ini sangat jenius,” kata Ernest sambil kembali ke posisi duduknya semula.
Daniel pun mengangguk setuju dengan perkataan Ernest.
Dua jam kemudian mereka melihat Gerald dan kedua temannya keluar dari bangunan itu tanpa membawa kotak kayu yang dibawanya tadi. Saat Gerald dan kedua kawannya pamit dengan David, mereka seperti sangat akrab sekali.
“Gerald memakai jaket yang sama dengan jaket yang dipakai oleh temannya David,” kata Mike sambil mengetik di laptopnya.
“Oh iya benar, ini sudah bisa dipastikan bahwa mereka masih saling berhubungan.” kata Daniel.
“Sebaiknya pengintaian kita yang berikutnya adalah mengintainya dengan lebih dekat,” kata Ernest.
“Bisa, kita harus memasang kamera tersembunyi dan perekam suara di sana.” kata Mike.
“Bukankah kamera sudah ada suaranya?” kata Sean.
“Benar, ini hanya berjaga saja jika salah satu dari keduanya tidak berfungsi dengan baik,” sahut Mike.
Mike menjelaskan rencananya yang ada di kepala nya saat itu dalam penggunaan teknologi saat melakukan pengintaian.
Menyambung ide dari Mike, kemudian Ernest menjelaskan rencana pengintaian mereka berikutnya dari mulai jadwal sampai pembagian tugas. Ketiga orang rekannya mendengarkan dengan serius.
******************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments