Terpesona

Sena yang melihat ponselnya berdering melihat dahulu siapa yang menghubunginya ternyata ini bu Sesil, ada apa lagi apa yang diperbuat Alvaro.

"Selamat siang bu Sesil "

"Siang tuan Sena, maaf saya mengganggu waktu tuan, saya ingin membicarakan tentang alvaro yang membuat ulah lagi apakah tuan bisa datang ke sekolah sekarang "

"Ya ampun apalagi yang dia perbuat, apa dia membuli perempuan bernama Sani lagi "

"Iya Tuan malah sekarang lebih parah dia menampar Sani "

"Baiklah saya akan kesana dan saya juga ingin tahu Sani itu yang mana. Saya ingin ketemu dengan dia juga, waktu itu saya tidak sempat bertemu dengan anak itu"

"Baik tuan, nanti Sani akan ada disini "

Sambungan pun terputus, Sena segera bersiap siap dan keluar dari ruanganya. Fatimah yang sedang duduk langsung berdiri dan menunduk hormat kearah Sena "aku akan pergi dulu kesekolah Alvaro, kalau ada apa apa cepat hubungiku, dan jangan sampai ada masalah, dan oh ya bilang pada Gea jangan lupa simpan apa yang aku mau dimejaku "

"Baik Tuan "

Sena segera pergi dengan angkuh dan Fatimah bernafas lega saat tuannya itu pergi "ya allah jantunhku bisa saja jatuh, "

**

Sena turun dari dalam mobil memakai kaca mata hitamnya dan berjalan kedalam sekolah Alvaro, semua murid melihat kearah Sena, bahkan murid murid perempuan sampai terpesona dengan apa yang mereka lihat.

Berwajah tampan dengan badan yang tegap penuh otot, karena Sena membuka jasnya dan hanya memakai kameja dan juga dasi saja. Serta lengan kamejanya di lipat makin menambah ketampanan Sena.

"Siapa itu, wah tampan sekali siapa dia " bisik seorang siswi

"Entalah aku pun tak tau tampan sekali "

Namun Sena sama sekali tak terpengaruh dia hanya fokus kedepan untuk sampai keruang bk.

Setelah ada didepan pintu itu, Sena segera masuk dan disambut oleh bu Sesil "tuan silahkan masuk "

Sena masuk dan duduk berhadapan dengan seorang perempuan yang menundukan kepalanya serta salah satunya sedang mengusap punggung perempuan itu.

Tak lama kemudian datang alvaro yang terengah engah dan duduk disamping papihnya "Papih ngapain disini "

"Kalau kau tak membuat ulah papih tak akan ada disini "

"Pasti ini gara gara perempuan miskin ini kan pih " tunjuk Alvaro pada Sani.

"Alvaro papih tak pernah megajarkan mu untuk tidak sopan pada orang lain "

"Maaf pih "

Varo menurunkan tangannya dan menatap sengit kearah Sani "jadi bagaimana ini bu Sesil apa saya harus membayar yang telah anak saya lakukan "

"Tidak pak, bukan seperti itu, saya disini tidak mau ada pembulian lagi, entah ada masalah apa Varo pada Sani dia selalu saja membulinya, Sani angkat wajahmu "

Sani dengan perlahan mengakat kepalanya, tatapannya langsung bertabrakan dengan kedua bola mata Sena yang berwarna buru kelam dan tajam.

Sena mengakat salah satu alisnya, menatap Sani dari atas sampai bawah lalu kembali bertatapan dengan mata Sani yang berwana coklat muda dan bening.

Sena sama sekali tak melepaskan tatapannya, dia mengamati setiap lekuk tubuh Sani dan melihat wajah mungil yang manis dengan hidung mancung kecilnya, serta mata bulatnya dan bulu mata yang lentik belum lagi alis yang sudah terbentuk dengan bangus, tidak tebal tidak tipis dan jangan lupa bibirnya yang merah dan sedikit penuh.

"Tuan Sena "

Sena langsung memutuskan pandangannya dan menatap bu Sesil "baiklah bu Sesil saya akan memberi pengertian pada Varo, apakah boleh saya bicara berdua dengan Sani "

"Pihh apa apaan sih "

"Sudah diam kamu pergi kemobil sekarang juga, tak ada bantahan "

"Pih aku mau latihan basket "

"Papih bilang masuk kedalam mobil "

Varo yang kesal segera pergi dengan terburu buru "sayangg " panggil Bella.

Namun Varo sama sekali tak mendengarnya dia pergi begitu saja tak mau mendengar siapa pun memanggil namannya.

"Baik tuan, ayo Mira kita keluar dulu "

Bu Sesil menutup pintunya dan meninggalkan Sani berdua dengan Sena.

Sena masih diam terpaku menatap Sani "Kau Sani Zea Amanda "

Sani terbelalak "kau tau nama ku "

"Tentu kenapa tidak aku tau siapa kau, orang tua mu dan dimana kau tinggal "

"Tolong jangan apa-apa kan keluargaku ku, aku janji tidak akan melaporkan lagi anakmu pada Bu Secil ataupun saat bu Sesil akan melaporkannya pada mu tentang Alvaro yang selalu membuliku, aku akan melarangnya tolong jangan lakukan apa apa pada keluargaku "

"Hemm baiklah aku ingin selalu melaporkan apa yang Alvaro lakukan padamu padaku langsung "

Sani yang binggung malah melongo "pada anda tuan "

"Ya padaku, "

"Tidak tidak aku tidak mau, aku tidak mau berurusan lagi dengan Alvaro "

"Apakah kau mempunyai ponsel "

Sani mengelengkan kepalanya dan menundukan kepalanya lagi, Sena langsung mengeluarkan dompetnya dan memberikan satu kartu atm pada Sani.

Sani mendongakan kepalanya "apa ini "

"Kau ambil kartu ini dan beli ponsel yang kau mau "

Sani yang tidak terima langsung menolaknya "maaf tuan saya tidak menerima apa yang tuan beri pada saya, saya tidak suka diberikan sesuatu dengan cuma-cuma, dan saya tak butuh uang tuan untuk membeli ponsel "

"Ayolah jangan menolak, aku tau pasti kau mau, oh ya kau bilang kau tak menerima sesuatu dengan cuma cumakan " Sena makin mendekat dan mendekat sampai sampai Sani tak bisa bergerak.

Dia bersandar ditembok dan Sena langsung membisikan sesuatu "bagaimana kalau kau menjadi simpanaku "

Sani segera mendorong Sena, entah dari mana dia mempunyai kekuata seperti itu "asal tuan tau, aku memang miskin tapi aku tidak akan melakukan pekerjaan yang sangat menjijikan itu, aku tak akan melakukan itu hanya demi uang, jadi tuan cari saja perempuan yang mau menjadi simpanan tuan "

"Apa tuan tidak tau umur, aku ini semurun dengan anak mu, dan aku juga tidak mau jadi orang ketiga, aku bukan perempuan yang haus dengan uang "

Sani segera pergi membuka pintu dan melengos begitu saja, Mira yang khawatir segera mengejar sahabatnya itu.

Sedangkan Sena dia menyeringai dengan apa yang Sani lakukan padanya, menarik juga bocah itu, tungu dulu apa kata katanya yang tadi diucapkan pada ibunya terkabul.

Tapi tidak mungkin dirinya hanyat tertarik saja dengan wajah dan juga badan yang dimiliki Sani, munggil namun mengoda. Baru kali ini dia tertarik kembali pada seorang perempuan setelah 18 tahun lamanya.

"Tuan apa anda tidak apa apa " taya bu Sesil sambil melambai lambaikan tangannya.

"Ya aku baik baik saja, Sani apakah dia yang memegang beasiswa yang aku beri "

"Iya tuan benar, Sani orangnya "

"Baiklah aku ingin kau melakukan sesuatu "

"Apa itu tuan "

"Kau belikan dia belikan dia ponsel dan bilang kalau itu fasilitas dari sekolah, aku akan memberikan uangnya padamu "

"Tapi tuan Sani sedikit sulit kalau menerima barang dengan begitu saja "

"Kau bilang saja, karena nilainya bagus makannya sekolah memberikan ponsel itu untuknya dan jika Alvaro kembali membuat ulah selalu hubungi aku "

"Baik tuan "

Sena keluar dari ruangan itu, dan disebrang sana dia menatap Sani yang duduk sambil melamun melihat kearah lapangan.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Sani manggil papi nya Varo,KAU???!!Gak soan banget,panggil pak kek tuan kek..Duh..Umur kalian jauh beda 17 dan 38 tahun,Adtaga..🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️

2023-04-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pandangan dr mata lelaki dewasa dan pangangan mata anak abege emang jauh beda ya 😅😅😜😜

2023-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Sena dan Alvaro
2 Membuat ulah
3 Terpesona
4 Mengigatnya terus
5 Bertemu kembali
6 Berbohong
7 Sedikit pun tak merasa bersalah
8 Mengamuk
9 Khawatir
10 Membawa ayah
11 Pura pura
12 Ketahuan
13 Ada yang tau
14 Tertangkap
15 Membiarkannga
16 Syarat
17 Masih binggung
18 Menyesal
19 Hukuman
20 Masih binggung
21 Dimarahi
22 Memilih Alvaro
23 Melepaskan
24 Tak tau harus apa
25 Kerja Sana
26 Dilempari telur
27 Teman Baru
28 Makin gelisah
29 Pesan yang banyak
30 Pecat
31 Tau rasa
32 Berantem mulu
33 Menyuruh seseorang
34 Papih disini
35 Tidak buruk
36 Pergi dari rumah
37 Kaburr
38 Makan disana lagi
39 Pura pura
40 Dibantu
41 Kembali bersama
42 Tidak akan pernah
43 Pertengkaran
44 Gak jelas
45 Kesel
46 Hanya membantu orang
47 Tak bisa kemana mana
48 Kalau jadi aku
49 Lumayan
50 Berondong
51 Makanan yang kedua
52 Kembali bertengkar
53 Mengigat masa lalu
54 Kelahiran Alvaro
55 Berjuang tanpa ada hasil
56 Tak bisa bertemu
57 Mendekati kembali sang anak
58 Menjadi ramah
59 Siapa ya dia
60 Bertanya beberapa kali
61 ponsel baru ya
62 Kalian gak tau perasaan gue
63 Menyamar menjadi paman
64 Bersenang senang
65 Ditungguin om
66 Hari minggu
67 Tidak mau pergi
68 Pertengkaran hanya karena uang
69 Malah dibaperin
70 Tak ingin sampai ketahuan
71 Mengenalinya
72 Salah faham berakhir pembullyan
73 Ingin menanyakan sesuatu
74 Salah sangka dan tidak benar
75 Kalau mau ajak berantem gak mau
76 Introgasi kayak pacar aja
77 Tuh kan bener
78 Yah malah kena
79 Gak akan mungkin Mir
80 Siapa kakaknya Gea
81 Gak bisa
82 Masih tentang nama panggilan
83 Malah disindir
84 Ketahuankan
85 Menatap dengan penuh kebencian
86 Sama saja tak diterima
87 Kembali lah
88 Kenapa begini lagi akhirnya
89 Sama sama patah hati
90 Apakah benar ingin berteman
91 Akan memata matai
92 Mulai tak begitu canggung
93 Makan yang banyak
94 Marah marah terus
95 Hanya demi cinta
96 Udah cium pergi
97 Tetap saja tak boleh
98 Kenapa gak bilang
99 Akhirnya ketemu juga
100 Ditungguin dong
101 Bagaimana kalau suka
102 Selalu saja dipertanyakan
103 Bagaimana kalau menjadi masalah
104 Tuh kan bener
105 kesal selalu saja dipermasalahkan
106 Ketemu teman lama
107 Tiba tiba ingat dan khawatir
108 Mengaku juga
109 Baik baik saja
110 Gak usah
111 Hanya ditelfon saja
112 awas saja kau habis
113 Kesel deh ah
114 berpura pura terus
115 Makin kesel gak sih
116 Sudah ada tamu saja
117 Asalkan jangan arzan
118 Hampir saja
119 Mau diajak jalan jalan
120 Makin ketakutan saja
121 Bella marab marah terus
122 Pengen juga
123 Gak akan lepasin
124 Lebih baik aku menjauh
125 Tak diangkat
126 Apakah dia mencintaiku juga
127 Terbongkar semuanya
128 Tetap akan mengejar sampai kapan pun
129 Masih tak sadar diri
130 Mencintai tanpa balasan itu sakit ya
131 Cerita cerita yang berujung sama sama lagi
132 Parah sekali Mira
133 Sonia mulai berulah
134 Soniaaa
135 Bercerita pada Fatimah
136 Akhirnya lega juga
137 Sampai segitunya ya
138 Nekatkan jadinya
139 Mira itu yah
140 Kemanaran mamih Mira
141 Malah dimatiin
142 Takut tiba tiba berubah
143 Diusir juga
144 Ini bukan karena Sani
145 Makan malam menyenangkan
146 Cinta bisa merubah pandangan seseorang
147 Tak semuanya apa yang kita inginkan bisa menjadi milik kita
148 Tak semuanya apa yang kita inginkan bisa menjadi milik kita
149 Kenapa jadi keras kepala
150 Kehilangan jejak
151 Ternyata seperti ini kehidupan Bella
152 Mabuk karena gak tahu
153 Iya aku mencintaimu
154 Jadi baik lagi
155 Pulang bersama
156 Pembicaraan itu kembali
157 Udah berani yah
158 Dilawan baru tahu rasakan
159 Binggung
160 Jadi gimana
161 Jangan berdebat
162 Bella pergi
163 Bella dibawa oleh siapa
164 Senang sekali
165 Mencari keberadaan Bella
166 Jadi kelinci percobaan
167 Sudah di cicipi
168 Penyesalan datang diakhir
169 Mencari Bella lagi
170 Bella yang malang
171 Kematian Bella
172 Masih tidak percaya
173 Sudah takdirnya
174 Diusir
175 Harus memilih yang mana
176 Kedatangan ibu Ariana
177 Meminta untuk bertemu dengan orang tuanya
178 Akan bertemu saja
179 Tak sesuai dengan rencana
180 Hemm seperti itu
181 Rumah sakit
182 Tak rela
183 Terpeleset
184 Saya bukan taksi online
185 Bella
186 Diculik
187 Sonia datang
188 Mungkin tak akan lama lagi
189 Takut
190 Bisakah
191 Pernikahan dan kematian
192 Malah senang
193 Tak bisa selalu ada disampingmu
194 Kemana dia
195 Jangan diamkan dia
196 Kau ini kenapa
197 Makannya jangan buat masalah
198 Lebih baik dilakukan saja
199 Mending makan siang
200 Kena juga
201 Rebutan kue
202 Gagal total
203 Dasar tak tau malu
204 Apa yang akan direncanakan Mira
205 Kena
206 Salah sasaran
207 Akan pergi
208 Gak tahu
209 Kembali datang
210 Apakah akan ketahuan
211 Siapakah dia
212 Tiba tiba
213 Menanyakan sesuatu yang pribadi
214 Keberanian Sonia
215 Ternyata dia biang keroknya
216 Mulai mengingat
217 Mimpi
218 Tak ada hasil
219 Cemburu
220 Masa gak akan sih
221 Untung saja
222 Datang saja
223 Aku sudah kenyang
224 Tau rasa
225 Kok tenang sih
226 Perempuan menyebalkan
227 Kembali berulah
228 Bertemu juga dengan Bella
229 Melepaskan
230 Tante rempong
231 Mulai lagi
232 Satu kampus
233 Gak bisa ketemu
234 Kebenaran yang mengejutkan
235 Bertemu Anggia
236 Akan pergi saja
237 Kita harus bicara
238 Masih tak percaya
239 Perdebatan di pagi hari
240 Datang juga kan
241 Sudah diurus
242 Alhamdullilah
243 Hanya Bella yang bisa
244 Kalau saja menyayanginya
245 Jangan sampai Arzan tahu
246 Tiba tiba kemarahannya hilang
247 Sudah ketahuan
248 Pergi untuk menemuinya
249 Seharusnya pikirin dulu
250 Tenang juga
251 Nanti saja menabung dulu
252 Bisa menerima
253 Tak ada yang memikirkan tentang kebahagian ku
254 aku gak tahu
255 Serba salah
256 Hampir saja ketemu
257 Kedatangan Adi
258 Benar juga
259 Masih tak mau jujur
260 Rencana lagi
261 Perbincangan yang melelahkan
262 Mira mulai berulah lagi
263 Untung saja ada Arzan
264 Bukan Bella saja
265 Akan membalas siapa saja
266 Bahagia melihat itu
267 Menyaksikan
268 Mau juga
269 Kalau belum yakin jangan
270 Bikin kesel
271 Kita hadapi sama sama
272 Kenapa harus bertemu
273 Kita berjuang sama sama
274 Sonia
275 Tamat
Episodes

Updated 275 Episodes

1
Sena dan Alvaro
2
Membuat ulah
3
Terpesona
4
Mengigatnya terus
5
Bertemu kembali
6
Berbohong
7
Sedikit pun tak merasa bersalah
8
Mengamuk
9
Khawatir
10
Membawa ayah
11
Pura pura
12
Ketahuan
13
Ada yang tau
14
Tertangkap
15
Membiarkannga
16
Syarat
17
Masih binggung
18
Menyesal
19
Hukuman
20
Masih binggung
21
Dimarahi
22
Memilih Alvaro
23
Melepaskan
24
Tak tau harus apa
25
Kerja Sana
26
Dilempari telur
27
Teman Baru
28
Makin gelisah
29
Pesan yang banyak
30
Pecat
31
Tau rasa
32
Berantem mulu
33
Menyuruh seseorang
34
Papih disini
35
Tidak buruk
36
Pergi dari rumah
37
Kaburr
38
Makan disana lagi
39
Pura pura
40
Dibantu
41
Kembali bersama
42
Tidak akan pernah
43
Pertengkaran
44
Gak jelas
45
Kesel
46
Hanya membantu orang
47
Tak bisa kemana mana
48
Kalau jadi aku
49
Lumayan
50
Berondong
51
Makanan yang kedua
52
Kembali bertengkar
53
Mengigat masa lalu
54
Kelahiran Alvaro
55
Berjuang tanpa ada hasil
56
Tak bisa bertemu
57
Mendekati kembali sang anak
58
Menjadi ramah
59
Siapa ya dia
60
Bertanya beberapa kali
61
ponsel baru ya
62
Kalian gak tau perasaan gue
63
Menyamar menjadi paman
64
Bersenang senang
65
Ditungguin om
66
Hari minggu
67
Tidak mau pergi
68
Pertengkaran hanya karena uang
69
Malah dibaperin
70
Tak ingin sampai ketahuan
71
Mengenalinya
72
Salah faham berakhir pembullyan
73
Ingin menanyakan sesuatu
74
Salah sangka dan tidak benar
75
Kalau mau ajak berantem gak mau
76
Introgasi kayak pacar aja
77
Tuh kan bener
78
Yah malah kena
79
Gak akan mungkin Mir
80
Siapa kakaknya Gea
81
Gak bisa
82
Masih tentang nama panggilan
83
Malah disindir
84
Ketahuankan
85
Menatap dengan penuh kebencian
86
Sama saja tak diterima
87
Kembali lah
88
Kenapa begini lagi akhirnya
89
Sama sama patah hati
90
Apakah benar ingin berteman
91
Akan memata matai
92
Mulai tak begitu canggung
93
Makan yang banyak
94
Marah marah terus
95
Hanya demi cinta
96
Udah cium pergi
97
Tetap saja tak boleh
98
Kenapa gak bilang
99
Akhirnya ketemu juga
100
Ditungguin dong
101
Bagaimana kalau suka
102
Selalu saja dipertanyakan
103
Bagaimana kalau menjadi masalah
104
Tuh kan bener
105
kesal selalu saja dipermasalahkan
106
Ketemu teman lama
107
Tiba tiba ingat dan khawatir
108
Mengaku juga
109
Baik baik saja
110
Gak usah
111
Hanya ditelfon saja
112
awas saja kau habis
113
Kesel deh ah
114
berpura pura terus
115
Makin kesel gak sih
116
Sudah ada tamu saja
117
Asalkan jangan arzan
118
Hampir saja
119
Mau diajak jalan jalan
120
Makin ketakutan saja
121
Bella marab marah terus
122
Pengen juga
123
Gak akan lepasin
124
Lebih baik aku menjauh
125
Tak diangkat
126
Apakah dia mencintaiku juga
127
Terbongkar semuanya
128
Tetap akan mengejar sampai kapan pun
129
Masih tak sadar diri
130
Mencintai tanpa balasan itu sakit ya
131
Cerita cerita yang berujung sama sama lagi
132
Parah sekali Mira
133
Sonia mulai berulah
134
Soniaaa
135
Bercerita pada Fatimah
136
Akhirnya lega juga
137
Sampai segitunya ya
138
Nekatkan jadinya
139
Mira itu yah
140
Kemanaran mamih Mira
141
Malah dimatiin
142
Takut tiba tiba berubah
143
Diusir juga
144
Ini bukan karena Sani
145
Makan malam menyenangkan
146
Cinta bisa merubah pandangan seseorang
147
Tak semuanya apa yang kita inginkan bisa menjadi milik kita
148
Tak semuanya apa yang kita inginkan bisa menjadi milik kita
149
Kenapa jadi keras kepala
150
Kehilangan jejak
151
Ternyata seperti ini kehidupan Bella
152
Mabuk karena gak tahu
153
Iya aku mencintaimu
154
Jadi baik lagi
155
Pulang bersama
156
Pembicaraan itu kembali
157
Udah berani yah
158
Dilawan baru tahu rasakan
159
Binggung
160
Jadi gimana
161
Jangan berdebat
162
Bella pergi
163
Bella dibawa oleh siapa
164
Senang sekali
165
Mencari keberadaan Bella
166
Jadi kelinci percobaan
167
Sudah di cicipi
168
Penyesalan datang diakhir
169
Mencari Bella lagi
170
Bella yang malang
171
Kematian Bella
172
Masih tidak percaya
173
Sudah takdirnya
174
Diusir
175
Harus memilih yang mana
176
Kedatangan ibu Ariana
177
Meminta untuk bertemu dengan orang tuanya
178
Akan bertemu saja
179
Tak sesuai dengan rencana
180
Hemm seperti itu
181
Rumah sakit
182
Tak rela
183
Terpeleset
184
Saya bukan taksi online
185
Bella
186
Diculik
187
Sonia datang
188
Mungkin tak akan lama lagi
189
Takut
190
Bisakah
191
Pernikahan dan kematian
192
Malah senang
193
Tak bisa selalu ada disampingmu
194
Kemana dia
195
Jangan diamkan dia
196
Kau ini kenapa
197
Makannya jangan buat masalah
198
Lebih baik dilakukan saja
199
Mending makan siang
200
Kena juga
201
Rebutan kue
202
Gagal total
203
Dasar tak tau malu
204
Apa yang akan direncanakan Mira
205
Kena
206
Salah sasaran
207
Akan pergi
208
Gak tahu
209
Kembali datang
210
Apakah akan ketahuan
211
Siapakah dia
212
Tiba tiba
213
Menanyakan sesuatu yang pribadi
214
Keberanian Sonia
215
Ternyata dia biang keroknya
216
Mulai mengingat
217
Mimpi
218
Tak ada hasil
219
Cemburu
220
Masa gak akan sih
221
Untung saja
222
Datang saja
223
Aku sudah kenyang
224
Tau rasa
225
Kok tenang sih
226
Perempuan menyebalkan
227
Kembali berulah
228
Bertemu juga dengan Bella
229
Melepaskan
230
Tante rempong
231
Mulai lagi
232
Satu kampus
233
Gak bisa ketemu
234
Kebenaran yang mengejutkan
235
Bertemu Anggia
236
Akan pergi saja
237
Kita harus bicara
238
Masih tak percaya
239
Perdebatan di pagi hari
240
Datang juga kan
241
Sudah diurus
242
Alhamdullilah
243
Hanya Bella yang bisa
244
Kalau saja menyayanginya
245
Jangan sampai Arzan tahu
246
Tiba tiba kemarahannya hilang
247
Sudah ketahuan
248
Pergi untuk menemuinya
249
Seharusnya pikirin dulu
250
Tenang juga
251
Nanti saja menabung dulu
252
Bisa menerima
253
Tak ada yang memikirkan tentang kebahagian ku
254
aku gak tahu
255
Serba salah
256
Hampir saja ketemu
257
Kedatangan Adi
258
Benar juga
259
Masih tak mau jujur
260
Rencana lagi
261
Perbincangan yang melelahkan
262
Mira mulai berulah lagi
263
Untung saja ada Arzan
264
Bukan Bella saja
265
Akan membalas siapa saja
266
Bahagia melihat itu
267
Menyaksikan
268
Mau juga
269
Kalau belum yakin jangan
270
Bikin kesel
271
Kita hadapi sama sama
272
Kenapa harus bertemu
273
Kita berjuang sama sama
274
Sonia
275
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!