Keesokan paginya, seperti biasa Aira menyiapkan perlengkapan Keno ke kantor. Hari ini Aira akan membuatkan Keno sarapan. Ia akam membuatkan omelet roti tawar favorite Keno.
"Pagi Bi, pagi Mang Dadang."
"Pagi, Nak Aira," balas Bi Ijah dan Mang Dadang bersamaan.
"Hari ini aku aja yang buat sarapan. Bibi beresin yang lain aja, ya."
"Tapi nak, lebih baik nak Aira ke kamar saja, biar saya yang buatkan sarapan," ucap Bi Ijah.
"Sudahlah buk, biarkan Nak Aira ini membuatkan sarapan untuk calon suaminya, uppsss," goda Mang Dadang. Bi Ijah dan Mang Dadang pun tertawa.
"Huh dasar, Bi ijah dan Mang dadang ini pagi- pagi sudah menggodaku," gerutu Aira dalam hati.
"Engga ah Bi, Mang."
"Ya sudah, Bi Ijah mau nyapu dulu, ya."
"Mang Dadang juga mau bersihin taman ya, Nak. Kalau ada apa- apa tinggal bilang aja sama kami."
"Iya siap, kalian semangat ya kerjanya. Jangan pacaran mulu, hahaha," ucap Aira yang membuat pasutri itu salah tingkah.
Aira segera memasak. Ia memecahkan telur lalu mengaduk dan menggorengnya. Setelah itu, ia memasukkan roti tawar, sosis, dan keju slice. Kemudian ia melipatnya menjadi sandwich.
"Selesai," ucapnya senang.
Tak lama kemudian, Keno sudah rapi dan siap untuk pergi ke kantor. Ia menuruni tangga dengan jas di tangan kananya dan tas kerja di tangan kirinya. Ia berjalan bak model profesional.
"Tampan, tapi sayang sombong dan dingin," ucap Aira dalam hatinya.
"Kau kenapa di dapur?"
"Sedang berenang," jawab Aira ketus.
"Hei, anak bayi juga tahu kali kalau dapur itu untuk memasak bukan berenang," sahut Keno tak kalah ketusnya.
"Kalau kau sudah tahu kenapa masih bertanya."
"Hanya basa- basi saja, biar aku tidak dikatakan sombong terus sama kamu," ucap Keno datar.
"Sudahlah, ini segera sarapan," ucap Aira seraya menyodorkan sandwich dan segelas susu ke depan Keno.
"Kau yang membuatnya?" tanya Keno.
"Iya, enak bukan? Kau pasti akan menambah sepotong lagi nanti."
"Biasa- biasa saja, tapi karena aku sangat lapar aku akan menambah lagi," ucap Keno. Ia gengsi ingin mengatakan kalau sandwich buatan Aira itu enak. Keno memakan dua potong sandwich. Aira hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah sarapan Keno dan Aira langsung berangkat. Aira dan Keno terkejut ketika melihat ada sepasang suami istri yang sedang bermesraan di taman rumah Keno itu.
"Pemandangan apa ini? Pagi- pagi sudah disuguhkan pemandangan macam ini," lirih Keno menepuk dahinya. Aira hanya bisa menahan tawanya, ia pun menyapa orang yang sedang berpelukan, bernyanyi dan menggoyangkan badan ke kanan dan ke kiri.
"Ehem, kalian lagi ngapain?" tanya Aira menggoda.
Bi Ijah dan Mang Dadang pun langsung melepas pelukan mereka dan menoleh ke Keno dan Aira. Mereka malu dan salah tingkah.
"Eh Tuan dan nak Aira," ucap mang Dadang meringis.
"Pagi- pagi sudah mesra- mesraan aja," seru Keno.
"Hehe maaf, Tuan," kata Bi Ijah nyengir.
"Mau berangkat sekarang, Tuan? Mari saya antar," tawar mang Dadang.
"Tidak, aku akan membawa mobil sendiri saja," jawab Keno.
"Mang Dadang dan Bi Ijah lanjutkan yang tadi saja ya, dada Bi Ijah, Mang Dadang...." goda Aira langsung berlari menuju mobil dengan Keno.
"Mereka lucu ya," ucap Aira di dalam mobil sambil terkekeh.
"Iya, sudah tua tapi jiwa masih muda," sahut Keno. Ia pun langsung melajukan mobilnya. Mobil Keno sudah sampai di Kantor Aira. Aira berpamitan kepada Keno.
"Aku turun dulu ya, oh ya nanti aku pulang malam. Soalnya mau ngasih kejutan ulang tahun buat Mega."
"Dimana?"
"Cafe seberang sana, Ken. Kau mau ikut?"
"Kalau boleh, yaaa aku ikut."
"Baiklah."
"Nanti sore aku jemput kamu."
"Baiklah, Hati- hati di jalan." Mereka pun saling melemparkan senyuman.
***
Sorenya Keno sudah bersama Aira. Mereka pergi dulu ke Tokonya Aira untuk mengambil kue. Setelah itu mereka menuju ke Cafe yang disebutkan Aira tadi pagi. Aira dan Sandi hanya mengajak Mega untuk sekedar nongkrong seperti biasanya, jadi Mega tidak tahu kalau akan diberi kejutan oleh mereka. Sesampainya di Cafe, Keno dan Aira langsung menuju ke ruang VVIP yang sudah dipesan Sandi. Di sana, ternyata Sandi sudah ada duduk manis. Ia juga yang telah mendekor ruang VVIP tersebut, Aira hanya bertugas untuk membawa kuenya saja.
Mega baru datang, Ia segera masuk ke Cafe dan disambut salah satu pelayan.
"Selamat malam mba, selamat datang di Cafe kami," ucap pelayan ramah dan tersenyum.
"Malam mba, ruang VVIP atas nama Sandi ya mba."
"Baik mba, mari saya antar," ucap pelayan dan Mega mengikutinya.
"Ini mba ruangannya," ucap pelayan lalu pamit.
Mendengar suara pelayan, Sandi, Aira dan Keno yakin kalau Mega sudah datang, mereka bersiap untuk menyambutnya.
Kreekkkk
Pintu dibuka Mega, ia masuk perlahan. Dia bingung kenapa tempatnya gelap, pikirnya dua sahabatnya itu belum datang. Ia pun melangkah perlahan.
"PREEEEEEEETTTTTTT," terompet Sandi pun berbunyi menngagetkan Mega.
"Ehhh kaget," teriak Mega.
"Happy Birthday," teriak Aira dan Sandi. Keno hanya diam melihatnya. Lalu lampu pun menyala.
"Kalian," ucap Mega penuh kaget. Ia menyapu isi ruangan yang yang penuh dengan dekorasi bewarna pink dan putih kesukaan Mega. Ada mawar, balon warna pink dan putih, boneka kelinci warna pink, dan juga kue warna pink.
"Iya ini aku dan Sandi. Lihat ada pak Keno juga hehe," ucap Aira polos.
"Loh, ini beneran gue lagi ulang tahun ya?" tanya Mega.
"Iya...kan lo memang ulang tahun ke 26 hari ini," kata Sandi.
Mega tak percaya ia menutup mulut dengan kedua tangannya."Kok gue lupa ya," tak terasa ia meneteskan air matanya.
"Elo kan emang pelupa," sahut Sandi.
"Ehh sudah Mega, kamu kok malah nangis sih. Ini tiup lilinnya," ucap Aira dan mengambil kue ulang tahun Mega.
Aura dan Sandi menyanyikan lagu untuk Mega. "Ayo tiup, udah 26 tahun juga masih cengeng," ledek Sandi. Mega pun segera meniupnya dan langsung memeluk kedua sahabatnya itu.
"Makasih kalian, selalu baik sama gue," ucap Mega. Mereka berpelukan, suasana menjadi haru tak lupa Aira dan Sandi memberikan doa untuk Mega. Keno hanya mengucapkan selamat saja, karena ia tidak terlalu mengenal Mega.
Kemudian mereka menikmati hidangan yang sudah dipesan Sandi. Mereka menyantap makan malam sembari ngobrol dan sering tertawa bersama melihat kekonyolan Sandi dan Mega. Keno merasa senang karena bisa dekat dengan sahabat Aira.
"Ehm, Pak Keno, terimakasih ya sudah mau datang memberikan kejutan untuk saya dan terimakasih kadonya," ucap Mega kepada Keno.
"Iya sama- sama, jangan panggil Pak tapi, saya lebih muda satu tahun dari kamu soalnya. Panggil nama saja," seru Keno. Aira senang melihat Keno yang ternyata hangat walaupun dengan orang yang baru dikenalnya.
"Tahu tuh si Mega matanya gimana, jelas- jelas Pak Keno ini masih muda dibilang pak," timpal Sandi.
"Kamu gimana sih, kamu juga panggil saya Pak loh. Mau kipatahkan lidahmu itu," saut Keno.
"Hehe pak, lidah kan tak bertulang, bagaimana mau patah," ucap Sandi ketakutan.
Aira dan Mega pun kembali tertawa terbahak- bahak ketika mendengar perdebatan Keno dan Sandi.
***
"Eh, Kak Sandi, katanya mau ngomongin sesuatu," ucap Aira menghentikan tawa Sandi.
"Hm anu itu anu..."
Mega, Aira, dan Keno hanya mengernyitkan dahi mereka melihat Sandi gugup.
"Ra, Sandi mau ngomong apaan sih kok sampe dia gugup gini engga biasanya," tanya Mega.
"Engga tau, kak, dia tadi cuma mau ngomong sesuatu gitu," jawab Aira dengan menaikkan kedua bahunya pertanda tidak tahu.
"Ga, guuee gueee..." ucap Sandi gugup.
"Ya? Lo kenapa sih, San, ngga biasanya deh kamu gugup gini," seru Mega.
Sandi menyuruh pelayan untuk memutar sebuah lagu. Ini mengejutkan semuanya karena lagu tersebut menjelaskan tentang seseorang yang ingin melamar. (Janji Suci - Yovie&Nuno )
Suasana hening seketika, mereka menikmati lagu romantis itu. Mega menjadi kikuk karena Sandi menatapnya terus.
"Ra, sebenernya si Sandi mau ngapain sih," tanya Keno.
"Engga tau, tapi denger lagu ini kayanya dia mau ngelamar deh, tapi masa iya mau ngelamar kak Mega," bisik Aira kepada Keno.
Setelah lagu selesai, kemudian Sandi merogoh kantongnya mengambil sesuatu, lalu ia berjongkok di depan Mega. Sontak hal tersebut membuat kaget semua yang ada disitu.
Sandi memegang tangan kanan Mega, dan berkata...
"Mega, aku udah lama mau ngungkapin ini semua ke kamu. Aku sangat menyayangimu."
Mega terkejut dibuatnya, dalam hatinya senang tapi Mega malah pura- pura menertawai Sandi karena ia menganggap Sandi hanya bercanda atau sekedar mengerjai seperti biasanya.
"Iya gue tahu, kan kita sahabatan pasti kita saling sayang hehe," jawab Mega.
"Gue serius, sayang gue ke lo itu beda. Gue cinta sama lo, gue mau lebih dari sahabat. Gue mau lo nemenin gue sampai tua nanti. Gue mau langsung nikahin lo, Mega."
"Terserah lo mau terima gue apa engga, yang penting lo udah tahu sekarang perasaan gue ke lo itu gimana," ucap Sandi lagi.
"Lo lagi engga sakit kan?" tanya Mega. Sandi hanya menggelengkan kepalanya.
"Sebenernya gue juga sayang lo lebih dari sahabat. Gu-" ucapan Mega terpotong ketika ada beberapa orang masuk ke ruangan mereka.
"Terima...terima...terima!!!!" seru mereka. Mereka tak lain adalah Orang tua Mega dan orang tua Sandi. Sandi sengaja mempertemukan mereka. Sebelumnya Sandi memang sudah datang ke rumah Mega untuk melamarnya dan orang tua Mega setuju dengan niat Sandi. Dan hari ini tepat di upang tahun Mega, Sandi mengungkapkan cintanya.
"Mami, Papi !" teriak Mega yang langsung menghampiri dan memeluk mereka.
"Kok Mami sama Papi bisa disini sih?" tanya Mega melepas pelukannya.
"Iya, ini semua ulah calon suami mu itu," ucap Papi Mega. Mega malu mendengarnya.
"Calon suami?"
"Iya minggu lalu Sandi dan orangtuanya ke rumah, ia melamar kamu," jelas Mami Mega dengan senyum.
Mega senang dan tak percaya mendengar ucapan Maminya itu, ia menoleh ke arah Sandi dan Sandi langsung memalingkan wajahnya karena malu.
"Terus Papi sama Mami setuju kalau Mega nikah sama Sandi?" tanyanya pelan.
"Papi sama Mami sih terserah kamu saja, Nak. Kamu yang akan menjalaninya jadi semua ada ditangan kamu," ucap Papi Mega.
Mega diam sejenak. Lalu Sandi menghampirinya. Ia berjongkok lagi di hadapan Mega dan membuka kotak cincin yang telah ia siapkan sebelumnya.
"Apakah kamu mau menerima cinta ku? Aku tak pandai dalam mengungkapkan cinta, tapi hari ini aku mencoba mengungkapkannya. Lama sekali aku memendam perasaan ini. Mungkin ini yang dinamakan cinta pandangan pertama. Sejak pertama bertemu aku merasa ada yang aneh dengan diriku. Maaf jika selama ini cara ku dalam mencintaimu salah dan tak sebaik lelaki di luar sana. Maaf jika selama kita bersama aku sering buat kamu jengkel, marah, dan sering berantem. Tapi ketahuilah, perasaanku lebih dari persahabatan kita. Mega Anastasia, sekali lagi aku ucapin. Apakah kamu mau menerima cintaku?" tanya Sandi yang badannya gemetar karena grogi.
Mata Mega berkaca- kaca. Perasaannya kaget, senang, berkecamuk menjadi satu. Ia tidak menyangka kalau Sandi juga memendam perasaan yang sama seperti dirinya.
"Terima terima !!!" ucap Aira, Keno, dan kedua keluarga.
"Jawabnya harus sekarang, ya?" goda Mega menatap Sandi. Sandi menganggukkan kepalanya.
"Buruan jawab," seru Aira.
"Iya nih kelamaan, kasian kan Sandi dari tadi jongkok terus," timpal Keno terkekeh.
"Iya iya, kok kalian yang sewot sih. Okey gue jawab sekarang," ucap Mega membuat semuanya tegang. Jantung Sandi berdebar- debar apakah diterima atau engga.
"Maaf aku engga bisa..." ucap Mega dengan raut wajah sedih.
Mendengar itu Sandi tertegun, Semua yang mendengarnya sedih dengan perkataan Mega.
Sandi langsung berdiri dan berusaha tersenyum kepada Mega lalu ia menundukkan kepalanya.
"Maaf aku engga bisa nolak kamu. Aku mau terima cinta kamu, aku mau nikah sama kamu," ucap Mega nyengir.
Raut wajah Sandi yang semula sedih langsung berubah seketika. Ia langsung menari tubuh Mega dan memeluknya, tak terasa air matanya menetes.
"Makasih." ucap Sandi sendu.
"Eh udah dong kok malah nangis sih," ucap Mega sembari mengusap air mata Sandi.
"Aku cinta kamu," ucap Sandi mencium keduan tangan Mega.
"Astaga Mega, kau buat jantung Mami copot saja," seru Mami Mega.
"Ehm, kalau gitu kita bahas pernikahannya sekalian aja ya," ujar Papa Sandi.
"Iya pah, kalau bisa secepetnya udah engga sabar," saut Sandi.
"Sandi udah engga sabar tuh om pengen mantap- mantap," sindir Keno menggelakkan tawa semua orang.
"Kalau gitu bulan depan saja kalian nikahnya," ucap Mama Sandi.
"Boleh tuh Mah, kamu gimana, Mega?" tanya Sandi.
"Iya..." Mega menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Wooooo bulan depan gue nikah brooooo...." teriak Sandi kegirangan.
Semua orang tak bisa berhenti tertawa melihat Sandi yang melompat- lompat senang itu.
"Kak Mega selamat ya, akhirnya laku juga," ucap Aira berhambur memeluk Mega.
"Makasih, Ra."
"Semoga bahagia terus, ya. Aku engga nyangka kalo kalian itu saling cinta," ujar Aira melepas pelukannya dan kemudian memeluk Sandi.
"Selamat ya, Kak San, ternyata bisa serius juga tadi. Haha," ucap Aira menggelakkan tawa.
"Gugup banget gue tadi, liat nih tangan gue masih gemeteran takut di tolak sama si Mega," balas Sandi.
"Kalian berdua selamat ya, semoga langgeng sampai tua nanti," ucap Keno.
"Iya, terima kasih. Semoga Pak Keno juga segera nyusul sama kaya kita," goda Sandi.
"Iya Ra, udah sama Keno aja kamu," seru Mega.
Keno dan Aira tersipu malu. Mereka melanjutkan perbincangan tentang pernikahan Mega dan Sandi. Sebelumnya Aira dan Keno sudah berpamitan untuk pulang terlebih dahulu.
Selamat untuk Mega dan Sandi. Persahabatan kalian berubah menjadi cinta. Semoga kalian bahagia dan menua bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Dian Apriani
kaya aku sama suami aku
2021-02-28
0
Elly Mei
sahabat jadi cinta... asyikk kali ya
2020-12-07
0
ℳ𝓇𝓈. ℛ
Jejak💕
2020-09-01
1