Jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi Keno dan mang Dadang belum menunjukkan batang hidungnya. Bi Ijah dan Aira yang menunggu mulai cemas.
"Bi, emang biasanya juga pulang malam, ya?"
"Iya nak, tapi tidak sering."
"Apa Keno itu tidak lelah dari pagi sampai malam engga istirahat."
"Memang seperti itu orangnya, penggila kerja hihihi."
"Bibi kalau udah ngantuk tidur aja duluan, biar nanti Aira yang bukakan pintu."
"Nanti saja, Nak. Bibi belum ngantuk."
"Belum ngantuk apa engga bisa tidur karena mang Dadang belum pulang, hayooo..." goda Aira.
"Ah nak Aira ini menggoda bibi terus," ucap Bi Ijah malu. Mereka mengobrol dan tak menyadari kalau mobil Keno sudah sampai.
"Eh tunggu, Mang," ucap Keno menghentikan Mang Dadang yang akan memencet bel.
"Kenapa, Tuan?" tanya mang Dadang heran.
"Kita kerjain mereka, sini aku bisikkin," ucap Keno dan langsung membisikkan ide- ide konyolnya.
Ting tong
"Eh bi, itu kayanya udah pada pulang deh. Samperin yuk."
"Ayok, nak."
Aira dan Bi Ijah beranjak dari sofa di ruang keluarga. Mereka ke depan untuk membukakan pintu.
Ceklek
"Haloo siapa?" tanya Aira.
"Siapa di sana?" tanya Aira lagi namun tidak ada sautan dari siapapun.
"Engga ada orang, Bi."
"Masa engga ada sih, nak?" tanya bi Ijah celingak celinguk mencari orang yang memencet bel.
"Udah masuk aja yuk."
Di sisi lain mang Dadang dan Keno terkikik sendiri. "Mang, kerjain lagi yuk," ajak Keno.
Ting tong
Setelah memencet bel untuk yang ke empat kalinya, Keno dan mang Dadang segera berlari untuk sembunyi.
Aira dan bi Ijah membukakan pintu lagi.
"Engga ada orang lagi, Bi."
"Ihh bibi merinding non."
"Kayanya ada yang ngerjain, kita kerjain balik aja, Bi," bisik Aira dan mereka segera masuk.
"Tuan, sudah yuk kasian istri saya ketakutan tadi."
"Yaudah ayo," ajak Keno tak berhenti tertawa.
Ting tong
Ceklek
Pintu terbuka sendiri tidak ada orang yang menyambut mereka berdua.
"Kok gelap sih, Tuan," tanya mang Dadang.
"Aira"
"Bi Ijah"
"Apa kalian sudah tidur?" teriak Keno.
Mereka masuk pelan- pelan dan merinding karena gelap. Tiba- tiba ada bunyi musik horor, lagu lingsir wengi terdengar keras.
"Ini malam apa sih, Mang?"
"Engga tau, Tuan," ucap mang Dadang merinding.
"Tu tu tu Tuan."
"Hm"
"Iii iii Ituuu, ada yang duduk di depan tv putih- putih."
Keno dan Mang Dadang mendekat ke arah tv. Dan tiba- tiba ada yang menepuk pundak dua orang itu. Deg. Jantung mereka ingin copot. Mereka memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.
"Se se setaaaaaaannnnnnn !" teriak Mang Dadang dan langsung memeluk tubuh Keno. Keno sedikit merinding tapi masih mencoba memberanikan diri.
"Bangg, tolong beliin sate 200 tusuk ya, Bang. Adek laper..." ucap seseorang dari belakang yang membuat Keno dan mang Dadang menoleh ke arahnya.
"Mang, ada dua mang," ucap Keno ketakutan.
"Jangan peluk saya tolong, saya sudah punya istri tolonggg" rengek Mang Dadang karena di peluk oleh salah satu setan tersebut.
Suasana semakin mencekam, apalagi ada suara kuntilanak yang tertawa.
Keno dan mang Dadang hanya bisa diam. Mang Dadang yang sudah lemas terkapar di lantai dan memegang kaki Keno yang gemetar.
"Eh bi bi mang Dadang, Bi," panik Aira ia langsung menyalakan lampu.
Duaaarrrrr
Keno langsung membuka mukena putih yang dipakai Aira dan mencampakkannya dengan kasar.
"Airaaaa !!!!!"
"Hehehe," ringis Aira.
"Engga lucu tau ngga !" seru Keno.
"Ya kan kita emang lagi engga ngelucu gimana mau lucu," ucap Aira santai.
"Pak, bapak kenapa? Belum ngompol, kan?" tanya bi Ijah terkekeh.
"Ibu ini kurang ajar ya !"
"Mang, jangan peluk saya. Jatuh image saya nanti," ucap Keno datar. Spontan mang Dadang langsung melepas pelukannya.
Aira dan bi Ijah tak bisa berhenti tertawa.
"Apa- apaan sih kalian ini, hobby banget ngerjain kita," seru Keno kesal.
"Heiii, siapa yang hobby ngerjain. Salah sendiri ngerjain duluan. Emang engga capek apa naik turun tangga buat bukain pintu eh pas dibuka engga ada orang," balas Aira ikut kesal juga.
"Si- siapa yang ngerjain, orang kita baru pulang kok. Iya kan Mang Dadang?"
"Ii iya kok Nak, Buk."
"Huh dasar, Emangnya kalian pikir kita engga tau apa," ketus Aira.
"Aduhh bu, ini kok ya mirip setan beneran itu lo," ucap mang Dadang melihat istrinya yang memakai mukena putih, wajahnya penuh bedak dan lingkar mata hitam, serta rambut yang terurai.
"Idenya non Aira ini, Pak. Aku mah ngikut aja."
"Ohh jadi ide kamu," ucap Keno memberikan lirikan mata yang tajam ke Aira.
"Kenapa emangnya? Kamu takut?" ucap Aira tertawa.
"Enak aja, mana ada Keno takut sama hantu," balas Keno kepedean.
"Kalau engga takut kenapa tadi meluk- meluk Mang Dadang, gemeteran juga kakinya Hahahahaha."
"Itu mang Dadang duluan kok yang meluk, ya aku kan cuma nenangin dia aja," elak Keno.
"Kamu ngapain juga sih jam sebelas baru pulang," tanya Aira.
"Kamu juga kenapa belum tidur, Nungguin yaaaa," goda Keno.
"Enak aja nungguin, aku itu cuma nemenin Bi Ijah yang nunggu Mang Dadang," ucap Aira wajahnya memerah.
"Alah bilang aja nungguin, engga bisa tidur karena engga ada aku kan pasti," goda Keno lagi.
"Heiii, itu kan kamu bukan aku," ucap Aira seraya pergi ke dapur ingin membersihkan wajahnya yang diberi bedak tebal.
"Jangan dibersihin dulu, kan belum aku foto."
"Hah?"
"Ini pake dulu mukenanya, foto dulu," ujar Keno melemparkan mukena yang tadi dipakai Aira ke wajahnya.
"Apaan sih, engga ah," tolak Aira.
"Sini aku pakein, cepet." Keno langsung memakaikan mukena dan mengambil ponselnya.
Cekrek cekrek cekrek
"Udah belum?" tanya Aira kesal.
"Masih dua puluh, belum seratus."
"Eh gilaaa, banyak banget," kaget Aira.
"Engga ada yang bagus sih, jadi aku ulang- ulang."
Aira semakin kesal dengan tingkah Keno. Ia langsung membersihkan wajahnya.
"Nah, ini baru bagus. Post dulu ah."
"Jangan di post, malu- maluin."
"Ehm, caption nya apa ya yang cocok," goda Keno dan pura- pura berfikir.
"Kamu ada ide engga?" tanya Keno.
"Engga." jawab Aira.
"Ayo dong bantuin mikir."
"Udahlah engga perlu di post, tidur aja sana."
"Bentar aku lagi mikir caption."
"Bodoamat lah," ucap Aira dan memutar mata malasnya dan pergi.
"Ehh mau kemana, aku laper. Buatin makanan dulu."
"Mau makan apa?" ketus Aira.
"Souffle omelette aja deh."
"Okay, tunggu bentar."
"Siap, jangan dikasih racun,ya," teriak Keno.
"Tenang aja, nanti aku kasih sebotol racun tikus."
Keno tertawa geli mendengar ucapan Aira. Aira memang suka ceplas ceplos, apa adanya, dan lucu itu membuat Keno sering tersenyum dan tertawa lepas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
kiki
si keno hoby banget ngerjain aira
2021-08-12
0
Neng Alifa
bi ijah jadi Susana ya
2020-10-27
1
amey
ada ada aja kelakuan mereka bikin sakit perut thor
2020-10-24
7