Aira pun kembali ke apartemennya. Ia tinggal bersama Mega sahabatnya. Bukannya tidak suka jika tinggal dengan orang tuanya tapi ia hanya ingin mandiri saja bukan lain.
Tak disangka malam pun tiba, Aira merebahkan tubuhnya sembari menatap dinding langit-langit kamarnya. Ia terus saja memikirkan apa yang akan terjadi besok. Sesekali ia membalas chat dari Raka kekasihnya, namun hatinya terus saja memikirkan pria brengsek itu. Larut dalam pikirannya akhirnya ia pun tertidur.
Keesokan paginya ia bergegas ke kantor untuk bekerja. Hari ini ia yang akan membawakan berita siang hari. Jadi ia akan lebih awal pulang. Saat semua sudah selesai, ia terlihat ceria namun tiba-tiba ia mendapat telpon dari nomor tak dikenal. Sudah lima kali nomor tersebut menghubunginya namun tak digubris, dan akhirnya untuk yang ke enam ia mengangkatnya.
"Hei berani sekali kau tidak mengangkat teleponku, kau mau dipecat?" suara pria yang entah darimana ia berasal.
"Maaf Anda siapa ya, apakah Anda mengenal saya, Tuan?"
"Bisa- bisanya kau tidak mengenaliku, Aku Presdir Sanjaya Group yang tampan tiada tandingan, baik hati dan tidak sombong," ucap Keno
Bagaimana bisa aku tidak mengenali suara ini, cih sombong sekali orang ini apakah ia tidak ada yang memuji sehingga memuji dirinya sendiri. Batin Aira
"Kenapa malah diam, cepat ke kantorku! Kau tidak lupa 'kan dengan perjanjian kita kemarin."
"Tapi saya masih bekerja, Tuan. Mungkin saya akan lembur hari ini jadi tidak bisa, Tuan."
"Kau pikir aku tidak tahu, huh. Kau hari ini pulang awal kan, cepat kemari atau aku akan menghubungi bos mu agar dia memecatmu!" ucap Keno lalu mematikan sambungannya.
Tuuuutttt tuuuuutttttt tuuuuttttttt.....
"Dasar pria tidak waras, tapi bagaimana dia bisa tahu kalau hari ini aku pulang lebih awal. Ah sudahlah lebih baik aku menemuinya."
...***...
Aira yang sudah sampai di perusahaan musuhnya langsung menuju ke ruangannya. Dilihatnya Keno yang sedang sibuk dengan laptopnya. Ia tak mengetahui kalau Aira sudah sampai dan menunggu di sofa. Karena sudah menunggu selama 30 menit tapi tidak ada respon dari Keno, Aira pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Halo, Tuan, untuk apa saya di sini sedangkan Tuan sibuk dengan kerjaan Anda lebih baik 'kan saya pulang," ucapnya dengan nada kesal dan sedikit meninggi.
"Astaga, kau ini mengagetkanku saja. Untung jantungku tidak loncat-loncat," ucap Keno sembari mengelus dadanya.
"Apa? Kau kaget? Benar-benar aneh, aku sudah disini 30 menit yang lalu dan kau tidak menganggap siapapun ada di sini?"
"Tidak, memang kenapa?" jawab Keno dengan santainya.
"Katakan aku harus bekerja bagaimana?"
"Kau hanya mengikutiku ke mana pun aku pergi dan melayani apa yang aku inginkan. Bodoh sekali kau, bukankah kemarin aku sudah mengakatakannya padamu."
"Apa kau bilang. Ingin rasanya aku melempar mulutmu dengan vas bunga ini." kata Aira dalam hati.
Kemudian Frido datang dengan beberapa dokumen untuk ditunjukkan kepada atasannya itu. Aira yang kepo pun bertanya kepada Asisten Keno.
"Tuan Frido, apakah saya disini akan diam saja?" tanya Aira dengan hati hati dan sopan.
"Diam Kau !!!" Bentak Keno dan Frido sembari mengarahkan telunjuk mereka ke arah Aira dan dengan tatapan jengkel.
"Aaa iya iya Tuan saya akan diam, berhentilah melototiku seperti itu hehe..." ringis Aira
Mereka ini kenapa seakan ingin membunuhku saja, tapi bodoamat lah mending aku main ponselku saja. kata Aira dalam hatinya.
Aira pun memainkan ponselnya sembari menunggu dua sejoli itu menyelesaikan pekerjaan mereka. Tak terasa kantuk pun datang, Aira merebahkan tubuhnya di sofa dan terlelap.
"Hei bodoh! Bangunlah!" seru Keno yang duduk di pinggiran sofa.
Kenapa dia cantik sekali saat tidur, lihat wajahnya sangat lucu ingin sekali aku menciummu, eh tunggu tidak- tidak apa yang ku katakan. Aku tidak akan menyukainya lagi, aku hanya ingin membalaskan dendamku karena memutuskanku dulu. gumam Keno dalam hatinya.
"Aira, bangun ayo kita pulang." Keni berbicara sudah seperti seorang Ayah yang sedang membangunkan putrinya untuk ke sekolah, Frido terkekeh mendengarnya.
"Kau ini menyusahkan aku saja, Aira cepatlah bangun aku lelah ingin segera pulang," seru Keno sembari menepuk- nepuk pipi Aira yang chubby. Dan akhirnya Aira bangun, ia terkejut melihat wajah tampan Keno yang hanya berjarak 10 cm saja.
Keduanya saling menatap beberapa menit, jantung mereka berdebar-debar. Dan mungkin terdengar oleh Frido yang menunggu di belakang bosnya itu.
"Aaa maaf, sudah jam berapa ini." Ia menarik tangan Keno yang terdapat jam tangan branded. "Sudah jam 5, ah tidak aku harus pulang." Dengan terburu-buru ia berdiri ingin pergi, Keno dengan cepat menarik tangan Aira.
"Mau kemana kau? Mulai hari ini kau pulang ke rumahku."
"Tapi Tuan, Mama saya menunggu di rumah pasti dia sedang mengkhawatirkanku sekarang," jawab Aira berbohong.
"Cihh, kau mau membohongiku," bentak Keno dan melepas tangan Aira dengan kasar. Aira pun meringis sakit.
"Tunggu, kenapa kau tau kalau aku membohongimu, Tuan?"
"Aku tahu semua tentang kau, kau tidak tinggal di rumah orangtuamu kan, hanya seminggu sekali saja kau datang kesana," sahut Keno
Bagaimana bisa tahu, jangan- jangan kau juga tahu kalau aku sedang buang air? apa kau memata matai aku? batin Aira
"Sudah, ayo pulang!"
Mereka bertiga pulang ke rumah Keno. Di dalam perjalanan tidak ada yang bersuara, hanya terdengar suara mesin mobil saja. Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah mewah Keno. Ya, rumah yang sangat mewah, cantik, megah, dan luas bak istana kerajaan di negeri dongeng saja.
Mereka bertiga turun dan Frido langsung pulang ke rumahnya setelah mengantar Presdir itu. Aira dan Keno langsung masuk. Aira yang masih takjub dengan rumah itu, tak henti- hentinya memandangi perabotan yang ada di dalamnya. Terdapat banyak pelayan disini namun tak terlihat ada sanak saudara Keno.
"Tuan, kenapa hanya ada pelayan. Dimana keluargamu? Tidak mungkin kan rumah sebesar ini hanya kau tinggali sendiri," tanya Aira yang sangat penasaran.
"Kalau begitu menikahlah denganku, biar aku tidak tinggal sendiri."
Aira langsung membelalakkan matanya mendengar ucapan Keno tadi dan jantungnya berdetak tak beraturan.
"Jangan kaget seperti itu, aku hanya bercanda. Tidak mungkin aku menikahi wanita bodoh sepertimu," ucap Keno yang dingin.
Huh siapa juga yang mau menikah dengan orang sombong seperti mu, dan ku mohon berhentilah memanggilku bodoh aku ini pintar.
"Kenapa diam? Apa kau sedih karena aku tidak mau menikahimu?"
"Bukan seperti itu, Tuan," ucap Aira dengan malasnya.
"Baguslah kalau begitu, sekarang ayo ke kamarku, aku akan mandi persiapkan keperluanku," kata Keno sembari menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Apa-apaan ini, aku hanya dijadikan pembantunya di sini, kau akan membalasmu nanti. Lihat saja !
Mereka pun sampai di kamar Keno, kamar yang luas, semua barang-barang mahal terpajang dan tertata rapi.
"Siapkan air hangat untukku mandi, kamar mandi di sana, lalu kau ambilkan pakaianku di lemari. Pintu lemarinya di sebelah sana," sambil mengarahkan telunjukknya agar Aira mengerti.
"Baik Tuan, sesuai perintah," jawab Aira yang memutar bola matanya karena kesal. Tapi Keno malah menunjukkan senyum kemenangan karena telah memperbudak mantan seharinya itu.
Aira pun segera ke kamar mandi, saat membuka pintunya ia sangat takjub melihat kamar mandi yang sangat wow itu, tak seperti kamar mandi di rumahnya. Ia segera menyalakan kran air memenuhi bath upnya. Setelah penuh, ia keluar dan segera menyuruh Keno mandi. Hm, sudah seperti sepasang suami istri saja.
Aira melanjutkan untuk menyiapkan pakaian Keno, lagi- lagi ia berdecak kagum melihat lemari pakaian Keno.
"Ya ampuuuuunnnn, ini lemari apa toko. Bajunya branded semua, jam tangan, sepatu, dasi, tas, semua barang mahal. Astaga dia sekaya ini ternyata. Barang- barangku saja tidak sebanyak ini," kagum Aira ketika melihat lemari Keno.
Ia pun melanjutkan misinya. Ia mengambil kaos putih dan celana pendek selutut tak lupa pakaian dalam Keno. Sebenarnya ia sangat jijik, tapi mau gimana lagi kalau tidak dia pasti akan dibunuh keno.
Tak lama kemudian keluarlah pria dengan handuk melilit di pinggang dan rambut basah yang ia kibas- kibaskan. Sungguh ciptaan tuhan yang sangat indah. Aira pun tak henti- hentinya memandangi pria tersebut dengan melongo.
"Tutup mulutmu, apa pacarmu tidak setampan aku hingga melihatku saja seperti pertama kali melihat cowok tampan," kata Keno yang membuat Aira langsung merapatkan mulutnya.
"Tentu saja dia tampan, dia tentara. Walaupun tak seputih kau tapi dia manis. Ah ingin sekali memeluknya," ucap Aira sambil membayangkan Raka.
Keno mengambil baju yang telah disiapkan Aira dan memakainya. Setelah itu ia melempar handuk kecilnya tepat di wajah Aira dan duduk di lantai depan Aira. Keno menyuruh Aira mengeringkan rambutnya. Dan sembari berceloteh dengan Aira.
"Jadi pacarmu seorang Tentara? Apakah yang kamu maksud itu Raka? Yang pernah pacaran denganmu sebelum aku?" tanya Keno.
"Kau masih mengingat rupanya, Hm iya aku menjalin hubungan lagi dengannya. Sudah dua tahun terakhir ini," jawab Aira tersenyum manis.
Bagaimana aku lupa, dia kan alasanmu untuk putus dariku karena kamu masih menyukainya. batin Keno kesal ketika mengingat masa lalunya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Elly Watty
kyak iklan ja cma lwat doank g brsa pcran
2021-08-01
0
Leni Ani
balas dendam yg manis buat keno tp tidak utk arin😅😅😅😅
2020-12-19
3
y/n
hoalah pacaran sehari.. pelarian itu pak preadir wkwkwk
2020-12-05
4