Keluar dari Sanjaya Group, Aira dan kedua temannya tadi kembali ke kantor mereka untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.
Sesampainya di kantor, Aira langsung disuruh untuk menemui Bosnya. Kedua temannya langsung pergi ke ruang kerja mereka.
"Kenapa ya, engga biasanya Bos manggil gini." Itu yang terus saja dipikirkan Aira saat berjalan menuju ruang Bosnya.
Tok- tok- tok !
"Masuk!" perintah Bos Aira.
"Bapak memanggil saya?" ucap Aira dengan sopan.
" Ya, silakan duduk. Saya sudah mengetahui apa yang kamu lakukan tadi pagi di Sanjaya Group, jujur saya sangat kecewa. Kamu itu wartawan terbaik disini, tapi bisa-bisanya kamu berbicara tidak sopan kepada presdir itu bikin malu saja."
Astaga, Keno benar-benar mau memberiku pelajaran ternyata. batin Aira
"Maaf, Pak, tapi saya juga sudah meminta maaf kepada Pak Keno dan saya tidak akan mengulanginya lagi pak, saya janji." Aira sedikit takut, ia berusaha membela diri dan meminta maaf atas perlakuannya.
"Kamu tahu 'kan siapa dia? Dia termasuk orang penting di Indonesia. Dia bisa saja menjadikan stasiun televisiku hancur dalam sekejap. Kamu memang wartawan teladan, prestasimu sangat banyak dan membanggakan. Tapi maaf untuk kali ini saya tidak bisa mentolerir kamu, besok kamu berhenti bekerja. Pesangon akan segera saya transfer," ucap Bos Aira dengan tegas dan penuh penekanan.
"Tapi, Pak, saya mohon jangan pecat saya, saya sudah nyaman bekerja disini, Pak, saya mohon." Dengan mata berkaca-kaca Aira mengatupkan kedua tangannya. Sedih sekali jika harus kehilangan pekerjaan yang sangat sulit didapat ini.
"Tidak bisa, keputusan saya sudah bulat, Aira. Presdir itu menginginkan kamu dipecat dari sini. Saya tidak bisa berbuat apa-apa," tegas si Bos
Dan tangis Aira pun pecah ia langsung keluar dari ruangan itu. Ia pergi ke ruang kerjanya dan membereskan barang-barangnya. Tak disangka, setelah 3 tahun bekerja dan mengabdi disini harus berakhir dikarenakan hal sepele.
"Ra, lo kenapa nangis? Cerita sama gue," panik Mega yang mengusap-usap bahu Aira.
Aira yang belum bisa berkata apapun langsung memeluk kedua sahabatnya itu. Tangisnya semakin menjadi. Ia pun menceritakan sedikit demi sedikit apa yang dialaminya.
"Emang kurang ajar tuh Presdir, enggak punya otak apa itu orang, sebel gue," gerutu Sandi
"Lo yang sabar ya, Ra," ucap Mega yang juga ikut menangis karena harus berpisah dengan sahabatnya.
"Trus Lo mau ngapain abis ini? Gue bantu lo cari kerja, ya?" tanya Sandi
"Gue mau ketemu dulu sama Keno, ntar baru cari kerja lagi."
"Kita temenin ya, Ra, gue takut lo kenapa-kenapa."
"Gausah, gue pergi dulu ya, kalian semangat kerjanya." Kemudian mereka berpelukan dalam suasana yang menyedihkan. Aira langsung pergi menemui Keno dan meminta maaf lagi supaya ia bisa membujuk bos Aira agar tidak memecatnya.
...***...
Sesampainya di sana Aira bertanya kepada resepsionis tentang keberadaan presdir mereka. Aira pun dipersilahkan untuk menemuinya. Ia menuju lift yang tadi pagi. Di dalam ia masih berlinang air matanya. Lift terbuka Aira langsung menyeka air matanya dan berjalan menuju ruangan presdir.
Tok- tok- tok !
Pintu dibuka oleh asisten pribadi Keno yaitu Frido, Frido pun mempersilahkan Aira masuk dan duduk.
"Ada apa kamu ke sini?" tanya Keno dengan perasaan masih kesal.
"Saya hanya ingin meminta maaf kepada Anda, dan saya mohon bicaralah dengan Bos saya supaya saya tidak dipecat."
"Kenapa meminta tolong saya,"
Ck, kau ini manusia apa bukan. Bisa-bisanya kau berkata seperti itu. Aku tahu kalau kau dalang dari pemecatanku. batin Aira dan ia pun berpura-pura menangis di hadapan Keno, berusaha membuat lelaki itu iba.
"Saya sangat menyukai pekerjaan saya, sudah bertahun-tahun saya bekerja di sana. Untuk bekerja di sana pun juga penuh perjuangan, dan sekarang dengan mudahnya saya di pecat gara-gara Anda." Aira mengucapkan dengan isak tangis yang masih pecah.
Keno yang melihat wanita yang pernah ia cintai menangis sedikit iba, ia sebenarnya tidak tega, tapi ia harus memberi Aira pelajaran supaya tidak memperlakukannya tidak sopan lagi.
"Baiklah saya akan menolongmu, tapi ini tidak gratis."
"Bagaimana bisa kamu meminta bayaran kepada saya, saya tidak mempunyai banyak uang seperti Anda. Saya saja menginginkan bekerja di sana untuk mendapatkan uang," protes Aira dengan mata yang melototi Keno.
Di dalam hati Keno sebenarnya senang melihat Aira seperti ini, tapi ia pandai menyembunyikannya dan tetap memperlihatkan wajah dinginnya.
"Siapa yang meminta uangmu, saya hanya ingin kamu bekerja dengan saya. Ikut kemana pun saya pergi dan melayani saya dengan baik selama satu bulan."
Hah, apa ini? permintaaan konyol, satu bulan lagi, gerutu Aira dalam hati
"Tapi 'kan saya juga bekerja bagaimana bisa saya juga bekerja dengan Anda, Tuan?"
"Kamu bekerja setelah pekerjaanmu di sana sudah selesai. Bagaimana, Nona Aira Madali?"
Karena bingung harus bagaimana, akhirnya Aira pun mengiyakan permintaan Keno. Frido, asisten Keno pun langsung menelepon Bos Aira agar ia tidak dipecat. Ya, Aira langsung dihubungi bosnya dan diminta untuk bekerja lagi besok. Sungguh, kekuasaannya sangat berpengaruh.
...***...
Raka yang baru saja pulang langsung disuruh mamanya untuk ke ruang keluarga mereka. Entah apa yang ingin ia bicarakan, tapi mungkin ini soal pernikahan.
Langkahnya pun gontai, ini bukan pertama kalinya melainkan ke sekian kali ia dan orang tuanya membicarakan hal seperti itu.
"Ada apa Mah?"
"Ya mau ngomong apalagi, kamu kapan mau menikahi pacarmu?" tanya Papa Raka.
"Gatau, Pah, mungkin engga tahun ini. Tapi kapan-kapan aku kenalin ke kalian deh."
"Sayang, bagaimana kalau kamu memutuskannya?" tanya Mama Raka.
"Bagaimana ceritanya, aku sayang dia, Pah, Mah. Dia itu anak yang baik, sopan, cantik, pekerja keras, mandiri. Pokoknya engga akan aku putusin," tegas Raka
"Papa sama Mama akan menjodohkan kamu dengan anak teman Papa. Kami sudah janji sejak dulu kalau kami harus berbesanan."
"Tapi, aku enggak bisa ninggalin Aira begitu aja, Papa sama Mama pasti bisa 'kan nolak perjodohan ini. Aku cuma mau nikah sama Aira bukan yang lain."
"Kamu harus menikah dengan dia, dia tidak kalah dengan pacarmu Aira itu. Kalau kamu masih ingin Papa sama Mama hidup, Terima perjodohan ini," sahut Papa Raka.
"Jangan konyol deh, Pah, lagian ini enggak jamannya jodoh-jodohan. Biarkan Raka menentukan pilihan Raka sendiri," ucap Raka lalu meninggalkan ruang keluarga dan memasuki kamarnya. Namun saat beberapa langkah, terdengar suara kesakitan dari papanya, ya papanya terkena serangan jantung. Raka kaget lalu ia langsung membawanya ke kamar dan memanggil dokter keluarga mereka.
"Bagaimana keadaan papa saya, Dok?" tanya Raka yang terlihat sendu.
"Papa Anda terkena serangan jantung ringan, tapi saya mohon ini jangan dianggap sepele. Kita harus sebisa mungkin menjaga perasaan beliau. Baik, saya permisi pulang jangan lupa obatnya diberikan secara teratur," ucap dokter
"Baik, Dok." Suasana hening seketika, Papa Raka akhirnya tersadar dari pingsannya.
"Pah, maafin Raka uda bicara kasar sama papa," lirih Raka.
"Papa mohon jangan permalukan papa, jangan tolak perjodohan ini. Bukankah cinta bisa datang setelah menikah, papa yakin itu."
"Aku tidak yakin, Pah. Tapi aku akan berusaha. Aku juga akan bicara ini pelan-pelan dengan Aira. Aira dan Raka saling mencintai, dia adalah cinta pertama Raka dan sebaliknya," ucap Raka sembari menyeka air mata yang hampir keluar.
"Papa yakin Aira bisa menerimanya, Aira anak yang baik. Seminggu lagi pertunangan akan segera dilaksanakan. Bulan depan kalian akan segera menikah."
Perasaan Raka tidak menentu. Dia terus membayangkan bagaimana perasaan orang yamg dicintainya mengetahui kalau Raka akan menikah dengan wanita pilihan papanya.
...***...
Hana adalah adik Aira. Bukan adik kandung, ia adalah anak dari adik Mamanya Aira. Mama dan Adiknya itu tinggal bersama. Hana akan dijodohkan dengan anak teman papanya Hana. Sebelumnya, Mama Hana telah membicarakan perjodohan dan Hana tidak menolaknya karena ia pikir pilihan orang tuanya tidak akan salah.
"Sayang, kenapa sedih?" tanya Mama Hana kepada putri sulungnya itu.
"Tidak Ma, Hana cuma mikir Kak Aira saja belum menikah masa iya Hana yang akan nikah duluan."
"Tidak apa Hana, Aira akan mengerti. Nanti juga pasti dia akan membujuk pacarnya untuk menikahi dia. Dia itu juga punya pacar, jadi kamu tenang saja," tutur Bu Mira (Mama Aira) dan mereka pun tekekeh.
"Oh ya, pacarnya Aira itu bukannya tentara juga ya mba kaya calon suaminya Hana nanti."
"Iya dek, tapi aku juga belum pernah ketemu orangnya. Aira itu kan pemalu orangnya. Hahaha"
"Ya mungkin takut papanya marahin dia, kan dia emang engga boleh pacaran, langsung nikah aja hahaha." Mereka bertiga pun tertawa bahagia, dan melanjutkan obrolan hingga petang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
tyas Ayu
mampir juga yuk di novel ku . Jodoh pilihsn kakek .
Ceoku mantanku suamiku ..
2022-12-24
0
Indah Nihayati
aku udah vote kak
swmngat kak cantik
2022-02-25
0
kiki
gak ada yg salah sih, toh orng tua mereka sama" gak tau klo aira sama raka pacaran, dan sodara sama hana
2021-08-12
0