Aira dan Raka pun memasuki toko kue. Mereka bercanda dan juga mengobrol bersama hingga siang. Walau hanya ngobrol tapi tidak ada kata bosan diantara mereka.
Tepat jam makan siang, mereka baru bergegas pergi meninggalkan toko kue untuk mencari makan siang mereka. Mereka berhenti di salah satu restoran khas Jepang favorit dua sejoli itu.
Tanpa disadari, Keno dan asistennya Frido juga makan siang disana. Keno yang lebih dulu melihat Aira pun membiarkannya. Ia memilih bangku kosong di belakang Aira dan menutup wajahnya dengan buku menu. Ia berencana untuk mendengarkan obrolan mereka.
"Tuan, kenapa duduk disini. Biasanya juga di pojok sana. Hm, pasti kepo sama obrolan nona Aira ya," goda Frido kepada Keno.
"Cih, kaya engga ada kerjaan lain saja. Aku hanya ingin suasana baru saja," saut Keno.
Di meja lain,
"Raka, kamu mau makan apa sayang?"
"Kamu kan sudah tahu kesukaan aku disini apa, kenapa harus tanya lagi ihh gemes deh," jawab Raka sembari mencubit hidung mancung Aira.
"Ya mungkin kamu mau coba menu lain, biar engga bosen hahaha," saut Aira kepada Raka.
"Ih gemesin dehh jadi tambah sayang," kata Raka yang mencubit kedua pipi Aira. Mereka pun tertawa dan melanjutkan obrolan sembari menunggu pesanan datang.
"Nona Aira memang menggemaskan ya, Tuan," ucap Frido
"Iya memang makanya aku pernah jatuh cinta sama dia," saut Keno tanpa menyadari apa yang baru saja ia katakan.
Pesanan Aira dan Raka datang, begitupun dengan pesanan Frido dan Keno. Mereka mulai menyantap makan siang. Sesekali Aira dan Raka saling bersuap- suapan. Ini membuat Keno sedikit cemburu melihatnya. Frido yang mengerti bosnya itu pun mencoba untuk menghibur.
"Tuan, anda mau disuapi juga? Sini Tuan biar saya suapin, Aaaa " Ucap Frido seraya menyodorkan sushi ke mulut Keno.
"Huh kurang ajar sekali kamu, aku ini masih normal ya engga sudi kalau disuapin kamu!" kata Keno dengan suara meninggi.
"Maaf, Tuan, hahaha."
"Sepertinya aku harus benar- benar memotong gajimu bulan ini."
"Jangan Tuan jangan, saya tidak akan mengulanginya lagi," ujar Frido yang langsung menghentikan tawanya dan melahap makanannya.
Setelah makan siang, Frido dan Keno pergi meninggalkan resto dan segera menuju kantor. Sedangkan, Raka mengantar Aira untuk pergi bekerja. Raka setia menemani Aira hingga malam hari dan mengantarkan Aira pulang ke rumah Keno.
***
"Darimana kamu? Jam tujuh baru pulang," tanya lelaki yang sedari tadi menunggu kepulangan Aira ke rumahnya.
"Maaf Tuan, pekerjaanku baru saja selesai."
"Mulai besok kamu tidak boleh pulang selarut ini, ini bukan rumahmu kamu tidak boleh seenaknya saja di sini," ucap Keno dengan penuh penekanan.
"Baik, Tuan. Aku permisi dulu, mau membersihkan diri," balas Aira dengan senyum manisnya.
"Setelah itu pergi ke kamarku dan bawakan makan malamku kesana! "
"Laksanakan, Tuan," seru Aira dengan penuh keceriaan. Ia bersyukur tidak dimarahi Keno karena pulang malam.
Keno pergi meninggalkan Aira. Aira pun segera menuju kamarnya untuk mandi dan beres- beres. Setelah itu ia mengambil makanan untuk Keno dan membawanya ke kamar. Ia mengetuk pintu kamar Keno terlebih dahulu, setelah mendengar sautan dari dalam Aira baru membuka dan masuk kedalam.
"Tuan, ini makan malamnya."
"Kau tidak lihat aku sedang sibuk sekarang, bagaimana bisa aku memakannya."
Bodo amat aku mah, mau makan apa engga terserah. gerutu Aira dalam hatinya
"Kau bisa memakannya jika pekerjaanmu sudah selesai bukan?" ucap Aira malas.
"Tidak! aku sudah lapar sekarang. Suapin saja."
"Apa?" kaget Aira
"Kau mau tidak, atau kau mau berhenti jadi reporter?" ucap Keno mengancam Aira.
Frido yang dari tadi di samping Keno hanya menggelengkan kepalanya. Sepertinya kau cemburu dengan kejadian tadi siang, tolong jangan bodoh seperti ini tuan. batin Frido
Aira tak bisa berbuat apa- apa jika sudah menyangkut dengan pemecatan. Ia menyuapi Keno dengan perasaan malas dan kesal. Ingin sekali ia menyuapinya dengan sendok pasir.
"Jangan terlalu banyak, mulutku tidak muat."
"Banyak bicara, kalau perlu akan aku ambilkan sendok pasir biar cepat selesai. Malas sekali harus menyuapi pria brengsek sepertimu !" seru Aira dalam hati yang terus saja melototi Keno.
Wajah keno tetap seperti biasanya, tapi dalam hati Keno ia senang bisa membuat Aira kesal. Makan malam sudah habis dan pekerjaan selesai Keno langsung menuju kamarnya untuk istirahat dan menyuruh Frido pulang. Frido yang menatap Aira sedari tadi akhirnya diketahui Aira.
"Apa kamu lihat- lihat aku, Jangan naksir ! aku udah punya pacar. Lagian kamu juga bukan tipeku," ucap Aira melipat kedua tangannya didepan dada.
"Cihh, dasar kepedean. Aku ini sudah beristri, dan engga mungkin suka sama wanita yang pd (percaya diri) nya level dewi seperti kamu. Sudah kepedean, Gila pula," balas Frido.
"Berani kamu ya," ucap Aira melototi Frido dan melepas satu sandalnya. Frido yang mengetahui jika Aira akan melemparkan sandalnya itu langsung lari terbirit- birit.
"Dasar atasan dan bawahan sama saja, sama- sama gila ! Kampret !" umpat Aira. Ia pun segera memasuki kamar Keno dan melakukan persis dengan yang ia lakukan semalam. Tapi untuk malam ini Aira tidak ketiduran di sana. Setelah Keno tertidur ia baru bisa kembali ke kamarnya. Ia tertidur pulas hingga pagi datang.
***
Aira yang baru dua hari di rumah Keno pun membiasakan apa yang harus ia lakukan. Mulai membangunkan Keno untuk solat subuh, menyiapkan air untuk mandi, menyiapkan baju beserta dalamannya, membuatkan sandwich untuk sarapan, menidurkan Keno, dan masih banyak hal konyol lagi yang Keno minta.
Keesokan paginya, setelah selesai sarapan Keno dan Aira pergi ke kantor. Saat hendak masuk ke dalam mobil, dilihatnya ada wanita yang sedang mengandung.
"Ken, siapa wanita itu?" tanya Aira kepada Keno.
"Istrinya,"
"Kenapa disini? Apa mereka sedang mengigau dan menganggap ini rumah sakit untuk memeriksa kandungan?" tanya Aira lagi.
"Ya mana ku tahu, sudah lah jangan dibahas lagi."
Frido yang melihat Tuannya itu sudah keluar rumah langsung menyapa dan menjelaskan maksud ia membawa istrinya.
"Selamat pagi, Tuan. Maaf hari ini saya membawa istri saya. Ia sedang ngidam, ingin bekerja bersama saya dan Tuan Keno," jelas Frido.
"Asalkan tidak mengacau tidak apa, biarkan saja."
"Terimakasih Tuan."
"Wah tampan sekali Tuan Keno, menggemaskan aaahh. Aku akan seharian denganmu," ucap Niken, istri Frido seraya mencubit pipi Keno dengan gemasnya.
"Awww sakit," rintih Keno, tapi istri Frido malah semakin menjadi ia bahkan juga menjambak rambut keno.
Frido pun langsung menghentikan perbuatan istrinya karena ia takut jika nanti gajinya dipotong. Aira yang melihat tak bisa menahan tawanya. Mereka pun segera masuk mobil dan menuju kantor. Aira dan Niken berkenalan dan langsung akrab seperti kakak beradik.
Di dalam mobil pun Niken masih saja mencubit- cubit Keno karena saking gemasnya. Keno masih mengelus pipinya yang merah, karena memang cubitan istri Frido mematikan sekali. Aira tak bisa diam, ia terus saja tertawa di sepanjang perjalanan, Keno yang mendengarnya pun jadi tambah kesal.
"Seneng kamu ya tertawa terus, sakit tau."
"Maaf, Ken. Tapi ini lucu sekali. Kau yang sabar ya, seharian nanti akan bersama mba Niken terus," goda Aira.
"Kalau begini lebih baik aku tidur saja di rumah. Entah apa yang terjadi dengan tubuhku kalau seharian dia bersamaku," umpat Keno.
Yang di dalam mobil pun tertawa lepas, mereka seakan membuang keluh kesah selama ini.
"Maaf Tuan, tapi ini untuk hari ini saja. Saya tidak mau jika anak saya ileran, Tuan," ucap Frido senang karena Bosnya itu tersiksa.
"Awas saja kalau besok juga, aku tidak hanya akan memotong gajimu bahkan tidak akan ku beri gajimu bulan ini," ancam Keno yang kesal.
Suasana di dalam mobil pun menjadi hening, sepertinya mereka lelah tertawa terus. Sesekali Frido mencium tangan istrinya, juga mengelus perut buncit istrinya sembari menyetir mobil. Dan lebih parahnya ia berciuman di depan Aira dan Keno.
"Ken, asistenmu itu sungguh memalukan. Tidak sadar apa kalau di belakang mereka masih ada orang," bisik Aira kepada Keno.
"Dunia seperti punya mereka saja. Pagi ini sungguh menyebalkan."
Frido dan Niken pun tak henti- hentinya bercanda, sesekali Frido menggelitik perut Niken dan Niken pun membalas menggelitik perut suaminya. Mereka merasakan geli dan tertawa sangat kencangnya padahal Frido masih menyetir mobil.
"Ken, mereka ini waras tidak?"
"Entahlah, sepertinya mereka belum meminum obat," saut Keno
"Ehhheeeemmm..." dehem Keno dan Aira bersamaan yang seketika menghentikan kegilaan pasangan suami istri itu. Mereka berhenti bercanda, tapi tak lama kemudian mereka kembali lagi. Aira dan Keno hanya menggeleng- geleng kepala mereka.
Dan akhirnya mobil yang mereka naiki sudah sampai di depan kantor televisi tempat Aira bekerja. Ia segera turun dan tak lupa berpamitan dengan Keno.
"Hey anak manis, aku turun ya. Kau yang semangat menghadapi hari ini," bisik Aira kepada Keno yang semakin membuat kesal presdir tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Umaiza
Lucu...lucu...lucu
Dari sekian banyak novel yg ku baca ttg CEO,cuma disini yang asistennya kissing didepan bosnya.Biasanya kan si Bisa yang kissing didepan asisten,anak buah dan body guardnya....
2021-10-17
0
jk👑
ngakak thor
2021-04-28
0
Titis
ngakak thor
.. nyari2 bacaan novel nyangkut dech sm novel ini 😊
2021-01-02
1