Sena setelah puas merokok kembali duduk dan menatap Sani "Sani Sani aku bisa begini hanya karena mu, sungguh anehkan, kita berdua berbeda generasi tapi aku bisa tergila-gila hanya melihat wajahmu yang lugu dan matamu yang sayu seperti sedang menggoda ku saja, apa lagi bibirmu yang kecil namun aku sangat suka, mungkin saat aku sesap akan nikmat "
Sena langsung memukul jidatnya "Sena sadar kenapa kau malah berfikir seperti itu, jangan sampai kau berfikir seperti itu, tidak tidak kau tak boleh memikirkan itu"
Sena langsung keluar dari kamar Sani, aku takut nanti kalau malah kebablasan dan melakukan sesuatu pada Sani jangan sampai dirinya menjadi perusak anak ini jangan, tapi kalau sudah tak kuat apa tidak apa apa ?
**
"Bagaimana Alvaro Arzan tiba-tiba saja pergi begitu saja"
"Sudahlah biarkan dia pergi nanti juga dia akan kembali lagi dia itu terlalu naif sepertinya aku yakin dia mencintai Sani Makanya selalu membelanya"
"Mungkin "
"Segeralah kalian berdua pulang dan Rizky aku titip Bella jangan sampai kau apa-apa kan dia kan antar dia sampai ke rumahnya. Aku tidak mau sampai dia lecet sedikitpun"
"Tapi sayang aku ingin disini "
"Jangan sayang, kau pulang saja kalau ada apa apa aku akan menghubungimu, jadi lebih baik kau pergi ya, "
"Tidak mau sayang "
"Kau ingin aku marah "
"Baiklah baiklah aku akan pulang, aku pulang tak akan ada disini "
Mereka berdua segera pergi dari ruangan Alvaro, dan Alvaro merasa sangat hening sekali tak ada siapa siapa ,hanya dirinya sendiri namun tak lama papihnya datang.
"Jadi bagaimana apakah papih sudah memikirkannya "
"Papih masih memikirkannya kau beri waktu Papih jangan mendesak seperti ini tunggu Sani sampai sembuh baru Papih akan memutuskan semuanya"
"Apakah harus begitu Pih"
"Yah karena Papih harus bertanggung jawab atas kesalah mu, papih tak akan pergi begitu saja sepertimu, karena kesalah mu papih yang bertidak, makannya kau bertanggung jawablah "
Sena langsung membaringkan tubuhnya du sofa tanpa mendengarkan kembali anaknya yang terus saja berbicara, dirinya tadi saat akan pulang baru ingat kalau sang anak sedang dirawat, makannya langsung putar baik dan kemari langsung.
**
"Pagi Saniii "
"Mira kamu ada disini"
"Iya memangnya kau ingin siapa yang ada disini "
"Tidak bukan begitu aku hanya kaget saja tiba-tiba ada kau di sini Mira"
"Baiklah mari aku akan membantumu untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirimu. Setelah itu kita sarapan bersama ya. Mamihku sudah membuatkan sesuatu untukmu jadi kau harus memakannya juga "
"Apa itu tak merepotkan "
"Tentu tidak ayo ayo "
Sani segera bangun dipapah oleh Mira, langsung saja dirinya membersihkan dirinya dibantu oleh Mira dan kembali lagi ketempat tidurnya kembali dibantu oleh Mira.
"Nah sudah selesai sekarang kau makan apa ingin aku suapi "
"Tidak jangan, biar aku melakukannya saja sendiri, ayo kita makan bersama, terimakasih kau dan keluargamu sangat baik padaku "
"Hey hey kau jangan berkata seperti itu, kau temanku, kau sahabatku, ayo kita makan sekarang ya,aku buka dulu "
Sani dan juga Mira segera memakan bekal dari mamihnya Mira, mereka sesekali mengobrol sambil menghabiskan sarapan mereka berdua, rasanya dirinya beruntung mendapatkan Mira teman yang baik dan bisa menerimanya dan tak sama sekali memperdulikan kasta mereka berdua.
**
Bella dan juga Rizki sudah ada disekolah, mereka melihat Arzan hanya melewatinya saja tanpa menyapa mereka berdua "apakah Arzan benar benar akan keluar dari geng kita yang sudah lama kita buat " tanya Bella dengan khawatir
"Entahlah mungkin dia masih marah dengan perkataan Alvaro mungkin saja besok atau seminggu kemudian dia akan kembali lagi pada kita. Sudahlah jangan terlalu banyak dipikirkan yang terpenting sekarang kita harus mengerjakan PR fisika. Apakah kau sudah mengerjakannya? "
" Oh my God aku sama sekali belum mengerjakannya, kan biasannya pr kita dikerjakan oleh Sani, bagaimana ini "
"Yaudah ayo sekarang kita masuk dan kerjain bukannya malah diem di sini aja"
Namun tiba tiba tengggg, suara melengking bell tanda masuk berbunyi " kita akan di hukum Rizki bagaimana ini "
"Kabur saja yu, kita jangan masuk kelas "
"Apakah kau gila yang ada kita malah makin menambah masalah dan tugas Fisika yang banyak itu akan bertambah jangan jangan lebih baik kita masuk sajalah dan dihukum "
"Apakah kau yakin Bell "
"Udah ayo cepetan ah jangan banyak bicara deh ahh masuk keberu bapak kiler datang napa "
Rizky langsung menarik tanggan Bella untuk segera masuk, kalau diam terus disini bisa gawat kan.
Mereka semua duduk dan pak guru datang tanpa banyak bicara lagi dia berkata "kumpulkan pr "
Mereka semua mengumpulkannya kecuali Rizki dan Bella "siapa yang tak mengerjakan pr "
Rizki dan Bella mengacungkan tangannya "keluar dari kelas saya dan bereskan perpustakaan sekarang, beres pelajaran saya semua buku harus ada ditempatnya tertata dengan rapih serta tak ada debu sedikit pun "
Rizki dan Bella hanya mengangguk saja dan pergi keperpustakaan gara gara Sani tak ada, mereka harus dihukum, biasannya Sani yang akan mengerjakan tugas mereka tapi sekarang tak ada.
"Ya ampun seumur umur gue baru kali ini lo bersih bersih perpustakaan gak banget deh ah, gara gara Sani gak ada gini kan jadinya kesel banget, dan lo liat tadi Arzan gak bantuin kita sama sekali "gerutu Rizki
"Ya makannya dia tuh emang bener bener gak mau berteman sama kita lagi, kesel ya Arzan jadi nyebelin "
"Yaudah yu Bell kita beresin ajalah dari pada ditambah hukumannya kan gak sudi aku "
"Aku juga gak sudi kali "
Mereka berdua berlari masuk, membereskan semua buku buku menyapunya mengelap dan sebagainya, sampai pada akhirnya mereka duduk di pojokan dan gos gosan.
"Cape tinggal pel aja yu semanggat Bell "
"Aku udah gak kuat Rizki kamu aja sana aku gak kuat ah capee ahh "
"Yaelah Bell gini amat dah "
Rizki berlari ketempat peralatan dan sudah kembali lagi, tanpa menghiraukan Bella dia mengepel sendirian, lama kalau mengajak Bella yang ada sampai kiamat pun tak akan beres.
"Huff beress, Bell sini "
Bella dengan lunglai menghampiri Rizki dan tersenyum "beres juga ternyata "
Namun tiba tiba saja Bella oleng dan Rizki langsung menangkapnya, Bella malah pingsan lagi "Bella Bella lo kenapa Bell "
Rizki yang panik segera membawa Bella ke uks, saat dijalan kesana dia berpapasan dengan guru Fisika, "pak kami sudah menyelesaikan semuanya, kami sudah mengepel, menyapu , dan lainnya saya permisi Bella pingsan "
"Kenapa bisa " ucap guru Fisika mengikuti langkah Rizki yang masuk uks.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa bukan kamu saja yg mengantarkan pacar kamu?? malah nyuruh temen,Ntar mereka selingkuh,Tau rasa kamu..
2023-04-26
0