Fatimah jadi ketar ketir gimana coba bosnya malah tidak ada, kenapa menjadi seperti ini, "huff kau harus bisa Fatimah, ya kau harus bisa pasti bisa, tanpa tuan mu kau bisa pasti bisa "
"Fatimah apakah kau baik baik saja berbicara sendiri "
Fatimah langsung membalikan badannya dan memasang wajah sedihnya "ada apa dengan mu "
"Gea bagaimana ini, tuan tak datang kekantor lalu aku harus bagaimana mengurus tander yang tak boleh diwakili sama sekali oleh siapa siapa, namun tuan malah dengan seenaknya tak akan datang apa yang harus aku lakukan apa Gea "
"Lebih baik kau datang dulu saja kesana, dari pada nanti tuan marah. setidaknya kau sudah berusaha kan untuk datang ke sana dan memberi penjelasan pada orang yang disana, cobalah bernegosiasi membuat alasan kalau tuan sedang tidak bisa karena ada sesuatu yang lebih mendesak. Coba kau mendalami karaktermu dalam mengarang sebuah cerita saja "
"Hallo kita sudah tidak sekolah lagi Gea, dan sekarang bukan pelajaran bahasa indonesia yang ditugaskan untuk mengarang bebas "
"Yaudah anggap aja sekarang masih sekolah, dan anggap aja kalau kamu lagi bikin tugas cerita karangan bebas udah gih pergi nanti kamu telat dan kena amuk tuan lagi kalau datengnya gak tepat waktu "
"Yaudah doain ya, semoga aja aku selamat dari bos "
"Iya aku doain, awas ya hati hati "
"Ihh kok gitu "
"Iya iya semangat kerjanya, hati hati dijalannya "
"Makasih Gea "
**
Sani kembali bangun dan dihadapannya sudah ada om om lebih tepatnya ayah Alvaro "om kenapa ada disini "tanya Sani dengan parau
"Saya yang menolong kamu saat ditabrak kemarin. kenapa kau sampai mengamuk tadi pagi dan membuat rumah sakit ini heboh dengan kau yang ingin pergi dari sini apa maumu sebenarnya"
Sani mengigat kejadian semalam, mie ayamnya, dirinya tertabrak namun tidak ingat saat bagian ditabraknya karena begitu cepat.
"Aku harus bekerja dan memberikan Ayah obat, obat Ayahku sudah habis dan aku sekarang harus pergi aku harus memberi obat dan mengurus ayah, memasak dan sekolah juga aku tidak mungkin meninggalkan itu semua" dengan wajah khawatirnya
Wajah Sena tiba tiba saja berubah tak suka " Emangnya tidak ada keluarga lain yang kerja selain dirimu, kau kan masih sekolah dan sekarang kau sedang kecelakaan jadi tidak bisa kemana-mana harus diam di rumah sakit tak boleh pergi ke mana pun"
"Aku ini tulang punggung setelah ayahku lumpuh dia kecelakaan aku yang menggantikannya, aku tidak bisa diam seperti orang lain yang hanya sekolah saja, aku kan kemarin sudah bilang pada Om saat di cafe apa om lupa, aku harus membeli obat untuk ayah "
"Kau diam saja di sini berikan resep obat ayahmu aku akan membelinya dan memberikannya juga pada ayahmu"
"Apa itu tidak akan merepotkanmu, tapi aku janji akan mengganti semua uang yang telah kamu keluarkan untukku aku berjanji kau bisa pegang janjiku "
"Tidak sama sekali merepotkan. Baiklah suatu saat aku akan menagih janjimu itu aku tidak mau dibayar dengan uang"
"Hah emang ada ya hutang tidak dibayar dengan uang"
"Ada contohnya aku tidak mau dibayar dengan uang suatu saat aku akan meminta dan menagih janji mu itu, aku pergi dulu dan kau jangan nekat untuk melepaskan infusan mu lagi dan pergi dari rumah sakit ini ayah mu aku yang akan urus"
Sani hanya mengangguk tak memikirkan apa yang akan Sena minta, tapi yang terpenting sekarang adalah ayahnya bisa membeli obat dan ayahnya bisa sehat kembali, biar pun nyawa nanti yang Sena minta akan dirinya beri.
**
"Varo kemana kau melamun saja " tanya Rizki yang khawatir dengan temannya.
"Aku memikirkan tentang orang yang aku tabrak dan kau tau sekarang papihku sedang mengurus orang yang ditabrak lari, bagaimana kalau itu orangnya "
"Yaudah berartu baguslah, jadi lo gak usah tanggung jawab, kan papih lo udah bawa dia kerumah sakit, secara tidak sengaja "
"Ya tetep aja, gue takut itu orang nuntut gue lagi "
"Udah ah jangan fikirin yang engga engga mendingan sekarang kita masuk kelas sebentar lagi bell nih, dan pelajaran guru kiler, jangan sampai kita dihukum "
Alvaro hanya mengangguk dan mengikuti temannya kekelas, dari tadi pagi dirinya mendiamkan Bella, entahlah mungkin saja sekarang dia sedang marah pada dirinya, biarkan saja lah.
Sedangkan Mira sedang khawatir karena Sani tak kunjung datang kesekolah, kemana sahabatnya itu "Mir kenapa sih muka lo, dari tadi gelisah terus "
"Iya gue lagi tunggu Sani Arzan gak biasannya Sani belun datang, gue tekut terjadi apa apa sama dia "
"Sekhawatir itukah lo sama Sani "
"Ya iyalah gue khawatir, sahabat gue dia itu, kalau misalnya ini terjadi sama lo, gimana misalnya Alvaro nggak ada ataupun teman-teman yang lain pasti lu juga khawatirkan takut mereka ada apa-apa, lo enak sama temen lo bisa komunikasi pakai ponsel, sedangkan Sani dia nggak punya, makanya gue tuh khawatir banget takut terjadi apa-apa sama dia semalam kan dia kerja lembur"
"Kerja ? Sani kerja sejak kapan "
"Dari kelas satu juga dia udah kerja karena ayahnya kecelakaan, jadi dia jadi tulang punggung sedangkan ibu dan kakak tirinya malah diam aja tak membantunya sedikit pun dan semua yang kerjain Sani, makannya dia gak pernah ada waktu buat main sama kita, apa lagi main sama gue pun engga, dia cuman kerja kerja dan kerja buat butuhin kebutuhannya sehari-hari dan membeli obat buat ayahnya juga"
"Gue kira hidup dia nggak semenderita itu gue kok jadi menyesal ya pernah buli dia sama temen-temen gue"
"Nah itu lo sadar kan, udah bilangin sama temen-temen lo itu jangan buliy lagi Sani. Ayo lah dia di sini cuman mau sekolah gak lakuin apa-apa bukan berarti dia miskin bisa kalin injek injek harga dirinya, dia diem bukan berarti gak berani ya "
"Iya iya gue minta maaf nah udah bel duduk duduk nanti guru killer datang malah dimarahi lagi "
Mira mengangguk dengan masih wajah khawatinya, masih takut terjadi apa apa dengan Sani, bahkan bel sudah berbunyi Sani belum datang. "
Guru killer itu tiba tiba datang dan duduk dikursinya, ketua kelas segera memimpin untuk memberi salam.
Dia hanya mengangguk saja dan duduk, mengernyitkan dahinya dan melihat kearah Mira, lebih tepatnya meja Mira dan Sani.
"Mira dimana Sani "
"Sani pak, saya juga gak tau dia belum dateng "
"Yaudah nanti sepulang sekolah kamu cek dia kerumahnya "
"Iya pak "
"Baik kita mulai pelajaran hari ini "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments