Sena sudah membeli semua obat yang diperlukan oleh ayahnya Sani. Saat Sena masuk kedalam gang rumah Sani dia melihat seorang bapak bapak memakai kursi roda akan menuju kearahnya.
Sena segera memberhentikan bapak itu "bapak mau kemana "
"Saya mau cari anak saya "
"Memangnya anaknya kemana pak "
"Saya juga tidak tahu tuan, semalam dia disuruh ibunya untuk membeli makanan, tapi sampai sekarang dia belum pulang juga. Saya sungguh khawatir dengan Sani takut terjadi apa-apa, kata ibunya dia pergi sama laki-laki tapi saya tidak percaya, anak saya tidak mungkin seperti itu sekarang saya akan mencarinya, akan membuktikan kalau anak saya tidak mungkin melakukan itu tidak mungkin pergi bersama laki-laki "
"Anak bapak Sani Zea Amanda "
"Iya benar tuan tau anak saya "
"Begini pak semalam saya kebetulan lewat jalan sini, terus Sani nyebrang dan ada mobil yang kenceng banget dari arah belakang saya nabrak anak bapak "
"Ya allah Sani " ayah Sani langsung menutup wajahnya dan mengudap dadanya "lalu bagaimana dengan anak saya tuan, saya harus cari dia saya harus pergi " sambil menjalankan kursi rodanya.
"Tenang bapak tenang, saya sudah membawa Sani ke rumah sakit, dia sudah siuman dan baik-baik saja saya ke sini mau kasih obat buat bapak, katanya obatnya udah habis kata Sani makannya saya ke sini "
"Ya Allah anak itu sedang celaka masih ingat saja pada ayahnya yang tidak berguna ini, terima kasih tuan terima kasih telah menolong Sani saya sungguh berterimakasih, saya berhutany budi pada tuan, kalau tuan ada saya tidak akan seperti apa Sani, bisa bisa saja mati tanpa Sani "dengan tangan yang menyatu dan air mata yang mengalir deras.
"Jangan seperti itu pak, panggil saya Sena, tak usah berterimakasih pada saya, apa bapak sudah makan "
Ayah Sani mengelengkan kepalannya dan menundukan kepalanya "kalau tak ada Sani tak akan ada yang memasak, saya sungguh kasian dengan anak saya itu, dia itu tulang punggung dikeluarga kami, semenjak saya kecelakaan semuanya menjadi sulit dan Sani yang kena getahnya, seharusnya saya dulu tak usah hidup dan malah menyusahkan anak saya Sani "
"Jangan berkata seperti itu pak, Sani sangat menyayangi bapak jangan berkata yang membuat Sani sedih, mari sekarang kita sarapan setelah itu saya akan memberikan obat pada bapak dan kita kerumah sakit untuk menemui Sani"
"Saya sudah banyak metepotkan nak Sena, "
"Tidak usah sungkan pak, ayo kita makan dulu "
Sena mendorong kursi roda itu dan mencari makanan disekitar rumah Sani, dan ada nasi kuning, akhirnya mereka makan disana dan Sena sama sekali tak keberatan dengan semua itu.
**
Sekarang Mira sedang ada dikantin duduk sendiri tiba tiba saja Alvaro mendekatinya.
"Kemana tuh temen miskin lo "
"Harus gue kasih tahu lo dimana Sani, lo suka ya sama dia makannya suka banget gangguin dia "
"Lo gila ngomong kayak gitu mana mungkin gue suka sama
Anak miskin itu, gue cuman hampa aja gak ada yang gue ganggu"
"Varo udah ayo makan " ajak Arzan
"Yaudah ayo "
Arzan melihat kearah Mira dan kembali berjalan menyusul Alvaro sudah jalan terlebih dahulu.
Alvaro duduk disamping pacarnya Bella, Bella dengan manja memeluk tangan Alvaro.
"Sayang kamu ngapain sih ngobrol sama Mira "
"Gak lagi pengen ngobrol aja, tenang aja aku gak macem macem kok sayang "
"Ok deh, awas jangan mainin aku ya "
"Engga sayang tenang aja tenang "
"Hemm aku percaya sama kamu "
**
Sena mendorong kursi roda itu disepanjangan koridor, dia membuka pintu rawat inap Sani dan Sani saat melihat ayahnya kaget.
"Ayah, apakah ayah sudah minum obat sudah makan "
Ayahnya kembali lagi mengalirkan air matanya "nak jangan fikirkan ayah, lihat dirimu lihat kaki mu ini nak, kenapa bisa terjadi nak kenapa apakah kau melamun "
"Ayah Sani baik baik saja, lihar Sani baik0 ayah gimana udah minum obat kan, Sani gak mau ayah kenapa napa, Sani gak mau kehilangan lagi "
"Ayah sudah minum obat, ayah baik baik saja, tadi nak Sena sudah membelikan obat dan makan juga, kamu beruntung ditolong oleh laki laki baik seperti Sena "
Sani melihat Sena lalu kembali menatap ayahnya kembali, "kenapa makanan mu belum habis, aku sudah menyuruhmu untuk makan kan "
"Om aku sedang tidak mau makan, mulutku rasanya pahit "
Namun Sena mengelengkan kepalanya, membenarkan tempat tidur Sani agar sedikit duduk dan membenahi bantal serta membantu Sani bersandar kembali.
Lalu duduk dan mengambil nasi, menyendoknya dan menyuapi Sani, "buka mulut mu Sani "
Sani mengelengkan kepalanya "nak makan dulu agar cepat sembuh, jangan membuat nak Sena repot, kasian dia "
Sani akhirnya mau membuka mulutnya dan mekannya dengan sedikit malas. Namun Sena tak menyerah dan tak marah, dia terus saja menyuapi Sani sampai tandas tak tersisa.
"Sekarang kau minum obat, jangan membantah lagi "
Sani hanya mengangguk dan mengabil satu persatu obat itu, setelah selesai kembali membenarkan tempat tidur Sani seperti semula.
**
"Sani"' tok tok tok
"Saniii, Sanii "
Pintu terbuka dan menampakan ibu tirinya Sani " Mira, Saninya tidak ada "
"Saninya ke mana tante, kenapa dia tadi gak sekolah aku disuruh pak guru untuk tanyain keadaan Sani, gak biasannya Sani gak masuk sekolah tanpa kabar "
"Saninya kabur sama laki-laki gak tahu kemana, udah capek kayaknya kerja buat keluarganya sendiri makan di kabur, dasar anak gak tau diri "
"Kabur mana mungkin tante gak mungkin Sani kaya gitu, di sekolah aja dia gak punya temen laki-laki mana mungkin bisa kabur "
"Kamu ini kamu kan gak tahu gimana dia di luarnya, Sani itu anak nakal suka keluyuran malem-malem pulang kerja tuh dia gak suka langsung pulang, dia keluyuran dulu sama laki-laki makannya dia sekarang kabur sama laki-laki entah kemana biarinlah semoga mati dia"
"Kok gitu sih tante bicaranya, jangan gitu dong tante, "
"Ada apa ini " tanya Anggita yang baru pulang
"Ini loh Anggi, temennya s Sani gak percaya kalau anak nakal itu kabur sama laki laki, terus aja nanya sama ibu, ibu jadi pusing deh ditanya tanya terus "
"Udah sana pergi, Sani emang gak ada. dia emang kabur sama laki laki, jangan ganggu deh, gak usah cari cari lagi Sani kesini, dia itu udah dikeluarin dari keluarga ini "
Sambil mendorong Mira sampai terjatuh tapi ada yang menahannya.
Mira melihat kearah wajah laki laki itu dan langsung menegakan kembali tubuhnya, kenapa dia bisa ada disini mau apa coba, datang tak di undang kaya jalangkung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments