Hari ini Keno sedikit kewalahan menyelesaikan pekerjaannya, ia tidak bisa tenang karena ada istri Frido yang terus saja mengganggu dirinya.
Sore pun telah tiba, Keno ingin segera pulang. Hari ini hari yang sangat melelahkan.
Setibanya di rumah, ia langsung membuang jas kerjanya ke sembarang arah. Seakan ia meluapkan kekesalannya sehari ini dengan istri Frido. Aira yang melihatnya pun segera menghampiri.
"Kau kenapa, Ken?"
"Jangan pura- pura tidak tahu kau, hari ini hari burukku. Huh, kenapa istri asisten sialan itu ngidamnya aneh sekali. Kepala ku hampir copot diuyel- uyel terus," ketus Keno
"Namanya juga orang ngidam, Ken. Istri mu nanti pasti juga akan begitu, hahaha," ledek Aira
Keno tidak menghiraukannya dan segera pergi untuk membersihkan diri. Sedangkan Aira menyiapkan makan malam. Tiba saatnya makan malam, ia memanggil Keno mengajaknya untuk turun.
Mereka pun menikmati makan malam dengan tenang. Keno terlihat lahap menyantap masakan Aira.
"Siapa yang memasak ini? Tidak seperti biasanya?" tanya Keno.
"Maaf, apakah rasanya tidak enak, ini aku yang memasaknya."
"Tentu saja," ucap Keno datar.
"Enakkk haha," lanjut keno dalam hatinya
Bukankah ini enak sekali, kau juga terlihat lahap memakannya. Dasar manusia kampret. gerutu Aira dalam hatinya.
Tiiiinggg...
Suara Handphone Aira berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ia segera membukanya, ternyata dari Mamanya. Aira disuruh untuk pulang ke rumah hari minggu nanti, karena Hana akan tunangan dengan lelaki pilihan mamanya alias dijodohkan.
"Mengapa dia yang menikah dulu, harusnya aku, huh, " ucap Aira dan terdengar oleh Keno.
"Siapa yang akan menikah?"
"Hana, anak dari adiknya mama."
Mendengarnya Keno tertawa. "Kau kalah dengan adikmu, hahaha."
Aira tidak menanggapinya ia pergi membereskan meja makan dan beranjak pergi ke kamar Keno untuk menidurkan bayi besar itu.
***
Keesokan paginya, Aira mandi dan mempersiapkan dirinya untuk bekerja setelah itu pergi ke kamar Keno. Aira menyiapkan perlengkapan kantor Keno. Mulai dari Kemeja, jas, dasi, jam tangan, sepatu, dan tas kerja keno. Ia memilih kemeja warna navy dan jas warna abu muda. Semua telah ia letakkan di atas ranjang yang sebelumnya telah Aira bereskan terlebih dahulu.
Keno sudah selesai mandinya, ia melihat pakaian yang telah disiapkan Aira namun ia ingin mengerjai gadis itu. Keno mencari kemeja di lemarinya, ia mengobrak- abrik isi lemari itu.
"Kau cari apa, kau tidak lihat apa semua sudah ku siapkan," geram Aira.
"Cari kemeja, aku sedang mencari kemeja yang baru kubeli kemarin," ucap Keno membohongi Aira, padahal ia hanya ingin memberantaki lemarinya sehingga membuat Aira kesal.
"Kenapa tidak ada sih, yauda aku pakai yang sudah kau ambil saja. Sini kemarikan."
Kampret, kenapa tidak dari tadi. Isi lemari berantakan semua kau hanya menambah pekerjaanku saja. Ingin sekali membunuhmu aaaa. Aira menangis dalam hatinya.
Aira melempar kemeja tepat pada wajah Keno.
"Tepat sasaran," ucap Aira tertawa senang.
"Hei, berani sekali kamu. Mau ku patahkan tanganmu itu !"
"Sudahlah, pakai saja," ucap Aira tegas. Ia langsung membereskan pakaian yang berserakan di lantai ke dalam lemarinya. Ia tak henti- hentinya merutuki Keno. Semua sudah rapi, tapi ternyata Keno belum juga selesai. Aira yang geram langsung mendekati Keno mengambil dasi dan memakaikannya pada leher Keno.
"Menunduklah, akan aku bantu pakai dasi biar lebih cepat," ketus Aira.
"Makanya jadi orang jangan pendek- pendek," sindir Keno.
"Sombong sekali kau, tiang listrik yang lebih tinggi dari mu saja tidak sesombong kau," balas Aira yang hanya membuat Keno senyum. Aira terus saja memarahi Keno karena tidak bisa cepat.
"Kau itu jadi orang jangan lambat, harusnya kau bisa mengatur waktumu sendiri. Sudah tahu sudah siang, tapi kau malah asyik dengan handphone mu itu," cibir Aira yang sangat kesal dengan Keno.
Tambah cantik kalau marah- marah begini. batin Keno. Ia terus saja memandang wajah Aira yang sangat dekat dengannya itu dan tersenyum- senyum sendiri. Jantungnya berdegub cepat lagi.
"Harusnya kau simpan handphone mu, kau kan bisa memainkannya lagi setelah semua sudah siap. Kalau begini kan aku juga akan telat karna kau. Kau juga harus bisa memberi contoh karyawanmu, kalau presdirnya seperti kau pasti karyawanmu juga ak-"
Cuppppp
Keno mencium bibir Aira dengan lembut. Aira hanya terdiam dan membelalakkan matanya karena kaget. Dengan mata terpejam Keno menikmati bibir Aira. Keno ******* habis bibir ranum milik Aira.
Kemudian Keno melepas ciumannya dan menatap Aira, "Jangan banyak bicara atau aku akan menciummu lagi," seru Keno.
Plaaakkkk
Aira menampar Keno dan air matanya sudah berlinang.
"Lancang !!! Harusnya ciuman pertamaku aku berikan pada suamiku nanti. Raka saja tidak pernah berbuat bodoh sepertimu tadi. Aku membencimu," ucap Aira terdengar isak tangisnya. Lalu ia pergi meninggalkan Keno.
"Ahh bodoh, kenapa aku menciumnya. Dan dia bilang itu first kiss nya, pasti dia sangat marah sekali," ucap Keno seraya mengusap wajahnya.
Keno berlari menghampiri Aira tapi ternyata Aira sudah pergi dengan menggunakan ojek online. Keno yang merasa bersalah langsung melajukan mobilnya mencari Aira.
"Kemana dia." Keno membanting stir mobilnya dan melaju sangat cepat. Akhirnya Keno melihat Aira yang sedang naik motor, ia pun mengikuti Aira dari belakang.
Tak lama kemudian sampailah Aira di depan kantor stasiun televisi. Keno pun segera memakirkan mobilnya dan berlari mengejar Aira.
"Aira tungguuuuu..."
Aira hanya menoleh tapi tetap melangkahkan kakinya menuju kantor. Dengan cepat Keno menarik tangan Aira hingga tubuh Aira dekat dengan Keno. Deg...deg...deg jantungnya berdetak sangat cepat.
"Aira maafkan aku, maaf telah mengambil Fisrt kiss mu," ucap Keno dengan wajah sendu.
Aira langsung melepaskan tangannya dari Keno. "Aku sudah memaafkanmu, sekarang pergilah. Kau bisa terlambat rapat nanti. Hati- hati dijalan," ucap Aira datar ia pun berlalu meninggalkan Keno.
Walaupun sudah dimaafkan tapi Keno masih sedih karena Aira masih merajuk dengannya. Ia segera menuju ke kantornya.
Mega dan Sandi ternyata melihat Aira dan Keno sejak awal.
"Ra, cakep banget, demi apa loh di pegang sama Presdir Keno," kagum Mega sembari memegang kedua pipinya.
"Yaelah gitu doang sampe meleleh elo," sahut Sandi.
"Sudah sudah, mending kita langsung masuk," ajak Aira yang disetujui kedua sahabatnya itu. Mereka berjalan menuju ruang kerjanya.
"Eh Ra, tadi kenapa sih Keno kaya lagi minta maaf sama elo," tanya Sandi penasaran.
"Iya Ra kenapa? Elo dijahatin sama dia?" timpal Mega.
"Tadi dia cium aku."
Sontak keduanya kaget "Apaaaa!!!! lo dicium sama presdir Keno?"
"Ya ampun, Ra. Terus lo kenapa marah. Duh gue jadi pengen deh dicium sama dia," ucap Mega.
"Ya aku jelas marah lah, dia main cium aku aja. Ini tuh first kiss ku, buat suamiku nanti. Raka aja engga pernah gituin aku, eh dia malah main sosor- sosor aja," ucap Aira marah- marah.
"Tapi lo juga nikmatin kan Ra?" goda Sandi.
"Aduuuhhhh Aira sayang jangan marah, mungkin Keno suka sama elo," timpal Mega
"Kalian berdua apaan sih, omong kosong saja."
"Ya kalau kosong diisi lah, Ra," balas Sandi terkekeh. Aira pun mencubit perut Sandi dan meninggalkan sahabatnya itu.
***
Setibanya di kantor Keno langsung menuju ke ruang rapat walaupun moodnya sedang tidak baik tapi ia berusaha semaksimal mungkin.
"Selamat Pagi semuanya, maaf saya terlambat sedikit. Kita langsung saja mulai rapatnya," ucap Keno kepada para karyawan yang hadir untuk rapat.
Frido pun langsung membuka rapat itu, Keno memimpin rapat dengan baik. Rapat berjalan selama satu setengah jam, karena sudah selesai ia segera menutup rapatnya. Karyawan pun meninggalkan ruang rapat, di sana hanya tinggal dua orang saja yaitu Keno dan asistennya, Frido.
"Tuan, kenapa tadi Anda telat?" tanya Frido.
"Tidak apa, ehm Frido aku ingin bercerita kepadamu. Tapi ku mohon jangan ledek aku," ucap Keno melirik tajam ke arah Frido.
"Apa, Tuan? Apakah ini harus saya rahasiakan?"
"Tadi pagi aku mencium Aira."
"Serius Tuan?" kaget Frido "Tuan hebat, plok plok plok." Frido bertepuk tangan karena senang.
"Apanya yang hebat, Aira masih marah padaku karena aku mengambil first kissnya."
"Bagaimana rasanya First kiss tuan? Manis kan?" goda Frido.
"Manis." Keno tersenyum sebentar lalu ia kembali datar lagi.
"Aku harus buat Aira tidak kesal lagi, tapi aku tidak mengerti bagaimana caranya. Kau tahu sendiri kan aku itu bagaimana."
Frido pun memikirkan cara supaya Aira tidak kesal lagi dengan Keno. Frido membisikkan sesuatu ke telinga Keno. Keno pun sepakat untuk itu.
***
Senja pun tiba, Aira dan rekan yang lain segera pulang untuk beristirahat. Saat hendak memesan ojek, Ia mendapat pesan dari seseorang.
"Keno?" Aira mengernyitkan dahinya dan ia lalu membuka pesan itu.
Keno. Jangan pulang dulu, aku akan menjemputmu. Tunggu saja di pos satpam.
"Mau apa lagi dia? Lebih baik aku turuti saja daripada nanti aku pulang langsung dibunuh." Lalu Aira mengetikkan pesan untuk Keno.
Aira. "Baiklah !"
Aira mengirim pesan itu dan tak lupa dengan emot kesal dan malasnya.
Tak berapa lama kemudian, Mobil mewah berwarna hitam menghampiri Aira.
"Hei bodoh, cepat masuk!" seru Keno.
Aira tidak menjawab ia langsung membuka pintu mobil dan duduk memakai safety belt. Keno pun melajukan perjalanan. Namun ia tidak berjalan di arah menuju rumahnya.
"Kau mau mengajakku ke mana? Ini kan bukan arah ke rumahmu?" Keno pura- pura fokus dengan mobilnya.
"Heii"
"Jawablah kau mau membawaku kemana?" tanya Aira lagi.
"Keeeeennnnnnoooooo," teriak Aira yang mengagetkan Keno.
"Sudah diamlah, suaramu itu jelek kupingku jadi sakit."
"Makanya kalau ditanya itu dijawab!" sahut Aira.
Keno menginjak rem mobilnya mendadak, sehingga membuat kepala Aira terbentur dan ia pun memekik kesakitan tapi Keno tidak menggubrisnya.
"Kita sudah sampai. Turunlah," katanya datar tanpa rasa bersalah.
Aira memperhatikan sekelilingnya, wajahnya yang kesal berubah menjadi senang. Keno mengajaknya ke pasar malam.
"Kau mengajakku ke sini? Apa tidak salah seorang presdir bermain di pasar malam?" tanya Aira yang mengerutkan dahinya tidak percaya.
"Tidak, ayoo!" seru Keno seraya menggandeng tangan Aira untuk berjalan. Aira hanya terdiam dan mengikuti Keno.
"Hm, kita mau ngapain dulu?" tanya Keno
"Kita naik bianglala itu saja dulu," ucap Aira dengan menunjukkan senyum manisnya.
Mereka pun menaiki wahana tersebut. Keno yang sebenarnya malas dengan permainan konyol ini akhirnya ia bisa menikmati karena ia bersama Aira. Mereka tampak bahagia, sesekali bercanda dan tertawa bersama.
Setelah naik bianglala, mereka melanjutkan permainan lain. Semua mereka coba tak terlewat sedikitpun. Aira melihat permen kapas kesukaannya dan mengajak Keno membelinya.
"Ken, aku mau membeli permen kapas dulu ya. Kau tunggu saja disini."
"Tidak, aku akan ikut denganmu."
"Baiklah, ayoo cepaaattt," rengek Aira sembari menarik tangan Keno.
"Iya, kau ini seperti anak kecil saja," ucap Keno terkekeh.
"Kau mau rasa apa, Ken?"
"Terserah kau saja."
"Hm kalau begitu kita beli dua rasa ya, biar bisa saling mencicipi." Keno pun tersenyum mendengarnya.
"Pak, saya mau dua ya. Yang ini dan itu," ucap Aira sopan.
"Ini nona, semuanya empat puluh ribu," kata penjual sembari memberikan permen kapas kepada Aira. Ia pun segera mengambil uang di kantongnya. Tapi Keno lebih cepat menyodorkan selembar uang kepada penjualnya.
"Terimaksih Tuan, Nona. Semoga kalian langgeng sampai tua," ucap si penjual permen kapas.
Keno dan Aira yang mendengarnya hanya menggeleng- geleng kepala mereka. Setelah itu mereka berjalan untuk berkeliling lagi di pasar malam sembari menikmati permen kapas mereka.
"Ken, kau mau mencicipi punyaku tidak?" tanya Aira.
"Boleh." Aira pun tersenyum dan segera menyuapi Keno.
Deg...deg...deg...
Duhh kenapa deg- deg'an begini. batin Aira
Aaaah aku ingin berteriak, senang sekali bisa sedekat dengan Aira. ucap Keno dalam hatinya.
Mereka menjadi salah tingkah setelah beberapa saat saling bertatapan. Kemudian ada seseorang yang mendekati mereka.
"Wahh mesranya, apakah kalian mau saya ambil foto dengan kamera saya? Nanti hasilnya bisa dicetak langsung, hanya dua puluh lima ribu saja," tawar tukang foto di pasar malam. Aira dan Keno sempat canggung dan akhirnya mereka mengiyakan. Tukang foto itu pun mengarahkan keduanya agar bergaya bagus.
"Coba kalian saling bertatapan ya, terus permen kapasnya disilangkan dan disuapkan."
"Jangan lupa senyum...Satu dua tiga, jeppreeeet."
Karena hasilnya bagus mereka mengambil foto untuk empat kali. Aira dan Keno seperti sepasang kekasih, ada yang berfoto suap- suapan, merangkul, tertawa saling menatap dan hingga Keno yang menggendong Aira.
"Ini fotonya. Bagus bukan?" ucap tukang foto itu dan menyerahkan hasilnya kepada Keno dan Aira. Keno segera membayarnya.
"Terimakasih Tuan, Nona. Semoga kalian bahagia selalu hingga tua nanti." pamit tukang foto itu.
"Ternyata bagus hasilnya, ayo kita selfi di ponselku." ajak Keno, Aira pun mengiyakan.
Mereka berselfie konyol. Keno memasang muak datarnya dan Aira memanyunkan bibirnya.
"Ken, apakah kau mau menyimpan foto ini?" tanya Aira.
"Tentu saja, aku akan menyimpannya," ucap Keno senang.
"Baiklah, aku akan menyimpan dua foto ini dan yang dua ini untukmu," ucap Aira memberikan dua cetakan foto kepada Keno. Ia terlihat senang dan ceria sekali.
Mereka pun pergi meninggalkan pasar malam tangan Keno tetap menggandeng Aira. Sebelum pulang mereka berhenti di resto dulu untuk mengisi perut mereka. Sembari menunggu pesanan tiba, Aira dan Keno memainkan ponsel mereka masing- masing. Aira membuat story di whatsappnya, ia mengunggah foto- fotonya saat di pasar malam. Tak lama kemudian dua sahabatnya itu mengomentari story Aira.
Sandi. "Hm, ada yang lagi berduaan nih, engga ajak- ajak nih ya..."
Mega. "Aduuuhhh jiwa jombloku meronta- ronta loh Ra, jangan bikin iri deh."
Membaca pesan dari kedua sahabat baiknya itu, Aira tersenyum- senyum sendiri. Begitu juga dengan Keno, yang ternyata juga membuat story fotonya bersama Aira. Asistennya, Frido mengomentari unggahan atasannya itu.
Frido. "Tuan, jangan lupa bonus untuk saya. Ini kan ide saya tuan xixiixi. Saya tunggu transferannya, Tuan."
Balas Keno. "Dasar mata duitan kamu."
Keno hanya menggelengkan kepalanya dan tetap tersenyum. Entah hari ini muka datar dan dinginnya Keno itu hilang seketika.
Pesanan mereka pun akhirnya datang. Keno dan Aira segera melahapnya. Setelah perut terisi mereka kembali ke rumah.
Di dalam perjalanan Aira tiada henti- hentinya memperhatikan foto ia dengan Keno di pasar malam tadi.
"Ehm, terimakasih telah mengajakku ke pasar malam. Aku sangat senang," ucap Aira menatap Keno.
"Terimakasih juga kamu udah buat saya bahagia malam ini, Ra. Kalau kamu senang aku juga ikut senang, aku akan selalu memberikanmu kebahagiaan." ucap Keno dalam hatinya ia tidak berani mengatakan langsung kepada Aira.
Keno menjawab Aira dengan anggukan saja. Mereka sampai di rumah pukul sembilan malam, karena lelah mereka langsung pergi kamar masing- masing.
Setelah membersihkan dirinya Aira mendapatkan pesan, ia terkejut melihat isi pesan tersebut.
"Apa kau bahagia dengannya? Hingga melupakan aku?" isi pesan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
cella_cuteee
wkwkwkwkwk. . . . . . ngakak liat mereka 😂😃
2020-09-22
2
Linda Tambunan
pasti raka sengaja utk cari alasan biar bsa putusin aira
2020-07-31
18
Vivianvellanie
pasti raka
2020-07-25
6